part 3

Intan mengajak Mark bersama dengan nya dengan Ayyara dan juga Jessi untuk ke kantin.

Dan seperti biasa Steven akan selalu menghampiri Ayyara.

"Hey baby," sapa Steven yang baru datang langsung mengecup pipi Ayyara.

"Steven," kesal Ayyara. Setiap kali bertemu Stevan selalu melakukan itu tak perduli bahkan jika mereka berada di tempat umum sekalipun

Stevan yang diomeli oleh sang pacar hanya menyengir saja.

"Eh bro, lu sekelas Ama Ayara dkk ya?" tanya Stevan kepada Mark.

"Iya," balas Mark.

"Kamu kenal Mark? " tanya Ayyara.

"yes baby, tadi aku bantu anter dia ke ruang guru," jawab Steven membuat Ayyara menggangguk mengerti.

"Yeay makanan datang," seru Intan meletakkan makanan begitu juga dengan Jessi.

"Eh Steven maaf yah kita gak tau kamu mau pesan apa," ucap Intan.

"Santai aja intan, bisanya kan gw juga yang mesen," ucap Steven.

"Kamu mau pesan apa baby?" tanya Steven.

Jessie menatap Ayyara yang menatap bakso nya.

"Aku udah minta Intan Ama Jessi pesan,"

Intan memberikan nasi goreng pada Mark sedangkan mereka bertiga bakso dan terlihat sangat merah karena meminta banyak cabai pada ibu kantin.

"Bakso? pagi-pagi gini?" marah Steven pada Ayyara.

"Kali ini aja ya," mohon Ayyara.

"Gak, siniin," pinta Steven.

"Aku mau bakso," ucap Ayyara keras kepala dan tak mengangkat baksonya ke depannya.

"Aya," desis Steven.

"Sekali kok aku juga udah lama gak makan bakso," lirih Ayyara.

"Udahlah stev, kali ini doang liat tuh muka melas pacar lu ," ucap Jessie.

"Ih udah malah berantem. Intan dah lapar tau." Ucap intan namun saat akan menyendok bakso pedasnya malah ditarik oleh Mark begitu saja dan menukarnya dengan nasi goreng.

Mark dengan Santai memakan bakso milik Intan dan tak memperdulikan mereka.

"Mark!" Intan menatap tak percaya ke arah Mark.

"Kenapa? waktu istirahat akan habis kalian sangat cerewet. Kamu makan saja itu," balas Mark.

Jessi juga nampak tak memperdulikan mereka karena sekarang baksonya sudah tinggal setengah saja.

Ayyara juga memakan baksonya perlahan hingga membuatnya kepedasan.

Steven tak jadi memesan makanan untuknya dia memilih untuk menatap Ayyara yang sedang makan.

"Awas aja habis ini ngeluh sakit perut sama kepedesan sama aku," ucap Steven dingin.

Dan benar saja tak lama Ayyara mengeluh dan merengek mulutnya kepedasan. Ayyara memang tidak terlalu kuat dalam hal pedas namun perutnya menginginkan nya tapi tidak dengan mulut dan perut nya.

Bahkan setelah meminum air, pedasnya belum hilang. Mata Ayyara berkaca-kaca dan melirik ke arah Steven yang nampak acuh tak acuh.

"Steven pedes," rengek Ayyara yang sudah akan mengeluarkan air matanya sambil mengipasi mulutnya.

Intan kembali mengisi air minum Ayyara dan memberikan nya pada Ayyara yang langsung diteguk oleh Ayyara.

"Steven," ucap Ayyara menggoyangkan tangan Steven.

Steven mengehela nafas, " Kan, keras kepala sih,"

"Ayo ikut aku,"

Steven membawa Ayyara ke kantin dan membeli yogurt untuk Ayyara.

"Udah,"

Ayyara mengangguk dan menghela nafas lega.

Tuk

Steven menyentil jidat Ayyara sedikit keras membuat gadisnya meringis.

"Lain kali nurut sama aku. Ngerti!" tegas Steven.

"Iya maaf, aku salah," cicit Ayyara.

Disisi lain Mark terlihat sudah menghabiskan baksonya.

" Mark juga suka pedes kayak Jesii ya. Mark gak kepedesan?" tanya Mark.

"Aku tidak selemah itu," ucap Mark.

"Eh bukan gitu maksud Intan," sesal Intan yang asal bicara.

"Heum," gumam Mark lalu kembali ke kelas meninggalkan Intan dan Jessi yang masih di bangku kantin.

"Jes Mark marah ya sama aku," kata sendu Intan.

"Gak usah dipikirin, mungkin moodnya lagi jelek," ucap Jessie.

"Tapi intan gak enak tau, bentar deh intan beliin permen buat Mark,"

"Lah permen, emangnya anak TK. ada-ada aja si intan," ucap Jessie.

Intan mendesah kecewa saat tak mendapati Mark di kelas. Bahkan Mark tidak masuk pelajaran terakhir.

"Busett dah tu anak baru, baru sehari udah main bolos aja. Awas aja entar," omel Daffa.

"Gege si Mark, entar gue ngikut dia ah," ucap Marcel.

"Berani lu," ucap Daffa .

"Beranilah, Mau apa lu hah!" tantang Marcel yang langsung di jitak oleh Daffa.

"Kekerasan Mulu lu ah, males deh nyesel gue milih lu jadi ketua," dengus Daffa.

"Penyesalan selalu di akhir bro," sahut Rizky yang diikuti tawa sekelas.

Hingga candaan itu harus berakhir karena kelas akan dimulai.

Intan tidak semangat pada pelajaran kali ini. Pelajaran Fisika di akhir kelas sangat mengesalkan dan Intan tidak menyukai itu.

"Intan, maju kedepan kerjakan soal ini," ucap Bu guru.

"Waduhh, kok aku sih,"cicit Intan, pasalnya dia tak memperhatikan pelajaran tadi.

"Semangat intan," ucap Jessi sambil terkikik geli mengejek Intan.

"Intan Fighting Honey," bisik Ayyara juga yang membuat Intan menatap kedua nya sebal.

Intan menatap soal didepannya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Demi apapun Intan tak mengerti dan ingin pulang rasanya.

Lama Intan berdiam memikirkan jawaban soal namun tak kunjung didapatnya.

"Intan ayok dikerjain bukan malah diliatin! makanya kalo dikelas tuh pikiran jangan kemana mana, perhatiin. biar ngerti!" marah Bu Rika.

Intan Sudah seperti ingin menangis sekarang, dia malu tentu saja saat dimarahi didepan kelas.

Hingga Mark datang dengan membawa tumpukan kertas yang entah berisi apa.

"Mark taruh di meja ibu, terimakasih ya," ucap Bu Rika yang dipanggil oleh Mark.

Mark melirik ke arah Intan yang masih didepan kelas dengan memakai spidol. Dia bisa melihat mata gadis itu berkaca kaca dengan spidol ditangannya.

"Boleh saya bantu Intan buat ngerjain?" tanya nya.

"Kamu bisa? silahkan Mark!" ucap Bu Rika.

"Spidolnya," pinta Mark pada Intan yang sedang menunduk.

"Ini," cicit Intan.

Mark mengerjakan soal fisika itu dengan lihai. Mark tak membutuhkan waktu lama untuk mengerjakan nya.

"Wah, bagus sekali Mark. Pengerjaan mu sangat bagus, silahkan kalian berdua boleh duduk dan untuk semuanya mohon di kelas saya lain kali untuk fokus. Mengerti Intan!"

"Iya Bu, Maafin intan," ucap Intan lalu kembali duduk ditempatnya diikuti oleh Mark.

"Intan don't cry, It's okey," ucap Ayyara menyemangati diikuti oleh Jessi.

"I am okay," balas Intan.

Intan menoleh ke belakang ke tempat Mark.

"Mark makasih udah bantuin Intan," ucap Intan lalu memberikan permen yang dibelinya pada Intan.

"Ini tadi intan beli permen sebagai tanda permintaan maaf, Mark jangan marah ya," lanjut Intan.

Mark menaikkan alisnya melihat permen ditangannya lalu sedetik kemudian dia tersenyum.

"Aku akan memakannya, thanks," balas Mark.

***

"Mengapa kamu terlihat terburu-buru," ucap Fathan yang baru pulang dari kantor.

"Kamu pulang?"

"Tentu saja, buat apa aku makan dikantor jika sudah disiapkan seperti ini," ucap Fathan lalu duduk di meja makan yang sudah tersedia oleh masakan Sania yang Sania pikir hanya untuk anak Fathan yang akan pulang sekolah dan kuliah.

"Kupikir kamu makan dikantor, apa tidak lelah pulang balik ke kantor?"

"Tidak, kantor ku tidak terlalu jauh," balas Fathan sambil membuka Ipad-nya menunggu putranya pulang.

"Aku tidak boleh lama, aku akan segera pulang," ucap Intan refleks membuat Fathan meletakkan Ipad-nya.

"Tidak, kau akan makan disini bersama ku dan putraku. Aku ingin mengenal kan mu pada mereka."

"Mana bisa begitu, aku juga harus menyiapkan makan siang untuk Intan," bantah Intan.

Fathan melotot. "Astaga aku melupakan putri kecilku,"

"Putri kecilku?" cicit Sania.

"Aku akan menjemput nya, dimana dia sekolah?" tanya Fathan pada Sania yang masih linglung.

"Sania?"

"Eh iya, kamu ngomong apa tadi?"

"Sekolah intan dimana? biar ku jemput," ulang Fathan.

Sania lantas lekas memberitahu pada Fathan yang membuat Fathan mengernyit.

"Dia satu sekolah dengan putraku," jelas Fathan.

"Benarkah?"

"Ya, kebetulan sekali, aku pergi ya," pamit Fathan mengambil kunci mobilnya.

Tak sabar bertemu dengan Intan yang membuatnya merasa senang karena Intan yang selalu ceria itu dan membawa kesan positif jika berada di sekitar Intan.

TBC

Episodes
1 part 1
2 part 2
3 part 3
4 part 4
5 part 5
6 part 6
7 part 7
8 part 8
9 part 9
10 part 10
11 part 11
12 Part 12
13 part 13
14 part 14
15 part 15
16 part 16
17 Part 17
18 part 18
19 part 19
20 part 20
21 part 21
22 part 22
23 part 23
24 part 24
25 part 25
26 part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 part 29
30 Part 30
31 part 31
32 Part 32
33 part 33
34 part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 part 40
41 part 41
42 part 42
43 part 43
44 part 44
45 Part 45
46 part 46
47 Part 47
48 part 48
49 Part 49
50 part 50
51 Part 51
52 part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 75
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 85
85 part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 110
110 Part 111
111 Part 112
112 part 113
113 Part 114
114 Part 115
115 Part 116
116 part 117
117 part 118
118 part 119
119 Part 120
120 Part 121
121 Part 122
122 part 123
123 part 124
124 part 125
125 part 126
126 part 123
127 part 124
128 Part 125
129 Part 126
130 Part 127
131 Part 127
132 part 127
133 Part 28
134 Part 129
135 Part 130
136 Part 131
137 Part 125
138 Part 132
139 Part 133
140 Part 134
141 Part 134
142 Part 135
143 Part 136
144 Part 137
145 Part 139
146 Part 140
147 Part 141
148 Part 142
149 Part 143
150 Part 144
151 Part 146
Episodes

Updated 151 Episodes

1
part 1
2
part 2
3
part 3
4
part 4
5
part 5
6
part 6
7
part 7
8
part 8
9
part 9
10
part 10
11
part 11
12
Part 12
13
part 13
14
part 14
15
part 15
16
part 16
17
Part 17
18
part 18
19
part 19
20
part 20
21
part 21
22
part 22
23
part 23
24
part 24
25
part 25
26
part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
part 29
30
Part 30
31
part 31
32
Part 32
33
part 33
34
part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
part 40
41
part 41
42
part 42
43
part 43
44
part 44
45
Part 45
46
part 46
47
Part 47
48
part 48
49
Part 49
50
part 50
51
Part 51
52
part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 75
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 85
85
part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 110
110
Part 111
111
Part 112
112
part 113
113
Part 114
114
Part 115
115
Part 116
116
part 117
117
part 118
118
part 119
119
Part 120
120
Part 121
121
Part 122
122
part 123
123
part 124
124
part 125
125
part 126
126
part 123
127
part 124
128
Part 125
129
Part 126
130
Part 127
131
Part 127
132
part 127
133
Part 28
134
Part 129
135
Part 130
136
Part 131
137
Part 125
138
Part 132
139
Part 133
140
Part 134
141
Part 134
142
Part 135
143
Part 136
144
Part 137
145
Part 139
146
Part 140
147
Part 141
148
Part 142
149
Part 143
150
Part 144
151
Part 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!