Possesive Man

Possesive Man

part 1

"Mom," teriak seorang gadis yang baru pulang dari sekolahnya dengan raut yang amat bahagia.

Bagaimana tidak senang karena akhirnya sekolah libur dan dia mendapat 10 besar serta sudah dijanjikan untuk berlibur oleh mommy nya.

"Jangan berlari sayang, nanti kamu terjatuh," tegur Sania pada putrinya itu sedangkan Intan hanya menyengir saja.

"Aku sudah akan kelas 12 mom aku senang sekali setelah itu aku akan kuliah. Aku ingin jadi dokter," ucap Intan dengan senyum yang sangat lebar saat mengatakan tentang cita-citanya itu.

Sania tersenyum mendengar itu, walaupun dia sedikit khawatir tidak sanggup nantinya membiayai kuliah sang putri apalagi kuliah kedokteran itu terbilang mahal Karena sekarang hanya ada dirinya yang menjadi orang tua gadis itu.

Suaminya sudah lama tiada saat putrinya baru 2 tahun.

Sania selalu semangat untuk mencari rupiah untuk masa depan anaknya tersebut. Sania menjual kue ulang tahun dan berbagai kue lainnya dan bersyukur nya Sania bisa menghidupi Intan dari sana tanpa membiarkan putrinya merasa kekurangan.

"Akan mommy usahakan agar kamu bisa kuliah heum tapi kamu juga harus semangat belajarnya oke," ucap Sania mengusap pucuk kepala Intan.

"Siap kapten," ucap Intan sambil menghormat membuat keduanya terkekeh.

"Nah sekarang bersiap-siap lah, seperti janji mom kita akan berlibur beberapa hari ke Lombok," lanjut Sania.

"Yeay, aku tidak sabar mom, aku senang sekali, mom yang paling terbaik," girang Intan lalu mengecup kedua pipi Sania. Intan memang sangat menyukai semua tentang air, pantai dan laut.

Intan berlari kedalam kamarnya dan Sania menatap kepergian putrinya yang amat senang itu. Bukan karena dia banyak uang hanya saja dia ingin sesekali membuat putrinya itu senang untung saja dia memiliki simpanan uang dan lagipula mereka memang jarang berlibur itu sebabnya Intan begitu antusias.

***

"Sudah puas melihat pemandangan nya sayang," ucap Sania yang melihat Intan melihat ke luar dari kamar tempat mereka menginap.

Mereka akhirnya sampai di Lombok setelah beberapa jam perjalanan.

"Mom ayo kesana," ajak Intan.

"Astaga sayang, kau sangat tidak sabaran," ucap Sania terkekeh.

"Ayolah mom aku ingin melihat sunset pasti sangat indah," Rajuk Intan.

"Baiklah, bereskan barang-barang mu dulu atau kita tidak akan kesana," tegas Sania yang langsung dituruti oleh Intan dan mengerjakan nya begitu cepat karena memang benar yang dikatakan oleh Sania bahwa dia sudah tidak sabar.

Hingga akhirnya kini mereka sudah berada pulau Gili yang memiliki hamparan pasir putih yang panjang.

"Wahh keren," ucap Intan melihat pesona pantai yang sangat indah itu.

"Mom aku juga ingin bersepeda seperti mereka," kata Intan saat melihat beberapa orang yang bersepeda.

Sania amat senang begitu melihat putrinya yang tidak berhenti tersenyum saat mengayuh sepedanya.

Hingga mereka lelah dan kini keduanya duduk dipinggir pantai melihat cahaya rembulan dari pinggir pantai.

"Sudah cukup sayang, udara akan semakin dingin besok kita kesini lagi oke," ucap Sania dan dengan berat hati Intan mengangguk.

"Kamu duluan ya sayang, kamu masih ingat jalan kan," ucap Sania yang melihat ponselnya berdering dan menyuruh Intan pergi terlebih dahulu.

"Oke mom," ucap Intan beranjak dan menuju kamar.

Selepas mengangkat telepon nya Sania tidak sengaja menabrak seseorang hingga minuman yang dipegang pria itu tumpah ke kemeja putih miliknya.

"Maaf, maafkan saya tuan," sesal Sania yang tidak memperhatikan jalan dan merasa bersalah melihat kini baju milik pria itu menjadi kotor karena ulahnya.

Pria itu menatap intens ke arah Sania tanpa berkata apa-apa. Dia sibuk memperhatikan wajah Sania yang tengah panik.

"Biar saya bersihkan , maafkan saya tuan ," ucap Sania merogoh tas selempang nya dan mengeluarkan sapu tangan.

Saat hendak mengelap baju pria itu tangan Sania ditahan dengan pandangan tajam dari pria tersebut.

"Kau harus bertanggung jawab, baju saya adalah baju mahal," ucap pria itu.

"Sombong sekali," lirih Sania pelan.

Pria itu mengangkat alisnya. " itu bukan kesombongan itu memang kenyataannya," ucap pria itu tidak terima.

"Lalu sekarang tuan ingin apa?" tanya Sania.

"Jangan memanggilku tuan namaku Fathan, dan kau harus mengganti kemeja ku dengan kemeja yang sama, " ucap Fathan karena itu kemeja kesayangan nya.

Mata Sania melotot kaget, hanya dengan melihat baju yang dipake Fathan dia sudah tau itu mahal dan dia tak mungkin bisa membayarnya.

Melihat kekhawatiran dari wanita didepannya Fathan tersenyum miring.

Dapat kau. batin Fathan

"Aku ada penawaran, bagaimana jika kamu menjadi asisten untukku selama 3 bulan," Ucap Fathan sambil menjilat bibirnya yang kering.

"Apa? itu terlalu lama." protes Sania

"Benarkah! padahal sebenernya itu masih sangat kurang mengingat baju yang kau basahi sangat mahal." sindir Fathan.

Sania menghembuskan napasnya kasar. Dia terpaksa harus menyetujui nya karena dia memang tak memiliki banyak uang untuk mengganti baju tersebut.

"Baiklah," pasrah Sania yang membuat Fathan tersenyum mendengar nya.

"Kamu bisa mulai sekarang, ayo ikut denganku," ucap Fathan berjalan terlebih dahulu.

***

"Astaga," lirih Sania sesudah dirinya sampai di kamar Fathan. Sania menghela nafas melihat betapa berantakan nya kamar tersebut.

Baju yang bertebaran kesana kemari serta selimut dan bantal yang berserakan di lantai membuat Sania mengusap dadanya.

Sania sangat tidak suka dengan pemandangan ini sebab Sania tipe orang yang rapi.

Tanpa disuruh Sania membereskan kamar tersebut sambil mendumel.

"Ini kenapa ditaruh Disini sih"

"Astaga ini juga, handuknya masih basah tapi kenapa ditaruh di kasur," dumel Sania.

Sedangkan Fathan dia berdiri dengan santai sambil melipat kedua tangannya sambil tersenyum melihat Sania.

"Kau seperti istri yang sedang memarahi suaminya. Dan saya suka," ucap Fathan tersenyum tipis tanpa mengalihkan pandangannya dari Sania.

Sania mendelikkan matanya mendengar ucapan Fathan yang terdengar geli ditelinga nya. Sania kembali fokus Sambil kembali mendumel namun tetap membereskan kamar Fathan.

"Lucu," gumam Fathan.

Setelah beberapa saat Sania sudah membereskan kamar Fathan dengan Fathan yang tetap berdiri disana tanpa membantunya.

"Sudah selesai, apa sekarang saya sudah boleh pulang pasti anak saya sudah menunggu," Ucap Sania untung saja dirinya menyempatkan dirinya mengirim pesan kepada putrinya sebelum ke tempat Fathan.

"Kamu sudah memiliki suami?" Ucap Fathan yang terdengar sedikit kecewa.

Mata Sania berubah sendu. " Ya, tapi sudah lama meninggal,"

"Maaf, saya tidak tau," sesal Fathan namun juga senang mendengar nya. Jadi dia masih memiliki kesempatan bukan.

"Tidak papa, saya pamit pulang," ucap Sania undur diri.

"Tunggu sebentar, biar saya antar Nyonya?"

"Sania," balas Sania.

"Sania? nama yang indah," ucap Fathan.

"Mom!"

"Hey sayang," ucap Sania sembari memeluk Intan.

"Mengapa lama sekali," rengek Intan lalu mengintip pria yang berada dibelakang Sania.

"Apa dia anakmu?" tanya Fathan yang dijawab anggukan oleh Sania.

"Om ini yang membuat mom pulang lama ya, " Ucap Intan dengan nada yang tak bersahabat namun justru hal itu lucu di mata Fathan.

"Maafin om, tapi Mommy mu sedang bekerja dengan om," balas Fathan.

"Benar begitu mom?"

"Iya, mom bekerja dengan nya," balas Sania.

"Oh begitu, om mau mampir," ajak Intan.

Sania menyela. " Tidak bisa, ini sudah malam om Fathan masih ada pekerjaan kan,"

"Tidak, om tidak punya pekerjaan lain kok," ucap Fathan lalu menyelonong masuk diikuti oleh Intan.

TBC

Episodes
1 part 1
2 part 2
3 part 3
4 part 4
5 part 5
6 part 6
7 part 7
8 part 8
9 part 9
10 part 10
11 part 11
12 Part 12
13 part 13
14 part 14
15 part 15
16 part 16
17 Part 17
18 part 18
19 part 19
20 part 20
21 part 21
22 part 22
23 part 23
24 part 24
25 part 25
26 part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 part 29
30 Part 30
31 part 31
32 Part 32
33 part 33
34 part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 part 40
41 part 41
42 part 42
43 part 43
44 part 44
45 Part 45
46 part 46
47 Part 47
48 part 48
49 Part 49
50 part 50
51 Part 51
52 part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 75
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 85
85 part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 110
110 Part 111
111 Part 112
112 part 113
113 Part 114
114 Part 115
115 Part 116
116 part 117
117 part 118
118 part 119
119 Part 120
120 Part 121
121 Part 122
122 part 123
123 part 124
124 part 125
125 part 126
126 part 123
127 part 124
128 Part 125
129 Part 126
130 Part 127
131 Part 127
132 part 127
133 Part 28
134 Part 129
135 Part 130
136 Part 131
137 Part 125
138 Part 132
139 Part 133
140 Part 134
141 Part 134
142 Part 135
143 Part 136
144 Part 137
145 Part 139
146 Part 140
147 Part 141
148 Part 142
149 Part 143
150 Part 144
151 Part 146
Episodes

Updated 151 Episodes

1
part 1
2
part 2
3
part 3
4
part 4
5
part 5
6
part 6
7
part 7
8
part 8
9
part 9
10
part 10
11
part 11
12
Part 12
13
part 13
14
part 14
15
part 15
16
part 16
17
Part 17
18
part 18
19
part 19
20
part 20
21
part 21
22
part 22
23
part 23
24
part 24
25
part 25
26
part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
part 29
30
Part 30
31
part 31
32
Part 32
33
part 33
34
part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
part 40
41
part 41
42
part 42
43
part 43
44
part 44
45
Part 45
46
part 46
47
Part 47
48
part 48
49
Part 49
50
part 50
51
Part 51
52
part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 75
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 85
85
part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 110
110
Part 111
111
Part 112
112
part 113
113
Part 114
114
Part 115
115
Part 116
116
part 117
117
part 118
118
part 119
119
Part 120
120
Part 121
121
Part 122
122
part 123
123
part 124
124
part 125
125
part 126
126
part 123
127
part 124
128
Part 125
129
Part 126
130
Part 127
131
Part 127
132
part 127
133
Part 28
134
Part 129
135
Part 130
136
Part 131
137
Part 125
138
Part 132
139
Part 133
140
Part 134
141
Part 134
142
Part 135
143
Part 136
144
Part 137
145
Part 139
146
Part 140
147
Part 141
148
Part 142
149
Part 143
150
Part 144
151
Part 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!