Akan Memperjuangkan

"Aku mau makan yang sudah kamu gigit itu, biar kita seperti ciuman secara tidak langsung. Anggap saja itu sebagai morning kiss atau kamu mau ngasih aku yang aslinya." Darrel mengerlingkan sebelah matanya nakal, menggoda pacarnya.

  "Ngeres saja pikiranmu itu." Trisha memukul pundak Darrel, hingga si empunya sedikit meringis.

Namun kemudian, dia mengikuti keinginan Darrel dengan menyuapi sandwich yang sebelumnya telah digigit olehnya itu.

Setelah sandwich itu habis,Trisha mengeluarkan alat make-up yang ada di dalam tasnya karena saat di rumahnya tadi, wanita itu belum sempat dandan.

Pagi tadi dia memang bangun kesiangan jadi dia tidak sempat memoles wajahnya itu. Tidak mungkin juga dia bekerja dengan wajah yang pucat dan polos tanpa make-up sedikit pun.

  "Jangan warna itu, itu terlalu mencolok." Komentar Darrel saat Trisha memakai lipstik yang berwarna merah menyala.

  "Masa sih, perasaan kemarin-kemarin aku juga sering pakai lipstik warna ini dan kamu tidak pernah komentar," tutur Trisha sambil melihat wajahnya di cermin kecil yang selalu dibawanya.

  "Mulai dari sekarang tidak boleh pakai lipstik yang warnanya terlalu mencolok, karena kamu tidak cocok memakai warna seperti itu," terang Darrel.

Padahal bukan itu alasannya, dia hanya tidak mau saat lelaki lain melihat bibir Trisha yang memakai lipstik yang mencolok, akan membuat mereka berimajinasi liar tentang bibirnya itu.

  "Baiklah kalau begitu aku ganti saja dengan warna lain." Trisha pun mulai menghapus lipstiknya dengan tisu basah dan mengganti dengan lipstik warna nude.

"Kalau warna ini gimana.?" tanya Trisha sambil mengecapkan bibirnya sambil melihat cermin kecilnya.

  "Cantik, warna itu lebih pas untuk mu, apalagi kalau aku bisa mencobanya," sahut Darrel yang hanya pokus pada bibir Trisha dengan imanjinasi liarnya.

  "Maksudnya kamu mau mencoba memakai lipstik ini gitu, kamu 'kan lelaki masa mau pakai lipstik dasar aneh." Trisha tidak paham perkataan Darrel yang sebenarnya, entah memang dia itu polos atau bodoh Darrel sendiri tidak tahu.

   "Bukan mencoba lipstiknya tapi yang diPakaikan lipstik itu, aku ingin mencobanya," Jelas Darrel yang membuat Trisha akhirnya paham dengan maksud dari ucapannya itu.

TUKK ... tanpa aba-aba Trisha menjitak kening Darrel sehingga membuat Darel meringis karena jitakan itu lumayan keras.

"Awww! Sakit Tris, belum apa-apa kamu sudah KDRT, gimana kalau nanti kita sudah nikah kayaknya aku bakalan babak belur terus!" decak Darrel sambil mengusap keningnya yang lumayan berdenyut.

   "Biarin, biar otak kamu bersih dari hal-hal yang negatif, lagian pagi-pagi sudah ngeres aja tuh pikirannya." Trisha menimpalinya dengan santai.

"Aku turun dulu ya," pamit Trisha sambil membuka pintu mobil. Tapi tiba-tiba saja tangannya ditarik oleh Darrel.

   CUP... Darrel langsung mencium keningnya tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dari si empunya. Mendapat hal itu dari Darrel membuat jantung Trisha berdebar hingga membuat pipinya terasa panas.

Wanita itu bahkan tidak berani mengangkat wajahnya dia hanya menundukkan kepalanya malu

   "Turunlah nanti pulang kerjanya aku jemput lagi, kita akan kencan pertama setelah pacaran," ucap Darrel mengusap lembut ujung kepala Trisha.

Trisha hanya menganggukkan kepalanya dan turun dari mobil. Dia langsung masuk ke dalam kantor tempat kerjanya dia menjadi salah tingkah setelah mendapat ciuman kening dari Darel.

Begitu sampai di meja kerjanya yang terletak di depan ruangan bossnya, dia duduk dan melupakan sejenak kejadian tadi dan fokus dulu pada pekerjaannya, agar dia tidak mendapat SP dari atasannya.

...******...

   Sore harinya sesuai dengan yang dikatakan Darrel, dia menjemput Trisha di kantor sahabatnya. Tapi sebelum pulang, Darrel menemui sahabatnya terlebih dahulu di ruangannya.

Saat melewati meja sekertaris sahabatnya, yaitu meja Trisha, dia menghentikan langkahnya itu tepat di depan meja Trisha.

   "Ekhemmm! serius banget sih kerjanya." Suara Drrel mengagetkan Trisha yang sedang fokus dengan layar komputernya.

  "Eh Pak Darrel, mau bertemu dengan Pak Romi ya?" tanya Trisha dengan bahasa formal karena ini adalah tempat kerjanya dan Darrel adalah sahabat atasannya.

  "Kenapa formal gitu bicaranya di sini kan tidak ada orang lain," ucap Darrel yang tak suka.

  "Ini adalah tempat kerja saya dan Pak Darrel adalah sahabat atasan saya." Jawab Trisha apa adanya.

  "Baiklah terserah, Rominya ada kan?" tanya Darrel.

  "Ada Pak, silakan masuk saja," kata Trisha.

Dia pun mengangguk dan masuk ke ruangan itu untuk bertemu dengan sahabatnya, sebelumnya dia sudah menghubungi sahabatnya itu sebelum datang,

Darrel langsung membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu, lalu duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

  "Cepat juga kamu nyampenya, perasaan kamu belum lama hubungi aku kalau kamu mau ke sini," ucap Romi berdiri dari kursinya dan menyusul Darrel duduk di sofa.

  "Tadi aku nelepon kamu saat sudah di jalan menuju kesini," sahut Darrel.

Dia menyandarkan punggungnya di sofa dan menyilangkan kakinya iti, seutas senyum kemudian tersungging dari bibirnya itu, Romi yang melihat hal itu langsung tau arti senyuman itu.

  "Kamu serius mau menjalin hubungan dengan Trisha?" tanya Romi dengan serius. Darrel pun menganggukkan kepalanya yakin.

  "Bukan mau tapi sudah, baru kemarin kita resmi pacaran," jawab Darrel santai.

  "Kamu gak mikirin bagaimana reaksi orang-tuamu dan Zola nanti kalau mereka tau tentang hal ini." Romi berusaha mengingatkannya, tentang statusnya itu.

  "Aku tidak perduli lagi tentang itu, aku sudah lelah menuruti semua keinginan dan larangan mereka. Aku juga ingin bebas menjalani kehidupanku," sahut Darrel santai.

  "Tapi bagaimana kalau keputusanmu ini malah akan membuat Trisha dalam masalah seperti dulu lagi, saat kamu memutuskan untuk memperjuangkan dia," ucap Romi mengingatkannya tentang masa lalu.

  "Aku tidak akan membiarkan Trisha bernasib sama, aku akui dulu aku masih lemah sehingga tidak bisa menjaganya dengan baik, tapi sekarang tidak lagi, aku akan berusaha menjaga Trisha meski harus mengorbankan banyak hal," sahut Darrel dengan yakin.

  "Aku hanya bisa berharap kamu bisa menanganinya dengan baik nantinya dan bisa bahagia dengan orang yang kamu cintai dan mencintaimu," ucap Romi menepuk pundak Darrel sebagai dukungan untuk untuk Darrel.

  "Baiklah aku akan pergi sekarang, pacarku sudah menunggu untuk kencan pertama kami." Darrel tersenyum dan langsung berdiri, lalu mulai melangkah keluar dari ruangan itu.

  "Hati-hati banyak mata yang selalu mengawasimu," ucap Romi saat Darrel akan membuka pintu.

Darrel kembali menghentikan geraknya, berbalik menatap sahabatnya itu, lalu tersenyum dengan menganggukkan kepalanya.

  "Aku tidak perduli, kamu juga jangan khawatirkan masalah itu, kita lihat saja sekarang, siapa yang akan menang ambisi mereka atau ambisiku," sahut Darrel dengan santai tanpa beban.

Dia kemudian membuka pintu dan keluar dari sana untuk menemui Trisha yang ternyata masih sibuk dengan komputernya.

 

 

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Awal. cerita yg menarik kasihan juga zola y

2025-03-23

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!