Setelah kurang lebih 2jam menempuh perjalanan, akhirnya Farel sampai di puncak.
Tadi ia mendapat kabar dari pihak kampus bahwa Rosa terjatuh dan terpeleset ke Jurang, kakinya juga sesikit terkilir.
Beruntunglah saat itu Rossa terjatuh dijurang yang tidak terlalu tajam sehingga tidak terlalu sulit untuk menariknya keatas.
"sayang.. gimana keadaan kamu?" tanya Farel
"baik ayah, hanya sedikit terkilir, jadi agak susah kalau buat jalan" jawab Rossa
"kita pulang saja ya?"
"jangan ayah.. aku masih pengen disini"
"tapi kan keadaan kamu gak mungkin untuk meneruskan acaranya"
"gak apa apa, aku gak akan ikut kegiatannya yah, aku nanti lihat aja. Lagi pula ada Vania dan Agam yang menjagaku nanti"
"yasudah kalau itu maumu, ayah bisa apa?" Farel mengedikkan bahunya.
"Rossa.. aku bawain makan siang buat kamu"
Farel dan Rossa menoleh kesumber suara, itu Vania.
"terimakasih Van"
"om sudah makan belum?" tanya Vania antusias
Farel hanya menggeleng
"ayo om ikut aku" Vania baru pulang dari tugasnya, belum sempat mengganti baju dan ia malah langsung menarik tangan Farel keluar, tangan satunya dia taruh belakang punggung mengacungkan jempolnya pada Rossa, Rossa hanya geleng kepala dengan tingkah sahabatnya itu.
Dan bertepatan dengan Agam masuk
"Agam, jagain Rossa bentar ya?" seru Vania
Vania mendudukkan paksa Farel, kemudian mengambil makanan dan menyodorkannya di depan Farel. Farel meraih sendok yang diberikan Vania.
Ia masih terdiam dan belum menyentuh makananya.
Sebenarnya Farel masih jengkel dengan ulah Vania yang seenaknya menarik tangannya.
Tapi entah mengapa ia tidak bisa menolak keras bahkan tidak bisa memarahinya sedikit saja.
aku pasti sudah menganggap Vania seperti Rossa. ya, aku anggap dia seperti anakku.
"ayo om dimakan"
Farel memasukkan makanan kemulutnya dengan ragu, mengunyah perlahan lalu menelannya.
enak
Farel langsung meraih kotak makanan itu dan melahapnya.
"mau aku suapin om?"
Farel tidak menjawab, ia hanya fokus menghabiskan makanannya karena sedari pagi belum memakan apapun, ah malahan tadi sempat akan memakan Angel. Beruntunglah tidak sampai terjadi, pikirnya.
"kamu beli dimana?" Farel membuka suara setwlah makanan tinggal swdikit
"aku membuatkannya spesial buat om"
uhuk uhuk
Vania langsung meraih gelas minum dan memberikannya pada Farel
"jangan bercanda" seru Farel
"beneran om.." jawabnya serius
Farel menggeleng sambil tersenyum
"om.. boleh tanya sesuatu?"
"hmm.."
"apa sangat mencintai kekasih om?"
"tentu saja, memangnya kenapa?"
"salah gak sih om kalau kita mencintai orang yang lebih dewasa?"
"ya gak lah.. cinta tidak memandang umur Van"
"kalau kita mencintai seorang diri apa yang harus kita lakukan ya om?"
"kejar dia, tunjukkan bahwa kamu layak juga dicintai, buat dia mencintaimu"
"sepertinya akan susah om"
"kenapa?"
"dia memiliki kekasih"
"lalu kamu beeniat merebutnya? begitu?"
"iya"
Farel langsung menonyor kepala Vania
"kalau bisa kenapa tidak??"
Farel tertawa lucu dengan tingkah Vania, kadang dewasa, kadang kekanak kanakan juga. Seperti memiliki dua kepribadian.
Farel menganggap itu lelucon, tapi tidak dengan Vania.
Ia menganggap itu lampu hijau unyuknya terus berjuang.
semangat Van.. kamu pasti bisa menaklukkan om Farel.
Vania menyemangati dirinya sendiri.
Sementara Rossa merasa sangat penasaran dengan apa yang dilakuin sahabat dan ayahnya.
aku jadi sangat penasaran. ah Vania... kamu harus segera menceritakan semuanya.
Rossa terkekeh geli bila mengingat bahwa saat ini dia senang menjadi makcomblang untuk ayah dan sahabatnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Aidah Djafar
jngn terlalu agresif Vania 🤦
2023-08-14
1
Meili Mekel
rossa
2022-11-16
1
Natha
Vania..Ntar kalau Anggel tau.
kamu tinggal kasih alasan bahwa niat merebut berasal dari saran Farrel 🤣🤣🤣
2022-10-08
5