Merindukanmu

Saat Trisha sampai di rumahnya, dia langsung ke dapur. Seperti biasanya dia akan memasak untuk makan malam nanti, wanita itu menyiapkan semua bahan yang diperlukan untuk memasak, dia sedang ingin makan sup iga, jadi dia memutuskan untuk memasaknya saja.

Trisha tidak terlalu banyak masak, dia hanya akan masak dua menu makanan saja untuk makannya, itu pun di sesuaikan dengan porsinya, karena Trisha paling tidak suka membuang-buang makanan, jadi sebisa mungkin dia akan memasak secukupnya saja.

Kurang lebih satu jam, Trisha memasak dan masakannya itu, kini sudah selesai. Dia mandi terlebih dahulu karena lebih nyaman, jika makan saat tubuhnya sudah bersih dan nyaman tidak lengket dan bau keringat.

Saat selesai mandi dan memakai baju santai, Trisha pun langsung ke meja makan untuk mulai makan, tapi saat baru saja dia akan menuangkan nasi ke piringnya, terdengar suara ketukan di pintu depan rumahnya itu.

"Siapa yang bertamu, ganggu orang mau makan saja, padahal 'kan aku sudah lapar!" Gerutunya, dia kemudian bangun dari duduknya dan berjalan menuju pintu yang di ketuk dengan tidak sabaran.

"Darrel, bukankah kamu sibuk kok bisa kesini?" Trisha kaget saat membuka pintu ternyata Darrel yang datang.

"Boleh masuk dulu tidak Trish?" tanya Darrel dengan tersenyum.

"Hmmm masuklah, tapi kenapa kamu ke sini bukannya lagi sibuk ya?"

"Hmmm Trish kamu baru selesai masak ya, wangi banget," ucap Darrel, tanpa menghiraukan pertanyaan dari Trisha itu.

"Iya, baru selesai masak dan akan makan," jawab Trisha berjalan ke dapurnya.

"Kebetulan banget aku sudah lapar," jawab Darrel, tanpa dipersilahkan, dia langsung duduk di meja makan mengikuti Trisha.

"Trish, kamu tau ya kalau aku mau ke sini," ucap Darrel.

"Tidak, aku tidak tau kamu akan ke sini emang kenapa gitu?" tanya Trisha.

"Ini kamu masak makanan kesukaanku, dari mana kamu tau, kalau aku suka sama sup iga," ucap Darrel.

"Tidak, aku tidak tau kamu suka sup iga, aku masak ini karena aku lagi pengen saja," jawab Trisha, dia mulai mengambil nasi dan menuangkannya ke piringnya.

"Sekalian dong Trish," ucap Darrel tersenyum, sambil mengangkat piringnya.

"Banyak maunya, padahal 'kan tinggal ngambil saja," ucap Trisha memutar matanya malas.

"Soalnya kalau kamu yang ngambilin rasanya pasti makin enak," gombal Darrel.

"Gombal, nih makanlah aku sudah lapar," ucap Trisha menyerahkan piring yang sudah berisi nasi dan lauknya kepada Darrel.

"Terima kasih mbak pacar yang cantik," gombal Darrel lagi, membuat Trisha memutar matanya, dia pun makan tanpa menghiraukan gombalan Darrel.

Begitu pun dengan Darrel, dia juga memakan makanannya dengan lahap, menurutnya makanan yang di masak oleh Trisha rasanya pasti enak hingga membuatnya ketagihan untuk makan masakan Trisha.

********

Setelah selesai dengan makan malamnya, mereka duduk di sofa yang ada di depan televisi.

"Jadi kamu kenapa bisa ke sini katanya kamu lagi sibuk banget akhir-akhir ini," ucap Trisha.

"Trish, duduknya bisa lebih dekat lagi tidak?" Tanya Darrel.

"Kenapa?" tanya Trisha kepada Darrel.

"Aku lagi butuh bahu kamu," sahut Darrel.

"Yakin bahu doang," Kata Trisha mengangkat alisnya.

"Kalau boleh semuanya sih, aku pasti senang banget," Canda Darrel.

"Maksudnya?" Trisha tidak paham apa yang di maksud oleh Darrel.

"Tidak ada, ayo sinilah Trish," Kata Darrel sambil menepuk sofa di sampingnya.

Trisha pun menuruti Darrel dia duduk di sofa sebelah Darrel, membiarkan pria itu menyandarkan kepalanya di bahu Trisha, badannya sebenarnya terasa lelah, begitu juga dengan pikirannya.

"Rel, kamu capek ya?" tanya Trisha.

"Iya capek banget selain tubuhku pikiranku juga capek, capek mikirin kamu terus yang tidak mau pergi walaupun hanya untuk sebentar saja,"

"Gombal terus ih." Trisha mencubit pinggang Darrel dengan kesal.

"Kamu tidak percaya sama perkataanku ini."

Darrel mengangkat kepalanya dari bahu Trisha dan menatap Trisha dengan dalam, hingga membuat Trisha salah tingkah.

"Tidak karena aku tau kamu pasti gombal," jawab Trisha, sambil mengalihkan tatapannya dari Darrel.

"Beneran tidak percaya?" tanya Darrel lagi sambil mendekatkan wajahnya dengan wajah Trisha,

"Tidak!"

Trisha terus menghindari Darrel, dia terus menjauhkan wajahnya dari Darrel, hingga tidak sadar kalau saat ini dia sudah merebahkan setengah tubuhnya di sofa itu dan Darrel berada di atasnya.

