Lelah dengan pertengkarannya dan Jia, Calvin ingin pulang ke rumah Jasmine dan memang seperti itu lah dirinya setiap kali bertengkar dengan Jia, maka Jasmine akan menjadi tempat pelarian ternyaman nya.
Namun sebelum pergi, Calvin menemui Rasya dan memastikan Rasya meminum sirupnya.
"Papa mau pergi lagi?" Tanya Rasya dengan suara lirih, seolah ia tak ingin Calvin pergi.
"Iya, Sayang. Nanti sore Papa akan pulang dan nemenin Rasya lagi," jawab Calvin sembari mengembalikan sirip Rasya ke atas nakas. "Mama di rumah kok, dan sepertinya nggak akan pergi lagi."Rasya hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan sang ayah, ia merebahkan tubuhnya ke ranjang kemudian Rasya menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya. Seketika air mata Rasya tumpah, mengalir deras hingga membasahi bantalnya.
Rasya menggigit bibirnya yang bergetar, mencoba menahan isak tangis agar tak lolos dari bibirnya.
"Sayang, Papa pergi dulu, ya." Calvin mengusap kepala Rasya sementara Rasya hanya mengangguk tanpa mau mengucapkan sepatah kata pun.
Saat Calvin keluar dari kamar Rasya, ia berpapasan dengan Jia. Calvin enggan berbicara dengan Jia, ia berjalan melewati Jia namun Jia langsung memeluk Calvin dari belakang dengan erat.
"Maafin aku," rengek Jia. Ia mengecup punggung suaminya itu.
Namun Calvin menolak pelukan Jia, ia menyingkirkan tangan Jia yang melingkar di perutnya kemudian ia bergegas pergi yang membuat Jia tampak sedih.
Jia hanya bisa menatap punggung Calvin dengan nanar sebelum akhirnya ia masuk ke kamar Rasya.
"Sayang, kamu tidur?" Jia duduk di samping Rasya.
Rasya mengusap air matanya kemudian ia beranjak duduk, hati Jia terkesiap melihat wajah sembab sang putra. "Kenapa nangis, Sayang? Ada yang sakit? Hm?" Tanya Jia dengan lembut.
Bukannya menjawab, Rasya langsung berhambur ke pelukan Jia, lengan mungilnya itu melingkar di pinggang Jia. "Mama, jangan pulang malam lagi. Biar Mama dan papa nggak bertengkar lagi." hati Jia mencolos mendengar apa yang di ucapkan Rasya.
Ia mendekap Rasya, mencium pucuk kepalanya dengan sayang. "Baiklah, Sayang. Mama akan usahakan nggak pulang malam lagi, Mama juga minta maaf ya karena Mama nggak tahu kalau Rasya sakit."
"Rasya kangen Mama dan Papa seperti dulu," lirih Rasya dan kembali bibirnya bergetar. "Yang nemenin Rasya tidur, main dan jalan-jalan." lanjutnya dengan suara bergetar.
"Iya, nanti kita akan jalan-jalan. Mama janji, hm."
Rasya tersenyum dan menganggukan kepalanya, ia semakin mengeraskan pelukannya, pelukan sang ibu yang sangat ia rindukan.
...🦋...
Calvin sudah sampai di rumah Jasmine namun ia tak menemukan siapapun disana, Calvin melirik arlojinya. "Sudah jam setengah 9, pasti Jasmine sudah ke toko," gumam Calvin.
Ia masuk ke kamar Jasmine, melemparkan tubuhnya ke ranjang yang berukuran sedang itu. Calvin memejamkan mata, menghela napas panjang beberapa kali.
Lelah, itulah yang Calvin rasakan. Ia sangat lelah dengan pernikahannya yang sudah sangat berantakan, andai tak ada Rasya. Calvin pasti sudah menceraikan Jia sejak dulu dan ia akan hidup dengan tenang bersama Jasmine.
...🦋...
"Selamat ya, Bu. Bu Jasmine positif hamil dan usia kandungannya sudah dua bulan." Jasmine tak kuasa membendung air mata harunya saat mendengar apa yang di katakan Dokter, ia langsung menatap ibunya yang saat ini juga terlihat sangat bahagia.
"Sudah dua bulan ya, Dok? Apa janinku sehat, Dok?" Tanya Jasmine antusias.
"Sangat sehat, Bu Jasmine. Dan untuk memantau pertumbuhan janin Ibu, sebaiknya lakukan check up dengan rutin, ya. Jangan lupa jaga kondisi fisik dan psikis, dan jaga asupan gizi Ibu karena itu sangat penting."
"Pasti, Dok. pasti..." Jasmine menjawab dengan antusias.
""Selamat ya, Sayang. Akhirnya kamu akan menjadi seorang ibu," ucap bu Gina sembari memberikan pelukan hangatnya pada Jasmine.
Setelah selesai melakukan pemeriksaan, Jasmine dan Bu Gina bergegas pulang.
Sesampainya di rumah, Jasmine terkejut melihat mobil Calvin. "Suami kamu sudah pulang, Jasmine," kata Bu Gina sembari melepas helmnya.
"Iya, Ma. Tapi mama jangan kasih tahu apa-apa dulu ke dia, ya. Biar nanti aku kasih kejutan," kata Jasmine yang masih menampilkan raut wajah bahagianya. Bu Gina terkekeh dan hanya mengangguk sebagai jawaban dari permintaan Jasmine.
"Hari ini kamu nggak usah ke toko. Biar ibu aja ya ke toko, apalagi kata Dokter kamu nggak boleh kelelahan," tukas Bu Gina.
"Iya, Ma."
Jasmine segera pergi ke kamarnya dan ia mendapati Calvin yang sedang tertidur di atas ranjangnya, Calvin bahkan lupa melepas sepatunya sehingga Jasmine merasa Calvin benar-benar baru pulang kerja.
Dengan sangat hati-hati, Jasmine membuat sepatu Calvin namun sang suami yang baru saja terlelap langsung terbangun. "Sayang, kamu dari mana?" Tanya Calvin sembari menarik Jasmine hingga Jasmine jatuh ke pelukannya.
"Aku dari..." Jasmine menggigit bibirnya sembari menatap mata Calvin dengan intens.
"Em, jangan begini. Nanti aku pengen cium," ujar Calvin sembari mengusap bibir Jasmine. Wajah Jasmine langsung merona merah dan ini lah yang sangat Calvin sukai dari Jasmine. Jasmine seperti remaja yang baru merasakan jatuh cinta.
"Apaan sih, Mas." Jasmine membuang muka namun Calvin langsung menangkup pipi Jasmine, memaksa Jasmine menatap matanya.
Calvin mendekatkan wajahnya ke wajah Jasmine, begitu dekat hingga Jasmine bisa merasakan hembusan napas hangat sang suami.
Saat bibir Calvin hampir menyentuh bibir Jasmine, tanpa di sangka Jasmine justru lebih dulu mengecup bbir Calvin kemudian ia berbisik tepat di depan bibir Calvin. "Aku hamil, Sayang."
Seketika kedua bola mata Calvin melotot sempurna dengan mulut yang terbuka lebar. Jasmine membawa tangan Calvin ke perutnya kemudian ia kembali berbisik, "Ada anak kamu disini, Sayang."
"Be-benarkah?" Tanya Calvin dan Jasmine mengangguk sambil tersenyum. "Kamu yakin, Sayang?" Tanya Calvin yang masih tak percaya dengan kabar itu.
"Iya, Mas. Aku sudah periksa ke dokter pagi ini, usianya dua bulan," jawab Jasmine dan seketika Calvin langsung menghujani seluruh wajah Jasmine dengan kecupan-kecupan ringan yang membuat Jasmine terkikik.
"Terima kasih, Sayang. Terima kasih banyak," kata Calvin yang tampak begitu bahagia.
Calvin sungguh bahagia Jasmine hamil, katakanlah dia egois tapi memang hanya anak yang bisa mengikat pernikahan mereka dengan kuat.
Calvin tahu, suatu hari nanti kebohongannya akan terkuak pada Jasmine namun ia tak ingin kehilangan Jasmine. Karena itulah ia sangat mengharapkan kehamilan Jasmine sejak dulu, dengan begitu Jasmine takkan bisa pergi darinya.
"Oh Sayang. Terima kasih banyak, aku mencintaimu ... sangat mencintaimu," ucap Calvin yang kembali mencium setiap inci wajah Jasmine.
"Aku yang terimakasih, Mas. Kamu membuat hidupku begitu sempurna," tukas Jasmine penuh haru.
"Baiklah, hari ini aku tidak punya jadwal jadi mari kita rayakan kehadiran buah cinta kita" kata Calvin kemudian.
"Em bagaimana kalau kita makan siang di luar, Mas? Udah lama kita nggak keluar bareng, kamu sibuk terus sih." Jasmine mencebikan bibirnya yang membuat Calvin terkekeh.
"Apapun untukmu, Sayang. Jangankan cuma makan siang di luar, pergi keliling dunia pun ayo!" Jasmine langsung tertawa mendengar ucapan suaminya yang ia nilai berlebihan itu namun tak urung itu membuatnya semakin bahagia.
...🦋...
Calvin membawa Jasmine ke sebuah restaurant bintang lima yang sebelumnya tak pernah Jasmine kunjungi.
"Makanan di sini pasti mahal-mahal, Mas," kata Jasmine setengah berbisik yang seketika membuat Calvin terkekeh.
"Murah kok, Sayang. Kalau kamu sama mama mau makan di sini setiap hari juga nggak apa-apa, nanti aku urus," ucap Calvin yang membuat Jasmine semakin terharu akan kebaikannya. "Silakan duduk, Sayang." Calvin menarikan kursi untuk Jasmine.
Tak lama kemudian seorang pelayan datang membawa buku menu, Calvin memesankan makanan terbaik dan termahal untuk Jasmine.
Sambil menunggu makanan datang, keduanya mengobrol bak remaja yang sedang kencan.
Dan tak berselang lama, makanan mereka datang. Kedua mata Jasmen berbinar dan ia menelan ludah saat melihat menu makanan yang sebelumnya hanya bisa ia lihat di TV.
"Kamu suka?" Tanya Calvin sambil tertawa saat melihat ekspresi wajah Jasmine.
"Keliatannya enak banget, Mas," kata Jasmine antusias. Calvin hendak menyuapi Jasmine namun tiba-tiba ada seorang wanita datang menyapa Calvin.
"Calvin..." Calvin langsug mendongak dan seketika kedua matanya melotot sempurna melihat siapa yang datang.
"Calvin, kamu ngapain disini?" Tanya wanita itu.
Jasmine pun menatap wanita itu yang kini juga menatapnya.
"Ini selingkuhan kamu, ya? Astaga! Pantas saja kamu jarang pulang, selalu tengkar sama Jia, ternyata kamu sudah di goda pelakor!"
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Mbak R
gak kebayang hidup jadi rasya.. pasti sedih banget.
dan gak semua anak bisa menerima pernikahan ke 2. antara kedua orang tua nya.
2023-07-17
0
Putri Minwa
jangan lupa mampir Dibalik kesetiaan Nayla ya thor
2023-03-01
0
Lusye marce wibowo
aku suka ceritanya,,up nya di gasken thorrr,,
2022-10-01
0