"Ayo, biar kami antar pulang," ucap Keenan lembut pada Intan.
Melihat luka di lutut gadis itu membuat Keenan meringis, dia awalnya ingin membawa Intan kerumah sakit namun Fedrick berkata jika itu sangat berlebihan.
Menurut Fedrick dioles Betadine juga pasti akan sembuh.
"Nama Abang siapa, makasih udah nolongin intan, makasih juga buat bang Fedrick kalo kalian gak ada Intan gak bakal kayak gimana," ucap Intan membuat Fedrick bedecak.
"Emang Lo mau kemana malam-malam gini!!" sentak Fedrick yang tak habis pikir, mana dia sendiri dan dia adalah seorang gadis. Berani sekali keluar sendirian pikir Fedrick.
"Udahlah bang udah terjadi," bela Keenan.
entah kenapa Keenan merasa Fedrick sangat sensitif pada gadis didepannya itu.
"Lo juga kenapa malah bela dia, ck udahlah ayo balik," ucap Fedrick diikuti Keenan namun intan masih diam ditempat nya.
"Ayo woii! Lo masih mau disini sampe mereka balik, mendadak jadi patung disana," ucap Fedrick yang sudah kesal.
Dia tak terbiasa menghadapi wanita.
"Intan mau kerumah Jessie bang, dia lagi ulang tahun nanti Jess marah sama intan," keluh Intan dengan bibir yang mengerucut.
Fedrick memutar bola matanya malas. "Kaki lo luka ! lu masih sempat mikir buat party,"
"Udah biar bang Keenan yang anter ya," ucap Keenan, dia merasa pusing. mendengar ocehan fedrick yang berbicara dengan volume yang cukup tinggi.
"Terserahlah, gua mau pulang," ucap Fedrick menaiki motornya dan meninggalkan kedua orang itu disana.
Keenan menoleh ke arah Intan yang sedang menunduk menatap lutut nya.
"Pasti sakit, kita ke apotek bentar yah beli obat sama perban, baru Abang anterin kerumah temen kamu," usul Keenan yang tak tega.
"Eumm maaksih bang Ken, bang Ken baik deh gak kayak bang Fedrick, intan kesel dia marah mulu sama Intan," adu Intan membuat Keenan tersenyum mendengar nya.
Dia sudah tau watak Fedrick dan hak itu sudah hal yang biasa.
"Gapapa, gak usah ditanggepin, Fedrick emang suka gitu," jawab Keenan lalu mengambil helm dan memasang nya untuk Intan.
"Makasih," ucap intan tersenyum manis yang membuat Keenan terpana, sebab Intan sangat cantik jika tersenyum.
"Ayo naik," ucap Keenan yang sudah lebih dulu duduk di motor.
Intan terdiam sebentar, pasalnya motor Keenan cukup besar, sama Seperti kotor Mark, namun biasanya Mark akan menaikkan dirinya tapi sekarang dia bersama dengan Keenan.
Mengingat Mark membuat Intan kembali dirundung rasa bersalah karena kabur begitu saja. Pria itu pasti sedang kelimpungan mencarinya.
"Em itu, Intan gak bisa naik nya," ucap Intan malu,
"Yaudah, injek kaki Abang coba," Ucap Keenan lalu menengadahkan telapak tangan nya pada Intan.
"Pegangan juga," sambungnya.
Intan menurut sambil meringis karena luka di kakinya masih sedikit sakit.
"Bang Ken, intan duduk nya nyamping gapapa ya, kaki Intan masih sakit," jelas Intan merasa tak enak karena sudah merepotkan Keenan di pertemuan pertama mereka.
"Gapapa yang penting pegangan aja sama bang Ken,"
Keenan langsung meraih kedua tangan Intan agar memeluk pinggang nya.
Keenan menoleh sejenak dan melihat gabung Intan yang agak menyingkap ke atas. Keenan melepaskan jaketnya dan memberikan nya pada Intan.
"Pake, di kaki kamu," ucap Keenan.
