"Kalau cuma segini sih belum romantis." ucap Trisha yang sengaja meledek Darrel.
"Kamu lihat saja nanti, saat sampai di tempat makan malamnya kamu pasti akan langsung klepek-klepek karena mempunyai pacar yang amat sangat romantis sepertiku," terang Darrel percaya diri.
"Baiklah, kita lihat seberapa romantisnya pacarku ini," kekeh Trisha.
Mereka akhirnya sampai di depan resort yang tidak jauh, dari tempat mereka melihat sunset tadi. Saat sampai di sana Darrel dan Trisha disambut oleh pelayan yang berjejer sambil membungkukkan setengah badan.
"Apa yang saya perintahkan tadi sudah siap?" tanya Darrel dengan ekspresi yang datar dan dingin, berbeda saat sedang berbicara dengan Trisha yang selalu santai.
"Sudah Tuan, silakan," sahut lelaki yang diperkiraan, kepala pelayan di sana, karena pakaiannya berbeda dari pelayan yang lainnya.
Darrel dan Trisha pun mengikuti pelayan itu ke arah belakang resort itu, saat sedang berjalan Darrel membisikkan sesuatu ke telinga Trisha, hingga membuat wanita itu merinding karena merasakan hembusan napas Darrel di telinganya.
"Jangan terlalu baper ya!" bisik Darrel sambil terkekeh.
Mereka pun akhirnya sampai di belakang resort yang menyajikan pemandangan pantai di malam hari itu, suara deburan ombak terdengar sangat jelas di pendengaran mereka.
Di sana sudah terdapat satu meja bundar yang di atasnya terdapat, lilin dan bunga lily yang disimpan di vas bunga yang ada ditengah meja berukuran sedang itu.
Para pelayan yang mengikuti mereka pun, mulai menggeser ke dua kursi di sana untuk Darrel dan Trisha duduki.
Saat baru saja mereka duduk, terdengar suara dentingan piano dengan nada yang lembut menambah kesan yang romantis di acara makan malam itu.
"Gimana aku romantis 'kan? Apa kamu terharu dengan dinner yang aku siapkan ini?" tanya Darrel menanti sahutan darinya dengan tak sabar.
"Entahlah, apa ini termasuk makan malam romantis?" tanya Trisha pura-pura tidak terkesan.
"Apa kamu tidak pernah melihat film atau baca novel yang romantis sampai kamu tidak tau seperti apa makan malam romantis itu?" tanya Darrel dengan sedikit kesal.
Dia berdecak, karena melihat reaksi pacarnya itu yang tidak sesuai dengan ekspektasinya.
"Aku pernah baca novel dulu waktu masih SMA novel punya teman, tapi ceritanya kebanyakan tentang pernikahan kontrak dan aku bacanya selalu di awal ceritanya saja. Menceritakan tentang lelaki atau perempuan yang tidak saling mencintai jadi tidak ada yang romantis-romantisan kalau nonton film juga jarang."
Mendengar jawaban dari wanita di depannya itu, membuat angan-angan Darrel kalau Trisha akan sama seperti pasangan kekasih lainnya yang akan terharu, saat diajak dinner seperti ini sampai mengeluarkan air mata, jadi buyar.
"Huhh, ya sudah ayo kita makan saja, kita harus segera pulang, nanti kemalaman pulangnya," ucap Darrel pada akhirnya dia akan mulai makan malamnya.
"Terima kasih ya, kamu sudah membuatku merasa bahagia malam ini. Kamu membuatku merasa seperti wanita lainnya, aku bahagia kamu hadir di hidupku memberikan warna baru dalam hidupku," sahut Trisha sambil memegang tangan Darrel yang ada di atas meja.
"Kamu beneran bahagia?" tanya Darrel antusias dan mengenggam balik tangan Trisha.
"Sangat! Aku sangat bahagia." jawab Trisha dengan tersenyum manis.
"Kita makan sekarang ya, sudah malam," ucap Trisha.
Darrel pun menganggukkan kepalanya dengan senyuman yang masih mengembang, dia memberikan udang yang sudah lebih dulu dikupasnya, pada Trisha agar wanita itu tinggal memakannya saja.
"Terima kasih," Trisha tersenyum manis kepada Darrel.
"Sama-sama." Mereka pun memulai makan malamnya dengan ditemani suara deburan ombak dan alunan lembut dari piano.
...*******...
Setelah selesai makan malam romantis ala Darrel itu, mereka pun memutuskan untuk langsung pulang, karena malam semakin larut Darrel mengemudikan mobilnya dengan kecepatan yang lebih cepat.
Selama di perjalanan, Trisha terus menguap dan mengucek matanya, pertanda jika dia sudah mengantuk.
"Kalau ngantuk tidur saja, nanti aku bangunkan saat kita sudah sampai," ucap Darrel yang fokus pada jalanan di depannya.
"Kamu tidak pa-pa gitu kalau aku tinggal tidur?" tanya Trisha dengan mata yang sudah susah untuk dibuka.
"Tidak apa-apa kamu tidur saja," sahut Darrel, Trisha pun mengangguk.
"Baiklah kalau gitu aku tidur ya, nanti bangunin saja saat kita sudah sampai." Kata Trisha sambil mencari posisi yang nyaman untuknya tidur.
Tak lama kemudian, wanita yang memiliki senyuman manis itu pun terlelap dengan helaian rambut yang tertiup angin, hingga menutupi sebagian wajahnya yang cantik meski dengan make-up yang sudah hampir pudar itu.
Saat mobilnya sampai di depan rumah Trisha, Darrel punmenghentikan mobilnya itu. Lalu melepaskan sabuk pengaman dan berbalik ke arah Trisha.
Dia menatap wajah Trisha yang sedang terlelap itu, lalu disingkirkannya helaian rambut yang menutupi sebagian wajah putih itu, secara perlahan agar tidak mengganggu tidur sang empunya
"Aku tidak tau, apa yang akan kamu lakukan nanti saat tau semuanya tentangku, tapi apa pun yang terjadi nanti. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi dari hidupku, aku akan melakukan apa pun agar kamu tetap bertahan di sisiku meski itu tidakla mudah." Darrel mengusap pipi Trisha secara lembut dan hati-hati agar tidak membangun an Trisha.
"Tetaplah di sisiku, meskipun banyak rintangan yang akan kau temui nanti. a
Aku tidak tau akan jadi seperti apa diriku saat kamu pergi dari hidupku nanti."
Darrel mengecup kening Trisha dengan penuh kelembutan, dia tidak ingin mengagetkan pacarnya itu.
Dia kemudian mengalihkan tatapannya ke bibir Trisha, dia benar-benar tidak sabar, ingin mencoba rasa dari objek lembut nan kenyal itu.
"Sepertinya kalau aku mencurinya sekarang, kamu tidak akan sadar ya," gumam Darrel kemudian mencium singkat bibir Trisha yang selalu membuatnya penasaran itu.
"Manis! Kalau kamu tau, bahwa aku telah mencuri ciuman pertamamu ini, aku pasti tidak akan pulang dengan selamat malam ini," gumamnya lagi, sambil terkekeh karena merasa geli dengan kelakuan konyolnya sendiri.
"Kenapa kamu terkekeh seperti itu?"
Suara yang berasal dari Trisha itu, membuat Darrel tersentak karena tidak menyadari kalau Trisha sudah membuka matanya.
"Tidak, lucu saja saat melihatmu tertidur dengan mulut yang terbuka bagaimana kalau ada lalat masuk," alibi Darrel.
Dia merasa lega karena sepertinya, wanita di sampingnya itu, tidak tahu apa yang sudah dia lakukan tadi.
"Bohong, mana ada aku tidur dengan mulut yang terbuka," sanggah Trisha yang tidak percaya dengan perkataan Darrel itu.
"Nyesel tadi tidak aku fotokan, saat kamu tertidur dengan mulut yang terbuka seperti itu, kalau difoto 'kan lumayan buat nakut-nakutin kecoa," sahut Darrel dengan nada yang biasa seperti tidak terjadi apa-apa.
"Masa sih aku tidur dengan mulut terbuka," gumam Trisha yang terdengar oleh Darrel.
Wanita itu memang masih tidak percaya, karena setahunya, dia tidak memiliki riwayat tidur yang aneh selama ini.
"Mau turun atau mau ikut aku pulang ke rumahku nih," ucap Darrel yang sengaja mengalihkan perhatian Trisha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments