Lamaran Darrel

Waktu berlalu terasa begitu cepat, hingga tidak terasa, empat bulan sudah Trisha dan Darrel menjalin hubungan, sebagai sepasang kekasih yang didasari dengan ketidakjujuran di dalamnya itu.

Namun, hubungan antara mereka, dari hari ke hari semakin erat, mereka sama-sama sudah merasa saling bergantung satu sama lainnya.

Trisha yang tidak tahu dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan pria pujaannya itu, sudah mempercayakan hatinya itu sepenuhnya pada Darrel.

    Darrel yang enggan untuk memberitahukan setatusnya kepada Trisha dan wanita itu yang tidak pernah mencari tahu tentang kehidupan kekasihnya.

Trisha terlalu percaya kepada Darrel karena cintanya. Dia tidak tahu kalau cintanya itu akan membuatnya jatuh ke dasar jurang kehancuran dan kekecewaan yang dia sendiri pun, tidak akan sanggup untuk mengobati setiap luka yang dia dapatkan nantinya.

     Wanita yang selalu kalem itu, saat ini sedang berdandan, merias dirinya secantik mungkin. Hari ini rencananya dia akan jalan-jalan dengan kekasihnya.

Trisha tersenyum melihat pantulan dirinya di cermin, semakin hari rasa cintanya kepada Darrel semakin besar, dia merasa sudah ketergantungan dengan kehadiran Darrel di sisinya.

    Saat mendengar suara mobil Darrel, dia bergegas mengambil tasnya dan keluar untuk menemui kekasihnya itu.

Ketika keluar dari rumahnya, dia melihat Darrel yang selalu terlihat tampan menurutnya itu sedang menyandarkan tubuhnya di kap kendaraan beroda empat itu.

     "Cantik banget sih yang mau kencan sama pacarnya," goda Darrel kepada Trisha, hingga membuat pipi wanita itu memerah, seperti kepiting rebus.

"Apaan sih Rel," ucap Trisha, berusaha menyembunyikan wajahnya.

     "Tuh 'kan blushing, makin cantik aja kalau blushing seperti itu," goda Darrel lagi yang semakin membuat Trisha tersipu.

     "Aku tidak jadi pergi nih, kalau kamu terus menggodaku seperti itu," rajuk Trisha yang malah membuat Darrel gemas.

Bagaimana tidak, wanita itu saat ini telah memajukan bibirnya, hingga membuat dia berfantasi liar, ingin mengecap dan mencoba lagi bibir yang dihiasi oleh liptint merah, hingga terlihat manis seperti ceri itu.

     "Oke silakan masuk tuan putri," ucap Darrel membukakan pintu mobil sambil membungkukkan badannya ala sopir.

     Trisha pun langsung masuk ke dalam mobil dan duduk manis di kursi mobil Darrel itu dengan jantung yang terus berdebar, entah kenapa akhir-akhir ini, dia selalu merasa jantungnya berdebar tidak normal.

Tidak seperti biasanya, saat sedang bersama dengan Darrel, apakah sekarang dia sudah benar-benar mencintai Darrel sepenuhnya begitulah pikirnya.

     Trisha tidak banyak bertanya akan ke mana mereka pergi saat ini, dia hanya diam menikmati perjalanan mereka itu, hingga beberapa saat kemudian, Darrel membawa mobilnya masuk ke komplek perumahan elit yang terdapat rumah-rumah yang besar berjejer di sana.

     "Kita mau ke rumah siapa?" tanya Trisha

membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Darrel.

Dia menatap pacarnya itu dengan heran, tapi yang ditatapnya, hanya tersenyum santai, melihat raut penuh tanya itu.

    "Nanti juga kamu akan tau," jawab Darrel yang malah membuatnya semakin penasaran.

     Tak lama kemudian, Darrel membelokkan mobilnya dan masuk ke gerbang yang sudah dibuka oleh satpam yang ada di sana.

      "Yuk turun," ajak Darrel, saat dia sudah menghentikan mobilnya, tepat di depan sebuah rumah yang cukup mewah.

        "Tapi ini rumah siapa dulu?" tanya Trisha yang masih enggan mengikuti Darrel untuk turun dari mobilnya.

       Darrel membuka pintu mobilnya dan mengulurkan tangannya kepada Trisha. "kalau kamu mau tau ini rumah siapa, maka ayo ikut aku masuk ke dalam dan kamu akan tau jawabannya," terang Darrel.

    "Baiklah." Trisha pun menyambut uluran tangan Darrel dan mengikuti langkah pacarnya, memasuki rumah yang sangat besar menurut Trisha.

    Rumah berlantai dua dengan cat berwarna putih dan cream muda itu, terlihat cantik dan elegan, Darrel menggenggam tangan Trisha, dia masuk ke rumah itu dan saat melihat isi di dalam rumah itu.

Trisha membelalakkan matanya, bagaimana tidak, di setiap dinding dan nakas yang ada di ruangan utama yang megah itu, dipenuhi dengan fotonya dan Darrel dari foto yang asal, sampai foto dengan berbagai gaya ada, juga di berbagai tempat yang telah mereka datangi saat kencan selama ini.

     "Ini maksudnya apa Rel?" tanya Trisha yang belum memahami apa yang terjadi itu dan apa maksud dari Darrel membawanya ke sana.

Trisha membalikkan badan, tapi saat dia berbalik, ternyata Darrel sudah bersimpuh di depannya, hingga menghadirkan sebuah kerutan di kening wanita itu.

       "Aku mau kita mengisi setiap sudut rumah ini dengan kenangan kita, bukan hanya dengan foto kita saja. Aku ingin kamu menemaniku, menjalani kehidupan ini dan menemani langkahku di masa depan."

"Maukah kamu menemani aku dan menua bersamaku di rumah ini, menjadikan rumah yang sepi ini riuh dan ramai dengan suara kita dan anak-anak kita kelak, Trisha Gianina, maukah kamu untuk menjadi istriku menjadi ibu dari anak-anakku?" Darrel berbicara panjang lebar dengan kaki yang ditekuk dan cincin di tangannya.

     Trisha menutup mulut dengan kedua tangan, dia tidak menyangka kalau Darrel melamarnya secepat ini, dia juga tidak percaya kalau pria itu akan melakukan hal ini, hal yang tidak pernah terpikirkan olehnya sebelumnya.

      "Apa ini tidak terlalu cepat? Bukankah kita baru saja empat bulan pacaran," ucap Trisha dengan ragu.

       "Justru aku ingin melakukan ini sudah sangat lama, bahkan aku ingin melakukan ini saat dulu aku memintamu untuk menjadi pacarku, tapi aku takut kamu akan langsung menolaknya," ucap Darrel dengan penuh keyakinan.

      "Aku sangat mencintaimu Tris, aku selalu takut kamu akan pergi dari hidupku dan meninggalkan aku, membuat hidupku ini gelap kembali, seperti saat kamu belum hadir di hidupku seperti sekarang, Jadi maukah kamu menemaniku dan selalu memberi warna untuk hidupku lagi," ucap Darrel lagi.

Trisha menatap dalam mata pria itu, mencari tahu sebuah kebenaran dari setiap kata yang terucap dari mulutnya.

Setelah beberapa saat menatap dalam netra yang hitam legam itu, terlihat tegas jika menatap orang lain, tapi selalu lembut dan penuh cinta jika menatapnya.

Nihil, dia sama sekali tidak melihat adanya keraguan dari lawannya itu, dia hanya melihat dengan jelas, keseriusan yang terpancar dari pancaran mata itu.

      "Apa kamu yakin ingin menjadikan aku, sebagai pendamping di hidupmu?" tanya Trisha, berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

       "Sangat yakin!" tegas Darrel dengan yakin, tanpa keraguan sedikit pun.

         "Baiklah, aku harap kamu tidak akan menyesal karena telah memilihku," sahut Trisha.

        "Jadi kamu menerima lamaran aku ini? Kamu mau menikah denganku, berjalan bersamaku, menemani hingga detik terakhirku, di dunia ini?" tanya Darrel meyakinkan Trisha.

Trisha menganggukkan kepalanya, dia dapat melihat binar kebahagiaan, dari wajah pria di depannya itu, dia merasa tidak ada alasan untuknya menolak Darrel.

Dia mencintai pria itu, begitu pun sebaliknya. Jadi tidak ada salahnya, mereka untuk mencoba membawa hubungan mereka itu ke tahap yang lebih serius lagi.

Selain karena mereka saling mencintai, mereka pun sudah cukup matang, untuk melangkah ke jenjang pernikahan, meskipun hingga saat ini, wanita itu belum sepenuhnya tahu akan kehidupan Darrel.

......................

Selamat datang bagi kalian yang sudah menyempatkan diri untuk mampir ke karyaku ini🙏

Semoga kalian suka dan merasa terhibur, cerita ini dibuat untuk sekedar hiburan semata ya, jadi jangan sampai terbawa ke dunia nyata oke😉🥰

     

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Jagan mau Trisha, cari tau dulu sm bos mu Romi, siapa Darrel 🤷‍♂️

2025-03-23

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!