Bab #7 - Ketahuan

Jia tak cukup bodoh untuk menanyakan tentang struk belanjaan itu pada Calvin karena bisa saja Calvin berbohong padanya, dan kini ia kembali mengingat apa yang di katakan Evvy padanya.

Dengan kesal, Jia mengembalikan struk belanjaan itu ke saku Calvin. "Apa yang harus aku lakukan untuk membuktikan apakah mas Calvin selingkuh atau nggak?" Jia menggumam resah dalam hatinya.

Ia menghirup aroma kemeja Calvin dan samar-samar ia mencium aroma parafum wanita, seketika air mata Jia menetes begitu saja namun ia segera menyekanya." Nggak mungkin dia selingkuh, dia sangat mencintaiku." ia mencoba meyakinkan hatinya sendiri namun tetap saja, hatinya tidak tenang.

Tak berselang lama Calvin keluar dari kamar mandi. "Ada apa?" Tanya Calvin yang melihat Jia tampak melamun.

"Emmm mas, besok aku mau ke luar kota," ujar Jia tiba-tiba yang membuat Calvin langsung mengernyitkan dahinya.

"Lagi?" Tanya Calvin sambil tersenyum ketus.

"Iya, cuma tiga hari," kata Jia lirih. "Aku akan menitipkan Rasya ke Mama, jadi kamu bisa fokus pada pekerjaanmu." lanjutnya. Calvin hanya manggut-manggut sambil menahan senyum senang mendengar apa yang di katakan Jia, karena itu artinya ia bisa menghabiskan banyak waktu bersama Jasmine.

"Malam ini aku akan mengantar Rasya ke rumah mama, karena penerbanganku besok pagi-pagi sekali," ujar Jia lagi.

"Iya, Sayang. Nggak apa-apa, habis ini aku anterin kalian," kata Calvin yang kini benar-benar tampak kegirangan. Respon Calvin membuat Jia semakin curiga.

***

"Sudah berapa lama kamu nggak kesini, Calvin? Akhir-akhir ini kamu bahkan sulit di hubungi," tukas wanita paruh baya yang merupakan ibu kandung Calvin.

"Iya, Ma. Mas Calvin sibuk banget," sambung Jia sambil melirik Calvin sekilas.

"Jadwalku benar-benar padat, Ma. Maaf, ya," ucap Calvin menyesal yang hanya di tanggapi senyum tipis oleh sang ibu.

Sementara Rasya kini hanya duduk mematung dengan raut wajah datar, dulu ia senang saat berkunjung ke rumah neneknya namun sekarang ia seolah mati rasa karena ia sudah sangat kecewa pada orang tuanya.

" Ya sudah, Rasya tinggal sama nenek dulu, ya. Nanti kita jalan-jalan dan belanja," kata neneknya namun Rasya tak merespon sedikitpun.

"Rasya masih nggak enak badan, Ma," sambung Calvin sambil membelai kepala Rasya dengan sayang namun Rasya menepis tangan Calvin dengan kasar, membuat hati Calvin terkesiap. Neneknya pun tampak terkejut melihat perilaku Rasya yang tampak berubah.

Rasya segera berlari ke kamarnya, membuat Calvin dan Jia hanya bisa menghela napas lesu. "Ma, titip Rasya. Sejak tadi Rasya enggan di ajak bicara, dia juga gampang ngamuk sekarang, kalau bicara juga ketus," tutur Jia.

"Sebenarnya ini salah kalian, coba kalian luangkan sedikit waktu untuk Rasya. Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan kalian, Memangnya apalagi sih yang kurang dalam hidup kalian?" tegur Bu Chika yang hanya bisa membuat Jia dan Calvin terdiam.

"Uang itu bisa di cari, kesuksesan itu bisa di raih, tapi waktu yang terbuang? Kalian mau cari kemana? Di usia anak-anak seperti Rasya ini yang sangat dia butuhkan adalah kasih sayang kalian," kata bu Chika menasihati dengan bijak.

"Iya, Ma. Setelah ini aku akan selalu ada untuk Rasya, aku janji," kata Jia dengan yakin namun Calvin masih tak bersuara.

Ia justru sibuk memikirkan nasib hubungannya dengan Jasmine.

Tak lama kemudian Jia pamit pulang karena hari sudah pulang, ia juga harus packing untuk keberangkatannya besok.

Sesampainya di rumah, Calvin langsug masuk ke kamarnya begitu juga dengan Jia.

Saat Calvin ke kamar mandi, Jia segera memeriksa ponsel Calvin namun ponselnya di kunci, ia mencoba membuka dengan memasukan ulang tahun Rasya, namun ternyata sandi itu salah. Ia kembali mencobanya dengan ulang tahun pernikahan itu, namun juga tak bisa. Jia semakin curiga, dadanya bergemuruh hebat dan ingin rasanya ia meneriaki Calvin, bertanya apa yang pria itu sembunyikan darinya.

Namun Jia tahu, takkan pernah ada maling yang ngaku.

Jia segera mengirim pesan pada Evvy, ia menyusun rencana dan meminta bantuan Evvy.

...🦋...

Keesokan paginya, Jia bersiap-siap layaknya ia mau pergi ke luar kota, bahkan ia membawa beberapa baju juga alat make upnya. Saat Calvin menawarkan diri untuk mengantarnya ke Bandara, Jia menolak dengan alasan ia sudah di jemput.

"Telfon aku kalau sudah sampai," kata Calvin kemudian ia mengecup kening Jia.

"Iya, Mas," jawab Jia singkat.

Calvin membantu Jia membawa kopernya ke mobil yang sudah menunggu mereka, dan sebelum Jia masuk mobil, Calvin memeluk dan mencium Jia sekali lagi seolah ia sangat mencintai istrinya itu. Namun hal itu justru membuat Jia semakin curiga, perhatian yang Calvin berikan pasti tak lebih untuk menutupi kebohongannya.

Saat mobil yang Jia tumpangi sudah keluar dari pagar rumah, Calvin langsung menghubungi Jasmine dan memberi tahu istri mudanya itu bahwa ia sudah di jalan dan sebentar lagi akan sampai ke rumah. Calvin meminta Jia untuk menyiapkan sarapan yang enak untuknya.

Calvin segera bersiap-siap pergi ke rumah Jasmine namun tanpa Calvin sadari, ternyata Jia tak pergi ke luar kota.

Saat mobil sudah berada di luar pagar, Jia segera keluar dari mobil itu dan masuk ke mobil Evvy yang sudah menunggunya.

"Aman?" tanya Evvy "Calvin enggak curiga, 'kan?" Tanyanya.

"Nggak, dia yakin banget kalau aku mau keluar kota," kata Jia sembari memperhatikan gerbang rumahnya, tak sabar menunggu Calvin keluar.

Jia tak punya jadwal keluar kota, ia hanya berpura-pura supaya Calvin merasa bebas untuk menemui selingkuhannya jika ia memang selingkuh, dan Jia ingin menangkap basah mereka.

Setelah beberapa menit menuggu, mobil Calvin keluar. "Itu dia...." seru Jia.

Evvy pun mengikuti mobil Calvin yang berjalan bukan ke arah rumah sakit. "Ini bukan jalan rumah sakit," kata Jia yang sudah mulai tampak sangat cemas.

"Tenang dulu, Ji," ucap Evvy.

"Awas saja kalau dia benar-benar selingkuh, akan aku habisi selingkuhannya itu." Jia menggeram marah dengan dada yang bergemuruh.

Mereka terus mengikuti Calvin hingga akhirnya Calvin berhenti di depan sebuah toko bunga.

"Apa Calvin mau beli bunga untuk selingkuhannya?" Gumam Evvy yang juga merasa geram. Jia masih fokus memperhatikan Calvin bahkan ia menahan napas, apalagi saat melihat Calvin turun dari mobil. Tak lama kemudian muncul seorang wanita muda yang langsung berhambur ke dalam pelukan Calvin dan Calvin langsung membalas pelukan wanita itu, bahkan ia mencium kening dan pipinya.

Air mata Jia tak bisa di bendung lagi, dadanya sakit, sesak dan perih. Seperti ada ribuan tombak yang menghunus jantungnya apalagi saat ia melihat senyum lebar Calvin.

Hati Jia hancur, dunianya hancur, seluruh hidupnya kini seolah sudah hancur.

TBC...

Terpopuler

Comments

maulana syarofa

maulana syarofa

yg salah lakinya, knp m... k, . . adu yang kena getahnya...
nasibnya istri ke dua/Sob//Sob/

2023-12-09

0

Andariya 💖

Andariya 💖

Calvin..Calvin kamu Uda kepergok
kamu selingkuh😡😡😡

2023-03-05

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

Jia sbg istri juga salah ...
dikasih kesempatan kerja, tapi sampe kebablasan.. suami dan anak gak di urus..
Calvin cari pelampiasan di tempat lain ..
Rasya juga protes dgn sikapnya ...
kalo udah begini ... baru deh nangis2 ...
telaaaaaatttt wooooi.... kejar aja terus itu karir ... juga pesta2 sampai pagi .... 😡

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!