Kencan Pertama Setelah Pacaran

Setelah selesai berbicara dengan sahabatnya Darrel pun mendekati meja kerja Trisha, dia berdiri tepat di depan meja wanita yang baru semalam menjadi pacarnya itu.

   "Yuk, kita pulang sekarang," ajak Darrel menatap Trisha yang masih sibuk itu.

  "Aku masih kerja, lagian Pak Romi juga belum pulang," ucap Trisha yang masih fokus pada layar di depannya

  "Aku sudah minta izin untukmu tadi, jadi kamu pulang saja sekarang, dan lanjutkan besok lagi kerjanya." Darrel langsung menarik tangan Trisha untuk bangun dari kursinya.

   Akhirnya mau tak mau Trisha pun mengikuti kemauan Darrel, dia mematikan komputernya terlebih dahulu. Setelah itu mengikuti langkah Darrel di belakangnya.

Selama perjalanan menuju ke lift, Darrel tidak melepaskan genggaman tangannya dengan Trisha, bahkan saat sudah di dalam liftpun pria itu masih menggenggam erat tangan Trisha.

  "Rel, lepaskan dulu tangannya, malu nanti di lihat karyawan lain." Trisha berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Darrel, saat lift hampir sampai.

  "Kenapa harus malu, biarkan saja, jangan pedulikan orang lain," sahut Darrel santai.

  "Iya kamu tidak perduli, tapi aku perduli walau bagaimanapun mereka taunya, kamu itu sahabatnya Pak Romi, mereka pasti mikir yang tidak-tidak kalau lihat kita terlalu dekat," ucap Trisha panjang lebar.

   "Baiklah aku lepasin nih tangannya, puas!" pasrah Darrel dengan tidak rela.

  "Banget, aku cuma tidak mau mereka nyangka aku kerja di sini karena aku dekat sama kamu yang sahabatnya Presdir di sini dan nyangka yang bukan-bukan tentang aku," terang Trisha agar Darrel tidak salah paham dengan maksudnya.

  "Iya aku juga ngerti," ucap Darrel tak lama kemudian lift sampai di lantai dasar, mereka pun keluar bersama dengan Trisha yang mengekor di belakang Darrel.

  Karena Darrel dan Trisha sering bersama untuk masalah pekerjaan, jadi para karyawan di sana sudah tidak aneh lagi melihat kebersamaan mereka itu.

Karyawan di sana mengira kalau Darrel dan Trisha bersama hanya karena pekerjaan saja tidak lebih.

    Trisha menyusul Darrel masuk ke mobilnya dia memasang sabuk pengaman dan duduk dengan nyaman di samping Darrel yang sedang menyetir.

   "Kita mau ke mana?" tanya Trisha kepada Darrel.

    "Kita akan melakukan hal yang biasanya orang lain lakukan saat kencan bersama pacarnya," sahut Darrel.

"Apa kamu memang belum pernah kencan walaupun hanya sekali?" tanya Darrel melihat sekilas ke arah Trisha.

Sementara Trisha hanya menggelengkan kepalanya dia mana pernah kencan. Dulu dia tidak memiliki waktu untuk itu.

   "Aku mau kencan sama siapa, pacar pun tidak pernah punya. Mana ada waktu juga buat mikirin pacaran, aku 'kan sibuk dengan kuliah dan kerja. Saat libur kerja atau libur kuliah, aku sibuk belajar untuk mempertahankan beasiswaku agar tidak hangus, jadi kapan sempatnya untuk pacaran seperti orang lain pada umumnya," tutur Trisha sambil terkekeh.

   "Maka dari itu aku akan membuatmu merasakan bagaimana rasanya kencan dan bagaimana rasanya memiliki pacar, memiliki orang yang spesial di hati mu," ucap Darrel.

   Trisha pun mengangguk. mobil Darrel itu melaju dengan kecepatan yang sedang, Trisha melihat pemandangan hiruk pikuk kota itu saat sore hari.

Semakin lama jalan yang mereka lalui semakin lenggang tidak terlalu banyak kendaraan yang ada di jalan yang mereka lalui.

    "Kita mau ke mana?" tanya Trisha lagi, dia membalikkan tubuhnya ke arah Darrel.

   "Nanti juga kamu akan tau, sekarang kamu duduk saja yang manis, sambil melihat pemandangan di sore hari ini," sahut Darrel lagi.

Trisha pun menurut dia duduk dengan manis sambil melihat pemandangan di sekitarnya lagi, menikmati perjalanannya itu.

   Setelah perjalanan mereka memakan waktu satu jam setenga, Trisha dapat melihat pemandangan pantai dari jarak yang tidak terlalu jauh.

 

   "Kita akan ke pantai?" tanya Trisha dengan antusias.

   "Iya sekarang waktu yang tepat untuk menyaksikan sunset bukan," Jawab Darrel tersenyum.

    "Iya sebentar lagi waktu nya sunset," kata Trisha mengangguk dengan semangat, dia selalu ingin menyaksikan sunset secara dekat dan tidak pernah terkabul.

Akhirnya mobil yang mengantarkan mereka itu pun telah terparkir di pinggir pantai yang cukup indah menurut Trisha.

   "Sekarang turunlah, sebelum terlambat," ajak Darrel yang sudah membukakan pintu mobil dan mengulurkan tangannya kepada Trisha.

   Trisha menerima uluran tangan Darrel itu, lalu turun dari mobil, dia melihat pemandangan di pesisir pantai dengan banyak orang yang sudah duduk santai di pasir untuk menunggu waktu nya sunset.

Darrel membawa kain yang lumayan lebar lalu dia menggelar kain itu di pasir untuk jadi alas duduk mereka.

    "Duduklah setelah sunsetnya selesai kita akan makan malam," pinta Darrel.

Trisha pun mengangguk dan melepaskan sepatu yang tinggi lima senti itu, lalu duduk di kain diikuti oleh Darrel. Mereka terdiam sambil menyaksikan sunset di pantai itu, tanpa sadar Trisha menyenderkan kepalanya dengan nyaman di pundak kokoh Darrel.

   Suasana di pantai itu lumayan ramai oleh orang yang sedang menyaksikan sunset juga, seperti Darrel dan Trisha, mereka ada yang beramai-ramai ada juga yang bersama pasangannya.

   "Kamu tau, dulu aku selalu ke rooftop kampus atau rooftop di tempat kerjaku, saat senggang untuk bisa melihat matahari tenggelam seperti ini." Cerita Trisha sambil fokus pada matahari berwarna jingga di depannya yang hampir terbenam di lautan lepas itu.

    "Kenapa kamu suka dengan sunset, bukannya sunset hadir untuk memberikan kegelapan setelahnya," ucap Darrel.

   "Ya aku tau itu dan aku mengambil sebuah pelajaran dari sunset itu," sahut Trisha masih memfokuskan tatapannya ke depan.

    "Pelajaran apa?" tanya Darrel.

     "Kalau ada filosofi yang mengatakan akan ada pelangi setelah hujan, maka aku pun punya filosofi  tentang sunset itu, akan ada gelap dan dinginnya malam setelah keindahan cahaya dan kehangatan matahari," sahut Trisha menatap Darrel.

   "Artinya?" Tanya Darrel yang juga menatapnya.

   "Akan ada yang namanya kesedihan di balik kebahagiaan, akan ada perpisahan di setiap pertemuan. Jadi syukuri setiap kebahagiaan yang kita rasakan sekarang, sebelum kesedihan itu datang menghampiri kita."

"Hargai pertemuan yang kita alami sebelum perpisahan itu datang dan hanya menyisakan sebuah kenangan, karena meski akan ada kebahagiaan yang lain dan kenangan yang baru, itu tidak akan bisa sama dengan yang sudah berlalu." Trisha menatap lagi ke depannya.

"Seperti datangnya bulan yang tidak mampu menerangi seluruh bumi hanya dengan cahayanya dan tidak bisa menghangatkan seperti matahari menghangatkan bumi ini." Trisha memandang lautan lepas tempat terbenamnya matahari itu senyuman tersungging.

   "Jadi bisa dikatakan juga, hargailah orang yang mencintaimu dan menyayangimu, hargai juga orang yang memberikanmu kebahagiaan dengan tulus saat ini. Sebelum orang itu pergi dan hanya menyisakan sebuah kesedihan dan kenangan setelah perpisahan," jelas Trisha.

    "Aku tidak menyangka kamu punya filosofi seperti itu tentang sunset," ucap Darrel takjub dengan filosofi Trisha.

     "Dan aku ingin itu bukan hanya pendapat semata, tapi aku ingin menjadikan itu sebagai panduan dalam kehidupanku," sahut Trisha.

    "Aku yakin kamu bisa menjadikan itu sebagai panduan dalam hidupmu, oh iya sudah malam, ayo kita makan malam dulu nanti biar pulangnya tidak kemalaman."

Darrel berdiri dan mengulurkan tangannya dan disambut oleh Trisha. Wanita itu berdiri dan memakai sepatunya kembali, sedangkan Darrel mengambil kain yang dipakai alas duduknya tadi dan melipat.

     "Apa kamu sudah merencanakan ini sebelumnya?" tanya Trisha pada Darrel, saat mereka mulai berjalan menuju resort untuk makan malam.

    "Tentu aku ingin kencan pertama kita berkesan biar bisa kita ceritakan nanti kepada anak-anak kita bagaimana romantisnya aku sebagai pacar," ucap Darrel dengan bangga.

    "Kalau cuma segini sih belum romantis," sahut Trisha meledek Darrel.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Darrel sprtnya! buaya darat juga y, Apa Trisya ngk tau kalau Darrel udh punya istri

2025-03-23

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!