Bab 7

" Ada apa dengan anda?" Tanya sopir sekaligus pengawal yang mengawal Mayangsari.

" Tidak ada apa-apa pak." Mayangsari yang naik pitam, menundukkan kepala dengan memegangi kedua pelipisnya. Setelah beberapa detik dia menyandarkan punggungnya di kursi belakang mobil. Mobil pun berjalan dan melaju hingga Mayangsari enggan melihat suasana jalanan dari balik kaca jendela. Sekalipun dia tidak menoleh. Pandangannya kosong menatap langit-langit mobil.

" Baik Tuan." Percakapan singkat sang pengawal kepada Sang Konglomerat.

" Tuan sudah menunggu anda. Apa ada yang ingin anda kunjungi sebelum kita pulang?"

" Tidak. Lanjutkan saja jalannya." Pulang, pulang kemana?

Tidak lama mobil masuk ke dalam Perumahan Elit milik para Crazy Rich. Mobil sedang menunggu pagar berbesi tebal dengan tinggi menjulang dengan rumah yang sangat luas dan sangat mewah itu dibuka. Mayangsari tidak lepas mengedarkan seluruh pandangan matanya melihat rumah yang begitu mewah dan sangat luas itu, kepalanya menoleh ke arah semua sisi.

" Silahkan turun, Tuan ada di dalam!"

Mayangsari hanya memberi syarat pejaman mata kepada supir sekaligus pengawal Sang Konglomerat. Dia lantas membuka pintu mobil dan kaki jenjang putih mulus bersih dilengkapi dengan sepatu mahal yang baru saja dibelikan Sang Konglomerat pun melekat di kakinya. Langkahnya perlahan namun pasti menuju ke pintu utama yang sudah terbuka lebar menanti kedatangannya. Langkah kaki kanan pertama yang menginjakkan kakinya masuk ke dalam rumah megah tersebut. Dan terlihat Sang Konglomerat sudah menunggunya dengan duduk santai di sofa ruang tamu. " Apa sudah selesai urusan kamu?"

Mayangsari perlahan menuju ke arah Sang Konglomerat dan duduk di sampingnya. " Sudah."

" Lalu mengapa wajahmu tidak ceria? Apa kamu tidak suka dengan kejutan yang akan aku berikan kepadamu?"

Mayangsari mengernyitkan dahinya " Kejutan apa?"

" Ini." Sesaat Sang Konglomerat berhenti dan berdiri berjalan mengelilingi ruang tamu dan melanjutkan kata dari bibirnya. " Rumah ini akan menjadi milik mu dan kau tempati."

Mayangsari terkejut dengan membelalakkan matanya bulat sempurna dan menutup area bibirnya dengan kedua tangannya. " Apa? Apa saya tidak salah dengar?"

Sang Konglomerat menggelengkan kepalanya. Berjalan dan mendekati arah telinga Sang Penyanyi dan berbicara lirih " Tidak, kamu tidak salah dengar sayang."

Sang Penyanyi terdiam. Pikirannya kacau karena telinganya masih terngiang dengan ucapan Teguh sang managernya.

" Kamu ada apa?" Sang Konglomerat memegang dagu Sang Penyanyi dengan lembut.

" Lalu apa? tujuannya memberikan aku semua ini. Saya yakin ini tidak cuma-cuma. Kehormatan ku, nama baikku bahkan apa yang melekat pada diriku akan menjadi hak kamu sepenuhnya bukan?"

" Apa kamu menolaknya?"

" Apa aku bisa menolaknya? bahkan aku juga mencintaimu dan memiliki hasrat ingin hidup berdua dengan mu." Mayangsari yang memberikan kepalanya ke dada Sang Konglomerat. " Tapi aku tidak ingin semata hanya kau jadikan pemuas hasrat mu, lalu setelah kau bosan, kau akan pergi meninggalkan ku begitu saja, lalu kembali kepada keluargamu. Aku tidak ingin kau buang aku begitu saja setelah kau puas denganku."

Sang Konglomerat yang mengelus rambut dan kepala Sang Penyanyi.

" Kita akan menikah.

Sang Penyanyi yang terkejut dan perlahan melepaskan kepala yang dia sandarkan di dada Sang Konglomerat. " Lalu, bagaimana dengan keluargamu?"

" Ssst!" Sang Konglomerat menaruh jari telunjuknya di bibir Sang Penyanyi. " Mereka tidak akan pernah tahu kalau kita menikah diam-diam."

