part 2

Sania menggeram dan menatap tajam punggung Fathan seakan ingin memangsa pria itu.

"Om liat deh, bagus gak? tadi aku gambar ini karena bosan," ucap Intan menunjukkan desain baju yang dibuat nya.

Fathan kagum, Intan dapat membuat desain baju yang begitu bagus dan kekinian.

"Kamu mau jadi fashion designer ya?" tanya Fathan sambil mengusap puncak kepala Intan.

Intan menatap Fathan dengan pandangan aneh membuat Fathan menaikkan alisnya.

"Lagi om," Ucap nya menahan tangan Fathan yang mengusap rambutnya.

Fathan tersenyum, tak menyangka akan mendapatkan permintaan seperti itu dari Intan. Fathan menurut dan mengusap-usap rambut Intan kembali.

"Om boleh ikat rambut Intan gak, aku mau membuat desain lagi," ungkap Intan memberi sisir dan ikat rambut.

"Heheh makasih om, maaf intan banyak permintaan nya soalnya om baik. Jadi, aku minta tolong lagi deh," cengir Intan.

"Intan iri liat orang lain bisa main sama Daddy nya, kemarin intan liat di taman bermain mom dan Daddy nya menemani seorang anak kecil Yang sedang bermain, aku juga ingin om." lirih Intan.

"Hey, kok sedih sih, kan ada om sekarang kalo mau main bilang sama om biar om temenin. Om juga punya anak nanti om minta biar kamu ditemenin main," ucap Fathan menghibur.

Fathan tau perasaan itu, sama seperti putranya yang tak punya kasih sayang ibu. Walaupun putra-putranya tak mengatakan hal itu tapi Fathan mengerti jika mereka menginginkan hal itu juga.

"Benarkah om? anak om mau gak temenan sama intan,"

"Pasti mau dong, mereka bisa jadi abang kamu," jelas Fathan.

"Wah Abang, intan mau punya Abang om," intan sangat antusias.

Sangking asiknya mereka berdua bercerita.mereka bahkan tak menghiraukan Sania yang sedang memperhatikan ke arah mereka.

Sania tertegun sesaat Intan mengatakan merindukan sosok ayah. Intan tak pernah mengungkit hal itu padanya.

Melihat kedekatan Fathan dan Intan tanpa sadar membuat dirinya ikut tersenyum melihat kebahagiaan putrinya itu.

"Wah seru sekali,cerita apa sih," ucap Sania sambil membawakan teh racikan nya itu dan memberikannya pada Fathan.

Fathan yang sudah selesai dengan rambut Intan tersenyum.

"Terimakasih," ucap nya tulus.

"Intan seperti nya sangat berbakat di bidang ini dia terlihat menyukainya," ucap Fathan yang melihat Intan fokus dengan desainnya.

"Ya begitulah, namun dia ingin menjadi dokter,"

"Dokter?"

"Iya om, aku mau jadi dokter biar nanti ada yang rawat mom kalo mom sedang tidak sehat," sambung Intan.

"Bagus sekali, belajar lah dengan bagus

Nanti om minta Abang kamu ajarin pelajaran nya. Anak om ada yang jadi dokter loh, " Ucap Fathan.

"Wahh aku mau bertemu abang om. Boleh ya, ya ya," Intan menghilangkan tangan Fathan untuk membujuk pria itu.

"Intan jangan seperti itu," tegur Sania membuat Intan menggembung kan pipinya.

"Jangan terlalu keras padanya," titah Fathan.

"Dia putriku, tidak usah mengajariku," ketus Sania.

"Dia akan menjadi putriku juga," ucap Fathan pelan bahkan kedua perempuan itu tak dapat mendengar gumaman Fathan yang penuh arti itu.

Akhirnya libur sekolah telah usai, Intan merasa lebih senang saat akan memasuki sekolah kembali karena sekarang dia akan menjadi senior di sekolah.

Intan juga merasa liburan mereka kali ini lebih hidup karena ditemani oleh Fathan sampai akhir mereka berlibur.

Bahkan saat pulang mereka diantar oleh Fathan sampai rumah nya.

Intan mendapatkan kasih sayang yang lebih dari Fathan. Apalagi Fathan kerap sekali bersikap seperti ayah pada Intan.

"Mom mau kerumah om Fathan ya," ucap Intan sambil menyendok makanan kemulutnya.

"Iya, nanti mom usahakan pulang cepat untuk membuat mu makan siang ," ucap Sania sambil menyediakan bekal untuk Intan.

"Tidak usah terburu-buru mom, aku bisa sendiri kok aku kan udah mulai bisa masak," ucap Intan .

"Heum tapi mom belum yakin betul, kamu kan sangat ceroboh bisa bisa kamu nanti hancurin dapur mom seperti waktu itu" ucap Sania terkekeh.

"Ihh mom, Jangan ungkit hal itu lagi," kesal Intan tapi memang benar sih soalnya intan pernah ditinggal sendiri dirumah dan dirinya melakukan berbagai eksperimen di dapur Sania hingga membuat semuanya berantakan.

Dan alhasil dia kena marah oleh Sania.

"Sudah sana kamu berangkat nanti terlambat," ucap Sania.

"Iya, aku pergi mom," ucap Intan menyalim tangan Sania.

***

"Intan," panggil Ayara dan Jesi.

"Jesi,kamu sangat cantik dengan model rambut pendek," ungkap Intan.

"Aku baru memotong nya kemarin, kalian tidak mau potong rambut kah biar kita samaan," balas Jesi.

"Aku gak deh, aku suka rambut panjang," jawab intan yang dipanggil oleh Ayara.

"Yaudah kalo kalian gak mau aku juga gak mungkin maksa kalian kan, eh tapi tau gak kita ada murid baru dan akan pindah di kelas kita," ucap Jesi sang sumber informasi.

Diantara mereka bertiga memang Jessi lah yang paling cepat jika ada yang sedang hot.

"Benarkah, kelas 3 pindah bukan kah itu tanggung sekali ," ucap Intan.

"Entahlah, yaudah yuk masuk kelas entar pak ketu marah-marah lagi," ajak Ayara.

"Baby," panggil seseorang pria dari belakang mereka. Pria itu merupakan kekasih Ayyara dari kelas IPS 1.

"Tuh udah di apelin aja, kita duluan deh. Yuk Jes,"

"Bye Aya," ucap Jessi dan Intan bersamaan.

"Morning baby," ucap Steven mengecup pipi Ayyara.

"Ih ini disekolah," peringat Steven.

"Yaudah sih gak usah dengerin mereka," ucap Steven yang mendengar bisik-bisik dari murid lain. Steven memberikan peringatan lewat tatapan matanya membuat gadis-gadis itu terdiam.

"Yuk aku anter ke kelas," Steven menggandeng pacarnya itu sambil bercerita apa yang dia lakukan tadi pagi. Seperti itulah rutinitas Steven bahkan hal-hal kecil pun selalu diceritakan nya pada Ayyara begitupun sebaliknya.

Prinsip Stevan yaitu hubungannya harus memiliki komunikasi yang baik.

Bahkan saat mereka ada masalah maka Stevan tak akan membiarkan nya berlarut-larut, Stevan akan menyelesaikan nya saat itu juga dengan Ayyara, mengajak Ayyara untuk berbicara agar hubungan mereka tetap terjaga karena kunci sebuah hubungan adalah komunikasi.

"Dah sana, belajar ya pinter ya baby, biar nanti ada yang ajarin anak-anak kita," ucap Steven saat didepan kelas Ayyara.

Hal itu membuat muka Ayyara memerah.

"Gemes banget sih," Gemes Steven mengunyel pipi Ayyara.

"Woy woy udah tuh bucin Mulu, " ucap ketua kelas mereka yang bernama Daffa.

"Ye sirik lu, makanya cari pacar," balas Steven lalu pamit pada Ayyara.

"Hahaha muka Aya kayak kepiting rebus," sembur Intan.

"Ih diam deh aku malu tau,"

"Halah padahal dalem ati mah berbunga-bunga, ya ges ya," ucap Marcel.

"Diam woy, Napa jadi ribut dah gara-gara Ayyara nih, nama lu gua tulis sama Marcel nama yang ribut di papan tulis entar ya!!" Ucap Daffa membuat sekelas berdecak kesal namun tak ayal mereka tetap menuruti Daffa.

"Mati aja lu Daf, kabarin kalau mau mati biar gw pesenin peti mati gratis dah buat lu," kesal Marcel.

Puk

penghapus papan tulis mendarat telak di kepala Marcel. "Diam," tegas Daffa.

Tak lama pak Harto datang dengan murid yang mengikuti di belakang nya.

Daffa lantas beranjak dan duduk kembali ke tempat duduknya.

"Selamat siang anak-anak, kita kedatangan murid baru pindahan dari Kanada, Ayo perkenalkan namamu."

"Mark,"

Semuanya diam menunggu perkenalkan selanjutnya namun anak baru yang bernama Marak itu hanya diam setelah mengucapkan namanya.

"Sudah? begitu saja! Baiklah silahkan duduk di bangku kosong dibelakang Intan,"

"Intan angkat tangan," ucap pak Harto yang dituruti oleh Intan.

Mark berjalan dengan mengantongi kedua tangan nya di satu celananya tanpa berekspresi apapun.

Intan yang tertarik dengan pria itu berniat mengajak nya berteman.

"Hey, namaku intan salam kenal," ucap Intan mengulurkan tangannya.

"Mark," Balas Mark menyambut salaman dari Intan.

"Intan, nanti saja berkenalan nya, sekarang kelas akan dimulai," ucap Pak Harto memulai kelas.

TBC

Episodes
1 part 1
2 part 2
3 part 3
4 part 4
5 part 5
6 part 6
7 part 7
8 part 8
9 part 9
10 part 10
11 part 11
12 Part 12
13 part 13
14 part 14
15 part 15
16 part 16
17 Part 17
18 part 18
19 part 19
20 part 20
21 part 21
22 part 22
23 part 23
24 part 24
25 part 25
26 part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 part 29
30 Part 30
31 part 31
32 Part 32
33 part 33
34 part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 part 40
41 part 41
42 part 42
43 part 43
44 part 44
45 Part 45
46 part 46
47 Part 47
48 part 48
49 Part 49
50 part 50
51 Part 51
52 part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 75
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 85
85 part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 110
110 Part 111
111 Part 112
112 part 113
113 Part 114
114 Part 115
115 Part 116
116 part 117
117 part 118
118 part 119
119 Part 120
120 Part 121
121 Part 122
122 part 123
123 part 124
124 part 125
125 part 126
126 part 123
127 part 124
128 Part 125
129 Part 126
130 Part 127
131 Part 127
132 part 127
133 Part 28
134 Part 129
135 Part 130
136 Part 131
137 Part 125
138 Part 132
139 Part 133
140 Part 134
141 Part 134
142 Part 135
143 Part 136
144 Part 137
145 Part 139
146 Part 140
147 Part 141
148 Part 142
149 Part 143
150 Part 144
151 Part 146
Episodes

Updated 151 Episodes

1
part 1
2
part 2
3
part 3
4
part 4
5
part 5
6
part 6
7
part 7
8
part 8
9
part 9
10
part 10
11
part 11
12
Part 12
13
part 13
14
part 14
15
part 15
16
part 16
17
Part 17
18
part 18
19
part 19
20
part 20
21
part 21
22
part 22
23
part 23
24
part 24
25
part 25
26
part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
part 29
30
Part 30
31
part 31
32
Part 32
33
part 33
34
part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
part 40
41
part 41
42
part 42
43
part 43
44
part 44
45
Part 45
46
part 46
47
Part 47
48
part 48
49
Part 49
50
part 50
51
Part 51
52
part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 75
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 85
85
part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 110
110
Part 111
111
Part 112
112
part 113
113
Part 114
114
Part 115
115
Part 116
116
part 117
117
part 118
118
part 119
119
Part 120
120
Part 121
121
Part 122
122
part 123
123
part 124
124
part 125
125
part 126
126
part 123
127
part 124
128
Part 125
129
Part 126
130
Part 127
131
Part 127
132
part 127
133
Part 28
134
Part 129
135
Part 130
136
Part 131
137
Part 125
138
Part 132
139
Part 133
140
Part 134
141
Part 134
142
Part 135
143
Part 136
144
Part 137
145
Part 139
146
Part 140
147
Part 141
148
Part 142
149
Part 143
150
Part 144
151
Part 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!