Sepertinya ucapan Fathan benar adanya karena saat Fathan membuka pintu, pintunya terkunci.
"Argh, mereka kemana? ucap Fathan frustasi.
"Mungkin mereka sedang menghabiskan waktu weekend, sudahlah dad ayo pulang jangan seperti orang gila." Fathan meninggalkan Fathan lalu kembali duduk ke mobil terlebih dahulu.
Fathan tak bisa tenang, dia tak membiarkan hal itu begitu saja, dia harus memastikan kedua wanita yang dicintainya baik-baik saja.
Fathan semakin risau saat kedua wanita yang dikhawatirkan nya itu tak mengangkat telpon darinya bahkan pesannya pun belum dibaca smaa sekali.
"Turun," paksa Fathan lalu menarik Athan keluar mobil. Fathan segera mengemudikan mobilnya meninggalkan Athan yang cengo di depan rumah Sania.
"Aishh, untung saja aku bawa handphone," sungut Athan karena jika tidak dia tak bisa memesan grab online dan dia tak bisa pulang.
***
"Terimakasih Sania, tak salah saya memesan kue padamu, selalu memuaskan," ucap Daniel yang merupakan salah satu pelanggan setia Sania.
Daniel sedang ada acara kumpul keluarga besar mereka, Pria itu menjemput nya dari rumah dan memintanya untuk ikut untuk membantu di rumah Daniel.
Sania yang mendapat bayaran yang lebih menjadi tidak enak karena pria itu selalu melebihkan bayarannya dan itu kadang bisa 2 kali lipat dari harga kue. Saat Sania menolak Daniel akan selalu menghindar dan langsung pergi setelah membayar kue Sania supaya Sania tak punya alasan menolak lagi.
Disini lah dia sekarang, berada bersama keluarga besar pria itu.
"Nak Sania ini berumur berapa," ucap wanita yang sudah cukup tua yang dia yakini sebagai nenek dari Daniel.
"38 nek," balas Sania sambil tersenyum.
"Wah, cocok tuh sama Daniel ya kan Dan, ayo atuh gas aja langsung," ucap ibunda Daniel yang hanya ditanggapi senyuman oleh Daniel sambil memperhatikan Sania.
"Iya Daniel, kau sudah berumur namun sampai sekarang bahan tak memiliki kekasih! dari lahir selalu jomblo, nenek tak akan lama lagi nenek ingin melihatmu menikah,"
"Semuanya, Daniel harus antar Sania pulang, soalnya sudah malam," ucap Daniel mengalihkan pembicaraan melihat Sania yang sangat tidak nyaman dengan pembicaraan keluarganya.
"Loh kok ceper banget,"
"Iya Bu, anak saya sendiri dirumah," Sania meminta maaf karena tak bisa berlama lama .
"Oalah, gapapa lain kali kesini lagi ya bawa anakmu juga untuk main kemari, jangan sungkan pintu rumah ini selalu terbuka untuk mu," ucap ibunda Daniel.
"Terimakasih Bu, saya pamit dulu," ucap Sania lalu berpamitan ke keluarga Daniel.
Sania mengehela nafas setelah sudah berada di mobil. Sania tidak bodoh mengartikan ucapan keluarga Daniel tadi membuat nya merasa tidak enak dan tak nyaman.
"Tak usah dipikirin apa yang dibilang sama ibu saya, " kata Daniel yang sangat peka akan yang dirasakan oleh Sania.
" Iya,"
Mereka berbincang-bincang di mobil di perjalanan sampai ke rumah Sania.
"Eh, saya belum pernah melihat putrimu sebelumnya,"
"Iya, dia masih sekolah dan terkadang dia suka main ke rumah temannya. Aku tak mungkin membiarkan dia sendiri jadi aku selalu meminta temannya untuk menemani putriku,"
Daniel mengangguk mengerti, pantas saja dia tak pernah bertemu dengannya.
Padahal rencananya Daniel akan mendekati putrinya lebih dulu lalu memikat hati ibunya kemudian bukankah itu rencana yang bagus.
"Boleh aku bertemu dengannya?" tanya Daniel tak yakin karena takut Sania berpikir aneh tentangnya.
"Aku punya keponakan perempuan, dia perempuan kan oleh karena itu aku membutuhkan bantuannya, apa yang disukai anak perempuan. Keponakan ku sedikit nakal dan suka merajuk soalnya,"
"Oh begitu, tentu saja, nanti aku akan katakan padanya," ucap Sania sedangkan Daniel sudah bersorak dalam hatinya.
Tak tau saja Daniel jika perempuan yang sudah menjadi targetnya sudah memiliki pawang.
"Itu mobil siapa?" tanya Daniel saat sudah sampai di pekarangan rumah sederhana milik Sania.
Sania mengernyit dia mengenali mobil itu.
Itu milik Fathan. batinnya.
Tapi bukan nya Fathan akan menemuinya saat sudah pulang dari luar negeri, itulah kesepakatan mereka sebelumnya.
Sania benar, Fathan mulai mendekat ke mobil milik Daniel.
Pria itu mengetuk kaca mobil dengan wajah datarnya, Sania meminta Daniel untuk membukanya dan yang dia lihat sekarang pria itu sekarang mendesis marah terlihat dari urat-urat lehernya.
Sania membenci wajah marah itu sangat menyeramkan.
Entah apa salahnya sekarang.
"Bersenang-senang hm?" seringai tipis terlihat di bibir tebal milik Fathan sambil melirik sinis ke arah Daniel.
Sania menenguk ludahnya kasar, bibirnya kelu dan tak dapat berkata apa-apa, dirinya seperti sedang selingkuh.
"Kau siapa?" tanya Daniel melihat tatapan permusuhan yang dilayangkan kepadanya. Daniel bingung setaunya dia tak memiliki urusan apapun terhadap pria itu bahkan ini adalah pertemuan pertama mereka lalu dimana salahnya. pikir Daniel.
"Turun," titah Fathan dengan nada otoriter.
Sania memainkan tangannya gugup, enggan untuk turun karena takut akan kemarahan Fathan.
"APA KAU TULI! KUBILANG TURUN SANIA!! Bentak Fathan yang sudah tak dapat menahan emosinya.
Sania tersentak, sudah dia katakan bukan jika Fathan dengan kemarahan nya adalah hal yang mengerikan.
Daniel tidak terima saat pria itu membentak Sania dengan kasar apalagi melihat raut wajah Sania yang risau.
Daniel turun dari mobil dan menghampiri Fathan yang memberikan tatapan memperingati.
"Jangan kasar terhadapnya!"
"Hahah! Kau siapanya hah, jangan ikut campur ," desis Fathan.
"Lalu bagaimana dengan mu kau siapa nya. Apa kau suaminya?" tanya Daniel dengan skatmat mampu membuat Fathan terdiam.
"See, anda juga bukan siapa-siapa nya," ejek Daniel yang membangkitkan amarah Fathan kembali.
Tanpa memberi peringatan Fathan memberikan Bogeman pada Daniel.
Daniel yang tak siap sampai tersungkur karena pukulan tiba-tiba dari Fathan.
Daniel ikut membalas dan terjadilah adu jotos diantara keduanya.
Sania panik dan langsung menuruni mobil.
"Kalian berdua berhentilah!" teriak Sania.
Keduanya tak menghiraukan dan tak ada yang mengalah walau keduanya sudah terluka.
Sania tak punya pilihan lain dia masuk ketengan kedua pria itu hingga dirinya mendapat pukulan dari Fathan.
Fathan terkejut begitupun dengan Daniel.
"Apa yang kau lakukan dasar bodoh?" bentak Fathan emosi. Apa yang sedang berada dipikiran Sania hingga tak memikirkan keselamatan nya dan malah dengan bodohnya melakukan hal itu.
Daniel membantu Sania berdiri. "Kau tak apa," ucapnya khawatir tak memperdulikan luka di wajahnya yang jauh lebih sakit.
Fathan memandang adegan dihadapannya dengan tidak suka, beraninya pria itu menyentuh apa yang sudah menjadi miliknya.
"Jangan menyentuh wanitaku!" desis Fathan menarik kerah baju Daniel dan menyudutkannya ke mobil pria itu dan kembali memukuli nya.
"Fathan!" teriak Sania yang sudah tidak kuat melihat perkelahian itu.
"Dia bisa mati!!!
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Yumi Modeong Kiay
sebaiknya jauhi Fathan😒
2024-11-09
0