Liburan akhir semester telah tiba, itu artinya para mahasiswa dan mahasiswi akan melakukan perjalanan ke puncak.
Sebenarnya bukan hanya liburan, tetapi mereka juga ada kegiatan bakti sosial juga.
Farel mengantar sendiri sang putri ke kampusnya. Namun ditengah perjalanan tiba tiba ban mobil Farel kempes.
Biasanya dia akan meminta Leo yang mengantar Rossa, tapi Kemarin ia meminta leo keluar kota untuk melihat perkembangan cabang perusahaannya yang berada di kota p.
"ayah.. bagaimana ini?" tanya Rossa cemas
"ayah akan mengganti ban mobilnya dulu ya, kamu tunggu di situ dulu"
"sebentar deh, memangnya ayah bisa ganti roda mobil?"
"aiishh.. kamu ini menyepelekan ayah ya?"
Rossa memicingkan matanya pertanda meragukan sang ayah.
"tentu saja ayah belum tentu bisa"
ha ha ha
akhirnya mereka tertawa cekikikan.
Keduanya terdiam saat ada mobil berhenti tepat disamping mereka. Kaca kemudi depan diturunkan sedikit dan nampaklah seorang pemuda tampan, siapa lagi kalau bukan Agam.
"Rossa, bareng aku aja yuk?"
Farel mengerutkan keningnya menatap sang putri dan Agam bergantian.
Agam keluar dari mobil dan menjabat tangan serta menyalami dan mencium tangan Farel.
"saya Agam om, teman kuliah Rossa"
"ini yang namanya Agam yah.. aku, Agam, sama Vania kita bertiga sahabatan" sambung Rossa
"apakah aman menitipkan putri kesayanganku padamu?" balas Farel
"tenang saja om.. saya amanah"
"baiklah.. hati hati" Farel mengiyakan begitu saja karna dia yakin Agam anak baik. Rossa juga sering bercerita tentang persahabatan mereka bertiga.
Tinggal Farel sendiri disana. Farel memang belum pernah mengganti ban mobil, tapi ia merasa penasaran dan tertantang untuk mencobanya.
Berulang kali ia mencoba namun selalu gagal.
Menyerah sudah, Farel terduduk lesu. Karena kegerahan, Ia membuka kancing ham yang ia pakai saat ini dan menutup mukanya.
"om.."
Seketika Farel langsung mendongak, oh.. ternyata Vania.
"kamu..?"
"kenapa kamu masih disini? bukankah hari ini kamu juga ada acara kampus?"
"iya om, ini mau ke kampus"
"jalan kaki??"
"bukan, tadi sama si Manis, tuh aku titipin di bengkel itu"
"lalu kamu ke kampus naik apa?"
"naik bus"
"hah !!??"
"ishh... naik bus itu asik tau om. Om belum pernah nyobain naik bus umum kan?"
Farel menggeleng
"nah tuh busnya dateng, ayo om" Vania langsung menggandeng tangan Farel
"tidak tidak.. " Farel terus menolak, namun Vania tetap kekeh menarik Farel masuk ke bis.
Akhirnya Farel pasrah menuruti bocah satu ini.
"kamu ini.. kecil kecil tipe pemaksa juga ternyata"
"sekali kali ga papa lah om.."
"gerah tau.."
"kalau gerah dilepas aja om kemejanya"
"oke.." Farel benar benar melepas kemejanya, menyisakan kaos oblong yang sedikit ketat si badan atletisnya.
Sebenarnya Vania terkejut kala Farel menuruti omongannya, tp ia suka.
"nah.. gitu kan lebih kelihatan muda om.."
"jadi kamu pikir saya sudah tua??"
"memang iya kan?? ishh.. jangan menolak tua om"
Farel benar benar gemes dengan tingkah Vania sampai ia reflek mencubit hidung Vania
"au... sakit om" Vania memalingkan wajahnya kearah jendela, ia tak mau kalau Farel melihat wajahnya yang saat ini memerah karna malu. Dan jangan ditanya lagi soal debaran jantung Vania. Mungkin sebentar lagi akan loncat dengan sendirinya.
Farel hanya bersedekap dada melihat kedepan. Keduanya tersenyum sendiri.
Ya.. tadi ditengah jalan Vania dapat kabar dari Rossa soal dia dan ayahnya terjebak ban mobil yang bocor.
Bagai angin segar bagi Vania, ini adalah lampu hijau untuk ia mendekati Farel dan memperjuangkan cintanya. Apalagi Vania sudah mengantongi restu dari sang sahabat dan calon anak tirinya. hi hi.. Vania jadi terkekeh geli membayangkan semua itu benar menjadi kenyataan.
sebelum janur kuning melengkung masih boleh ditikung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Aidah Djafar
Vania ngarep wkwkwk
janganlah nti sakit lho hatimu 🤦😁😂
2023-08-14
1
Wiwik Wardoyo
zikaaaattt 👍🤣
2022-12-09
1
Meili Mekel
💪💪😃💪
2022-11-16
1