"Apa-apaan ini Darrel, kamu masih berhubungan dengan wanita itu," ucap Merry nyelonong masuk keruangan Darrel, di saat Darrel sedang memakan sarapannya.
"Namanya Trisha Ma," sahut Darrel santai sambil memakan sarapannya.
"Darrel apa kamu tidak pernah berpikir, apa yang akan terjadi kalau sampai Zola dan orang tuanya tau, kalau kamu memiliki wanita lain!" teram Merry.
Merry tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara Zola dan Darrel, kehidupan seperti apa yang mereka jalani itu.
"Mereka tidak akan tau kalau Mama dan si tua itu tidak memberitahukannya," sahut Darrel.
"Darrel! Jaga bicara kamu, dia itu papa kamu, kalau tidak ada dia, kamu tidak akan mungkin ada dan jadi seperti ini!" bentak Merry.
"Apa dia pernah menganggapku anaknya? Apa pria itu pernah mau meluangkan waktunya, hanya untuk menemaniku belajar saat aku kecil dulu? Tidak Ma, dia hanya selalu menuntut Darrel untuk menjadi seperti yang dia inginkan, tanpa peduli bagaimana Darrel berusaha untuk mendapatkan hasil sesuai yang dia inginkan."
"Pergilah Ma, jangan khawatirkan Darrel lagi, Darrel akan mengurus hidupku sendiri," ucap Darrel kembali, melanjutkan sarapannya yang tersisa separuh di wadahnya.
"Tapi Rel, kalau kamu masih kukuh ingin terus berhubungan dengan wanita itu, Mama yakin Papa kamu tidak akan tinggal diam."
"Darrel sudah bilang, kalau aku akan lakukan apa pun untuk mempertahankan hubunganku dengan Trisha walaupun harus meninggalkan semuanya Darrel tidak peduli Ma."
"Terus apa yang akan kamu katakan kepada Zola dan keluarganya kalau mereka tau tentang hal ini"
"Darrel akan terus terang kepada Zola secepatnya, Mama tenang saja."
Mendengar ucapan dari Darrel itu, membuat Merry ternganga, bagaimana bisa Darrel berkata dengan begitu santainya, jika dia akan memberitahukan hubungannya itu kepada istri sahnya.
"Mama tidak tau apa yang merasukimu saat ini Rel, tapi mama hanya berharap kamu segera menyadari kalau apa yang kamu lakukan ini salah nak, menjalin cinta dengan wanita lain saat kamu berstatus suami itu tidak bisa dibenarkan, Nak, apa pun alasannya," ucapan Merry memang benar, tapi salahkah dia, jika dia mencintai Trisha dan menginginkan wanita itu ada di sisinya.
"Mama pergi dulu, kamu jagalah kesehatan kamu karena acara ulang tahun perusahaan ini tinggal menghitung hari." Setelah mengatakan itu Merry pun pergi dari ruangan itu.
Merry sedih karena anak semata wayangnya, tidak lagi sama seperti beberapa tahun yang lalu, saat sebelum dia dipaksa untuk menikah dengan Zola.
Darrel masih bisa terbuka kepadanya, masih bisa bersikap layaknya anak kepada ibunya, tapi sekarang Merry merasa Darrel semakin jauh dari jangkauannya.
"Kamu jangan sembarangan bicara lagi kalau sampai karyawan yang mendengarnya bagaimana." Merry menatap tajam Selly, hingga membuat Selly menciut dan hanya menundukkan kepalanya.
"Maafkan saya Nyonya saya tidak akan mengulanginya lagi," sahut Selly.
Setelah itu Merry pergi begitu saja dari sana, karena niat awal dia datang ke sini untuk melihat keadaan Darrel, sambil mencari tahu, apakah Darrel sudah memtuskan hubungannya dengan wanita yang sebenarnya belum dia ketahui seperti apa.
...*****...
Sementara di sisi lain, Romi akhirnya menemukan cara, agar dia tidak perlu mengajak Trisha ke acara ulang tahun perusahaan Darrel itu, dia memanggil Trisha untuk keruangannya.
"Permisi pak," ucap Trisha, saat masuk keruangan Romi.
"Trish, sepertinya kamu sudah lama tidak saya berikan cuti ya?" tanya Romi.
"Iya Pak memang saya sudah lumayan lama tidak cuti," jawab Trisha apa adanya.
"Baiklah kalau begitu empat hari dari sekarang, kamu, saya berikan cuti," ucap Romi.
"Benarkah Pak, saya boleh cuti tiga hari? Tapi bukannya saya harus menemani Bapak ke acara ulang tahun perusahaan pak Darrel ya pak?" tanya Trisha heran karena kemarin Romi bilang, dia dan Rizky harus ikut dengannya ke acara ulang tahun perusahaan Darrel itu, tapi kenapa sekarang dia malah diberikan cuti.