Intan melihat gaunnya yang tersingkap dan langsung mengambil jaket milik Keenan yang berlogo The Boyz.
"Makasih Bang Keenan," ucap nya lagi.
Keenan melakukan motornya sesekali melihat tangan yang melingkar di pinggang nya membuat nya tak bisa menahan senyum nya.
"Aduh gw kenapa sih ini," gumam Keenan.
"Hah! apa! bang Keenan bilang apa intan gak denger!" intan berteriak.
"Gak ada, Bang Ken gak bilang apa -apa kok!" ucap Keenan.
"Apa?" ucap Intan yang tak mendengar ucapan Keenan.
Keenan akhirnya menggelengkan kepalanya sebentar, tak ada gunanya bicara diatas motor karena mereka akan mendadak budeg akibat suara motor yang cukup keras.
Keenan menghentikan motornya tepat di depan apotek.
"Tunggu bentar ya," ucap nya.
"Eh bentar bang Ken, intan boleh pinjam hape bang Ken bentar gak? Intan mau hubungin Abang Intan."
"Intan punya Abang?" tanya Keenan.
"Intan tau gak nomor abangnya?" ucap Keenan dan menyerahkan ponsel nya pada Intan .
Intan menepuk jidatnya dia melupakan hal itu, "Intan lupa nomor bang Mark,"
"Mark? ulang Keenan.
"Iya adeknya bang Fedrick tadi, temennya bang Keenan." jelas Intan.
Keenan mengangguk walaupun sedikit bingung karena setaunya Mark dan Fedrick tak memiliki saudara perempuan.
"Di hape Abang ko, nomor Fedrick sama Mark kamu hubungin aja," ucap Keenan dan masuk ke dalam apotek.
Sesaat mengirim pesan sudah ada panggilan dari Mark, dan Mark melakukan Video Call.
"Dek, are you okay?" tanya Mark yang sangat kentara nada khawatir dan wajahnya yang terlihat kelelahan.
"Intan baik-baik aja bang, maafin Intan yang langsung pergi, intan kekanakan," ucap Intan mengaku salah. Walaupun dia kesal pada Mark tak seharusnya dia kabur dari Mark.
"Gapapa sayang, sekarang kamu dimana? bang Fedrick bilang kamu dianter sama Keenan kesini ko bisa? Abang dah nyampe rumah Jessi tapi kamu gak ada," ucap Mark dengan satu tarikan napas.
"Aduh, satu-satu nanya nya bang, intan pusing," intan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Intan sayang, kamu dimana, itu juga kenapa di jalanan gitu, kamu bener gak sih dianter sama si Keenan, awas aja entar dia. " ucap Mark.
"Iya bang, udah nanti intan jelasin disana ya, tunggu aja disana. Bye Abang," ucap Intan langsung mematikan telepon nya sepihak.
Intan berpikir sejenak, untuk apa bang Fedrick mengatakan hal itu pada bang Mark. Sepertinya Fedrick tak memberi tahu soal dia yang begal karena Mark tidak menyingung nya tadi.
"Hey, mikir apa sih, Sampai keningnya berkerut gitu," ucap Keenan yang membuat Intan tersadar dan tertawa kecil.
Tindakan Keenan selanjutnya membuat Intan tersentak karena Keenan tiba-tiba mengangkat nya ke motor pria itu dengan menghadap pada nya.
Keenan menumpukan sebelah kakinya ke pijakan motor untuk menopang kaki Intan.
Keenan mengoleskan Betadine terlebih dahulu lalu membalut kaki Intan dengan perban.
"Makasih Bang Ken," ucap Intan lagi.
Keenan yang gemas menyentil kepala gadis itu hingga membuat intan meringis.
"Jangan ngomong makasih Mulu," ucap Keenan.
"Bang Ken gak suka ya, terus kenapa harus sentil-sentil jidat Intan, kalo jidat Intan jadi benjol gimana,
"Gabakalan benjol," ucap Keenan.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments