"Sayang, dendam itu nggak baik. Dan papa itu pasti sangat sayang sama Rasya, bukannya selama ini papa selalu ada untuk Rasya?" Rasya langsung menepis tangan susternya yang saat memegang pundaknya dan menasehatinya dengan lembut.
"Aku nggak dendam, aku cuma benci papa." Rasya mendesis tajam kemudian ia berlari ke kamar ibunda. "Ma..." panggil Rasya.
Jia yang saat ini ada di kamar mandi langsung keluar saat mendengar panggilan Rasya. "Ada apa, Sayang?" Tanya Jia dengan lembut.
"Ma, ayo kita pindah rumah. Rasya nggak mau tinggal sama papa lagi," tukas Rasya yang membuat Jia menghela napas berat, ia mendekati Rasya dan berlutut di depannya.
"Nak, kita tunggu papa, ya! Papa itu sebenarnya masih sayang sama kita, cuma ada perempuan jahat yang mempengaruhi papa supaya meninggalkan kita. Kita nggak boleh ngalah gitu aja, Rasya. Kita harus berjuang mendapatkan papa lagi," ujar Jia penuh keyakinan.
"Tapi papa sudah membuat Mama nangis, Rasya benci papa!" Seru Rasya.
"Nggak, Sayang. Yang buat Mama nangis itu bukan papa, tapi perempuan itu." Rasya terdiam dengan tatapan yang begitu tajam menatap mata sang ibu. "Percaya sama Mama, papa masih sangat sayang sama kita."
"Apa papa akan pulang?" Tanya Rasya dengan suara yang merendah, Jia mengangguk yakin sambil tersenyum. Rasya memang kecewa pada ayahnya yang telah membuat ibunya menangis. Namun, hatinya tak bisa di bohongi. Masih ada cinta untuk sang ayah, masih ada harapan untuk kembali bersama seperti dulu.
...🦋...
Jasmine hanya bisa mondar mandir menunggu dokter memeriksa keadaan sang ibu, rasa penyesalan melingkupi hatinya karena sudah mengikuti kemauan ibunya untuk keluar dari rumah sakit padahal keadaannya tak memungkinkan.
Tak berselang lama Calvin berserta dokter yang menangani bu Gina keluar dari ruang rawat bu Gina, Jasmine segera mencecar mereka dengan berbagai pertanyaan sambil menangis sesegukan. Melihat hal itu, Calvin langsung menarik Jasmine dalam pelukannya dan menenangkannya.
"Mama, Mas..." lirih Jasmine.
"Mama nggak apa-apa, kamu yang tenang, ya." Calvin mengusap kepala Jasmine dengan lembut. "Tapi kondisi Mama semakin parah, Jasmine. Kita cuma bisa berdo'a, Sayang." tangis Jasmine semakin pecah saat mendengar ucapan terkahir Calvin.
"Ini salahku, Mas. Seharusnya aku nggak membawa Mama pergi, ini salahku..."
"Shhttt, ini bukan salahmu." Calvin menangkup pipi Jasmine kemudian menyeka air mata sang istri dengan lembut. "Ini bukan salahmu, tapi salahku. Maafin aku, Sayang." kedua mata Calvin pun sudah berkaca-kaca, hatinya juga sesak melihat keadaan ibu mertuanya seperti itu.
"Mas, aku ... aku ...."
"Jangan pergi lagi, Jasmine. Aku mohon..."
"Tapi istrimu..."
"Kami akan bercerai."
"Aku nggak mau menjadi perusak rumah tangga orang, Mas. Itu beban yang sangat berat untuk aku dan mama, kami nggak sanggup." Jasmine tertunduk, pundaknya bergetar karena ia masih menangis sesegukan.
"Sayang, harus berapa ribu kali aku bilang? Kamu bukan penyebab rusaknya rumah tangga aku dan Jia, rumah tangga kami sudah retak jauh sebelum aku ketemu sama kamu." Calvin menatap kedua mata Jasmine yang di penuhi air mata. "Aku mohon, jangan tinggalin aku. Kita mulai semuanya dari nol, ya..."
Jasmine menggeleng, hinaan dan cacian dari orang-orang seolah masih terdengar di telinganya. "Orang-orang mencaci maki aku, Mas. Mereka menyebutku dengan... hiks ... dengan panggilan pelakor."
"Jangan dengarkan kata orang, Sayang." Calvin membelai pipi Jasmine yang basah karena air mata. "Kita akan punya anak, kita hanya perlu memikirkan hidup kita."
"Dokter..." Calvin dan Jasmine langsung menoleh saat mendengar suara suster yang memanggil.
"Ada apa?" Tanya Calvin.
"Pasien, Dok..."
Calvin dan Jasmine langsung berlari masuk ke ruang rawat bu Gina, Bu Gina langsung melempar senyum lembut saat melihat Jasmine yang mendekat. "Ma, mama yang kuat, ya." Jasmine menggengam tangan ibunya yang semakin dingin.
Kini tatapan bu Gina tertuju pada Calvin, ia mengulurkan tangannya yang langsung di terima oleh Calvin. "Mama yang sabar, ya. Mama pasti kuat," ucap Calvin namun bu Gina menggeleng lemah.
"Calvin, Mama..." suaranya begitu parah dan lemah. "Cuma minta satu, jaga ... Jasmine..." napas bu Gina tampak memberat, bahkan pandangannya mulai buram. Ia tahu, waktunya tak lama lagi.
"Jaga...."
"Ma, jangan banyak bicara," ucap Jasmine di tengah isak tangisnya yang semakin menjadi.
"Sayang..." Bu Gina menatap Jasmine penuh cinta. "Jaga ... diri, ya. Mama sayang sekali sama kamu..."
"Ma..."
"Mama..."
Jasmine berteriak saat tiba-tiba tangan sang ibu terjatuh begitu saja, Calvin langsung memeriksa denyut nadi ibu mertuanya dan kini ia pun hanya bisa menangis.
"Nggak mungkin..." teriak Jasmine histeris. "Bangunin Mama, Calvin. Aku mohon bangunin, Mama..."
"Mama... Bangun..."
"Mama..."
Calvin mendekap Jasmine dengan erat namun Jasmine memberontak, ia memukul dada Calvin dan terus meracau meminta Calvin membangunkan ibunya. Calvin tak bisa melakukan apapun kecuali memeluk Jasmine dan menemani Jasmine menangis.
"Aku akan menjaganya, Ma. Aku janji..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Andariya 💖
mama gina, meninggal 🤣
2023-03-05
0
Mega
tp bener apa kata jia dan memang itu faktanya,orang ke 3 itu namanya pelakor,baik itu yg katanya pelakor hallal atau ngk ttp aja pelakor,dan itu predikat jelek,dan sbgai sesama perempuan aku mlh benci sm jasmine,dia terlalu percaya tanpa tau pribadi calvil baik keluarga atau pun yg lainnya,,,
2022-12-14
0
Rusma Yulida
nah ini yg harus di petik dari kisah ini, orang kadang hanya menylhkn wanita ke dua tanpa tahu ,kenyataannya padahal ygnpaling salah ada lah laki2 nya , dan cara didik ankmpun udah salah
2022-11-25
0