Hari ini sesuai dengan apa yang diucapkan oleh Romi sebelumnya, jika mulai hari ini Trisha diberikan cuti kerja.
Saat ini wanita itu, sedang bersiap-siap untuk pergi ke panti dengan diantarkan oleh sopir yang sudah Darrel perintahkan untuk mengantarkannya,
Darrel meminta Andi untuk mengantarkannya, sopir yang memang sudah kerja dengannya lebih dari lima tahun itu pun, sengaja dia percayai untuk menjadi sopir Trisha, karena Andi bisa dipercaya.
Trisha sudah selesai membereskan barang-barang yang akan dibawanya, dia membawa beberapa setel pakaian dan juga mainan untuk anak-anak di panti.
Semua itu dia siapkan beberapa hari yang lalu, setelah Romi mengatakan akan memberikannya cuti.
Saat sedang menunggu jemputan datang, ponselnya berdering, siapa lagi yang akan menelpon, selain Darrel— pacar posesifnya, Trisha pun mengangkatnya.
"Iya Rel," sahut Trisha, saat mengangkat telepon itu.
"Kamu sudah siap Trish?" tanya Darrel.
"Sudah, lagi nunggu Andi datang," jawab Trisha.
"Mungkin sebentar lagi sampai, dia sudah berangkat dari tadi kok," sahut Darrel.
"Hemmm iya, kamu sedang di jalan mau ke kantor ya?" tanya Trisha.
"Iya," sahut Darrel singkat membuat Trisha bertanya-tanya ada apa dengan Darrel.
"Rel, kamu sedang ada masalah ya? Suaranya kaya yang tidak bersemangat seperti itu," ucap Trisha.
"Tidak ada apa-apa Trish, aku hanya lelah saja, kamu tau 'kan semalam aku pulang malam dan cuma istirahat sebentar, jadi kurang bersemangat, makanya aku neelpon kamu sekarang, karena setiap dengar suara kamu, aku pasti akan bersemangat kembali," tutur Darrel panjang lebar, membuat seutas senyum hadir di bibir Trisha.
"Mulai deh, gombalnya. Eh itu Andi sudah sampai, aku tutup ya teleponnya, nanti aku hubungi lagi kalau sudah sampai di panti," ucap Trisha.
"Iya, jangan lupa saat sampai langsung kabari aku," sahut Darrel.
"Baiklah bye."
Trisha mematikan sambungan teleponnya, lalu dia keluar dengan membawa tas yang berukuran besar yang berisi pakaian dan mainan untuk anak-anak di sana.
"Biar saya saja yang bawa Non," tawar Andi mengambil alih tas yang dibawa Trisha itu.
"Makasih Ndi," sahut Trisha dengan tersenyum.
Dia pun masuk ke mobil, sementara Andi memasukkan tas Trisha ke bagasi mobilnya terlebih dahulu, setelah itu dia masuk dan mulai menjalankan mobilnya pergi dari rumah Trisha.
Sementara di sisi lain Darrel yang baru saja menutup panggilannya dari Trisha memasukkan kembali ponselnya kedalam saku jasnya.
"Jadi kamu punya wanita simpanan sekarang!" sindir Zola sambil terkekeh.
"Jaga bicara kamu! Dia bukan wanita simpanan." Darrel menatap tajam Zola yang duduk di sampingnya.
Dia tentu saja tidak terima dengan ucapan yang keluar dari wanita yang berstatus istrinya itu.
"Kalau wanita yang menjadi pacar seorang laki-laki yang sudah beristri apa dong panggilannya, kalau bukan wanita simpanan," sahut Zola santai melihat ke jendela mobil.
"Terus kalau wanita yang jelas-jelas sudah bersuami, tapi masih menjalin hubungan dengan pacar masa lalunya, disebut apa juga!" Darrel membalikkan perkataan Zola.
"Entahlah, cinta sejati yang tidak bisa dipisahkan mungkin," sahut Zola dengan santainya.
Setelah itu, tidak ada lagi percakapan di dalam mobil itu, kedua orang yang terpaksa terikat karena sebuah kesepakatan, itu melihat ke arah luar dengan pikiran masing-masing.
... *******...
