"Mommy, aku pergi dulu Jessie sama Aya udah jemput ," pamit Intan pada Sania.
Namun dirinya melihat Sania menangis membuat Intan panik.
"Mom, mommy kenapa? kenapa mommy? siapa yang nyakitin mommy bilang sama intan sekarang juga,"
"Apasih Intan, mom lagi nonton ini kamu gak liat," ucap Sania menunjuk televisi yang memang menyala.
"Apa hubungannya mom, terus kenapa mom harus menangis," heran Intan.
"Cerita nya sedih banget sayang, liat deh tuh tega banget selingkuh sama wanita lain padahal itukan istrinya lagi hamil," kesal Sania.
Intan menyipitkan matanya melihat kembali apa yang ditonton oleh Sania dan ternyata suara hati istri di Indosiar.
"Kumenangissss,'" nyanyi Intan sambil terkekeh. Ada-ada aja Mommy nya ini dari dulu Sania selalu menyukai tontonan itu entah apa yang mengasyikkan dari film itu.
"kupikir ada apa ternyata mom masih saja menonton ini, apa tidak bosan?" tanya Intan.
"Tidak tau, ini seru. Sudahlah bukan nya temanmu udah nunggu,"
"Hehe oh iya, aku pergi dulu mom," ucap Intan setelah mengecup kedua pipi Sania.
"Dahh, hati-hati," Sania mengingat kan. Setiap intan akan pergi kemana lun Sania akan selalu mengatakan itu mungkin Intan sampai bosan mendengar nya.
"Hai intan," sapa Steven yang merangkul Ayyara yang seperti nya sedang merajuk.
"Lah, Steven ikut toh," ucap Intan pasalnya mereka janjian untuk pergi bertiga.
"Ya seperti biasa Ntan, sibucin gak mau jauh-jauh dari doi," balas Jessi yang sedang memainkan handphone nya sambil menyadarkan dirinya di mobil milik Steven.
"Iya nih, padahal kau udah bilang lagi girls time, malah ikut," dengus Ayyara menatap malas ke arah Steven yang mengangkat bahunya acuh.
"Oke Girls, let's go, ayolah jangan seperti itu aku hanya ingin menjaga kalian dan tentunya gadisku ini heum, aku akan membayar semua biayanya nanti," ucap Steven menaikkan alisnya.
"Oke Deal, yes udah Aya setuju aja haha, lumayan bisa jalan sama makan gratis," kekeh Jessie .
"Wahh Intan juga mau, Intan suka yang gratisan," ucap Intan tepuk tangan.
"See, Mereke aja mau masa kamu enggak sih baby, sedih aku ditolak sama kamu. Hati aku sakit baby," adu Steven dengan suara yang alay yang membuat Jesii mengeluarkan tatapan julitnya.
"Mau muntah gue dengernya, dah yuk Intan entar kita jadi nyamuk beneran," Jessie menarik tangan Intan dan mengajaknya duduk dibelakang bersama nya meninggalkan sejoli yang masih diluar mobil tersebut.
"Aku tuh cuma gak mau ngerepotin kamu terus, masa kamu Mulu yang ngeluarin uang buat aku terus, kita kan masih pacaran kecuali udah nikah ya wajar, kalo sering-sering kan aku gak enak nanti aku dibilang cewe matre lagi." ucap Ayyara menghela nafas.
Sudah sering kali Steven mengeluarkan uang untuknya Bahakan temannya juga tapi pria itu berlebihan menurut nya. Pernah saat akan membayar uang sekolah, tapi ternyata Steven bahkan sudah melunasi sampai dia lulus, meminta nomor rekening Ayyara dan bahkan mentrasfer nya uang setiap sekali sebulan dengan jumlah yang cukup banyak.
Ayyara bahkan enggan menggunakan uang itu, dia akan menggunakan uang Steven saat dia benar-benar membutuhkan nya saja, bahkan kini dia membuat satu rekening lagi untuk memisahkan uang yang ditransfer Steven untuk nya.
"Apasih! siapa coba yang direpotin, wajar dong aku yang bayarin aku kan pacar kamu masa aku biarin kamu bayar, cowo macam apa aku ini."
"Lagian siapa yang bilang kamu matre, mereka cuma iri gak usah didengar," ucap Steven gemas dengan kekasihnya ini yang selalu memikirkan perkataan orang lain terhadap nya.
Padahal Ayyara jaya tinggal mengabaikan namun Ayyara tidak Seperti itu, gadis itu tipe yang suka memikirkan omongan orang lain bahkan pernah sampai sakit. Itulah satu sifat yang tak disukai Steven dari Ayyara.
"Tapi kan-"
"Udah deh, kita udah pernah bahas ini sebelumnya. Udah gak usah mikirin yang macem-macem, kita kan mau jalan jangan karena ini kita jadi berantem ya aku gak suka, liat tuh Intan sama Jessie antusias banget gak enak sama mereka baby. Jangan dipikirin oke, duit ayah aku banyak tenang aja," ucap Steven tertawa untuk mencairkan suasana.
"Dih sombong," balas Ayyara.
Tanpa banyak kata lagi Ayyara dan Steven masuk ke mobil.
"Lama banget sih, pake debat rumah tangga dulu, dah mau lumutan nih gue Ama Intan." Kata Jesie.
"Suka -suka kitalah, " balas Ayyara dengan nada mengejek.
"Makanya punya pacar biar bisa dimanja iya kan baby," ucap Ayyara yang diangguki oleh Steven.
"Belum Nemu, entah nyangkut dimana jodoh gue, udah mati apa gimana gak tau dah," sungut Jessie yang membuat mereka semua tertawa.
"Intan juga pengen punya pacar deh jadinya, tapi gak tau mau pacaran sama siapa," ucap Intan yang langsung diteriaki oleh kedua sahabatnya.
"Gak," bantah Jessie dan Ayyara bersamaan.
"Kenapa gak boleh,"
"Lu masih kecil Ntan, gak boleh cinta-cintaan," ucap Steven.
"Intan udah gede, pokok nya Intan mau cari pacar." kekeh intan yang tak menghiraukan tatapan horor yang ditujukan oleh sahabat nya.
"Yaudah, tapi kenalin ke kita dulu, dia cocok gak sama kamu. Pokoknya dia harus minta restu sama kita bertiga," final Jessie.
Kini ke-empat orang itu memasuki mall dan jangan lupakan Steven yang selalu menggandeng tangan Ayyara.
Bahkan kini keduanya mungkin bisa dikatakan seperti orang tua yang sedang menemani anaknya yang sedang bermain-main. Melihat tingkah Jessie dan Intan yang seperti anak kecil yang begitu antusias padahal mereka sudah sering pergi ke mall.
"Steven, gw beli ini boleh ya," ucap Jessie menunjuk sebuah novel yang sudah dincar olehnya itu.
"Ambil aja," ucap Steven dengan santai.
"Ntan, Lu mau beli apa? tanya Jessie.
"Intan mau gak mau beli apa-apa sekarang nanti aja bareng mom, intan mau pelihara ikan," curhat Intan pada ketiga temannya itu.
"Kenapa harus nanti, sekalian aja ntar Ntan pas mau pulang kita mampir ke toko ikan hias sekalian sama aquarium nya," ucap Steven tak keberatan.
"Benar-benar membuat dompet gue sangat iri, aaa mau pacaran deh jadinya," Kata Jessie yang menginginkan pacar royal seperti Steven. Masih ada gak ya stok cowo seperti Steven ini pikir Ayara.
"Steven yang paling the best, makasih Steven, makasih Aya ," ucap Intan senang, akhirnya dirinya tak perlu mengeluarkan uang untuk membeli ikan hias yang didinginkan nya.
Steven mengangguk lalu bertanya pada sang kekasih." You wanna buy something baby"?
"Tidak, aku tidak." Ayyara menggeleng kan kepalanya.
"ck, tidak boleh, ayo beli sesuatu jika tidak kita tak akan pulang dari sini."
"Enggak Steven, semua keperluan aku masih ad kok kemarin kan kamu baru beli," kata Ayyara dengan gemas.
"Intan, Jess kalian berdua Sono cari tempat makan dulu ntar kalo dah Nemu kabarin gue yah," tanpa banyak kata lagi Steven membawa Ayyara untuk ikut dengan nya.
"Demi dah si Steven, aduh Ayyara gue iri masa," ucap Ayyara menggoyangkan badan Intan.
"Bener, intan juga jadi pengen ngebet punya pacar jadinya,"
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments