part 6

"Huh! menyebalkan!" dengus Intan dengan kesal saat Mark sudah menurunkan dirinya.

Mark hanya membalasnya dengan kekehan geli.

"Eh, aku baru sadar satu hal. Mengapa akhir-akhir ini Mark selalu tersenyum dan banyak bicara padahal biasanya mukanya datar kaya tembok," ucap Intan.

Mendengar ucapan Intan seketika Mark mengubah raut wajahnya yang tadinya tersenyum sekarang tanpa ekspresi.

"Kau menyukai wajahku yang seperti itu kah?"

Intan menggeleng. "Tidak, lebih bagus seperti tadi. Mark sangat tampan jika tersenyum,"

"Baiklah, jika kamu menyukai. Aku akan melakukan nya hanya untukmu," ucap Mark menampilkan deretan giginya.

"Deal. Eum Mark, bagaimana dengan Fedrick? sepertinya dia sangat membenci aku sama mommy," adu Intan sendu.

"Hey, bang Fedrick cuma lagi bad mood, bang Fedrick aslinya baik kok, Intan harus bisa bikin ka Fedrick seneng sama kehadiran Intan," ucap Mark.

"Oke, intan juga gak mau kemusuhan kok sama bang Fedrick," ucap Intan sambil menyengir.

"Good, soal tadi bang Fedrick yang marah-marah gak usah diinget oke," yang dibalas oleh anggukan oleh Intan.

"Em dan tolong panggil aku dengan Abang juga, boleh tidak? pinta Mark.

"Tapi kita kan seumuran," bingung Intan.

"Tidak juga kurasa, aku masuk SD 7 tahun, seperti nya kita beda 1 tahun kan jadi aku lebih tua maka Intan harus panggil Abang," ucap Mark penuh harap.

"Benarkah? Intan masuk SD kelas 6, astaga maafin Intan, intan gak sopan padahal Mark lebih tua dari Intan," sesal Intan.

"Tak apa, tapi mulai sekarang panggil Abang oke?" ucap Mark.

***

"Lepasss, kamu apa-apaansih," sentak Sania menghempaskan tangan Fathan yang sedari tadi menarik tangannya.

Fathan menghela nafas dan mulai menetralkan emosinya.

"Sania, dengar! aku tidak perduli bagaimana pun caranya kamu harus jadi milikku," ucap Fathan dengan menekankan ucapan nya.

"Tidak, aku bukan milik siapapun! aku milik diriku sendiri. Kau sama sekali tidak berhak Fathan dan sudah berapa kali aku bilang, jika kita tak memiliki hubungan apapun." balas Sania yang sudah jengah.

"Kalau begitu ayo menikah," ucap Fathan tanpa beban.

Mulut Sania terbuka mendengar pernyataan Fathan yang terlihat sangat mudah diucapkan oleh pria itu. Apa dikira pernikahan semudah itu .

"Aku tidak mau main-main Fathan, pernikahan bukanlah untuk main-main. Kau pikir pernikahan semudah itu?"

"Aku tak pernah main-main Sania, tidak pernah terpikirkan sekali pun dalam otakku untuk memainkan pernikahan Dengan mu. Aku benar-benar sangat serius sania. I love you," jelas Fathan sambil mengambil kedua tangan Sania dan memegang nya.

Sania menatap mata Fathan dalam namun tak menemukan kebohongan disana, Sania masih ragu karena mereka belum lama dekat dan baru saja kenal. Bahkan Sania belum mengetahui bagaimana seluk beluk Fathan.

"Kau tak perlu menjawab nya untuk sekarang. Fine, aku akan memberimu sedikit waktu untuk merenungi hal ini. Aku akan menganggu mu selama beberapa waktu ini."

"Tapi Sania, ingatlah satu hal, bukan berarti aku melepaskan mu begitu saja, aku akan mengawasi mu dan jangan pernah mecoba untuk dekat-dekat dengan pria lain," ucap Fathan membelai lembut wajah Sania.

Sania mematung, tak pernah dia mendapat perlakuan sangat lembut seperti ini bahkan dari mendiang suaminya sebelumnya.

"Bagaimana jika aku masih belum mencintai mu?"tanya Sania.

"Tak apa, aku akan menunggu sampai kau mencintaiku, tentunya mau tidak mau kau akan tetap menikah denganku," ujar Fathan penuh kemenangan.

"Mana bisa begitu, " protes Sania.

"Tentu saja bisa, siapa yang berani menentang ku, bahkan jika kau mencoba untuk kabur atau lari dariku! aku akan mengejar mu sampai dapat," tekan Fathan.

"Bagiamana dengan anak-anak, aku tidak yakin apalagi mendengar ucapan Fedrick tadi," lirih Sania .

Fathan menggeram saat Sania mengingat kan dirinya akan kata-kata kasar yang dilontarkan putranya pada Sania.

Fathan memegang kedua wajah Sania dengan tangan kekarnya. Mendekatkan wajahnya dengan wajah Sania.

"Hey, dengar kan aku, Kau tak perlu mendengar ucapan Fedrick tadi. Dia memang seperti itu jika pada orang baru. Dia hanya kaget mendengar aku akan segera menikah."

Fathan memberi tatapan menenangkan. "Kau tau, jika dia sudah sangat sayang pada orang, Fedrick akan menjaga nya sepenuh jiwa nya."

Fathan pernah melihat nya, meski sering menjahili adik dan Abang nya, jika saudaranya sedang ada masalah maka Fedrick lah orang pertama yang akan mencoba membantu dan menangani Maslaah saudaranya.

Setelah perbincangan nya dengan Fathan tadi kini Sania akan segera pulang dengan Intan yang akan diantar Fathan.

Sania sempat menolak namun Fathan yang keras kepala tidak mau permintaan nya ditolak alhasil dia hanya pasrah saja.

Kini Sania menghampiri Intan sambil menunggu Fathan yang ingin mengambil kunci mobil.

Sania tak sengaja melihat Fedrick, dia tersenyum ramah pada anak itu namun Fedrick hanya menoleh sekilas lalu melanjutkan langkahnya.

Sania menghela nafas melihat nya. "Yah, mungkin Fathan benar, tak mudah untuk menerima orang baru hadir dalam kehidupan sendiri."

"Intan," panggil Sania pada Intan yang tengah asik dengan Mark.

Sepertinya Mark sangat menerima kehadiran Intan terbukti dari pria itu yang selalu membuat Intan senang dengan nya.

"Hai mom,"

Sania mengerjapkan matanya saat mendengar panggilan itu, sebab panggilan itu sekarang tidak keluar dari mulut Intan namun oleh Mark yang sedang berada di samping Intan.

Intan juga menoleh ke arah Mark saat Mark mengatakan ucapan itu.

"Tidak bolehkah?" ucap Mark lirih. Pasalnya dia ingin sekali memiliki seorang ibu dalam hidupnya meski dia tak mendapat kannya dari ibu kandung nya.

Ibunya meninggal saat melahirkan dirinya, Mark mengetahui hal itu karena menguping pembicaraan Daddy nya dengan abangnya.

Mark sempat menyalahkan dirinya sendiri bahkan pernah berniat untuk menyusul ibunya, untung saja Abang nya Athan yang merupakan anak sulung menghentikan rencana bodoh Mark.

Pita itu bahkan menenangkan nya dan mengatakan jika kematian ibunya bukanlah salah nya. Beruntung nya dia memiliki Abang dan daddy yang selalu ada bersama nya.

Meski begitu Mark tetap membutuhkan kasih sayang seorang ibu, dia hanyalah seorang anak yang ingin merasakan kasih sayang itu juga.

Intan melihat kesedihan Dimata Mark, dirinya tidak tega tentu saja.

"Boleh, Intan mau berbagi mommy ko sama bang Mark, iya kan mom. Boleh yah!" pinta Intan mengeluarkan jurus andalannya dengan menunjukkan raut memelas dan wajah imutnya.

"Ekhem, jika Intan tidak keberatan, mommy juga tak akan keberatan," ucap Sania yang membuat raut wajah Mark kembali berbinar mendengar nya.

"Yes! terimakasih mom," Senang Mark memeluk Sania dengan erat. Sania membalas pelukan itu membuat Mark semakin senang.

Intan yang tidak mau jika hanya Mark yang dipeluk, menyelonong masuk diantar kedua orang itu, Sania melepas pelukannya dan melihat Intan ya g menatap nya juga dengan pandangan tidak bersalah.

"Intan mau dipeluk juga," adunya. Sania tertawa dan kembali memeluk kedua anaknya itu. Sania mendapatkan anak baru sepertinya.

Ketiganya tak sadar jika mereka tengah diperhatikan oleh 2 pasang mata. Satu diantaranya senang dan satu diantaranya menatap ketiganya dengan sinis.

TBC

Episodes
1 part 1
2 part 2
3 part 3
4 part 4
5 part 5
6 part 6
7 part 7
8 part 8
9 part 9
10 part 10
11 part 11
12 Part 12
13 part 13
14 part 14
15 part 15
16 part 16
17 Part 17
18 part 18
19 part 19
20 part 20
21 part 21
22 part 22
23 part 23
24 part 24
25 part 25
26 part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 part 29
30 Part 30
31 part 31
32 Part 32
33 part 33
34 part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 part 40
41 part 41
42 part 42
43 part 43
44 part 44
45 Part 45
46 part 46
47 Part 47
48 part 48
49 Part 49
50 part 50
51 Part 51
52 part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 75
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 85
85 part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 110
110 Part 111
111 Part 112
112 part 113
113 Part 114
114 Part 115
115 Part 116
116 part 117
117 part 118
118 part 119
119 Part 120
120 Part 121
121 Part 122
122 part 123
123 part 124
124 part 125
125 part 126
126 part 123
127 part 124
128 Part 125
129 Part 126
130 Part 127
131 Part 127
132 part 127
133 Part 28
134 Part 129
135 Part 130
136 Part 131
137 Part 125
138 Part 132
139 Part 133
140 Part 134
141 Part 134
142 Part 135
143 Part 136
144 Part 137
145 Part 139
146 Part 140
147 Part 141
148 Part 142
149 Part 143
150 Part 144
151 Part 146
Episodes

Updated 151 Episodes

1
part 1
2
part 2
3
part 3
4
part 4
5
part 5
6
part 6
7
part 7
8
part 8
9
part 9
10
part 10
11
part 11
12
Part 12
13
part 13
14
part 14
15
part 15
16
part 16
17
Part 17
18
part 18
19
part 19
20
part 20
21
part 21
22
part 22
23
part 23
24
part 24
25
part 25
26
part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
part 29
30
Part 30
31
part 31
32
Part 32
33
part 33
34
part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
part 40
41
part 41
42
part 42
43
part 43
44
part 44
45
Part 45
46
part 46
47
Part 47
48
part 48
49
Part 49
50
part 50
51
Part 51
52
part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 75
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 85
85
part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 110
110
Part 111
111
Part 112
112
part 113
113
Part 114
114
Part 115
115
Part 116
116
part 117
117
part 118
118
part 119
119
Part 120
120
Part 121
121
Part 122
122
part 123
123
part 124
124
part 125
125
part 126
126
part 123
127
part 124
128
Part 125
129
Part 126
130
Part 127
131
Part 127
132
part 127
133
Part 28
134
Part 129
135
Part 130
136
Part 131
137
Part 125
138
Part 132
139
Part 133
140
Part 134
141
Part 134
142
Part 135
143
Part 136
144
Part 137
145
Part 139
146
Part 140
147
Part 141
148
Part 142
149
Part 143
150
Part 144
151
Part 146

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!