Trisha telah sampai di depan panti asuhan, dia melihat anak-anak yang akan berangkat ke sekolah dan anak-anak yang masih kecil sedang bermain di halaman. Trisha tersenyum melihat itu, dia mengingat dulu dirinya juga seperti itu.
Menjadi anak yang kurang beruntung karena telah kehilangan orang-tua di saat usianya masih kecil, hingga harus menghabiskan waktunya di panti.
Untung saja, ibu pengurus panti itu begitu baik, dia mengurus anak-anak kurang beruntung itu dengan ikhlas dan tanpa pamrih, menganggap setiap anak di panti itu adalah anak kandungnya. Memberikan kasih sayang yang sama kepada setiap anak tanpa ada yang dibeda-bedakan.
"Andi tolong bawain tasnya ke sana ya," pinta Trisha pada Andi agar membawa tas yang dibawanya masuk ke panti.
"Baik Nona," jawab Andi, kemudian membuka bagasi mobilnya dan mengambil tas Trisha itu.
"Hai anak-anak!" panggil Trisha, kepada anak-anak yang ada di sana.
Saat mendengar panggilan dari Trisha, mereka semua melihat ke arahnya, lalu memanggil Trisha serempak serempak sambil berlari menuju ke arahnya.
Trisha merendahkan badannya dan merentangkan tangan, menyambut anak-anak yang sedang berlari ke arahnya itu, saat sampai, mereka semua pun memeluk Trisha secara bergantian.
Ibu Ayu, pengurus panti yang mendengar keributan di halaman bergegas keluar untuk melihat karena takut anak-anak berkelahi, tapi begitu sampai di pintu, dia tersenyum saat melihat Trisha yang sedang di kelilingi oleh anak-anak.
Trisha yang melihat ibu keduanya di pintu, mulai berjalan ke arah ibunya dengan menggendong seorang anak perempuan yang baru berusia empat tahun.
"Assalamu'alaikum Bu, bagaimana kabar Ibu?" tanya Trisha, sambil mencium tangannya dan memeluk ibunya itu.
"Baik Nak, kamu makin cantik ya, pasti karena sudah kerja di kantoran," ucap Bu Ayu mengusap rambut Trisha dengan sayang.
"Trisha 'kan sudah cantik dari sananya Bu," canda Trisha.
"Iya, kamu memang anak ibu yang paling cantik," sahut Ayu terkekeh lalu mencubit pipi Trisha.
"Pasti sudah punya pacar 'kan sekarang? Hayo siapa nih yang sudah berhasil mendapatkan hati anak ibu ini," ucap Ayu lagi.
Trisha hanya tersenyum, dia merasa malu untuk bercerita pada Ayu, jika saat ini dia dan Darrel sedang menjalin hubungan.
"Kak Trisha, ayo kita main," ajak anak yang tadi digendongnya, sambil menarik tangannya.
"Kakak kaliannya masih cape, dia kan baru sampai, kalian juga kenapa masih di sini cepat berangkat ke sekolah nanti kesiangan," ucap Ayu kepada anak-anak yang sudah pada sekolah.
"Sudah Bu, Trisha tidak cape kok. Ayo kita main dan kalian yang sudah besar sekolah dulu ya," ucap Trisha kepada anak-anak itu.
"Tapi 'kan kita masih kangen sama Kakak,," jawab anak-anak itu dengan serempak.
"Kalian masih punya banyak waktu buat main sama kakak, karena kakak di sininya akan lama. Jadi nanti kalau kalian pulang sekolah, kita akan main bersama dan membuka hadiah yang Kak Trisha bawa ini, barengan gimana?" Trisha membujuk anak-anak itu agar mau berangkat ke sekolah.
"Beneran Kak?" tanya anak-anak.
Trisha pun menganggukkan kepala, akhirnya anak-anak itu, mau berangkat ke sekolah, mereka masih sekolah menengah pertama dan sekolah dasar.
Karena mendengar kalau mereka akan membuka hadiahnya, saat mereka pulang, anak-anak yang sebanyak 12 orang itu pun, mau berangkat ke sekolahnya.
Anak-anak di sana ada 20 orang anak, terdiri dari beberapa usia, ada yang sudah kelas tiga SMP ada yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan ada yang masih berumur 3 tahun 2 tahun, bahkan yang baru setahun pun ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments