"Kenapa dengan wajahmu?" tanya Kaka pertamanya pada sang adik yang sedang mengompres wajahnya yang masih sedikit membengkak.
"Tanyakan pada Daddy," balasnya cuek menatap Fathan dengan datar.
Athan menoleh ke arah Daddy-nya yang masih sibuk dengan buku di hadapannya.
Athan ikut duduk di kursi ruang tamu.
Saat hendak bertanya kembali suara adiknya Mark dan juga Vandra membuat Athan mengentikan niatnya.
"Waduh pada ngumpul nih, Daddy lagi bagi-bagi uang yah, Vandra mau dong," ucapnya langsung duduk di samping Athan.
Athan menjitak pria itu cukup keras. "Jauh-jauh sana, bau," sentak Athan. Dia tak berbohong Vandra baru saja pulang setelah jogging dengan Mark.
Mark ikut duduk lalu tanpa dosa meminum kopi yang ada didepan Fathan .
Fathan yang melihatnya memberikan tatapan mata elang nya pada Fathan. Namun Mark hanya menyengir saja, dia terintimidasi akan tatapan Fathan tapi karena sudah sering mendapatkan tatapan tajam itu membuatnya menjadi terbiasa.
"Aku haus Dad," jelas Mark.
"Bhahahah, muka lu Napa tuh makin keliatan deh jeleknya," ejek Vandra pada kembaran nya padahal wajah mereka sama itu artinya dia mengatai dirinya jelek juga bukan.
"Ck, selalu saja pertanyaan itu, menyebalkan," dengus Fedrick lalu meninggalkan keluarganya di ruang tamu. Dirinya lebih memilih keluar rumah untuk mencari angin.
"What's wrong with him?" tanya Athan lagi.
Dirinya baru saja pulang akibat banyaknya pasien di IGD hingga membuat dirinya ketinggalan berita. Apalagi saat melihat tatapan permusuhan dari Fedrick pada Fathan karena biasanya Fedrick tak akan seberani itu.
"Dia menjelekkan kekasih Daddy didepan Daddy jadi gitu dapet hadiah deh dari Daddy," jelas Mark sambil menghabiskan kopi milik Fathan Sampai tak bersisa.
"Eww, kayak gak pernah minum kopi aja ," ucap Vandra malas melihat tingkah adiknya itu, Mark hanya mengangkat bahunya acuh tanda tak peduli apa tanggapan Vandra pada nya.
"Kekasih?"
"Yap, Daddy sudah memiliki kekasih dan Bahkan akan menikah, tau tidak bang kita juga bakal memiliki adik manis, dia sangat cantik dan imut," ucap Mark kembali menjelaskan padahal Athan sedang menanyakan pada Fathan.
"Apa benar yang dikatakan oleh Mark Dad?" tuntut Athan meminta kejelasan.
"Yang bener! wah akhirnya Daddy laku juga, kok mau sih wanita itu sama Daddy padahal Daddy kan udah tua hahaha," tawa Vandra menggema di ruangan itu sedangkan yang lainnya hanya diam membuat Vandra kikuk.
"Gak lucu ya, kalian memang tidak punya humor sama sekali. Dahlah males akutuh. Mark kenalkan padaku adik manis itu!" ucap Vandra menarik Mark yang belum siap hingga membuat dia jatuh.
"Kampret," umpat Mark.
"Oh ya Dad, aku sih setuju aja kalo memang Daddy mau nikah but aku gak mau Daddy berubah setelah menikah. Aku ingin tetap Daddy Fathan menjadi Daddy yang sama untuk kami berempat," Kali ini Vandra berbicara serius. Tak ada candaan dalam perkataan nya sekarang.
Vandra juga tidak mau egois, dia ingin Daddy nya bahagia juga. Sudah sejak lama Mommy nya meninggalkan mereka, Daddy nya pasti kesepian sama seperti mereka.
Vandra berharap sekali jika pilihan Fathan mau menyayangi mereka juga sebagai anaknya bukan hanya menyayangi Daddy saja. Jujur Vandra menginginkan sosok ibu, merindukan sosok ibu juga.
Semasa hidup Mommy nya, mereka tak terlalu mendapatkan itu karena mom nya lebih memilih bekerja dan Fathan tak keberatan akan hal itu. Namun akibatnya Mommy nya malah lebih sering diluar rumah daripada dirumah menghabiskan waktu bersama mereka.
