Bab #4 - Pengkhianatan Calvin

"Ini selingkuhan kamu, ya? Astaga! Pantas saja kamu jarang pulang, selalu tengkar sama Jia, ternyata kamu sudah di goda pelakor!"

Deg

Hati Jasmine seperti di hunus pedang saat mendengar apa yang di katakan wanita asing ini, ia terperangah bahkan menahan napas.

Sementara Calvin, ia berusaha menyembunyikan keterkejutannya saat melihat Evvy yang merupakan sahabat Jia tiba-tiba muncul di hadapannya.

Calvin berusaha bersikap tenang dan santai, namun ia harus berpura-pura tak mengenal Evvy.

"Maaf, kamu bicara apa?" Tanya Calvin sok polos yang langsung membuat Evvy tertawa sinis.

"Maksud aku, Calvin... Kenapa kamu ada disini? Suap-supan sama wanita lain sedangkan anak kamu sakit di rumah?" Evvy berkata penuh penekanan yang membuat Calvin langsung merasa panas dingin. Sementara Jasmine masih melongo seperti bodoh. "Dan kamu, wahai wanita penggoda..." Evvy berseru sembari menunjuk tepat wajah Jasmine.

Perasaan Jasmine sudah tak karuan, ia melirik ke sekitarnya dan kini semua orang sedang memperhatikannya. Jasmine malu, ia ingin menangis bahkan kedua matanya sudah memerah.

"Aku rasa kamu salah orang," kata Calvin kemudian sambil memaksakan bibirnya tersenyum. "Aku nggak ngerti kamu bicara apa, Mbak." lanjutnya yang kembali membuat Evvy tertawa sinis.

"Apa pelakor ini sudah buat kamu buta sampai nggak bisa mengenali sahabat istrimu ini, hm?" desis Evvy.

"I-istri...?" lirih Jasmine tak percaya. Kini tatapan sendunya itu beralih pada Calvin, ia menatap Calvin dengan berbagai pertanyaan yang terlintas dalam Benaknya.

Calvin kehabisan akal, alhasil ia langsung berdiri dari kursinya, ia berpura-pura melihat arlojinya kemudian berkata pada Jasmine. "Aku rasa kita harus kembali ke rumah sakit."

Jasmine melongo, ia memiliki banyak pertanyaan akan siapa Evvy? Siapa Jia? Siapa Rasya?

Calvin menarik Jasmine keluar dari restaurant, meninggalkan Evvy yang merasa geram pada suami sahabatnya itu.

Tanpa membuang waktu, Evvy langsung menghubungi Jia untuk memberi tahu apa yang ia lihat.

...🦋...

"Wanita itu siapa, Mas? Dan siapa itu Jia? Rasya?" geram Jasmine sembari menghempaskan tangan Calvin yang memegang tangannya.

"Aku rasa dia itu salah orang, Sayang. Aku nggak kenal sama dia dan siapa aja orang yang dia sebut tadi," kata Calvin yang berusaha bersikap setenang mungkin meskipun jantungnya seolah akan melompat dari tempatnya.

"Jangan bohong deh kamu, Mas!" Seru Jasmine dengan suara yang bergetar, hatinya sakit mengingat panggilan Evvy Tadi apalagi itu sampai menarik perhatian orang-orang. "Kamu sudah menikah, huh? Sudah punya anak juga?"

"Astaga, Sayang. Pemikiran macam apa itu, mana mungkin aku sudah menikah dan punya anak," elak Calvin. Ia menatap ke sekelilingnya, saat ini mereka ada di area parkiran dan Calvin tak mau sampai ada yang kembali melihat kebersama mereka.

"Please...." Jasmine menatap Calvin dengan nanar, "jujur sama aku, Mas."

"Sayang, untuk apa aku bohong sama kamu, hm?" Calvin menyentuh tangan Jasmine namun Jasmine menepisnya, membuat hati Calvin langsung mencolos.

"Jasmine, aku benar-benar nggak tahu siapa wanita tadi dan siapa yang dia sebut itu!" tekan Calvin.

"Bisa aja dia salah orang, Sayang. Dan kalau memang aku punya istri, lalu kenapa aku membawa jalan-jalan? Makan di luar? Bagian Ngenalin kamu ke orang tua aku."

Jasmine terdiam, mencoba mencerna apa yang di katakan Calvin. "Dan aku sangat mencintai kamu, Sayang. Kita kesini untuk merayakan kehamilan kamu, tapi hm?"

"Lalu kenapa kamu tarik aku keluar dari dalam? Kenapa kita nggak lanjut makan aja?" Tanya Jasmine dengan tajam yang membuat Calvin gelagapan..

Jasmine menatap Calvin penuh selidik, ada kecurigaan yang menyapa di hatinya dan sulit ia tepis, apalagi sampai detik ini tak ada satupun anggota keluarga Calvin yang di kenalkan pada Jasmine.

"Itu..." Calvin memutar otak, mencari jawaban yang tepat. "Kan tadi aku sudah bilang, sudah waktunya kembali ke rumah sakit, aku lupa hari ini aku ada janji dengan pasien yang mau check up, Sayang. Kalau kamu nggak percaya, ayo kita ke rumah sakit," kata Calvin.

Jasmine tak langsung percaya, ia tersenyum sinis menanggapi ucapan Calvin namun Calvin tak kehabisan akal untuk meluluhkan hati Jasmine. "Sayang, lihat mataku..." Calvin menangkup pipi Jasmine hingga tatapan keduanya bertemu.

"Aku nggak akan maksa kamu percaya sama aku, tapi izinkan aku melakukan ini bahwa kamu adalah satu-satunya wanitaku..." Jasmine mengernyit bingung mendengar apa yang di katakan Calvin, namun tiba-tiba Calvin berteriak selenkancang mungkin.

"AKU MENCINTAI AULIA JASMINE..."

"ISTRI TERCINTAKU YANG SEKARANG DIA SEDANG HAMIL ANAK PERTAMA KAMI...."

"I LOVE YOU S MUCH, JASMINE!"

Jasmine melongo melihat aksi Calvin, apalagi ada yang memperhatikan mereka saat ini.

"Mas, apaan sih..." desis Calvin.

"Biar kamu percaya!" jawab Calvin tersenyum lebar.

Hati Jasmine kembali luluh, bahkan kini wajahnya sudah merona merah.

Calvin terkekeh melihat ekspresi Jasmine, dan ia bernapas lega karena sepertinya Jasmine mempercayainya.

Maya Calvin melirik ke kanan ke kiri, karena sebenarnya ia sangat takut ada yang mengenalinya namun ia bersyukur karena sepertinya tak ada yang mengenalinya sehingga ia masih aman.

Calvin juga tahu, tak mungkin Evvy menyusulnya ke parkiran, dan sudah pasti saat ini wanita itu sedang melapor pada Jia.

Calvin kembali memutar otak, mencari jawaban jika Jia menanyakan sesuatu padanya.

...🦋...

"Panasnya sudah turun, syukurlah," ucap Jia setelah memeriksa suhu tubuh Rasya.

"Rasya 'kan rajin minum obat, Ma. Jadi pasti sembuh," kata Rasya sambil tersenyum lebar.

"Anak Mama pintar sekali." Aku Jia berkata sembari mencubit gemas pipi Rasya yang semakin hari semakin tirus.

"Sus, tolong perhatikan lagi asupan gizi Rasya, ya. Semakin hari dia semakin kurus, lho," seru Jia.

"Saya selalu usahakan menjaga asupan gizi Den Rasya, Nyonya. Cuma kadang Den Rasya nggak mau makan kalau tuan dan Nyonya nggak ada di rumah," papar suster kunti yang sengaja sedikit menyindir Jia namun sepertinya sindirian itu tak berarti apa-apa bagi Jia.

" Ya paksa dong, Sus. Masak paksa anak kecil nggak bisa? Itu 'kan seharusnya sudah menjadi keahlianmu, Sus!" tukas Jia penuh penekanan yang membuat Suster Kunti hanya bisa tersenyum masam sambil menganggukan kepala.

"Oh ya, Sayang. Siang ini Mama harus kerja, cuma sebentar kok, paling cuma 2_3 jam," ujar Jia kemudian yang langsung membuat senyum Rasya pudar dan raut wajahnya berubah drastis.

"Cuma sebentar kok, soalnya Mama sudah tanda tangan kontrak, Sayang," tukas Jia yang menyadari raut wajah Rasya berubah. "Setelah ini Mama janji akan meluangkan banyak waktu untuk Rasya, Mama bahkan punya rencana kita jalan-jalan ke luar negeri, bagaimana?" bujuknya yang langsung membuat wajah Rasya kembali berbinar.

"Benar, Ma?" Tanyanya antusias. Sambil tersenyum lebar, Jia mengangguk yakin. "Okay, jangan ingkar janji ya, Ma."

"Nggak akan, Sayang. Ya sudah, Mama mau siap-siap dulu." Rasya hanya mengangguk kecil.

Saat Jia sedang siap-siap, ponselnya berdering. Jia melirik layar ponselnya. "Evvy, tumben. Ada apa?" gumam Jia sembari menjawab panggilan sahabatnya itu.

"Ada Apa, Ev?" Tanyanya.

"Calvin nggak ada di rumah, 'kan?"

"Nggak ada, kenapa?"

"Tadi aku lihat dia di restaurant sama perempuan, mereka suap-suapan, Ji."

"Apa?!"

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

benar tuh, kejujuran nggak dapat di beli dengan uang

2023-03-01

0

Bintang Yafi

Bintang Yafi

endingnya jangan sampei jasmine dan calvib bersatu calvin suka berbohong ga suka

2023-02-18

0

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️

lhah ... udah tau gitu, kenapa atuh mau aja nikah siri ? koq gak mikir dari awal .. 😏

2023-01-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!