Anniversary rumah sakit

...🍁🍁🍁🍁...

"Intan, malam ini ada acara disalah satu hotel untuk merayakan ulang tahun rumah sakit ini. Dengar-dengar yang punya rumah sakit juga bakalan hadir. Jadi kamu jangan lupa dateng ya." ucap dokter Gina memberitahu Intan.

"Dokter Gina tenang aja, saya bakalan dateng kok. Dan juga kan ini pertama kali saya ikut acara yang berhubungan dengan rumah sakit ini."

Intan akan mengajak Dirganta pergi. Setelah tugasnya selesai, Intan harus segera pergi membeli gaun untuk ia pakai nanti malam. Ia sudah tidak sabar. Dirganta pasti akan terpana padanya.

"Kalo gitu saya pergi dulu ya dok. Saya harus cepet-cepet selesain tugas saya." Intan berlari dari ruangan itu. Semangatnya membara...

Hari sudah sore, Intan melihat jam tangannya ternyata sudah pukul 5 sore. Semua tugasnya sudah selesai. Saat nya ia pulang mencari gaun untuknya.

Intan meninggalkan rumah sakit, Tak ingat jika Dirganta masih berada di rumah sakit dan mencarinya agar ia ikut pulang. Mungkin karena Intan terlalu bersemangat.

"Tu orang kemana sih? Dicariin dari tadi gak ketemu. Katanya kalo mau pulang bareng dihubungi tapi teleponnya gak aktif. Kalo tau gini telepon supir aja deh buat jemput."

Dirganta kesal. Malam ini ada rumah sakit tempat ia bekerja mengadakan acara anniversary, Jadi ia harus segera pulang. Namun gadis yang menawarkan tumpangan malah menghilang.

Ia harus meminta perhitungan dengan gadis itu..

Intan sampai disalah satu butik terkenal di Kota Jakarta. Ia masuk dan melihat-lihat, hingga datang seorang penjaga butik itu menghampirinya.

"Mbak lagi cari apa? atau ada yang bisa saya bantu mbak?" Penjaga toko itu tersenyum kepada Intan terlihat ramah.

"Saya lagi cari gaun buat acara pesta gitu mbak. Apa ada yang edisi baru atau terlihat cantik saya pake?" Tanya Intan pada penjaga toko itu.

"Saya bakalan kasi rekomendasi sama mbak. Silahkan lewat sini mbak." Penjaga toko itu menuntun Intan agar ikut dengannya.

Intan duduk di kursi yang ada di ruang ganti butik itu. Tak lama penjaga butik tadi datang dengan membawa gaun-gaun yang sangat cantik dan elegan.

"Silahkan dicoba dulu mbak." Penjaga itu membantu Intan mencoba gaun yang akan ia pilih.

Gaun pertama terlihat simple. Berwarna putih gading, panjang sedikit dibawah lutut dan terdapat pita besar dibelakang. Terlihat cantik. Namun Intan kurang suka dengan gaun itu.

Gaun kedua terlihat cantik. Berwarna biru dengan banyak manik-manik pada gaun itu, panjang semata kaki, dengan lengan off shoulder. Namun Intan tetap tak memilih gaun itu.

Dan gaun ketiga berwarna hitam. Dengan pinggang ramping, memperlihatkan lekuk tubuhnya. Lengan gaun itu juga sama dengan gaun kedua, off shoulder. Intan yakin dengan pilihannya. Ia memilih gaun ketiga ini.

Intan akan melihat bagaimana tanggapan Dirganta setelah melihatnya nanti.

"Saya ambil yang ini aja mbak." Intan menyerahkan gaun hitam itu pada penjaga butik itu.

Intan menyerahkan kartu nya untuk melakukan pembayaran.

Setelah mendapatkan gaun yang akan ia pakai, Intan pergi ke salon langganannya untuk merias serta menata rambutnya. Ia harus terlihat sempurna nanti malam. Kapan lagi ia bisa berpenampilan seperti itu di depan Dirganta.

*****

Malam telah tiba. Ballroom hotel tempat acara dilangsungkan itu telah dihias dengan sedemikian rupa. Para tamu juga sudah berdatangan.

Intan sampai didepan hotel dan langsung masuk kedalam hotel itu. Seorang staff hotel menunjukkan jalan untuknya.

Penampilannya malam ia terlihat sangat elegan juga terkesan seksi. Intan mengenakan heels berwarna hitam, serasi dengan gaunnya. Dengan rambut digulung keatas. Riasannya juga tidak terlalu berlebih-lebihan, terlihat sangat pas.

Intan memasuki tempat acara itu. Banyak tamu yang memperhatikannya.

Mereka bertanya-tanya siapa gadis cantik yang memakai gaun hitam itu. Bahkan banyak mata keranjang yang memandangnya minat.

Namun perhatian Intan hanya pada seorang saja. Intan mengedarkan pandangannya keseluruhan tamu undangan. Ia tidak melihat Dirganta ada dimana.

"Apa Dirganta belum dateng ya?" Saat Intan tengah fokus melihat-lihat sekeliling pundaknya ditepuk ringan oleh seseorang.

Intan memutar badannya dan melihat dokter Gina yang sudah berdiri dihadapannya.

"Wow Intan. Kamu cantik banget. Saya sampe pangling loh, kalo saya laki-laki saya udah jatuh cinta sama kamu." Dokter Gina bahkan masih membuka mulutnya tak percaya.

"Dokter bisa aja. Saya cuma lama gak penampilan gini. Dan acara ini juga kan anniversary rumah sakit kita. Jadi saya mau bikin kesan pertama yang baik." Intan berhasil, dan tinggal menunggu target utama.

"Bener! sekarang ayo kita duduk. Acara udah mau mulai." Dokter Gina menarik lengannya pelan menuju meja VIP yang ada didekat panggung.

Acara itu pun dimulai. MC membawakan acara dengan santai namun tak membosankan. Hingga sambutan dari pemilik rumah sakit.

Dua orang paruh baya yang sepertinya suami istri itu pun naik keatas panggung. Sang suami terlihat memberikan banyak kata-kata penyemangat juga terima kasih pada para tamu.

Intan tersenyum. Walaupun sudah berumur, namun paruh baya yang bernama Kusuma itu tetap terlihat berkarisma. Anaknya juga pasti sama sepertinya.

Hell... Apa yang Intan pikirkan, apa ia baru saja memikirkan laki-laki lain?? Ia hanya mencintai Dirganta seorang. Tidak ada lagi.

"Saya juga ingin berterima kasih pada putra kesayangan saya. Karena sudah mau ikut mengelola rumah sakit dengan baik. Sekarang saya minta agar putra saya bisa naik keatas panggung."

Intan penasaran siapa yang dikatakan paruh baya itu. Intan pun mengedarkan pandangannya dan melihat seorang laki-laki memakai jas berwarna hitam melangkah menuju panggung.

Intan tak dapat melihat dengan jelas wajah laki-laki itu karena penerangan utama menyinari daerah panggung.

Saat laki-laki itu sudah naik. Intan sudah dapat melihat wajahnya. Mata Intan sontak membulat. Apa ia tidak salah lihat???

Dirganta ternyata anak dari pemilik rumah sakit tempat ia melakukan koas!!!!!! Intan bodoh. Nama belakang Dirganta adalah Kusuma. Mengapa ia tidak berpikir ke sana.

Bukan Dirganta yang terkejut malam ini. Tapi dirinya. Pantas saja Dirganta dengan mudah mengancamnya. Habislah riwayatmu Intan.

Kau benar-benar sudah tamat.....

Dirganta juga memberikan sedikit sambutan juga terima kasih kepada tamu yang hadir. Dirganta memang terlihat berkarisma. Poor Intan.

Acara mewah itu berlanjut. Kini para tamu sedang menikmati makanan juga minuman yang tersedia di acara itu.

Tak terkecuali Intan. Ia mengambil kue yang terlihat enak. Juga minuman berwarna merah. Intan tidak tau minuman apa itu. Yang jelas ia haus.

Setelah meminum minuman berwarna merah itu kepala Intan terasa agak sedikit pusing. Apa yang terjadi padanya?? Intan berjalan dengan sempoyongan mencari dokter Gina, namun ia malah melihat Dirganta yang sedang mengobrol dengan kedua orang tuanya.

Intan berjalan ke dekat mereka. Dan tanpa permisi menggandeng lengan Dirganta.

Dirganta yang merasakan jika lengannya disentuh pun melihat siapa orang itu. Namun ia terkejut saat yang berada disampingnya adalah gadis batu itu.

"Sayang. Kamu kok tinggalin aku sih? Dari tadi aku nungguin kamu lo." Intan tanpa sadar mengatakan itu. Mungkin ini efek dari minuman yang tadi ia minum sehingga ia mabuk.

Dirganta melotot kan matanya. Apa gadis itu gila atau semacamnya. Kedua orang tuanya sedang berdiri dihadapannya. Dan gadis ini memanggilnya dengan sayang.

"Sayang ini siapa? Ini pacar kamu ya? Pantas aja kamu gak mau dijodohin, ternyata kamu punya pacar secantik ini." Ibunya pasti akan selalu berlebihan. Siapa yang mau menjadi pacar gadis keras kepala ini.

"Ini bukan pacar Dirganta ma. Dirganta juga gak tau kenapa gadis ini tiba-tiba peluk lengan Dirganta." Dirganta mencoba melepaskan lengan Intan dari dirinya, namun tak bisa. Intan terlalu kuat memeluk lengannya.

"Kayaknya dia mabuk deh. Mending anter dia pulang dulu." ucap Ayahnya.

"Iya. Anterin ya sayang. Kasian kalo pulang sendiri. Calon mantu mama cantik banget pa. Mama gak mau terjadi sesuatu sama calon mantu mama. Dan jangan lupa besok bawa dia ke rumah ya. Mama mau kenalan."

Tanpa menjawab Dirganta menarik tangan Intan dari sana. Jika ia masih di sana, kedua orang tuanya pasti tidak akan mau berhenti membahas itu. Dan juga kenapa gadis ini bisa mabuk. Apa ia tidak tahu jika yang ia minum adalah wine??

Dirganta mendudukkan Intan pada kursi di samping kemudi pada mobilnya. Dirganta lalu ikut masuk kedalam mobil. Saat hendak memasangkan sabuk pengaman Intan bergumam. Aroma wine langsung keluar dari mulut gadis itu.

Dirganta memandang wajah didepannya. Ibunya benar, malam ini Intan memang terlihat sangat cantik, elegan juga.... Menggairahkan??

Mata Dirganta lalu turun melihat bibir yang sedikit terbuka itu, seolah mengundangnya untuk mencicipi rasanya.

Dirganta menelan air liurnya. Benar-benar menggoda...

Intan juga sedang tidur, jadi tidak ada salahnya kan??

Dirganta memberanikan diri memajukan wajahnya. Hidung keduanya sudah bersentuhan, sedikit lagiii...... Hingga bibir kedua nya bertemu. Dirganta dapat merasakan bibir itu sangat lembut. Rasanya sangat manis.

Dirganta awalnya hanya menempelkannya saja, Namun lama-lama entah setan dari mana, Ia mulai menggerakkan bibirnya. Memangut bibir gadis itu pelan dan lembut. Dirganta takut membuat Intan terbangun....

Hingga tanpa sadar Dirganta sudah kecanduan dengan bibir merah muda itu.

Terpopuler

Comments

FR

FR

yaelahh runtuh juga si kulkas 2 pintu 😌😌

2023-12-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!