Pagi sekali Farel dan Leo pergi ke salah satu resto ternama dan segera memasuki ruangan private yang telah ia pesan sedari tadi. lima menit kemudian pintu ruangan terbuka, seketika Farel dan Leo menoleh. Betapa terkejutnya Farel melihat pemandangan nyata di depannya.
Vania bersama seorang lelaki tampan, gagah, berkharisma. Dia adalah Abian Candra Pemimpin prusahaan Corporation Corp. Ya.. Vania sekarang telah bekerja sebagai sekretaris Abian.
Vania pun kaget bukan main. Sebenarnya saat ini ia tak mau dulu bertemu dengan Farel. Orang yang sudah menghilangkan harta paling berharga di dirinya. Hatinya sungguh masih sangat tergores oleh kejadian malam itu.
Apalagi saat ini Farel hanya fokus pada berkas dan laptopnya tanpa mau melihat ke arah Vania. Seperti dua orang asing yang belum pernah kenal sama sekali. Semakin bertambah hancur hati Vania. Ia menahan kuat agar tangisnya tidak pecah. Sesekali ia mengusap matanya yang memerah.
"apa kejadian malam itu tak ada artinya bagi om Farel? Mengapa dia tega sekali? bahkan untuk sekedar melirikku saja tidak mau" batin Vania
Rapat berlangsung hikmat, semua berjalan lancar dan kerjasama dimulai.
Vania dan Abian keluar dari ruangan itu, baru berjalan beberapa langkah Vania berhenti.
"Tuan.. mohon maaf, saya mau ke toilet sebentar"
"baiklah, saya tunggu dimobil ya"
"iya tuan, saya permisi"
Saat Vania hendak masuk ke toilet, tiba tiba tangannya dicekal dan ditarik memasuki lorong samping.
Ternyata saat Farel keluar ruangan , ia melihat Vania berjalan dan tanpa pikir panjang langsung mengikutinya.
Farel menyandarkan Vania pada dinding, tangan Farel yang satu memegang bahu Vania dan yang satunya ia taruh di dinding samping kepala Vania untuk menopang tubuhnya.
"apa yang kamu berikan pada Abian sampai sampai dia bisa menerimamu jadi sekretarianya?"
"maksud om?"
"jangan pura pura polos Vania.. apa kamu juga melemparkan dirimu ke ranjangnya supaya bisa jadi sekretarisnya? sama sepertimu yang rela aku ambil kehormatannya hanya demi kamu bisa mendapatkanku bukan??"
plak
Suara tamparan keras mendarat dipipi mulus Farel. Vania benar benar merasa terhina, ini benar benar sakit yang tak berdarah.
"om lupa kalau aku ini seorang sarjana? om lupa kalau aku adalah anak yang pintar? nilai IPK ku diatas rata rata, jadi tidak menutup kemungkinan banyak mau mempekerjakan aku dengan layak.. oh ya dan satu lagi, asal om tau, jika bukan karna aku yang rela menyerahkan kehormatanku kau renggut, mungkin saat ini om sudah menjadi orang gila karna birahi om tidak tersalurkan! " Vania bergegas pergi dan meneteskan air mata yang sejak tadi ia tahan.
Ia terus berjalan sembari mengusap pipi yang penuh lelehan air mata, ia tidak memperdulikan tatapan aneh orang orang kepadanya. Yang ia pikirkan hanya cepat sampai ke mobil karena sang bos sudah lama menunggunya.
Sementara Farel bagai patung tak bernyawa. Diam dan mencerna semua ucapan Vania barusan.
Harusnya ia berterimakasih, tapi ini malah sebaliknya.
Entahlah.. Farel hanya tidak suka melihat Vania berdekatan dengan Abian. Apalagi sesekali terlihat jelas Abian sangat perhatian dengan Vania.
"Van.. mata kamu metah, kamu habis nangis?"
"tidak tuan, ini hanya kelilipan tadi kena debu"
"oh ya sudah.. kita balik kekantor sekarang ya"
"iya Tuan "
Keduanya memasuki mobil bersamaan dan meninggalkan resto tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Meili Mekel
sabar vania
2022-11-16
1
Widya Febrina
sabar Van 😢😢☺️☺️☺️
2022-10-20
1
Natha
Bingung Ama dunia halu.
CEO kalau cemburu, begonya ngalahin orang yang tingkat IQ dibawah rata rata 🤣
2022-10-08
7