"Udah dong, aku cuma mau pake satu baju loh nanti malam," ucap Ayyara.
Dia kaget saat pulang sekolah Steven langsung menarik nya untuk pulang.
Mereka tidak mengganti pakaian sekolah nya karena Steven langsung membawanya ke mall tanpa memberitahu nya terlebih dahulu.
"Hem, gapapa ini aja masih kurang," ucap Steven yang memegang beberapa gaun untuk Ayyara.
Dia membeli nya untuk dipakai oleh sang kekasih ke ulang tahun Jessie.
Ayyara selalu menyebutnya berlebihan tapi baginya tak ada yang berlebihan jika menyangkut dengan Ayyara.
"Udah ih, aku cape," keluh Ayyara. Kakinya sudah pegal karena berjalan kesana kemari.
"Astaga sayang ,kenapa gak bilang dari tadi."
Tanpa kata Steven langsung menggendong Ayyara. Ayyara menjerit dan meminta untuk dilepaskan tapi Steven yang keras kepala tidak mau menurutinya.
Ayyara malu karena beberapa orang melirik mereka. Ayyara hanya bisa pasrah saja.
Ayyara menggembungkan pipinya kesal sedangkan Stevan hanya terkekeh melihat nya.
"Ck udah dong, jangan cemberut gitu, mau kesalon gak biar aku tungguin," tawar Stevan.
"Mau," girang Ayyara.
"Oke," ucap Stevan.
Stevan tau jika Ayyara tidak akan menolak yang satu ini. Ayyara memang suka ke salon dan Stevan tidak keberatan akan hal itu.
Bahkan lama pun Stevan masih sabar untuk menunggu.
***
"Bang Mark, anter Ayyara ya kerumah nya Jessie," mohon Intan pada Mark yang sedang menonton tv di rumah nya dengan dia yang merengek disamping Mark.
"Jam berapa heum?"
"Jam 7 malam," jawab Intan.
"Boleh lah, gampang itu entar Abang anter," balas Mark.
"Bang cepet," teriak Intan yang sudah lama menunggu.
Pria itu izin untuk menjawab telepon dan itu cukup lama membuat Intan bosan.
"Ya sayang iya," ucap Mark lalu menggandeng gadis itu untuk keluar
"Kamu pulang kapan,biar Abang jemput,"
"Nanti deh Intan kabarin siapa tau kan nginep," ucap Intan yang diangguki oleh Mark.
Mark memutar radio dengan Intan yang memoles sedikit wajahnya dan tak lupa memakai lipstik.
Mark memandang tak suka. "Itu kenapa harus pake kayak gitu,"
"Biar makin cantik lah," jawab Intan melanjutkan kegiatan nya.
Mark mengambil nya dan membuang nya keluar melalui jendela.
"Bang, what's wrong with you!!" pekik Intan.
"Gak boleh, Intan udah cantik Kok gak perlu pake kayak gitu ,"
"Ya tapi kan gak usah dibuang," kesal Intan.
Intan marah tentu saja, dia baru saja membeli nyaman tanpa alasan dan dengan seenak jidat Mark malah membuang nya begitu saja.
Intan diam selama perjalanan, dia tak mau berbicara dengan Mark karena masih kesal. Intan lebih memilih menatap jalanan yang menurut lebih asik dibandingkan dengan Mark.
"Masih marah?" tanya Mark.
Tak ada jawaban, intan masih kukuh dengan sikap diam nya. Mark yang memang tak suka diabaikan tidak akan membiarkan hal itu terjadi berlarut-larut.
Mark meminggirkan mobilnya dan memberhentikan nya.
Intan masih saja belum menoleh dan tetap memandang keluar jendela.
"Muka Abang gak diluar Ntan, Abang mau ngomong," ucap Mark dan intan sama sekali tak menghiraukan.
"Oke, Mita gak bakal jalan biarin aja disini sampe besok," ucap Mark.
ceklek
Intan membuka pintu dan keluar begitu saja dan menutup pintunya dengan keras.
Mark yang melihat nya tentu panik dan ikut turun dan mengejar intan yang sudah berlari menjauh.
"Intan!"
"****, tuh bocil kemana," Mark mengajak rambutnya frustasi saat Intan begitu cepat berlari hingga Mark tak dapat mengejarnya.
Semarah itukah intan padanya.
Mark hanya tidak suka jika intan memoles wajahnya begitu, dia tak mau para pria diluar sana menggoda adiknya. Mark tak rela .
"Kalo Daddy tau, habis gua," frustasi Mark.
Intan menghentak kakinya kesal, padahal kan dia cuma memoles sedikit wajahnya apa yang salah dengan itu.
Mark yang terlalu berlebihan menurutnya.
Intan mendadak takut karena sekarang tempat yang dilalui nya sangat sepi. Mana udah gelap dan **** ponselnya ternyata tertinggal di mobil abangnya Mark.
"Aduhhh, hape intan ketinggalan,gimana cara hubungin Aya sama Jessie, mana dingin lagi intan takut ," cicit nya.
Intan memakai gaun yang lengan pendek dan dibawah lutut dan tak memakai jaket.
Intan berbalik berharap bisa kembali ketempat Mark tadi. Salahnya yang langsung berlari tanpa melihat jalan yang dia telusuri Samapi dia bisa tersesat dan Intan sama sekali tak tau dia berada dimana, pasalnya Intan tak pernah melintasi tempat ini.
Intan mulai menangis karena tak menemukan Mark. "Bang Mark dimana hiks intan takut, maafin Intan,"
Intan semakin takut saat mendengar suara-suara yang mendekat dan ternyata ada beberapa orang disana.
"Itu begal ya,"gumamnya yang melihat pria yang berpenampilan urakan dan berbadan besar. Jika Intan tertangkap maka dia dipastikan akan remuk.
Tanpa kata Intan berbalik tapi ternyata para pria itu melihat nya dengan tatapan yang aneh menurut Intan, seperti ingin memakannya.
"Wow, bos ada cewe tuh, sikat lah," ucap salah seorang dari mereka.
Intan tanpa kata langsung saja berlari dengan sekuat yang ia bisa.
Namun mereka tetap mengejar Intan membuat Intan semakin berlari ketakutan sambil berteriak berharap ada yang mendengar dan menolong nya.
Karena tak fokus melihat jalan Intan terjatuh dan membuat lutut nya terluka.
" sakit," rintihnya dan mencoba berdiri kembali namu sayang intan kurang beruntung karena mereka sekarang sudah berada dihadapannya.
"Jangan ganggu Intan," teriaknya membuat beberapa pria itu hanya tertawa.
Bahkan ada yang dengan beraninya mengelus pipi Intan yang langsung diberikan tamparan oleh Intan.
Sania pernah mengatakan padanya bagian mana yang tak boleh disentuh oleh pria apalagi untuk orang yang tidak dikenali bahkan yang baru dikenali.
"Beraninya kau menamparku!!" ucap pria tersebut tak terima.
"Pegang dia!!" titah orang itu.
Tangan Iran dipegang oleh dua orang, Intan menjerit dan memberontak.
Mata Intan berbinar saat mendengar suara motor sport yang semakin mendekat .
"Hey tolongin intan!" jeritnya memberontak namun kedua motor itu malah melaju dengan kencang seakan tak peduli dengan Intan.
"Cih, tak akan ada yang menolong mu gadis kecil,"
Intan mendesah kecewa, namun ternyata kedua pemotor tadi kembali berbalik dan turun telat dihadapan mereka.
"Syukurlah," ucap Intan senang.
"Lepasin dia!!" ucap salah satu pria yang sudah turun dari motornya dengan helm yang masih di kepalanya.
"Siapa Lo! gak sudah ikut campur!!!"
Bug
Salah satu pemotor itu langsung melayangkan Bogeman dan terjadilah baku hantam diantara mereka.
Tak butuh cukup waktu yang lama untuk membuat kedua pemotor itu menjatuhkan para begal hingga mereka berlari terbirit-birit.
"Tak usah dikejar, Keenan,"
Mata Intan melotot, dia pernah mendengar suara itu.
"Kau!! apa yang kau lakukan malam-malam disini, apa kau tak punya otak!! bentak nya.
"Ka Fedrick?" cicit Intan memastikan.
"Apa?" bentak nya lagi.
"Bang," peringat Keenan. Dia tak suka jika ada yang kasar pada wanita.
Keenan memandang Intan dengan tatapan sulit diartikan, dia tak mengalihkan tatapannya dari wanita mungil yang masih ketakutan itu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments