Penolakan 11
Sore itu, Rossa, Agam dan Vania ada janji bermalam bersama menghabiskan waktu bertiga karena lusa adalah acara wisuda mereka.
Rossa dan Agam pulang kuliah langsung mampir ke supermarket membeli cemilan dan lain lain yang mereka butuhkan untuk satu malam nanti.
Rossa menghubungi sang ayah, meminta tolong agar pas pulang nanti sekalian ajak Vania bareng karena mereka akan menghabiskan malam bertiga. Sang ayah pun menyetujuinya.
Saat ini mereka tengah berada di mobil. Biasanya akan ada Leo juga diantara mereka, tapi akhir akhir ini Farel sering menugaskan Leo untuk menghendel perusahaan cabang.
Suasana langit sangat gelap, padahal ini masih sore.
Tiba tiba ditengah perjalanan turunlah hujan dan angin serta badai membuat jalur utama perjalanan menuju arah rumah Farel terpaksa ditutup.
Farel menghubungi Rossa, menjelaakan keadaan saat ini. Rossa dan Agam pun memahami. karena disana pun juga sama keadaannya.
Farel memutar mobil dan berhenti di halaman salah satu hotel berbintang. Dan Farel hanya memesan satu kamar.
"om.. kenapa hanya memesan satu kamar?"
"memangnya kenapa? ga usah pikir macam macam. Kita hanya butuh istirahat satu malam. Tidak akan terjadi apa apa. Kamu mau mandi dulu atau aku dulu?"
"aku dulu om .. "
Vania keluar kamar mandi hanya memakai bathrobe, ia langsung tertidur di tengah ranjang.
Sementara Farel langsung masuk ke kamar mandi.
Saat Farel keluar, ia mendapati Vania sudah tertidur dengan posisi miring dan membuat belahan bathrobenya sedikit terbuka memperlihatkan paha mulus Vania.
Farel menelan ludah kasar. ia merasakan sejak tadi ada rasa aneh pada tubuhnya. Hawa panas semakin menjalar kala melihat kemolekan tubuh Vania.
Tadi sebelum pulang, sehabis meeting Farel memang sempat bertemu Angel diapartemennya. Farel memutuskan pulang setelah mendapat kabar dari Rossa untuk sekalian membawa Vania. Sepertinya Angel sudah memasukkan sesuatu ke dalam minuman atau makanannya.
Perlahan Farel mendekati Vania "Van..."
Vania langsung bangun dan menampik tangan Farel yang bersandar diranjang hingga membuat tubuhnya langsung menubruk Vania.
Vania menahan tangannya didada bidang Farel yang terbuka. sangat jelas tercium wangi tubuhnya.
Farel tanpa sadar membelai wajah dan menyingkirkan helaian rambut dari wajah Vania.
Entah siapa yang memulai dulu, kini keduanya saling memejamkan mata menikmati bibir yang saling menempel.
Dengan satu gerakan Farel menarik tali bathrobe yang Vania pakai hingga menyisakan dalaman saja.
Bahkan tangan Farel meraba punggung untuk mencari pengait bra dan melepasnya.
Farel lantas menyusuri dengan tangan dan lidahnya gundukan kembar yang tersembul keluar dengan indahnya.
Satu ******* lolos dari bibir Vania yang semakin membuat Farel bersemangat ingi yang lebih.
Farel melepaskan satu satunya kain yang menempel ditubuh Vania. Hingga saat ini mereka aama sama dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun.
Saat itu Vania tersadar dan ingin menghentikan aksi Farel. Namun permohonan Farel yang ingin menuntaskan hasratnya karena pengaruh obat laknat itu begitu memilukan. Vania pun mengetahui jika orang yang sudah terkena obat perangsang memang harus tersalurkan hasratnya. Jika tidak maka ia bisa stres dan bahkan gila.
Akhirnya Vania membiarkan apa yang Farel inginkan. Vania pun menangis kala selaput dara yang ia pertahankan harus hilang begitu saja. Kehormatan yang ia jaga ia serahkan pada lelaki yang ia cintai.
Setelah penyatuan mereka selesai, Farel langsung ambruk ke samping Vania dan mengambil nafas sebanyak banyaknya.
"om.. apa om sudah mencintaiku?"
"aku tidak mencintaimu"
"lalu bagaimana nasibku? om sudah merenggut kehormatanku?"
"Jika dalam waktu satu bulan ini kamu dinyatakan Hamil, maka aku akan menikahimu sebagai istri keduaku, karna aku tetap akan melangsungkan pernikahanku dengan Angel"
Bagai disambar petir penuturan Farel barusan sangat menyakitkan hati bagi Vania.
Habis manis sepah dibuang, itu perumpamaan yang tepat untuk Vania saat ini.
Vania hanya berharap dirinya tidak hamil atas kejadian malam ini. Vania berjalan pelan karna masih merasakan perih dan nyeri pada inti tubunya.
Mengguyur seluruh tubuhnya dan menangis.
Hanya itu yang saat ini bisa Vania lakukan.
Vania bertekat mulai hari ini, ia tidak akan lagi mengejar cinta Farel. Ia benar benar menyerah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Aidah Djafar
🤦udah pecah perawan 🤦
bodoh amat Vania 🤦
2023-08-14
2
runma
dasar
2022-12-10
1
Maulana ya_Rohman
🤧🤧🤧🤧
2022-11-21
1