"Apartement ini sangat aman dan nyaman, Pak Calvin. Tidak pernah ada keluhan dari penghuni apartement dalam segala hal."
"Okay, aku akan sewa apartement ini untuk satu tahun ke depan, uang mukanya akan aku transfer."
Calvin tersenyum karena kini ia mendapatkan tempat yang nyaman dan aman untuk Jasmine dan ibunya. Calvin tahu, apartement mewah dan besar ini takkan mengobati rasa sakit Jasmine yang di sebabkan olehnya, namun setidaknya Calvin bisa memberikan tempat dan lingkungan yang jauh lebih baik untuk Jasmine dan jauh dari para tetangga yang akan menghinanya.
Setelah selesai memeriksa kondisi apartement, Calvin segera kembali ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan ibu mertuanya.
Sementara di sisi lain, Jia sedang mengadukan nasibnya pada ibu mertuanya yang datang menemuinya. Bahkan, Jia membiarkan Rasya mendengarkan apa yang ia keluhan, tentang ayahnya yang kini memiliki wanita lain.
Rasya tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, namun ia mengerti bahwa keluarganya sudah tak baik-baik saja sekarang.
Jia menangis tersedu-sedu di pelukan sang ibu mertua. "Aku nggak mau bercerai dari mas Calvin, Ma. Aku nggak mau," lirih Jia dengan begitu pilu. "Aku akan berhenti jadi model asal Calvin nggak pergi, Ma."
Bu Chika hanya bisa mengelus punggung Jia sambil memintanya bersabar. "Sabar ya, Ji. Mama akan bantu sebisa Mama agar Calvin kembali sama kamu dan meninggalkan wanita murahan itu."
Kedua mata Rasya sudah memerah dan terasa perih melihat sang Mama yang tampak begitu terluka, meskipun ia tak masalah yang menimpa mamanya, namun ia tahu dengan pasti itu sangat menyakitinya. Rasya mendekati Mamanya dan menyeka air matanya dengan lembut yang justru membuat Jia semakin menangis. "Mama jangan menangis, ya. Masih ada Rasya yang akan menjaga Mama." tangis Jia semakin pecah, ia memeluk putranya itu.
"Iya, Sayang. Iya, Rasya akan selalu ada untuk Mama. Maafin Mama, Sayang. Selama ini Mama sibuk."
Rasya hanya tersenyum tipis dan mengangguk, namun hatinya bergemuruh hebat, percikan api benci dan dendam menyala disana.
***
Calvin sangat terkejut saat ia tak menemukan Jasmine dan ibunya di rumah sakit, ia bertanya pada suster dan dokter namun tak ada satupun dari mereka yang tahu kemana Jasmine pergi.
Hal itu membuat Calvin cemas, takut, apalagi kini Jasmine sedang hamil dan ibu mertuanya sedang sakit.
Tanpa membuang waktu, Calvin langsung bergegas menuju rumah Jasmine dan di sepanjang perjalanan, Calvin tak henti-hentinya mencoba menghubungi Jasmine namun ponselnya tak aktif.
Dan sesampainya disana Calvin di rumah, ia harus menelan kekecewaan karena Jasmine tak ada. Sepeda motor dan semua barang-barang Jasmine juga tak ada.
"Ya Tuhan, kamu dimana?" Calvin menggumam frustasi. Calvin mencari Jasmine ke toko, hasilnya sama
Calvin tak menyerah, ia mencari ke semua tempat yang kemungkinan di datangi oleh Jasmine, namun Jasmine sepertinya benar-benar sudah pergi.
"Jasmine, please... Jangan pergi."
Di sisi lain, Jasmine dan ibunya kini sedang dalam perjalanan tanpa arah. Jasmine membonceng ibunya dan mengikat perut ibunya ke perutnya agar sang ibu tak terjatuh. Jasmine melajukan motor bututnya, Jasmine tak bisa berhenti menangis. Bayangan akan kebersamaannya dengan Calvin kembali terbayang dalam benaknya, masa-masa terindah dalam hidupnya. Dan kini semuanya terbanding terbalik, Calvin memberikan neraka untuknya dan untuk ibunya.
Jasmine harus pergi, ia tak sanggup terbakar lebih lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Andariya 💖
Jia..Jia sekarang kamu baru menyesal 🤪🥰
2023-03-05
0
Putri Minwa
lanjut
2023-03-02
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
kasian Rasya harus mendengarkan omongan gak pantas dari mama nya ...
2023-01-17
0