Ini merupakan Restoran paling terkenal, dengan adanya ruangan VVIP yang terbaik di kota ini. Dengan tampungan pengunjung dua puluh orang, dan juga ada bermacam-macam camilan di sana yang sangat lezat tentunya.
Tapi hanya saja, di pesan khusus dua orang, dengan berpasangan loh. Pesanan itu, di terima oleh, pemilik Restoran tersebut, yang bernama Vina Langit, apalagi dia, mengajak seorang cowok tampan yang bernama Fit Leona, ikut bersamanya.
Hanya saja bukan merasa senang, setelah mendapatkan ruangan VVIP super mewah itu, justru saling benci, sehingga ada pertanyaan di hatiku. "Kenapa mereka jumpa? Kalau mereka berdua saling benci, seharusnya saling menjauh dong."
Tapi ya gitu deh, hubungan mereka ini, sangat rumit, dengan aroma yang sangat tajam, seakan ada aroma-aroma cinta.
"Mau aku obati Fit."
"Tidak usah aku bisa sendiri."
"Sombong tak ampun."
"Biarin."
Setelah ini mereka berhenti berbincang, rasanya aneh gitu. Terdiam kayak batu, seakan bukan makhluk hidup.
Ngomong-ngomong mereka ini, mau sampai kapan harus diam dan membisu? Sungguh... Ini terlalu sunyi bagiku, hingga aku berkata. "Nggak ada mau bicara ini."
Yang ternyata sedang terpesona, seakan ada cinta tumbuh, di hati mereka masing-masing. Itupun menurut ku...
...
Hingga satu menit kemudian....
Vina Langit insiatif, untuk duduk sofa mewah, dengan kaki di angkat, dengan gaya cool nya, seakan seorang pria sejati, meskipun dia anak perempuan yang sangat hebat. "Duduklah... Kita harus bicara." Sapaannya.
Sapaan itu diterima baik, hingga Fit Leona berkata. "Baik." Dengan sifat dinginnya, karena dia masih kesal. Tentang kejadian, atas cubitan, yang tidak bisa ia lupakan. "Beraninya cubit aku, dan pura-pura mengejar cinta. Sampai sekarang pun masih sakit cubitan ya." Perkataan itu, ada di dalam hatinya.
Setelah melihat Fit Leona, duduk dengan penurut, seperti anak baik, Vina Langit tersenyum. "Tampaknya aku berhasil menaklukkan hatinya." Perkataan itu, tentu di dalam hatinya.
Fit Leona merasa aneh, kenapa gadis ini tersenyum padanya, makanya ia bicara, tentu dengan gaya sopan ya. "Nona muda, atau aku panggil, Nyonya Vina Langit, ada perlu apa kamu mencari ku?" Walaupun di hatinya, tetap merasakan jengkel, tapi harus ditahan, dan dipendam hidup-hidup.
Kalau sudah bicara seperti itu, Vina Langit tidak buru-buru membalasnya, justru ia bertanya kepadanya. "Tuan Fit Leona, apakah anda tidak penasaran? Kenapa staf karyawan di sini, begitu menghormati ku."
Fit Leona, justru miliki pendapat lain. "Kenapa pula tidak menjawab pertanyaannya ku? dan malah di ahli kan topik yang lain." Tentu perkataan itu ada di hatinya.
Sehingga Fit tidak suka sikap Vina Langit saat ini, bahkan ia berniat harus pergi dari sini, karena sudah nggak tahan melihatnya, hanya saja, dia sangat yakin, pasti dicegah olehnya, apalagi dia harus temani seorang bidadari, yang membuat dia sangat jengkel. Makanya terdiam sejenak, dan tidak buru-buru menjawab pertanyaannya.
Emangnya apa yang buat dia jengkel?
Gimana nggak jengkel? Ia sudah mendapatkan tugas negara, kalau tidak nurutin, ia akan dibuang, bahkan di iming-iming, biaya kesehatan Ayahnya, akan ditanggung oleh pemerintah, bagi Fit Leona, ini sangat penting.
Tapi kan, tidak ada hubungan Vina Langit kan.
Tentu ada, dan inilah yang membuat Fit Leona semakin jengkel membara, seharusnya Fit sudah selesaikan kasus tentang perdagangan Manusia, baru-baru ini. Hanya saja cewek ini, yang bernama Vina Langit, malah mencarinya, dengan alasan ada urusan penting untuknya, tapi yang ada debat mulu, belum lagi bertemu Jugo si buat onar, dan harus berpura-pura di kejar oleh cintanya, yang tampaknya Vina Langit tidak mencintai ya. Dan berakhir di ruangan VVIP ini.
Makanya itu, Fit Leona berhela napas, agar dirinya tenang, menghadapi wanita di depannya, dengan menjawab pertanyaannya, yang begitu sopan. "Tidak perlu... Lagipula aku sudah tahu alasannya."
"Oh benarkah... Emangnya siapa aku?" Tanya Vina, dengan terhormat.
"Kamu miliki bawahan pasukan cukup banyak akhir-akhir ini, bahkan mereka sangat patuh atas perintah mu. Bisa di tebak, anda adalah orang besar, dan sekaligus tidak takut dengan hukum, karena orang berjas hitam, dikalangan wanita tangguh itu, sudah berani pukul polisi, itupun... Atas izin perintah mu. Kalau aku tidak ada di sana, mungkin sudah banyak berjatuhan korban, dan pemerintah daerah Jawa, akan turun perintah, untuk musnahkan mu, karena kamu sudah menganggu bertugas Polisi Negara. Saat melihat sorotan mata mu, anda tidak takut siapapun, seakan anda, merupakan pemimpin tertinggi di kepulauan Jawa. Dan seharusnya Pemerintah kepulauan Jawa, harus takut padamu. Sungguh aneh bukan."
Penjelasan Fit Leona, bahkan ia mengingat kejadian tiga bulan lalu, setelah di kepung Polisi, entah kenapa? Orang berseragam jas hitam, meminta polisi untuk bebaskan Vina dan Alex.
Belum lagi Dro Duke, malah cari masalah lagi, dan itupun terjadi perang besar, setelah mendapatkan perintah, oleh Vina Langit langsung, untuk menghabisi para pria, dan mereka yang berpakaian Jas hitam, lebih tepatnya para wanita tangguh, patuh padanya, itu artinya dia adalah bos besar.
"Jadi... Siapa aku?" Tanya Vina, dengan suara lembutnya yang sangat menggoda.
"Bukannya aku sudah menjawabnya." Ungkapan Fit.
"Itu cuma rangkuman, bukan intinya, masa iya aku harus melawan pemerintah, hanya orang gila yang berani melakukan itu. Kecuali... Aku siapa?" Balas Vina.
"Jujur aku tidak mau menjawabnya, masa iya, gadis seimut kamu seorang Mafia, sebab berurusan dengannya, sama saja cari mati." Ungkapan Fit, ia tidak mau mengatakan ini, sama aja mencoret nama baiknya Vina Langit.
"Ahahahaha... Apakah aku sekejam itu? Lagian kejadian itu aku sedang emosi, kalau bukan dirimu, untuk berdamai, aku sekarang menjadi musuh, seperti kamu katakan, aku pasti dimusnahkan. Aku tidak sehebat Mafia, membuat seluruh pulau Jawa, takut padanya. Dan kamu tahu sendiri... Aku seorang wanita lemah, yang dianugerahi kekuatan Aura terkuat, dengan bisnis kecil-kecilan. Dan Restoran ini merupakan aset ku salah satunya. Lain kali hati-hati kalau kamu bicara Tuan Fit Leona." Tanggapan Vina Langit, yang begitu tenang, padahal ia sedikit kagum, Fit Leona bisa menebaknya dengan benar, walaupun belum ada bukti. "Sekarang aku mengerti, kenapa dia disebut orang hebat? Analisis ya tepat sekali."
Fit Leona merasa bersalah, makanya itu, ia berkata. "Mohon maaf Nona... Aku tidak bermaksud berkata demikian, ini cuma tebakan aku saja, apalagi aku terkejut... Kamu membayar ruangan mewah, walaupun ini aset milikmu. Dan juga bisa disimpulkan, aku hanya seorang pria sok tahu. Belum lagi pak Sekuriti memanggil mu dengan sebutan. 'Ibu Bos Vina.' Dan aku sadar saat itu, kamu adalah orang besar. Kalau mafia yang aku sebutkan, hanya perumpamaan, karena zaman saat ini, Mafia yang berkuasa dari pada pemerintah itu sendiri. Bahkan pemerintah saat ini, tidak bisa berbuat apa-apa, selain patuh terhadap mereka. Sungguh lucu bukan."
Sehingga Vina, insiatif menuangkan botol jus jeruk nipis rasa lemon ke gelas Fit Leona, sambil balas berkata. "Tuan Fit Leona emang bener, seharusnya Pemerintah lah yang berkuasa, tapi malah seorang Mafia, yang mengatur, kepulauan Jawa apalagi Nusantara sudah mengakuinya, bahwa Mafia itu hebat, dan aku berharap ada pahlawan yang bisa menghapus sistem itu."
"Dunia ini begitu banyak berubah, aku sendiri pun rasa takut, kalau mafia itu menangkap ku, aku pasti sengsara Tuan Fit." Lanjutnya, sambil berikan gelas yang sudah disiapkan darinya.
Dan Fit Leona menerima gelas itu, dengan senang hati. Sehingga pembicaraan mereka berdua malah semakin asik, dan tidak ada debat lagi, seakan sudah melupakan kejadian itu.
"Oh iya Tuan, apa kamu tidak tanya siapa Jugo itu?" Tanya Vina sopan, karena ia sudah berjanji, akan cerita, setelah masuk Restoran Sayap Naga Merah ini, Itupun sambil duduk kembali di sofa super empuk.
"Maksudmu pria gemuk itu, itu bukan urusan ku, aku tidak akan ikut campur, lagipun kamu itu siapa aku? Kenapa aku repot-repot mengetahuinya, kalau kamu ingin cerita, katakan saja, tanpa ada paksaan di hatimu." Jawab Fit, dengan lembut, sambil meminum jeruk nipis rasa lemon itu, yang ternyata seger bener, di tambah lagi ada batu es di dalamnya, membuat rasa haus hilang seketika.
"Intinya adalah kenapa kamu mencari aku? Sehingga aku jengkel padamu." Lanjutnya, dan gelasnya taruh di atas meja lagi.
"Dan kamu sendiri tahukan, perkejaan ku sangatlah penting. Aku bisa saja menjarah kan mu, Karena telah mengganggu seorang petugas Kepolisian Negara, tapi aku abaikan itu." Ungkapan Fit Leona lagi, dengan wajah seriusnya.
"Kalau begitu terima kasih perhatiannya Tuan, aku katakan tujuan ku, tentang kasus penculikan yang ditimpa oleh Saudara kembar ku, aku harap Tuan membantuku, kalau anda bersedia... Aku akan bantu biaya pengobatan Ayah Anda, di kepulauan Seribu, dengan Rumah Sakit terbaik di Nusantara di sana." Itulah tujuan Vina yang sebenarnya.
Fit Leona merasa kaget, karena kepulauan Seribu sangat sulit dimasuki, oleh orang asing, Meskipun orang tersebut salah satu warga kepulauan seribu itu sendiri, karena kepulauan itu, terlahir nya dokter hebat, sebab penyakit kanker pun dapat disembuhkan, yang selama ini belum ada obatnya, tapi kepulauan itu, malah punya obatnya. Hal ini membuat Fit Leona merasa senang, kalau Ayahnya bisa dirawat di situ, dengan peralatan medis terbaik. Ayahnya pasti akan cepat sembuh dan sehat.
"Bagaimana kamu lakukan ya? Tempat itu tidak mudah dimasuki orang asing, seperti Ayahku." Ucapan Fit Leona, tidak bisa langsung percaya pada katanya.
"Aku punya akses lengkap bisa pergi ke sana? Sebagai gantinya, kamu harus berhasil menyelamatkan Saudara kembar ku." Ungkapan Vina Langit, dengan penuh percaya diri, karena ia bisa lakukan ya.
"Dengarnya cewek resek, tanpa di suruh aku tetap melakukannya, karena itu, sudah kewajiban menjadi Polisi." Tegasnya Fit, seakan ia lakukan ya demi uang, padahal tidak.
"Benarkah... Ayolah pria busuk, kamu berniat memundurkan diri menjadi Polisi, dan apa alasannya." Balas Vina.
"Kamu jangan terlalu ikut campur, itu bukan urusan mu." Tanggapan Fit, dan sudah mulai tenang, dan kembali duduk, karena dia sempat berdiri tadi, atas terkejutnya, tentang Rumah Sakit terbaik itu, ia bahkan tidak tahu namanya.
Vina Langit kembali duduk, dan berkata. "Aku sudah mulai tahu dimana penculik itu berada? Tapi aku tidak bisa lakukan sendiri, kalau aku bertindak sembrono, nyawa adikku dalam bahaya."
"Dengarnya cewek resek, Polisi itu bukan cuma aku saja, kamu bisa hubungi Polisi lain, yang bisa bantu dirimu." Saran Fit Leona.
"Itu emang bener, tapi Polisi zaman sekarang terlalu lemah, dan cuma kamu yang miliki kemampuan anugerah itu, karena aku minta Polisi yang kamu sarankan, pasti milih mundur diri." Jawab Vina, dengan santun.
"Kenapa begitu cewek resek?" Tanya Fit Leona.
"Kenapa aku mesti jawab, baiklah... Polisi biasa pastinya mati, karena yang Polisi lawan bukanlah manusia biasa, melainkan Manusia berkekuatan Aura, dari permen ajaib." Jawab Vina Langit.
"Benarkah... Dari mana kamu dapat informasi ini, apakah bisa di percaya." Tegasnya Fit Leona.
"Aku sendiri tidak tahu, apakah informasi ini bisa di percaya, makanya aku memanggil mu untuk buktikan ya, aku takut ini hanya sebuah jebakan." Katanya Vina Langit serius banget.
"Kalau begitu mana laporannya, biar kulihat langsung, atau... Kamu belum siapkan ya." Tanya Fit Leona, ia juga lagi serius.
"Aku tahu kamu pasti tanyakan hal ini."Tanggapan Vina Langit, dengan cepat ia bangkit, dan berjalan ke arah pesawat telepon, yang sudah di siapkan oleh Restoran.
Tampaknya lagi hubungi salah satu pelayan Restoran, dan sangat serius, tentu di seberang telepon di kasir.
...
Berapa menit kemudian, Pelayan Restoran yang bernama Abdan, ia seorang pria, dengan struktur tubuh biasa aja, dia kemari atas perintah Vina Langit, untuk datang ke ruangan VVIP nomor 01, sekaligus membawa dokumen penting di tangannya.
"Permisi Ibu Bos, izin masuk." Ucapannya.
"Silahkan masuk." Jawab Vina.
Mendengar jawaban itu, tanpa buang waktu, pelayan itu segera masuk.
Hanya saja ia sedikit terkejut, Ibu Bos Vina yang begitu galak padanya, tidak ku sangka ia bisa lembut terhadap Pria lain, seakan hubungan itu... Antara Suami dan istri lagi mesra.
"Seharusnya kamu harus mengobati lukamu." Kata Vina, dan berusaha mengobati luka di wajah Fit, dengan tisu basah, yang sudah sediakan di Restoran, dan asal lu tahu, wajah mereka dekat sekali, seakan bibir mereka berciuman.
"Hentikan!... Aku bisa membersihkan sendiri, jangan sok perhatian dariku, menyingkir lah..." Tolak Fit, ia tidak sudi, wajahnya di pegang-pegang, walaupun Vina super cantik.
"Kamu ini bener-bener keras kepala, menyingkir lah tanganmu, terlalu menghalangi." Tegasnya Vina, seakan marahnya seorang ibu muda, yang sangat pesona.
"Tidak usah, apakah kamu tidak malu di liatin orang?" Ungkapan Fit.
"Emangnya siapa?" Tanya Vina, dan berusaha lagi untuk bersihkan luka wajah Fit.
"Pelayanmu..." Jawab Fit.
"Biarkan saja, tidak usah pedulikan orang lain." Tanggapan Vina.
"Itu... Ibu bos..." Ucapan Pelayan Abdan yang terhormat.
"Apa!... Menganggu saja!" Jutek Vina, seakan ia akan marah.
"Ini Ibu Bos yang kamu minta." Ucapan Pelayan Abdan, dengan sopan dan terhormat, Sambil menyerahkan berkas data laporan yang di minta Ibu Bosnya.
"Dengan cepat Fit Leona mengambilnya, dan segera membaca dokumen laporan tersebut, dan itu pun sangat terinci. "Bagaimana wanita ini miliki data selengkap ini? Kecuali ia ikut terlibat." Bergumam Fit, tidak percaya, dan sambil sekilas lihat wajah Vina dengan senyum manisnya, habis itu ia tengok lagi dekome nya.
"Nggak mungkin ia terlibat." Tanggapan hati kecil Fit Leona.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments