Bab 16

Kecurigaan dan kecurigaan bermunculan hingga 7 tahun lamanya pernikahan diam-diam sang biduan dengan sang konglomerat. Bahkan ada sebuah foto sang konglomerat dan seorang penyanyi yang cukup memiliki nama besar tersebar di Duni maya. Khalayak dibuat geger dengan keaslian foto tersebut. Penyanyi lawas yang cukup Terkenal memilik hubungan spesial dengan Sang Konglomerat. Judul majalah terbitan hari ini. Simpanan Sang Konglomerat. Sang biduan ternyata sudah menikah diam-diam dengan sang Konglomerat. Sang biduan adalah seorang penyanyi sekaligus pelakor. Judul-judul di media internet yang banyak sekali menyudutkan Mayang.

Mayang yang merasa dadanya sesak ketika mendengar tv dan juga semua media membicarakan foto syur dirinya dengan sang konglomerat. Entah bagaimana foto itu di dapatkan mereka dan disebar luaskan.

" Hikz...Hikz...Hikz..." Suara Isak tangis ibunya dari dalam kamar.

" Boleh aku masuk Bu." Gendis yang memeluk ibunya tanpa berkata apa-apa. Keduanya menangis histeris. Isak tangis pecah di sebuah kamar lantai dua. Ibu dan anak yang saling berpelukan. Menguatkan satu sama lain.

" Hi...hi...hi..." Ibunya yang tidak ada habisnya menangis. Air mata bahkan sudah menggenangi ruangan dengan sangat cepatnya.

" semoga foto itu palsu Bu!"

" Ayah kamu sudah berbohong. 7 tahun silam, ibu sempat curiga kepada Ayah mu. Namun ibu buang pikiran negatif Ibu. Ibu mencoba untuk percaya 100% terhadap apapun yang dilakukan ayah kamu di luar rumah. Halimah tidak berhenti menangis terhadap berita yang saat itu beredar. Nama baik yang hancur dengan adanya orang ketiga yang hadir dalam rumah tangganya. Bahkan kabar berita juga menyebut bahwa sang biduan telah memiliki anak perempuan buah hati pernikahan diam-diam mereka.

" Aaaaaaa...teriak Panji yang memukul dinding kamarnya." Orang ketiga yang hadir dalam rumah tangga orang tua nya sangat berpengaruh untuk semuanya. Kabar yang membuat geger dan membuat rumah tangga Halimah dan suaminya diujung tanduk. membuat Panji tidak akan tinggal diam. Rumah terasa panas. Hawa peperangan yang siap diluncurkan ke pihak lawan. Panji sebagai anak laki-laki dalam keluarga meaara sakit hati dengan perlakuan ayahnya kepada ibunya. Tega mengkhianati bahkan sudah menikah diam-diam selama 7 tahun.

Di ruang keluarga rumah mereka. Yang mengetahui ayahnya baru saja pulang dari kantor seperti biasanya. " Ayah kita mau bicara."

" Ayah lelah."

" Ini penting." Geram Panji terhadap sikap ayahnya yang terkesan acuh dengan berita yang ada.

" Lain kali saja."

Halimah dan Gendis yang hanya duduk di sofa terisak, menangisi berita yang sangat menggemparkan jagad raya.

Panji yang bertambah geram melihat sikap ayahnya langsung menarik kerah kemeja dan memukulnya. Bug. Pukulan Panji tepat mengarah ke pipi kanan ayahnya.

" Panjiiiii...." Halimah yang teriak memanggil putranya berusaha menarik Panji yang ingin memukul ayahnya kembali. Halimah berusaha melerai perkelahian anak dan ayah.

Sementara Gendis tidak kuat menahan tangis. Cobaan macam apa yang ayahnya lakukan hingga mencemarkan nama baik keluarga besar bahkan dirinya sendiri. Menghancurkan rumah tangga yang telah dibina puluhan tahun bersama ibunya. " Perempuan macam apa dia? Tega menghancurkan hati ibu dan juga keluarga kami. Aku tidak akan tinggal diam. Aku tidak peduli siapa kamu." Gendis yang meremas mengepal sepuluh jemari tangannya dengan wajah penuh dendam dan amarah memuncak. " Wanita seperti itu harus diberi pelajaran!" Nafas penuh dengan ambisi ingin membalas sakit hati ibu dan juga keluarganya.

" Sudah...sudah Panji!" Halimah dengan nada bergetar sambil terus menangis tiada henti.

" Tapi ibu...." Panji yang berusaha ingin memukul ayahnya kembali. " Laki-laki macam apa ayah ini!"

Suami Halimah hanya meringis kesakitan mengusap pipi dengan jemarinya yang sudah terkena tinju oleh anaknya.

" Apa sulitnya, jelaskan ke kita?" Halimah dengan nada bergetar yang menatap suaminya dalam.

" Iya, berita itu benar adanya. Ayah minta maaf pada kalian semua." Bambang yang berlutut di hadapan Halimah dan anak-anaknya.

" Tapi mengapa yah. Ayah melakukannya?" Tanya Panji geram yang ingin memukul ayahnya namun dia lampiaskan genggaman pukulannya ke arah dinding.

" Ayah tidak bisa jelaskan. Ayah mengaku salah, ayah minta maaf."

" Ayah harus tinggalkan wanita itu!" Gendis yang menyahut dengan deraian air mata.

Suami Halimah hanya meneteskan air mata penyesalan. Namun tidak menjawab apakah dia harus meninggalkan Mayang atau tidak.

" Kenapa ayah tidak jawab? Ayah tidak akan meninggalkan wanita itu. Hehm...ayah bahkan tidak mampu menjawab untuk memutuskan harus meninggalkan wanita itu?" Gendis dengan sangat beraninya terhadap ayahnya yang sudah tega mengkhianati ibunya.

" Jawaaab." Panji yang berteriak di depan wajahnya.

Kedua anaknya bahkan terlalu sangat berani menghadapi ayahnya sendiri. Sakit hati karena kelakuan ayahnya yang seperti laki-laki pengecut karena bisanya menyakiti seorang wanita.

Semenjak malam perkelahian Panji dan juga ayahnya. Halimah dan kedua anaknya tidak berada di rumah selama 1 bulan. Halimah pergi ke rumah lama orang tuanya beserta anak-anaknya.

" Kita bawa ibu ke rumah sakit dik!"

" Iya kak."

Panji dan juga Gendis yang membawa Halimah ke rumah sakit. Semenjak berita itu mencuat dan membuat geger. Banyak sekali teman maupun kerabat yang menanyakan tentang keaslian daripada foto tersebut. Menanyakan rumah tangga mereka yang berlanjut akan seperti apa. Itu membuat kondisi kesehatan Halimah sedikit terganggu. Hingga dia lupa makan dan hanya memikirkan masalah yang telah suaminya perbuat.

" Ibu, ibu harus kuat. Ada aku sama Panji yang akan jaga ibu."

Halimah hanya menatap langit-langit ruang rawat inap di dalam rumah sakit.

" Ibu dimana?"

" Ibu di rumah sakit."

" Ibu mau pulang saja."

" Kondisi ibu tidak memungkinkan untuk ibu pulang Bu. Sebaiknya ibu dirawat 2 sampai 3 hari. Baru ibu boleh pulang."

" Ibu tidak apa-apa Ndis."

" Tidak Bu. Kondisi ibu sangat memprihatinkan. Ibu tidak mau makan kalau ibu pulang. Aku tahu, ini masalah terberat dalam keluarga kita. Tapi ibu harus kuat! karena ada aku dan juga Panji yang akan menjaga ibu. Ibu juga tidak boleh larut dalam kesedihan ini terlalu lama. Pikirkan kesehatan ibu! Sementara kita tinggal disini yang jauh dengan hiruk pikuk kota Jakarta. Biar pikiran ibu lebih tenang. Biar berita ayah di Jakarta reda dengan sendirinya." Gendis yang menatap wajah ibunya sayu dan pucat.

Bagaimana bisa yah, kamu membohongi ku dan anak-anak selama itu? 7 tahun bersama dengan wanita lain. Wanita itu memang lebih muda dan cantik dari diriku saat ini. Uangmu yang banyak bisa menaklukkan siapa saja yang kamu inginkan. Tapi apakah ini pantas aku dapatkan? harus menahan rasa sakit hati yang dalam ketika mendengar kabar ini. Apakah harus seperti ini akhir dari rumah tangga yang kita bina bersama dan dari kita masih muda? Halimah yang menatap rintik hujan dari balik kaca jendela ruang rawat inap rumah sakit.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!