Vandra masih mengigat jelas saat kematian ibunya, Dia disana melihat Mommy nya ditembak dan harus melakukan Cesar untuk melahirkan adiknya yang akan segera lahir yaitu Mark.
"Daddy tetaplah Daddy," balas Fathan. Dirinya senang mendapat restu dari anaknya itu. Mark dan Vandra sudah setuju tinggal Athan dan Fedrick.
Untuk Athan, Fathan sangat yakin jika pria itu juga akan setuju sekarang masalah nya hanya ada di Fedrick.
"Daddy akan menikah?" tanya Athan pada Daddy-nya yang sedang merokok. Saat ini keduanya ada di balkon kamar utama milik Fathan.
Fathan menekan kuat puntung rokoknya hingga mati karena sudah kecil lalu mengambil satu lagi dikantong nya.
Athan mengambil rokok Fathan membuat Fathan menatap jengkel pada putranya itu.
"Berikan," ucapnya tegas.
"Tidak, Athan sudah cape selalu memperingati Daddy untuk tak merokok terlalu banyak, apa kata orang nanti, anaknya seorang dokter sedangkan Daddy nya adalah seorang perokok handal,"
"Dad tidak perduli akan omongan orang lain, jika terjadi sesuatu kan ada kau! lalu apa gunanya dirimu jadi dokter, sudah berikan rokoknya," pinta Fathan lagi namun tindakan Athan kemudian membuat Fathan menggeram.
"Athan," desisnya sambil melihat rokok yang sudah jatuh kebawah dan pelakunya malah tidak merasa bersalah sama sekali.
"Ya baiklah, Mark benar Daddy akan segera menikahi nya. Kamu setuju atau tidak Daddy tidak akan peduli keputusan Daddy untuk menikahinya sudah sangat bulat."
"Heum, aku sudah menduga nya, lalu untuk apa bertanya aku setuju atau tidak?"
"Salah?" tanya Fathan.
"Tidak, lalu bagaimana dengan Fedrick sepertinya dia sangat membenci rencana Daddy ini,"
"Itulah yang Daddy pikirkan, Daddy takut Fedrick melakukan hal untuk menggagalkan rencana pernikahan Daddy tapi yang Daddy takutkan Fedrick akan membuat kekasih dad tidak nyaman." curhat Fathan risau.
Fathan sangat mengetahui tabiat anaknya yang satu itu, jika sudah tidak menyukai satu hal maka dia akan menyingkirkan nya.
"Tidak perlu khawatir Dad, dia hanya perlu waktu, sekarang aku juga ingin melihat wanita mana yang sudah memikat hati Daddy." pinta Athan.
"Tentu, ayo kesana," ucap Fathan memperbaiki rambutnya yang sudah sedikit berantakan.
"Apa benar rumah nya disini? Dad tidak salah alamat kan?" tanya Athan yang melihat rumah Sania yang hanya sebesar ruang tamu nya saja.
"Ya, memangnya kenapa?"
"Daddy mengatakan jika mencintai nya, tapi Daddy malah membiarkan mereka tinggal disini setidaknya belikan rumah yang lebih bagus," dengus Athan. Jika itu dirinya pasti tanpa pikir panjang Athan langsung membeli kan nya. Athan adalah tipe orang yang ingin memanjakan wanita nya kelak.
"Cih, kau mana tau apa-apa, pacar saja kau tak punya masa kalah sama Daddy ," Fathan membusungkan dadanya bangga.
Fathan tau jika Athan selalu menghindar dari wanita yang mengejar nya, padahal banyak sekali wanita yang mau padanya namun Athan cuek saja dan tak pernah menanggapi.
Athan berdecih pelan, lihat saja jika dia sudah memiliki kekasih nanti. Lagipula umurnya masih 25 tahun.
Tok tok tok
"Sania, sayang," panggil Fathan seraya mengetok pintu rumah namun tak kunjung di buka.
"cih sayang," ejek Athan yang mendapatkan tatapan tajam dari daddy nya dan alhasil dia memilih diam.
"Princess , ini Daddy," panggil nya lagi.
Sedangkan Athan dibelakang nya sudah bosan karena pemilik nya tak kunjung membukakan pintu.
"Seperti nya mereka tak ada dirumah dad, lihat sja pintunya terkunci kan?" dengus Athan.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments