Bab #13 - Keputusan Calvin

Calvin menatap Jia, kemudian ia menarik napas panjang dan berkata. "Aku rasa sudah seharusnya kita bercerai, Jia."

Jia terbelalak mendengar ucapan Calvin itu, air matanya langsung meluncur bebas membasahi pipinya.

"7 Tahun pernikahan ... memiliki Rasya sebagai buah cinta kita... Dan kamu... Kamu ingin bercerai?" Desis Jia dengan suara tercekat di tenggorokannya. "Cuma demi wanita murahan itu?" Geramnya dengan dada yang bergemuruh.

"Bukan, Jia. Aku ingin kita bercerai bukan kamu karena Jasmine, tapi karena kita memang udah nggak cocok, semuanya udah berubah." Calvin berseru frustasi yang langsung membuat Jia tertawa hambar.

"Nggak ada yang berubah, Mas. Kecuali diri kamu sendiri..." Jia kembali mendesis tajam. "Tega kamu, Mas. Benar-benar tega! Salah aku sama Rasya apa? Huh?" Jia mendorong dada Calvin dengan emosi yang menggebu. "Aku yang selama ini ada buat kamu, Mas. Aku yang temenin kamu dari kamu bukan siapa-siapa sampai jadi dokter seperti sekarang, aku yang rawat kamu kalau kamut sakit."

"Iya, beberapa tahun yang lalu," balas Calvin tajam yang membuat Jia tercengang. "Setelah itu kamu kemana, huh? Kamu sibuk sama dunia kamu sendiri, kamu nggak tahu kapan aku sakit, kapan Rasya sakit. Bahkan kamu nggak ada saat Rasya ulang tahun, ingat?" Jia terpaku, mengingat kembali kesibukannya selama dua tahun terakhir.

"Kamu tahu apa yang Jasmine punya dan kamu nggak punya?" Air mata Jia semakin deras mendengar Calvin kembali menyebut nama Jasmine. "Dia selalu ada buat aku, Jia. Dia selalu memprioritaskan aku, dia perhatian, dia tahu apa yang aku butuhkan sebagai suami dan aku mendapatkan semua itu dari Jasmine." Calvin menatap mata Jia dengan begitu tajam, kini sudah waktunya dia jujur akan perasaannya yang sudah tak tersisa untuk Jia.

"Aku juga lelah bekerja seharian, bahkan kadang sampai tengah malam. Aku ingin pulang ke rumah yang membuat aku nyaman, aku ingin ada istriku yang menyapaku dan mengerti kelelahanku. Tapi saat aku pulang kesini, kamu nggak ada. Entah di luar kota atau bahkan ke luar negeri. Dan jika pun kamu ada, kamu hanya akan tidur karena katanya kamu lelah, dan saat ada waktu luang, kamu akan pergi ke salon bersama teman-teman kamu untuk memanjakan diri kamu sendiri. Kamu pernah nggak mikirin aku dan Rasya? Pernah nggak mikir kami juga butuh kamu untuk memanjakan kamu?"

Jia merasa tertohok mendengar ungkapan hati Calvin, ia bahkan menahan napas apalagi saat tatapannya beradu dengan tatapan Calvin. "Jadi apa lagi yang bisa kita pertahankan? Udah nggak ada lagi."

Setelah mengucapkan kalimat menyakitkan itu, Calvin bergegas keluar dari kamar mereka yang telah menjadi saksi bisu cinta mereka selama ini.

Jia langsung luruh ke lantai, kedua lututnya terasa lemas seolah tak bertulang. Dadanya sesak seolah di himpit batu besar, juga perih seolah tersayat ribuan pedang.

"AAAAKKKKKHHHH...." Jia berteriak histeris dan tangisnya pun pecah. Isak tangis Jia terdengar begitu memilukan, seluruh tubuhnya bergetar dan wajahnya sudah basah karena air mata yang mengalir begitu deras. Kini semuanya sudah hancur, sudah berakhir dan semua itu hanya Karena wanita penjual bunga itu.

"Demi Tuhan, Jasmine! Akan aku hancurkan hidup kamu!"

🦋

Jasmine memegang tangan ibunya dan mengecupnya dengan lembut, saat ini mereka masih ada di rumah sakit karena Dokter belum mengizinkan ibu Gina pulang sampai kondisinya benar-benar baik.

"Maafin aku ya, Ma." Jasmine berkata dengan lirih, tampak penyesalan dan rasa bersalah di matanya. "Gara-gara aku, Mama jadi begini."

Bu Gina balas menggengam tangan Jasmine dan ia menggeleng lemah. "Ini bukan salah kamu, Jasmine. Ini sudah takdir," ucap Bu Gina dengan lemah.

"Ma, aku mau cerai dari mas Calvin, tapi dia nggak mau. Aku harus gimana?" Rengek Jasmine sambil tertunduk lesu.

"Mama juga bingung, Jasmine. Mama rasa, sebaiknya kita pergi dari sini sekarang sebelum Calvin kembali. Kita pergi dari hidup Calvin." Jasmine terdiam sejenak dan memikirkan ajakan ibunya itu.

"Jasmine, mau sampai kapan kita di hina-hina seperti ini?" Jasmine semakin murung mendengar kata demi kata yang di ucapkan sang ibu.

"Iya, Ma. Kita pergi sekarang juga."

TBC...

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

mantap thor

2023-03-02

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

👍👍👍👍

2023-01-17

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

hmmmm .... Jia masih gak sadar diri, cuma bisa nyalahin orang lain .... 😏

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!