Untuk beberapa saat, mereka saling menatap satu sama lainnya dan secara naluriah, Darrel terus mengikis jarak antara mereka, hingga tanpa diduga bibir mereka saling menyatu.

Trisha yang menyadari apa yang telah dilakukan oleh Darrel itu, segera mendorong dada Darrel, tapi pria itu tidak bergeser sedikit pun.

Dia berusaha mencium Trisha lebih dalam, hingga beberapa saat kemudian, Trisha pun tidak melawan lagi dan ikut terhanyut dalam permainan yang Darrel lakukan.

Setelah Trisha hampir kehabisan napas, Darrel pun melepaskan tautan bibirnya dia menjauhkan wajahnya, dari Trisha dan mengusap bibir Trisha yang basah dengan jempolnya.

"Aku tidak tahan lihat bibir ini yang seolah selalu menggodaku," ucap Darrel menatap Trisha yang juga menatapnya.

"Itu ciuman pertamaku." Trisha cemberut dengan jantung yang berdegup begitu cepat.

"Iya aku tau," jawab Darrel, dia kemudian menegakkan kembali tubuhnya dan menarik tubuh Trisha agar duduk juga.

*Itu sebenarnya ciuman keduamu Trish, ciuman pertamamu sudah aku dapatkan juga beberapa bulan yang lalu. G*umam Darrel dalam hati.

Dia tersenyum mengingat saat pertama kali dia mencium Trisha di mobilnya, saat Trisha sedang terlelap.

Darrel memeluk pinggang Trisha dan menyandarkan kepala Trisha di dada bidangnya yang kekar itu.

"Trish," Panggil Darrel kepada Trisha.

"Hemmmm," jawab Trisha sambil memejamkan matanya ternyata bersandar di dada Darrel dan mendengar suara detak jantung Darrel yang entah kenapa bisa membuatnya nyaman.

"Kamu harus tetap berada di sisiku meski apa pun yang terjadi nanti, meski seluruh dunia menentang hubungan kita," ucap Darrel, dia memejamkan matanya dan menyimpan dagunya di kepala Trisha.

"Maksudnya apa sih Rel, kenapa bicaranya seperti itu?" tanya Trisha dengan heran.

"Kamu tau Trish, ketakutan terbesarku saat ini, adalah kamu pergi dari hidupku, membawa semua warna di hidupku yang telah kamu berikan padaku," ucap Darrel serius.

"Aku tidak akan pergi darimu asal kamu tidak pernah membohongiku"

DEG ... mendengar ucapan Trisha itu, membuat hati Darrel tercubit.

"Kamu tau Rel kebenaran dan kejujuran itu lebih penting dari apa pun."

Mendengar ucapan Trisha, membuat Darrel hanya terdiam dan memejamkan matanya dengan hati dan perasaan yang tak karuan.

*Bagaimana kalau kamu tau semunya tentang aku Trish, apa kamu akan tetap tinggal di sisiku, atau kamu akan pergi saat itu juga? Aku tidak sanggup, jika kamu pergi Trish*. Gumam Darrel dalam hati dia menghirup napas sedalam-dalamnya.

"Kenapa Rel?" tanya Trisha karena mendengar tarikan napas dari pria itu.

"Tidak ada, aku hanya menghirup aroma sampomu, sangat wangi," sahut Darrel.

"Masa sih perasaan sampoku biasa saja," ucap Trisha heran.

"Entahlah menurutku aromanya berbeda dari yang lain," ucap Darrel.

"Rel kamu pulang gih," ucap Trisha kepada Darrel.

"Aku masih kangen Trish, kok diusir sih," ucap Darrel merajuk.

"Tapi ini sudah malam Rel, kamu mau kita digerebek warga apa." Trisha berdiri dari duduknya.

"Biarin aja, biar kita langsung dinikahkan saat ini juga," sahut Darrel santai.

"Sudah sana, jangan sembarangan bicara." Trisha menarik tangan Darrel, hingga pria itu pun berdiri.

"Iya aku pulang, oh iya Trish. Kata Romi kamu dikasih cuti beberapa hari, kamu mau ke mana saat cuti?" tanya Darrel pura-pura tidak tahu.

"Iya Pak Romi ngasih aku cuti beberapa hari lagi, rencananya sih aku mau ke panti, aku sudah kangen sama ibu dan adik-adikku," sahut Trisha dengan antusias.

"Berapa hari kamu di sana?" Tanya Darrel.

"Aku di kasih cutinya kan tiga hari jadi aku di sana paling dua hari saja," sahut

Trisha.

"Baiklah, nanti aku suruh Andi nganterin kamu dan pulangnya kamu telpon aku, kalau aku bisa jemput pasti aku jemput dan kalau tidak bisa, aku akan suruh Andi lagi buat jemput kamu lagi," ucap Darrel.

"Aku bisa—"

"Aku tidak mau dibantah Trish," potong Darrel yang sudah tahu kalau Trisha akan membantah ucapannya.

"Iya terserah kamu saja," jawab Trisha cemberut.

"Ya udah, aku pulang dulu ya, kamu hati-hati dirumahnya jangan lupa kunci semua pintu dan jendelanya sebelum tidur," ucap Darrel.

"Iya, kamu juga hati-hati di jalannya," ucap Trisha kepada Darrel.

"Selamat malam," ucap Darrel, lalu mencium kening Trisha. setelah itu masuk ke mobilnya.

Trisha melambaikan tangannya kepada Darrel dan tersenyum, setelah mobil itu tidak terlihat lagi, dia pun masuk dan mengunci pintu, setelah itu pergi ke kamarnya untuk tidur.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!