"Kamu tidak perlu ikut karena, sepertinya Rizky pun sudah cukup untuk menemani saya ke acara itu, Kamu sebaiknya pulang dulu saja ke panti, bukankah kamu sudah lama semenjak kerja di sini belum pernah mengunjungi panti lagi," ucap Romi yang memang tahu tentang Trisha yang berasal dari panti.
"Iya kalau begitu, terima kasih pak, saya pasti akan ke panti karena sudah sangat merindukan anak-anak di sana," jawab Trisha dengan tersenyum begitu manis, hingga membuat Romi terpaku beberapa saat.
"Hemmm, sekarang kamu pergilah dan bereskan terlebih dahulu semua pekerjaanmu sebelum cuti," ucap Romi mengalihkan tatapannya ke layar komputer.
"Iya Pak kalau begitu saya permisi Pak, terima kasih untuk cutinya," ucapTrisha.
"Cutinya masih lama ingat itu."Romi tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptop.
"Iya saya tau, tapi saya ingin mengatakan terima kasihnya dari sekarang," sahut Trisha.
"Hemmm terserah, sekarang keluarlah dan lanjutkan pekerjaanmu," Kata Romi.
"Baiklah Pak, permisi," Pamit Trisha hanya di balas deheman dari Romi.
Sebenarnya Romi merasakan perasaan lain saat dia berada di dekat Trisha tapi dia tidak menghiraukan perasaannya itu apalagi sekarang sahabatnya sangat mencintai Trisha jadi dia hanya menekan perasaannya agar tidak sakit hati dan tidak menyakiti sahabatnya.
Trisha tidak berhenti tersenyum saat dia akan cuti beberapa hari dan dia bisa ke panti untuk bertemu dengan anak-anak di panti dan pengurus panti itu yang mengurusnya juga sejak kecil.
"Kenapa kamu Trish, senyum-senyum sendiri seperti itu?" tanya Rizky yang tiba-tiba saja berdiri di depannya dan membuat Trisha kaget.
"Ya ampun pak Rizky ngagetin aja," sahut Trisha sambil mengusap dadanya karena kaget.
"Habisnya kamu kenapa aneh banget senyum-senyum sendiri seperti itu," sahut Rizky heran.
"Heheh saya lagi senang Pak karena tidak lama lagi saya bisa cuti kerja dan bisa melihat adik-adik saya di panti," cerita Trisha kepada Rizky.
"Oh ya kapan kamu cutinya?" tanya Rizky.
"Empat harian lagi pak," jawab Trisha.
Mendengar hal itu, Rizky mengerutkan keningnya dengan heran, bukankah lima harian lagi acara di perusahaan Darrel. Dan Trisha seharusnya ikut.
"Pak kok malah ngelamun sih, mikirin apa hayo!" Trisha membuat lamunan Rizky buyar.
"Tidak ada, selamat ya kamu bisa cuti lumayan lama juga, mudah-mudahan aku juga cepat-cepat di kasih cuti sama Pak Romi," ucap Rizky.
"Aamiin mudah-mudahan Pak Rizky juga bisa dapat cuti ya," sahut Trisha.
"Ya sudah saya mau ke ruangan Pak Romi dulu ya," Pamit Rizky kepada Trisha.
"Iya Pak," Jawab Trisha setelah Rizky masuk ke ruangan Romi Trisha pun duduk di kembali di kursi kerjanya dan melanjutkan pekerjaannya.
...*******...
"Rel, aku sudah melakukan apa yang kamu inginkan," ucap Romi melalui sambungan teleponnya.
"Benarkah, alasan apa yang kamu pakai untuk meyakinkan Trisha?" tanya Darrel.
"Aku memberikannya cuti saat acara itu diadakan dan dia tentu saja senang karena dia sudah lama tidak melihat adik-adiknya di panti," yawab Romi.
"Oh iya baguslah, dia memang sudah lama tidak pulang ke panti untuk melihat adik-adiknya. Dia pasti sangat merindukan ibu pengurus panti itu, bagaimana kamu tau banyak tentang Trisha? Kamu tidak diam-diam menyukainya kan?" tanya Darrel kepada Romi.
"Hey, kamu lupa Trisha adalah bawahanku, jadi aku tau kalau dia sudah lama tidak pulang ke panti, lagian mana mungkin aku menyukainya diam-diam,"elak Romi.
"Baiklah aku tau kamu tidak akan mungkin menyukai pacarku itu," sahut Darrel terkekeh.
"Ya sudah aku mau melanjutkan lagi pekerjaanku dulu," ucap Romi.
"Ya Baiklah terima kasih untuk bantuannya, kamu memang sahabat terbaikku,"ucap Darrel dengan semangat, setelah itu mereka mengakhiri panggilannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments