"Udah kelar masalah kamu sama Steven?" tanya Jessie.
Kini mereka tengah menunggu Steven mengambil kendaraan diparkiran.
"Udah dong," girang Ayyara tersenyum.
"Baguslah," ucap Jessie.
"Eh Ntan, kamu bareng pulang bareng Mark kah," ucap Jesie.
"Pastilah Jes, biasanya juga gitu," ucap Ayyara.
"Gak, aku bareng bang Athan," jawab Intan.
"Bang Athan, siapa tuh,"
Jessie memandang Intan curiga. "Kamu punya pacar ya Ntan parah gak kasih tau, kata nya suka sama Keenan,"
"Bukan pacar Intan, itu Abang Intan juga, dia abang nya Bang Mark tau,"
"Ouhh, kirain pacar," ucap Jessie cengengesan.
"Lihat tuh, buset ganteng banget coy, tipe gue tuh," cengo Jessie saat melihat mobil Merci tersebut berhenti tepat di hadapan mereka.
"Wow, ganteng," puji Ayyara yang tak berkedip melihat pria yang berjas dokter itu yang kini bersandar di pintu mobilnya. Tersenyum sambil merentangkan tangannya.
"Eh woi senyum nya manis amat," heboh Jessie.
Intan hanya bisa tertawa melihat reaksi kedua sahabatnya itu saat melihat Athan.
"Abang," ucap Intan menghampiri Athan yang sedang merentangkan tangannya.
Athan menyambut nya dan mengecup pipi Intan. "Bagiamana sekolah mu baby? menyenangkan? apa ada yang menggangu mu?"
"Gak bang, kan ada bang Mark," ucap Intan.
"Aya, itu beneran Abang nya si intan,"
"Kayaknya," ucap nya tanpa mengalihkan pandangannya dari Intan dan Athan.
Jessie tersenyum misterius. "Bisa kali aku minta Intan buat jodohin aku Ama dia. Gimana menurut kamu Aya,"
Ayyara mengerjapkan matanya. "Emang dia mau sama kamu,"
"Ck, kamu mah jangan mematahkan semangat bestie mu ini dong,"
"Ya lagian, umurnya pasti jauh juga dari kita . Itu liat dia udah dokter," ucap Ayyara.
"Iya sih tapi gapapa, he is my type. Aku suka pria dewasa," ucap nya berbinar sedangkan Ayyara mengeluarkan muka julitnya menanggapi ucapan Jessie.
"Udah selesai gibahnya?" tanya Intan menahan tawanya.
Kedua nya tersadar, mereka membicarakan seseorang tepat dihadapan orang tersebut.
"Abang kenalin, ini sahabatnya Intan. Jessie dan Ayyara,"
"Aya," ucap Ayyara sedangkan Athan menganggukan kepalanya.
"Hehe aku Jessie," cicit Jessie malu-malu sambil mengarahkan tangan nya bermaksud untuk mengajak berjabat tangan.
Athan hanya diam melihat itu dan tak membalas nya.
"Athan," ucapnya singkat.
Jessie meringis dalam hati, dia langsung ditolak begitu saja. Dia akhirnya kembali menarik tangan nya sambil menahan malu.
Intan tidak enak, dia tau Jessie nantinya akan merasa malu.
"Abang ih, ayo balas," pinta Intan bebisik.
"Athan," ulang Athan kembali sembari menyodorkan tangan nya.
"Jesiie," ucapnya yang kembali semangat sambil membalas jabatan tangan dari Athan.
"Udah kan, kita pulang baby," ucap Athan pada Intan.
"Dah Aya Jessie," pamit Intan pada kedua sahabatnya itu.
"Parah ganteng banget," ucap Jessie.
"Hooh, ganteng," ucap Ayyara menyetujui ucapan Jessie.
"Siapa yang ganteng?" tanya Steven yang sudah berada disamping mereka.
"Eh Steven, sejak kapan kamu disana?" tanya Jessie.
"Sejak tadi," ketus Steven.
"Mampus Aya, aku gak ikutan, balik dulu yah dahh, hati-hati," ucap Jesii tertawa kecil.
"****, keduluan Mulu sama bang Athan,gue duluan bro," ucap Mark lalu pergi menyusul abangnya yang mengantar Intan.
"Jadi dia ganteng heum!" ucap Steven dengan wajah yang tak enak dipandang.
"Iya ganteng, tapi gantengan kamu Kemana mana kok," ucap Ayyara gelagapan.
Ayyara meruntuki dirinya, dia tak mau berdebat lagi dengan Steven padahal mereka baru aja baikan.
"Bener Steven, aku gak boong," ucap Ayyara menyakinkan.
Steven tak menanggapi dan malah kembali berjalan mendahului Ayyara.
Ayyara menghela nafas. "Huft, Steven marah lagi,"
***
"Mom," seru Intan memangil Sania dan langsung meletakkan tas nya asal.
Sania menoleh dan berjalan menghampiri Putri kesayangan nya itu, dia bahkan masih memakai celemek nya.
"Tas kamu mana,"
"Itu," cengir Intan.
"Kebiasaan, rapiin gak," perintah Sania tegas yang diangguki oleh Intan.
"Mom bang Athan tuh, katanya mau main bareng disini, boleh?" tanya Intan.
"Boleh dong, ayo Athan masuk nak," ucap Sania.
"Ah iya Tante," ucap Athan mendudukkan dirinya di meja makan.
"Intan ganti baju kamu dulu sana,"
"Siap Baginda ratu," hormat Intan. Athan terkekeh melihat nya.
"Athan mau minum apa?"
"Air putih aja Tan," pinta Athan.
"Heloo everybody, mommy, Intan," seru Mark.
"Wow, enak nih," ucap Mark saat melihat hidangan yang dimasak oleh Sania.
"Untung aja mommy masak banyak," ucap Sania. Dia tak menyangka jika Athan akan ikut makan bersama mereka tadinya.
"Mom," Salim Mark.
"Gimana sekolah nya, Intan nakal gak? kalo nakal marahin aja," ucap Sania.
"Gak kok mom , tenang aja ada Mark," ucap Mark membusungkan dadanya menyombongkan diri didepan Athan.
Athan berdecak dan menjitak kepala Mark.
"Aduh apaan sih bang, gajelas Lo, sakit woi," Mark mengusap Kepalanya dengan kesal.
Sedangkan Athan mengedikkan bahunya tak perduli dan tak merasa bersalah sedikitpun.
"Pantesan aja jarang makan dirumah," gumam Athan pada Mark.
"Iya dong, lebih enakan makan disini rame-rame, makanan mommy juga enak," ucap Mark tersenyum melihat Sania.
"Nyusahin," semprot Athan.
Sania tertawa mendengar nya. "Tak apa, pintu ini selalu terbuka untuk kalian,"
"Aaa mom, Mark terharu. I Love u mom," seru Mark.
Athan terdiam melihat interaksi itu, secepat itukah Mark bisa akrab dengan Sania, bahkan Mark dengan mudah memanggil nya mommy.
"Yey makan," ucap intan yang baru datang dan langsung duduk di dekat Mark.
"Kamu duduk disamping Abang," pinta Athan menarik kursi disampingnya.
"Gak boleh, intan duduk dekat Abang Mark aja ya," ucap Mark menahan Intan.
"Sama gue," desis Athan.
"Intan duduk nya disamping gue," ucap Mark tak mau mengalah.
"Stop," seru Sania.
"Mark kamu berdiri sebentar, Intan kamu duduk di tempat duduk Mark dan Mark kamu duduk di tempat intan tadi," ucap Sania.
Kini Intan duduk berada diantara keduanya.
"Masih ada yang mau protes?" tanya Sania menaikkan alisnya.
"No mom," sahut Intan dan Mark.
"Athan, kamu keberatan?"
"Gak Tan, " sahut Athan.
"Oke good,"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments