"Kau siapa? lihatlah stoberinya jadi jatuh," ucap Intan merengek menatap nanar stroberinya. Lalu sedetik kemudian mengambil stroberinya.
"Lagian belum 5 menit kan, " Ucapnya terkikik geli.
Pria itu mengernyit melihat raut wajah Intan yang bisa berubah drastis.
"Hey, kau yang siapa, ini rumahku! Dasar pencuri," ucap Pria itu dingin.
"Aku bukan pencuri!" teriak Intan tak terima jika dirinya dikatakan sebagai pencuri.
"Lalu? mengapa kau bisa ada di rumah ku gadis kecil, bukannya untuk mencuri heum,"
"Kubilang aku bukan pencuri ," raung Intan yang kesal mendengar penuturan pria itu.
Teriakan nya mengundang Mark untuk segera kesana dan berlari menghampiri Intan.
"Loh, Abang udah pulang? mengapa langsung kesini. Daddy ada di ruang makan,"jelas Mark.
"Aku ingin melihat kebun stroberi ku dan lihat aku menemukan pencuri," tunjuk Fedrick pada Intan.
"Argrh, aku bilang aku bukan pencuri,"
Bug
Intan melempat satu stroberi ke wajah fedrick yang dengan telak mengenai pria itu. Sedangkan Mark tertawa mengejek bahkan kini dirinya sudah tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya .
Mark bersorak dalam hati akhirnya dia bisa menemukan patner yang akan bisa membantunya membalas Fedrick atas kejahilan pria itu padanya.
"Kerja bagus Intan," ucap Mark memberikan mengangkat kedua jempolnya.
"Kau! kemari kau. Aku akan menghabisi mu!" geram Fedrick.
"Aaa Mark, tolong aku," ucap Intan berlari dan bersembunyi di belakang tubuh Mark.
"Awas kau Mark, berikan gadis itu padaku. Dia harus diberi pelajaran," desis Fedrick.
Mark tentu saja tidak melakukan nya. Kini Fedrick tidak bisa diajak bercanda karena Mark tau jika Abang nya itu sedang mode marah.
"Hei, pergilah ke tempat Daddy dan mommy mu," suruh Mark cepat dan seketika itu juga Intan berlari namun kembali lagi membuat Mark melotot.
"Hehehe, stroberi ku ketinggalan," ucapnya membawa keranjang stroberi nya dan langsung berlari menghindari tatapan Fedrick yang seakan ingin memakannya.
Fedrick menatap nyalang adiknya yang tersenyum mengejek.
"Siapa gadis itu?" tanya Fedrick.
"Calon adik ku, aku akan memiliki adik dan aku bukan lagi anak bungsu di rumah ini," ucap Mark senang lalu berlalu dari hadapan Fedrick .
"Cih, adik? tak akan kubiarkan," dengus Fedrick menyusul Mark turun ke bawah untuk menemui Daddy nya.
Terlihat 3 orang sedang bercanda tawa disana. Fedrick mengernyit melihat sang Daddy tertawa lepas seperti itu. Sudah lama dia tak melihat Daddy nya terlihat bahagia seperti itu.
"Fedrick, kemarilah! dimana Vandra dan Athan?" tanya Fathan.
"Vandra mau nginep di rumah teman nya, bang Athan lagi ada operasi jadi katanya bakal pulang lama," ucap Fedrick tanpa mengalihkan pandangannya dari Intan.
Fathan mengangguk. "Intan, ini Fedrick anak om dia sekarang kuliah dan punya kembaran namanya Vandra. Anak om yang dokter namanya Athan nanti akan om kenalkan,"
"Hah! untuk apa? aku sangat yakin jika bang Athan tidak mau berkenalan dengan orang sepertinya," ucap Fedrick.
Fedrick sangat mengenal Athan, pria itu benar-benar cuek terhadap sekitar dan tak suka diganggu apalagi oleh seorang wanita.
Pernah sekali ada anak koas yang menggodanya, Fedrick yang menjadi saksi bagaimana Athan memberi pelajaran pada wanita itu bahkan Athan tak enggan menggunakan kekerasan hanya karena wanita itu menyentuh tangannya.
"Fedrick, jangan berbicara seperti itu, kau membuat Intan tidak nyaman," desis Fathan yang melihat Intan diam saja sejak kedatangan Mark dan Fathan.
"So! siapa mereka ini?" ucap Fedrick menaikkan alisnya melihat Sania dan Intan yang diam saja melihat perseteruan ayah dan anak itu.
"Mereka akan menjadi bagian dari keluarga ini, Daddy akan segera menikahi Sania." tegas Fathan.
"Tidak bisa, aku gak setuju dad," bantah Fedrick sampai berdiri dari duduknya menatap bengis ke arah Sania dan Intan.
Intan takut melihatnya, Fedrick terlihat marah dan tidak suka terhadap mereka. Intan memegang lengan Sania. Sedangkan Sania yang mengetahui putrinya tengah takut memberikan elusan di punggung Intan untung menenangkan nya.
"Daddy tidak meminta persetujuan mu, bahkan jika kalian tak setuju Daddy tak akan perduli," ucap Fathan serius.
"Fathan, sudahlah jangan memaksa. Lagipula kita tak ada hubungan apapun,kalian tidak usah khawatir hal itu tak akan pernah terjadi," ucap Sania membuka suara .
Mendengar perkataan Sania membuat Fathan geram. Dia tak suka ditolak dan apa yang dia inginkan harus dia dapatkan dan Sania harus tetap menjadi miliknya seorang saja.
"Apa katamu? jangan harap! aku tak akan membiarkan mu pergi dariku Sania,"
"Jangan membuat drama didepanku! dengus Fedrick.
Matanya beralih menatap Sania. "Kau! apa yang telah kau lakukan dengan daddyku. Kau pasti menggunakan tubuhmu untuk menggodanya kan. Berapa yang kau mau hah!" teriak Fedrick.
PLAK
Intan memejamkan matanya mendengar teriakan dan tamparan yang dilayangkan oleh Fathan kepada Fedrick.
Mark yang melihat situasi yang tidak baik lantas meminta izin pada Sania untuk membawa Intan keluar.
"Lepas, Intan gak mau. Intan mau Sama Mommy," berontak Intan yang tak dihiraukan oleh Mark. Pria itu akhirnya dengan terpaksa menggendong gadis itu secara paksa dan membawanya keluar rumah.
Sedangkan Fathan kini menatap datar ke arah Fedrick yang sedang mengusap darah di sudut bibirnya akibat tamparan keras dari Fathan yang tidak main-main dalam memukul nya.
"Jaga bicaramu Fedrick, Daddy bahkan tak pernah mengajarimu untuk berbicara yang tidak sopan pada wanita." ucap Fathan.
"Dia pasti cuma mau harta Daddy aja, Dia pasti wanita murahan!"
"Fedrick Andriansyah !" Fathan mencengkram kerah baju putranya dan menatap dingin Ke arah Fedrick.
Fedrick berdecak kesal melepaskan cengkraman Daddy nya dengan kasar.
"Kenapa diam aja! kau puas kan melihat ku seperti ini! cih,"
"Jangan berbicara bodoh pada Sania karena emosimu itu Fedrick!" lanjut Fathan.
"Tapi dia itu-"
"DIAM!" kali ini Fedrick terdiam setelah mendengar bentakan dari Fathan.
"Semua fasilitas kamu papa sita selama 1 bulan ini, dan--"
Bug, bug
Dua kali Bogeman mentah dilayangkan oleh Fathan pada Fedrick hingga putranya itu tersungkur. Namun menurut Fathan Fedrick layak mendapatkan kan nya karena telah lancang menghina wanitanya.
Sania yang melihat itu menutup mulutnya. Tak disangka nya Fathan adalah pria yang sangat keras membuat nya takut apalagi melihat emosi pria itu.
Melihat keadaan Fedrick dengan cepat Sania menghampiri Fedrick dan hendak membantu nya berdiri.
Tapi Fedrick menepis tangan nya begitu kasar membuat Fathan geram melihat nya dan hendak memberi pelajaran pada Fedrick kembali.
Namun gerakannya terhenti melihat tatapan memelas dari Sania dan khawatir melihat tatapan takut Sania kepada dirinya. Fathan membenci tatapan itu.
Sania kembali melihat ke arah Fedrick dan membantu nya berdiri dan kali ini Fedrick diam saja.
Sania menuntunnya ke Kurdi sofa.
"Aishh, jangan sok peduli padaku!" ketus Fedrick.
Sania tak menghiraukan dan malah mengambil P3K.
"Tahan lah ini akan sedikit sakit," ucap Sania.
"shh, pelan," desis Fedrick.
Fathan tak tahan melihat pandangan itu, dia cemburu pada anaknya sendiri.
Dengan satu tarikan kini Sania berada dalam dekapannya.
"Tidak usah manja, begitu saja mengeluh sakit. " ucap Fathan membawa paksa Sania yang berusaha melepaskan diri.
Fedrick diam melihat bagaimana Daddy-nya begitu melindungi Sania. Bahkan pria itu memukul nya tanpa tahu hanya untuk membela wanita itu.
"Aku tak akan membiarkan mereka bersama. Tidak boleh," ucapnya sambil menyentuh wajahnya yang sudah diobati oleh Sania.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments