...🍁🍁🍁🍁...
Ternyata hari ini Dirganta memang sial. Malam sudah tiba, jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, Tapi belum ada satu pun taxi yang lewat. Jika menunggu bis akan sama juga. Ia benar-benar pusing harus bagaimana.
Dirganta bahkan sudah menghubungi kedua orang tua nya, Tapi kedua orang tuanya malah menyuruhnya agar ikut pulang dengan wanita keras kepala itu.
Saat tengah asyik dengan pemikirannya, Dirganta dikejutkan dengan bunyi klakson mobil berwarna hitam. Ia tau siapa pemilik mobil itu.
Dirganta memutar bola matanya malas. Tak lama keluarlah seorang wanita dengan senyum yang lebar.
"Dokter Dirganta ngapain disini? Kok dokter belum pulang? Mobil dokter mana? Tumben banget" Intan baru saja selesai dengan pekerjaannya. Ia hentak pulang namun ia melihat seseorang yang sangat dikenalinya berdiri seperti menunggu sesuatu.
Intan pun menghampiri dan benar, Itu adalah Dirganta. Intan pun turun dan langsung menanyai pemuda tampan itu.
"Kamu bisa diem gak sih!? Mobil saja mogok, jadi saya lagi nunggu taxi." Dirganta membalasnya dengan malas.
"Ya udah kalo gitu, dokter Dirganta ikut saya aja. Ini udah jam 9 malem dok. Taxi pasti udah jarang lewat daerah sini, Apalagi bis. Bis mah jam segini udah gak ada."
"Gak!! Makasih, saya gak mau satu mobil sama kamu. Saya juga gak mau punya hutang budi sama kamu." Dirganta sebenarnya mau, tapi harga dirinya adalah yang paling utama. "Sekarang mending kamu pergi aja."
Lihat lah Dirganta selalu seperti ini. Intan tau Dirganta hanya gengsi jika ikut dengannya. Intan memikirkan sebuah cara, ia punya ide.
"Oke deh. Kalo gitu saya pergi ya dok. Tapi saya cuma mau ngasi tau. Kalo di daerah sini sering banget penampakan juga begal dok. Semoga dokter gak ngalamin ya."
Intan hentak pergi namun Dirganta menahan lengannya. Intan tersenyum tipis.
"Setelah saya pikir-pikir saya jadi ikut kamu. Tapi dengan syarat saya yang nyetir." Dirganta tanpa permisi segera masuk dan duduk di kursi kemudi itu.
Intan terkekeh pelan lalu ikut masuk kedalam mobil mendudukkan dirinya di kursi samping kemudi.
Dirganta melajukan mobil hitam itu.
Intan melihat kearah Dirganta yang sedang fokus menyetir. Jika sedang fokus seperti sekarang Dirganta terlihat semakin tampan.
Intan memutar arah pandangannya ke jendela mobil itu. Melihat bangunan-bangunan yang berdiri kokoh sepanjang jalan yang mereka lewati. Intan sesekali menguap. Ia mengantuk. Dan tanpa sadar sudah tertidur.
Dirganta yang fokus menyetir pun ikut tanpa sadar melajukan mobil itu kearah apartment nya. Dirganta tidak ingat jika mobil yang ia kendarai bukan mobilnya, dan ada seorang gadis yang tertidur pulas disampingnya.
Mobil itu sampai diparkiran kawasan apartment mewah. Dirganta hendak keluar namun saat ia ingin mengambil tasnya di kursi belakang ia melihat seorang wanita keras kepala tertidur dengan kepala bersandar pada kaca mobil. Ia melupakan keberadaan gadis itu.
Tidak mungkin jika Dirganta menyuruhnya pulang sekarang. Jika terjadi sesuatu ia yang akan disalahkan.
Namun jika Dirganta mengantar gadis ini kerumahnya, ia tidak punya kendaraan untuk kembali.
Tidak ada pilihan lain...
Dirganta menggendong Intan menuju lift dan naik ke lantai dimana apartment nya berada.
Dirganta membuka pintu apartment itu lalu berjalan menuju kamarnya. Meletakkan Intan di atas kasurnya, membuka heels gadis itu kemudian menyelimuti Intan sampai dada.
"Benar-benar menyusahkan. Anggap saja ini imbalan karena sudah memberiku tumpangan."
Dirganta memutar tubuhnya, berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah menghabiskan kurang lebih setengah jam, Dirganta pun keluar dari kamar mandi menuju walk in closet nya.
Dirganta mengambil kaos dan celana pendek di atas lutut. Jika hanya di apartment ia hanya akan berpenampilan seperti ini.
Dirganta keluar dari ruang penyimpanan pakaiannya dan melihat-lihat dimana ia akan tidur. Kasur king size nya sudah dikuasai gadis batu itu.
Dirganta melihat sofa, sepertinya keesokan hari badannya akan sakit karena tidur tidak nyaman.
Dirganta mengambil bantal yang berada di atas kasurnya. Namun matanya tak sengaja menangkap sedikit pergerakan dari gadis itu.
"Apa dia terbangun?" Dirganta memperhatikan. Namun gadis batu itu hanya bergumam pelan sebelum terlelap kembali.
"Huh. Benar-benar gadis yang menyusahkan."
Dirganta melihat wajah itu. Jika sedang tertidur seperti sekarang gadis dihadapannya ini terlihat cantik dan menggemaskan. Dan lihatlah bibir merah muda menggoda itu.
Dirganta menggelengkan kepalanya. Apa yang ia pikirkan???? Bisa-bisanya ia memikirkan bibir gadis yang selalu membuat emosinya naik. Apa ia sudah kehilangan akal??
Dirganta pun menyudahi sesi memperhatikan itu. Dirganta mengambil selimut dalam lemari. Membaringkan dirinya di sofa. Dan mulai berusaha agar terlelap. Namun ia tidak bisa!!!! Baru kali ini ia dan seorang gadis berada dalam satu kamar, walaupun hanya tidur.
Apa yang akan dipikirkan kedua orang tuanya jika tau ada seorang lawan jenis yang tidur di apartment nya. Ia pasti akan diinterogasi dan lebih parah lagi akan dipaksa agar segera menikah.
Masih dengan pemikirannya Dirganta tanpa sadar sudah tertidur....
*****
Cahaya matahari masuk menembus gorden tipis dikamar sebuah apartment. Namun tak membuat kedua insan yang berada didalamnya terusik sedikitpun.
Keduanya tertidur dengan lelap. Bahkan terdengar dengkuran halus dari keduanya.
Namun bunyi alarm membangunkan salah satunya. Intan mengerjabkan matanya. Ia tertidur dengan sangat nyaman. Rasanya Intan sangat malas untuk beranjak dari atas kasur ini.
Intan mengedarkan pandangannya. Tunggu!!!! Ini bukan kamarnya. Kamar ini ber dominasi warna gelap. Kemana kamar berwarna merah mudanya??
Intan meraba dan melihat tubuhnya. Intan membuang nafasnya lega. Ia masih mengenakan pakaian semalam.
Saat ingin beranjak ia melihat seorang pemuda tertidur pulas di atas sofa itu. Intan tersenyum, Dirganta memang tipenya. Lihatlah laki-laki itu bahkan memilih tidur di sofa padahal kasur ini lebih dari cukup untuk menampung mereka berdua.
Intan melihat jam di atas nakas, masih jam 7. Ia masih punya cukup waktu untuk memasak sarapan.
Intan turun kebawah, membuka kulkas di dapur itu. Hanya ada telur dan bacon. Intan lalu mencari roti dan ia mendapatkannya.
Intan hanya akan membuat roti dengan telur dan bacon diatasnya juga susu sebagai sarapan mereka.
Setelah siap. Intan kembali naik keatas menuju kamar Dirganta. Ternyata Dirganta masih tidur. Intan berjalan untuk membersihkan diri, kemudian pergi menuju walk in closet mencari pakaian yang bisa ia kenakan.
Pakaian Dirganta terlalu besar untuknya. Intan sudah hampir mencoba semua pakaian itu.Namun saat mencoba kemeja terakhir, ternyata cukup muat untuk tubuhnya. Ia hanya perlu menggulung sedikit lengan kemeja itu dan selesai. Terlihat cocok.
Intan turun kebawah mendudukkan dirinya di kursi makan itu dan mulai menyantap sarapan yang ia buat. Tiba-tiba terdengar suara yang cukup membuatnya terkejut.
"Apa yang kau lakukan dimeja makan ku dan kemeja siapa yang kau gunakan itu??"
Intan tidak tau harus menjawab apa. Ia sekarang terlihat seperti seorang istri yang memakai pakaian suaminya kemudian membuat sarapan untuk makan bersama....
Siapapun tolong dirinya dari amukan Dirganta....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments