Bab 10

" Ya sudah, aku tidur." Pak Min yang berdiri dari duduk jongkoknya karena diajak berbisik-bisik dengan Mbok Tri.

Sementara di dalam ruangan sang Nyonya. Terlihat sang Konglomerat sedang tidak bisa mengendalikan hasratnya yang bagaikan jiwa muda yang bergelora.

" Apa sebaiknya kita berbulan madu sayang."

Kecupan manis dan sentuhan jemari ke dada bidang Sang Konglomerat yang penuh bulu. Biarpun usianya tidak lah muda lagi, namun jiwa mudanya seperti bergairah kembali setelah menikah dengan Sang biduan.

" Nanti aku akan atur jadwal kembali."

" Mengapa kamu pulangnya lama sekali, hari ini honey?" Keduanya yang saling mendekap mesra di atas ranjang.

" Aku harus beralasan dengan Halimah. Supaya dia tidak curiga."

" Kamu sungguh lihai honay, padahal wajahmu bagaikan pria baik-baik yang takut dengan istri. Namun di luar, kamu bagaikan singa liar yang aku tak percaya, kamu sangat jinak dan tidak menakutkan di hadapanku. Bahkan aku tidak menyangka kalau aku dan kamu bisa sedekat ini sekarang."

" Kamu adalah segalanya untukku." Dengan memberi kecupan bibir ke arah bibir Sang Istri diam-diamnya.

Sang biduan yang tersenyum manja dan berlagak centil di hadapan sang suami Konglomerat nya.

Keduanya berusaha menikmati malam dengan penuh arti tanpa menyia-nyiakan waktu dan kesempatan bersama yang dimiliki. Sang biduan yang sadar akan posisinya bahwa dia hanyalah istri diam-diam sang Konglomerat, jadi dia berusaha memberikan apapun yang membuat Sang suaminya akan terus mencintainya dan lebih mencintainya lagi dan lagi supaya sang suami tak akan berpaling darinya.

Malam yang menggairahkan untuk keduanya berlalu hingga pagi yang menyingsing pun tiba. Matahari sudah tidak bisa terelakkan lagi menembus jendela-jendela kaca setiap sisi rumah sang Biduan. Sang biduan yang melihat sang suami masih tidur dengan pulas, sengaja tidak membangunkan karena dia hanya ingin suaminya tinggal lebih lama bersamanya. Sang biduan yang mengelus-elus lembut dengan telunjuk jari wajah sang suami dan memandanginya dalam-dalam. Rasa cinta yang apa-apaan ini membuat seperti dirinya dan sang suami seperti anak remaja yang tengah dimabuk kasmaran. Kisah cinta keduanya seperti romansa anak muda yang membuat tertawa geli jika membayangkan nya sendiri.

****

" Mbok, apa sudah siap sarapannya." Sang Nyonya yang mengecek Mbok Tri yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi.

" Iya, sudah Nyonya."

" Ya sudah bagus." Sang Nyonya yang melihat hidangan meja makan yang sudah terta rapi dengan berbagai hidangan pagi.

" Nya..." Mbok Tri yang tahu ingin bertanya kepada Nyonya nya.

" Iya mbok."

" Maaf Nya tidak jadi." Mbok Tri yang mengurungkan niatnya dengan gerak-gerik yang canggung dan akan sangat tidak sopan jika menanyakan masalah pribadi terhadap Nyonya nya.

Sang Nyonya seperti sudah tahu dan bisa menangkap apa maksud dari Mbok Tri. " Mbok kerja aja, okay!"

" Iya Nya." Melihat sang Nyonya yang menaiki tangga dengan memakai dress bagus dan terlihat mahal padahal hanya dipakai di rumah, dress di atas lutut yang jika dipakai oleh Nyonya bagaikan ratu di istana Balqis.

" Rasanya aku tidak ingin membiarkan kamu pergi, sekalipun itu bekerja ke kantor." Sang biduan yang memeluk manja Sang suami Konglomerat nya dari belakang. Sang suami yang tengah membenahi dasi berdiri di depan cermin hias.

Sang suami tersenyum manis dan merekah lalu meraih tubuh sang istri diam-diamnya dan mengecup keningnya dengan lembut. " Pagi ini kamu cantik sekali." Dengan tatapan dalam penuh makna.

" Terimakasih Honey. Apa kamu akan pulang ke Halimah?"

" Aku usahakan pulang kesini. Tapi supaya tidak terlalu membuat curiga, aku sepertinya akan tidur di rumah Halimah."

Wajah Sang istri diam-diam yang mulai kusut dan tampak bersedih.

Sang suami Konglomerat yang menyentuh dagu sang istrinya dengan lembut. " Kamu jangan bersedih, biarpun aku tidur di rumah Halimah, namun hati ini hanya untukmu sayang." Sang suami Konglomerat yang menggoda sang istri dengan mengusap centil jari telunjuknya ke area hidung sang istri yang sedang merajuk.

" Aku sudah duga akan seperti ini."

Hembusan nafas sang suami yang sedang melihat sang istri merajuk dengan sangat kekanakannya. " Aku janji setelah itu, kita akan berbulan madu ke pulai Dewata."

Sang istri yang mulai kembali tersenyum. " Janji!"

" Ya. Aku janji untuk satu Minggu ke depan, aku akan atur jadwal supaya kita bisa bulan madu ke Pulau Dewata."

Sang istri langsung memeluk Sang suami Konglomerat nya dengan penuh harap.

" Sekarang mari kita sarapan dan aku akan berangkat ke kantor."

Sang istri mengangguk.

Keduanya lalu keluar dari ruang istimewa mereka dan melangkahkan kakinya menuruni anak tangga menuju meja makan.

Terlihat sekali sang Tuan mengedarkan seluruh pandangannya melihat hidangan di atas meja makan. Sang Tuan kemudian menarik kursi yang akan diduduki nya.

Keduanya menikmati sarapan pagi dengan sangat hangat. Layaknya suami istri yang penuh cinta terlihat dari raut wajah dan perlakuan keduanya yang saling memanjakan satu sama lain. Tidak ada perasaan tidak bahagia meskipun keduanya menjalani pernikahan diam-diam dan secara rahasia tanpa banyak yang tahu keduanya sepasang suami istri.

Sang suami yang meneguk segelas air putih sebelum dirinya beranjak dari tempat duduknya. " Aku berangkat ke kantor dulu." Mendaratkan kecupan entah yang kesekian kali dalam pagi itu ke istri diam-diamnya.

" Hati-hati sayang." Senyuman bibir yang manis tidak lupa dia perlihatkan supaya hati sang suami teduh.

Keduanya berjalan beriringan. Hingga Sang istri berdiri memandangi sang suami yang berjalan menuju mobil yang ada di halaman lengkap dengan supir pribadinya yang sudah bersiap dan menunggu sang Tuannya.

Sang suami yang membuka pintu mobil dan menutupnya kembali diikuti dengan membuka kaca jendela mobil dan melambaikan tangan kepada sang istri diam-diamnya. Begitu juga sang istri yang melambaikan tangan kepada sang suami Konglomerat nya.

" Pak Min."

" Iya Nya."

" Siapkan mobil, dan antar aku pergi."

" Siap Nya." Pak Min yang bergegas menyiapkan mobil dan Nyonya yang sedang naik ke lantai dua untuk mengambil tas dan ponselnya.

Setelah mengambil tas mewah dan ponselnya, Nyonya menuruni anak tangga dengan menenteng tas mewah jinjingnya. " Mbok Tri, aku pergi dulu ya, jaga rumah!"

" Baik Nya."

Sang Nyonya yang berjalan menuju pintu utama rumah dan mulai lenyap dari pandangan Mbok Tri yang berada di dapur.

" Yah, sepi, rumah sebesar ini, tapi sepi. Hanya ditinggali beberapa gelintir orang. Masak banyak, sisa banyak. Mubadzir." Mbok Tri yang berbicara sendiri sambil mengedarkan pandangan ke seluruh langit-langit rumah dan membereskan makanan yang ada di meja makan. Mbok Tri menggeleng-geleng kan kepalanya melihat lampu kristal besar dan panjang yang menggantung dari atas langit-langit lantai dua hingga ke lantai satu. " Orang kaya mah bebas. Ini sih beruntung pisan Nyonya dipersunting oleh Tuan yang kaya raya dan kekayaannya yang katanya tidak akan habis sampai tujuh turunan."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!