Bab #6 - Ketahuan?

"Calvin banyak bercerita tentang kamu, Jasmine. Dia sepertinya sangat mencintai kamu." Jasmine tersipu mendengar pujian wanita dari seberang telfon yang saat ini sedang video call dengannya.

"Tante juga sangat cantik, nggak heran kalau Tante punya anak setampan mas Calvin," ujar Jasmine pada wanita yang di perkenalkan sebagai ibunya oleh Calvin.

"Kamu jangan khawatir, Jasmine. Setelah kami punya waktu luang, kami akan segera pulang ke Indonesia dan kita rayakan pernikahan kalian." Jasmine langsung menoleh pada Calvin saat mendengar apa yang di katakan ibunya Calvin, Calvin tersenyum sambil mengecup pundak Jasmine.

"Kami juga senang mendengar kabar kehamilanmu, semoga kamu dan bayimu sehat selalu."

"Terima kasih, Tante," ucap Jasmine.

Karena ibu Jasmine terus mendesak Calvin untuk mempertemukan mereka dengan orang tuanya, maka Calvin dengan sangat terpaksa menyewa seseorang untuk berpura-pura menjadi ibunya.

Wanita yang mengaku sebagai ibu Calvin itu ngobrol selama selama beberapa menit dengan bu Gina juga Jasmine hingga akhirnya ia mengatakan ada pekerjaan penting yang tak bisa di tinggal, ia juga berjanji akan menghubungi Jasmine lagi nanti.

Kini Jasmine dan Bu Gina sudah lega karena sudah berbicara dengan ibunya Calvin. Begitu juga dengan Calvin yang bisa sedikit bernapas lega karena untuk saat ini rahasianya masih aman.

***

Rasya merasa kesal karena lagi-lagi orang tuanya berbohong padanya. Kata ayahnya, ia akan pulang sore nanti. Dan kata ibunya, ia hanya ada pemotretan sebentar.

Tapi nyatanya?

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam dan masih tak ada satupun dari orang tuanya yang pulang ke rumah.

Rasya sudah bosan bersedih hati, ia sudah kenyang dengan rasa kecewa. Rasya mengambil botol sirupnya dan ia melemparnya dengan kesal hingga botol itu pecah.

Tak berselang lama Suster nya datang, ia sangat terkejut melihat botol sirup yang sudah pecah. Kini tatapannya tertuju pada Rasya yang tampaknya sedang sangat kesal, wajahnya begitu tegang, tatapannya matanya begitu tajam.

"Sayang, ada apa?" kata suster Kunti namun bukannya menjawab, Rasya langsung naik ke atas ranjang, ia menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuhnya kemudian ia memejamkan mata.

"Rasya..." suster Kunti memanggil dengan lembut sembari mengusap kepala Rasya. "Ada apa, Sayang? Kenapa sirupya di buang?" Meskipun mendengar pertanyaan itu, namun Rasya enggan menjawabnya, ia lebih memilih bungkam dan tetap memejamkan mata.

Suster Kunti pun tak lagi bersuara, ia hanya membelai kepala Rasya dengan lembut hingga perlahan Rasya benar-benar tertidur.

Tak berselang lama, terdengar deru mobil dari luar. Suster Kunti langsung turun dan ia melihat Jia yang tampaknya sudah sangat kelelahan.

"Sus, Rasya sudah tidur?" Tanya Jia sembari melepas sepatu hak tingginya kemudian melemparnya dengan asal.

"Sudah, Nyonya," jawab suster Kunti. "Tapi sepertinya den Rasya marah karena Nyonya tidak pulang, dia sampai ngamuk tadi," tukas suster Kunti yang membuat Jia menghela napas berat.

"Tadi aku sudah mau pulang, Sus. Tapi masih ada beberapa pekerjaan yang harus aku lakukan, selain itu temanku juga ternyata mengadakan pesta. Aku nggak enak yang mau nolak pas di ajak." suster Kunti hanya manggut-manggut mendengar cerita Jia.

"Ya sudah, Sus. Kamu tidur aja, malam ini aku akan tidur di kamar Rasya."

"Baik, Nyonya," jawabnya.

Sementara Jia pergi mandi, suster Kunti segera membersihkan pecahan botol di kamar Rasya. Sebelum keluar kamar, suster Kunti menatap wajah Rasya, ia begitu prihatin dengan keadaan bocah itu yang begitu merindukan keberadaan orang tuanya namun mereka sibuk dengan dunianya masing-masing.

***

Keesokan harinya...

Jia membuat cake kesukaan Rasya dan ia berharap dengan ini Rasya mau memaafkannya karena sudah pulang terlambat.

"Sayang, Mama buat cake kesukaan Rasya neh," kata Jia sambil tersenyum lembut. Ia duduk di samping Rasya yang saat ini sedang bermain game di gadgetnya. Rasya hanya melirik sekilas cake yang di buat sang ibu namun kemudian ia kembali fokus pada gamenya. "Makan dulu, ya. Nanti minum obat lagi," ujar Jia sembari hendak menyuapi Rasya namun tanpa ia sangka, Rasya menepis tangannya hingga cake tersebut jatuh.

Jia terkesiap, ia tak pernah melihat Rasya berlaku kasar seperti ini. Jia menatap wajah Rasya yang tampak dingin dan tetap fokus pada gamenya.

"Rasya, nggak boleh seperti itu, Nak," tegur Jia namun Rasya tak mengindahkannya.

"Rasya mau makan apa? Rasya belum makan loh, ini sudah jam 11," tukas Jia kemudian.

"Oh, Mama masih perduli sama anak Mama," sindir Rasya dengan nada yang begitu menusuk. Hati Jia terkesiap, ia menatap sang putra yang kini melompat turun dari ranjang kemudian berlari keluar kamar sambil memanggil susternya.

Jia tertunduk sedih, ia sadar sudah sering sekali ia ingkar janji dan mengecewakan Rasya. "Ya Tuhan, sekarang apa yang harus aku lakukan," gumamnya.

"Mungkin aku harus mengajak Rasya dan mas Calvin liburan, supaya Rasya senang."

***

Sementara di sisi lain, Calvin saat ini justru sibuk menemani Jasmine berbelanja berbagai keperluannya. Dari baju, pakaian dalam, make up dan tak lupa ia membeli beberapa kotak susu hamil.

Jasmine terlihat bahagia karena Calvin membelikan semua yang ia mau, sementara Calvin justru sedikit was was mengingat kemarin ia justru bertemu dengan Evvy.

"Sudah semua 'kan?" Tanya Calvin yang seolah terburu-buru.

"Sudah, Mas. Kamu mau ke rumah sakit, ya?" Tanya Jasmine dan Calvin mengangguk sambil tersenyum tipis.

Setelah membayar semua belanjaan Jasmine, Calvin mengantar Jasmine pulang dan saat dalam perjalanan, ia mendapatkan telfon dari Jia.

Calvin terpaksa tidak menjawab panggilan itu namun telfonnya terus berdering. "Mungkin penting, Mas," ujar Jia.

"Dari rumah sakit, Sayang," jawab Calvin, Jasmine mengangguk mengerti.

Sesampainya di rumah, Jasmine menurunkan belanjaannya seperti Calvin langsung pamit pergi. Dan seperti biasa, sebelum pergi ia selalu mencium Jasmine dan mengucapkan kata-kata cinta yang begitu manis.

"Jaga diri, ya. Kalau ada apa-apa langsung telfon aku, jangan kelelahan, jangan stres. Kamu harus jaga buah cinta kita," kata Calvin.

"Iya, Mas." Jasmine berkata sambil tersenyum lembut.

Setelah itu, Calvin langsug melajukan mobilnya menuju rumahnya.

Dan sesampainya disana, ia langsung di sambut hangat oleh Jia.

"Tumben kamu di rumah," kata Calvin.

"Aku mau menghabiskan waktu sama Rasya, Mas," jawab Jia sambil menggandeng tangan suaminya itu.

"Mas, gimana kalau kita liburan bersama? Kasihan Rasya, dia benar-benar merindukan kebersamaan kita," ujar Jia kemudian.

"Nanti aku fikir-fikir dulu, kamu 'kan tahu sendiri pekerjaanku nggak bisa di tinggal gitu aja," jawab Calvin sembari meletakkan dompet dan ponselnya ke meja, setelah itu ie melepas kemeja dan celana kemudian ia bergegas mandi.

Sementara Jia hanya menghela napas lesu, sebenernya siapa yang berubah dalam pernikahan ini? Fikirnya.

Saat Jia memangut celana dan baju Calvin, tiba-tiba sebuah struk belanjaan jatuh dari saku kemejanya. Jia memeriksanya dan pupil matanya melebar melihat struk belanjaan itu.

"Pakaian dalam wanita? Susu hamil?"

Terpopuler

Comments

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

ya berubahlah ... !!!
apa harus menunggu sampe Rasya menganggap mama nya udah gak ada ? 😡

2023-01-17

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

jahat banget Calvin ....
ternyata otak nya gak cuma encer bisa jadi dokter, tapi juga encer buat jadi pembohong ...
😡😡

2023-01-17

0

Itin

Itin

okelah kalo kerjaan mendadak ya...
tapi pesta????
sementara sudah janji sama anak yg masih sakit akan cepat pulang...

2022-11-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!