" Apa kamu serius dengan tindakan kamu?"

" Apa menurutmu aku main-main?"

" Apa yang mendasari kamu melakukan semua ini."

Sang Konglomerat membenahi posisi duduknya. Berusaha mengalihkan pandangannya dari Sang Penyanyi. " Cinta dan kasih sayang. Entah mengapa sejak awal kita jumpa, aku seperti memiliki perasaan yang aneh dan ingin memilikimu seutuhnya."

Mayangsari yang mendengar itu langsung dari bibir Sang Konglomerat rasanya hampir tidak percaya jika Sang Konglomerat mengungkapkan perasaan cinta kepadanya. Baginya, dia dan Sang Konglomerat bagaikan langit dan bumi yang seperti tidak akan mungkin bersatu karena perbedaan kasta. Selain perbedaan kasta, dia juga sadar bahwa Sang Konglomerat telah memiliki keluarga. Namun melihat keseriusan kata yang baru saja di ucapkan oleh Sang Konglomerat membuat Sang Penyanyi yakin dan menganggap ini adalah suratan takdir perjalanan hidupnya. Cinta keduanya telah membutakan segalanya.

" Berdirilah! Apa kamu tidak ingin melihat rumah yang sudah aku persiapkan untuk kita tinggali bersama nanti."

Sang Penyanyi tersenyum. Dia kemudian berdiri, berjalan perlahan beriringan dengan Sang Konglomerat melihat semua sudut rumah mewahnya. "Wao, ada kolam renang yang sangat luas." Sang penyanyi terlihat sekali bahagia melihat kolam renang yang ada di depan matanya dengan air yang jernih dan tanaman hijau yang menghiasinya. Tembok tinggi yang menjulang dilengkapi dengan pengamanan terbaik untuk versi rumah mewah di kawasan Perumahan Elit Jakarta Selatan. " Sayang, aku senang sekali, kamu sangat mengerti apa maunya wanita." Sang penyanyi menoleh ke arah Sang Konglomerat yang memegang pundaknya. Keduanya bertatap pandang dan melanjutkan langkahnya dengan menaiki tangga yang sangat elegan. Setapak demi setapak kaki keduanya melangkah dan sampai pada ruang tidur utama yang pintunya sudah terbuka. Terlihat sekali ranjang mewah bak di istana dilengkapi dengan lampu-lampu kristal yang menghiasi ruang tidur utama tersebut.

" Ini akan menjadi ruangan yang paling istimewa buat kita nanti. Akan kita habiskan setiap malam kita dengan kehangatan bersama."

Mendengar Sang Konglomerat berkata demikian, lagi-lagi sang penyanyi sumringah dibuat mabuk kepayang bagaikan diperlakukan seorang ratu di istana khayangan. Hidupnya benar-benar berubah beruntung sekaligus menjadi malapetaka jika pernikahan yang akan dilangsungkan atau rumah tangga diam-diam yang akan dia jalani dengan Sang Konglomerat ketahuan media masa atau pihak keluarga dari Sang Konglomerat. Sang Penyanyi melangkahkan kakinya perlahan memasuki ruang tidur tersebut. Jemarinya menyentuh lembut ranjang mewahnya dan mengedarkan pandangan ke seluruh bagian ruang tidur tersebut. Ruangan yang sangat luas dengan dilengkapi kamar mandi dalam dengan segala fasilitas mewah yang ada di dalamnya. Setelah mengelilingi ruang tidur utama yang sangat luas, keduanya keluar dan melihat pemandangan luar rumah dari ruang keluarga yang memiliki balkon dan dari situ bisa melihat semua sisi rumahnya. Sang Konglomerat yang berdiri dengan memegang pundak Sang Penyanyi. " Aku sudah tidak sabar, ingin melihat mu setiap hari dari bangun tidur dan melihatmu tidur kembali."

Sang penyanyi tersenyum simpul. Dia tidak bisa berkata-kata lagi dengan semua rayuan Sang Konglomerat yang ditujukan kepadanya. Dia hanya menyandarkan kepalanya di pundak Sang Konglomerat dengan hati yang teduh dan damai. Sang Konglomerat lantas mencium kepala sang penyanyi dengan sentuhan bibir yang sangat lembut. Seolah isyarat dari Sang penyanyi bahwa dia merasa nyaman dan tenang berada di dekat sang Konglomerat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!