"Iya sih tapi pasti rasanya beda," Kata Darrel.
"Emang aku makanan apa rasanya beda," Kata Trisha terkekeh.
"Iya kamu makanan yang sangat menggoda sehingga membuatku ingin memakanmu secepatnya," Kata Darrel terkekeh.
"Rel sudah dulu ya aku mau siap-siap pulang dulu kasian juga supir kamu kalau harus menunggu terlalu lama," Kata Trisha.
"Iya kamu hati-hati ya pulangnya dan ingat jangan kelayapan lagi kemana-mana harus langsung pulang," Kata Darrel.
"Emang aku biasanya kelayapan kemana orang tiap pulang kerja langsung pulang kok," Protes Trisha.
"Iya iya aku percaya sama kamu, ya udah nanti aku telpon lagi ya aku juga masih ada kerjaan nih," Kata Darrel.
"Iya selamat bekerja lagi, jangan lupa makan malamnya ya," Kata Trisha.
"Iya sayang, kamu juga jangan lupa makan ya," Kata Darrel setelah itu sambungan telepon pun terputus.
Trisha membereskan barang-barangnya setelah itu dia memakai tas selempangnya dan berjalan menuju lift di waktu yang sama Romi pun keluar dari ruang kerja nya.
"Kamu belum pulang Tris?" Tanya Romi.
"Belum pak kerjaan saya baru beres," Jawab Trisha tersenyum.
"Ya sudah ayo kita ke lobby bersama," Kata Romi masuk ke lift di ikuti oleh Trisha.
Rizky tidak ada di kantor karena tadi setelah berbicara di ruangan Romi dia langsung siap-siap keluar kota di tugaskan oleh Romi.
Romi dan Trisha sama-sama tidak mengeluarkan suara, mereka memang jarang bicara kalau tidak ada urusan pekerjaan tidak lama kemudian lift yang membawa mereka pun sampai di lantai dasar Romi keluar duluan di ikuti oleh Trisha.
Para karyawan semuanya menunduk saat Romi melewati mereka, Romi dan Darrel sebenarnya memiliki sikap dan karakter yang hampir sama yaitu tidak mudah akrab dengan orang baru dan tidak banyak bicara kepada orang lain selain kepada orang yang memang dekat dengan mereka.
Mungkin itulah yang membuat mereka bersahabat dari kecil sampai sekarang cuma bedanya Romi tumbuh di keluarga yang sehat yang saling menyayangi berbeda dengan Darrel yang hidup di keluarga broken home.
"Kamu di jemput supirnya Darrel?" Tanya Romi saat dia melihat supir Darrel berada di parkiran.
"Iya Pak," Jawab Trisha sebenarnya dia canggung kesannya seperti dia ini pacar yang manja.
"Pasti dia sedang sibuk mempersiapkan acara ulang tahun perusahaannya jadi tidak sempat jemput kamu," Kata Romi.
"Perusahaan Darrel eh maksud saya Pak Darrel sebentar lagi ngadain acara ulang tahun pak?" Tanya Trisha.
"Iya dan aku yakin kita juga di undang ke acara itu karena biasanya setiap perwakilan dari berbagai divisi juga harus hadir di sana," Jawab Romi.
"Apakah saya harus hadir juga pak," Tanya Trisha.
"Tentu kamu dan Rizky kan punya peranan penting di perusahaan saya jadi kalian harus jadi pendamping saya nanti," Jawab Romi.
"Eummm begitu ya," Trisha mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti.
"Ya sudah kamu pulang lah kasian tuh supir Darrel sudah menunggumu dari tadi," Kata Romi.
"Oh iya Pak, kalau begitu saya permisi pulang dulu pak," Pamit Trisha sambil membungkukkan setengah badan lnya sementara Romi hanya mengangguk.
Trisha berjalan menuju mobil Darrel yang pintu bagian belakang nya sudah di bukakan oleh supir itu.
"Maaf lama nunggunya ya pak," Kata Trisha merasa tidak enak hati.
"Tidak apa-apa nona saya sudah di perintahkan oleh tuan Darrel kalau mulai sekarang saya harus sudah berangkat untuk menjemput nona satu jam lebih awal jadi jadwal nona berangkat atau pulang," Perkataan supir itu membuat Trisha melotot.
"Darrel gila apa masa harus nyuruh orang nunggu satu jam mending pas satu jam aku sudah siap kalau belum berarti supirnya harus menunggu beberapa jam," Omel Trisha dalam hati.
"Tidak perlu seperti itu pak nanti bapak bosen nungguin saya gimana kalau saya minta nomor telepon bapak saja nanti saya telpon deh kalau saya sudah siap apa belumnya," Kata Trisha kepada supir yang sedang fokus pada jalanan.
"Maaf nona tuan melarang saya untuk tidak menyimpan nomor anda atau memberikan nomor saya kepada nona, kata tuan kalau nanti nona ada keperluan mendadak dan membutuhkan saya nona hubungi tuan saja," Jawab supir.
"Si Darrel benar-benar sudah gila masa nyimpen nomor supirnya pun aku tidak boleh sih kalau aku tidak punya nomornya bagaimana mau menghubunginya nanti kalau ada apa-apa sementara aku tidak punya nomor telponnya," Gerutu Trisha dalam hati dia menyilangkan kedua tangannya di dadanya sambil cemberut.
Sementara di kantornya Darrel sedang cekikikan sambil melihat layar laptopnya dia fokus ke laptopnya bukan karena sedang bekerja melainkan sedang melihat Trisha dari layar laptopnya.
Dia sengaja menyimpan kamera canggih yang sangat kecil di kaca spion mobilnya agar dia melihat apa saja yang di lakukan dan yang di katakan oleh Trisha dan supirnya dia tidak mau sampai karena seringnya mereka bertemu hingga mereka terlalu dekat mengingat supir yang di tugas kan olehnya untuk mengantar jemput Trisha masih muda hanya selisih beberapa tahun lebih tua darinya.
Entah pemikiran dari mana itu datangnya yang jelas hanya Darrel saja yang bisa berpikir sampai sejauh itu. Padahal kan supirnya itu juga sudah punya anak dan istri emangnya dia pikir supirnya itu sepertinya apa yang tidak mencintai istrinya dan malah mencintai wanita lain.
"Oh iya pak sepertinya umur bapak belum tua deh, berapa tahun sih umur bapak?" Tanya Trisha.
"Baru mau 35 dua bulan lagi non," Jawab supir itu.
"Oh berarti kurang pantas dong kalau saya manggilnya bapak, gimana kalau saya panggil mas saja, mas kan masih muda," Kata Trisha.
Belum sempat si supir menjawab perkataan Trisha ponselnya berbunyi pertanda ada pesan masuk dan ternyata benar itu pesan dari Darrel yang bilang kalau Trisha tidak boleh memanggilnya mas Darrel mengirim pesan dengan huruf kapital semua pertanda dia kesal.
"Panggil saya Andi saja non jangan panggil Mas saya kurang nyaman," Kata Supir yang ternyata bernama Andi itu setelah mendapat pesan dari Darrel.
"Hemmn baiklah Andi," Kata Trisha.
Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan antara mereka karena Andi memang di larang terlalu banyak mengobrol dengan Trisha sesuai perintah Darrel. tak lama kemudian mobil yang di tumpangi Trisha pun sampai di depan rumah Trisha.
"Terima kasih Di," Kata Trisha saat turun dari mobil.
"Iya sama-sama nona kalau begitu saya harus langsung pergi nona masih ada urusan permisi," Kata Andi langsung menjalankan kembali mobil itu karena dia juga di larang terlalu lama berada di dekat Trisha saat tugasnya sudah selesai.
"Kenapa buru-buru sih baru mau aku tawarin minuman dulu sudah main pergi saja," Gumam Trisha heran dengan sikap Andi dia tidak tahu saja kalau Andi sebenarnya sudah di teror oleh pesan dari Darrel untuk jangan berdekatan terlalu lama dengan Trisha.
Sikap Darrel semakin lama semakin Posesif cintanya kepada Trisha semakin dalam dan mungkin terus bertambah hingga membuat dunianya hanya akan tertuju kepada Trisha.
Trisha langsung masuk ke rumahnya saat dia melihat mobil Darrel semakin menjauh, saat di rumahnya Trisha langsung ke dapur untuk membuat makan malam untuknya.
Satu jam berada di dapur hingga masakannya selesai, setelah selesai Trisha menatanya di meja makan setelah itu dia memutuskan mandi terlebih dahulu karena badannya terasa lengket dengan keringat setelah setelah beraktivitas seharian.
Setelah mandi dan berpakaian Trisha memulai makannya karena perutnya sudah meronta minta di isi.
Saat baru selesai makan dia masuk ke kamarnya dan bertepatan dengan itu ponsel nya berbunyi ternyata itu panggilan dari Darrel mereka mengobrol beberapa saat hingga Trisha sudah merasa matanya begitu berat dan berpamitan kepada Darrel untuk tidur karena benar-benar mengantuk.
"Selamat tidur sayang Have a nice dream," Kata Darrel saat akan menutup telponnya entah kenapa akhir-akhir ini Darrel sering memanggil Trisha dengan panggilan sayang.
"Heemm iya," Kata Trisha karena mengantuk sampai bicara pun singkat.
Darrel mematikan sambungan teleponnya karena dia tahu kalau Trisha pasti kelelahan bekerja seharian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
dasar Darrel gombal gambil terus 🙈
2025-03-23
0