Culun Tapi Kok Hebat

Culun Tapi Kok Hebat

Terpuruknya Suatu Keluarga

Siang itu, Sasa Sangkuriang berangkat ke Kampus dengan naik sepeda, ia berpamitan kepada ibunya, tapi tidak berpamitan bapaknya, karena baginya, bapaknya cuma satu, yang tidak dapat bisa digantikan oleh pria lain.

Kabarnya sih, Bapaknya Sasa Sangkuriang, dinyatakan sudah meninggal dunia, atas kecelakaan kerja, yang kurang berhati-hati, tapi anehnya tubuh mayat bapaknya tidak ditemukan dimana-mana, meskipun sudah dicari ke lobang semut sekalipun.

Bahkan di waktu samaan itu pula, Ibunya Sasa Sangkuriang, melahirkan di Rumah Sakit Sisi Maharaja, terdapat di jalan Sudirman no 30, tentu di daerah Jakarta Utara.

Tapi anehnya lagi, anak yang dilahirkan tidak pernah muncul dihadapannya, membuat Ibu Sasa Sangkuriang bertanya, kepada Nenek Sasa Sangkuriang. "Mama... Dimana anakku... Aku ingin melihat wajahnya... Entah gimana rupa anakku?"

Nenek Sasa Sangkuriang, malah menangis tersedu-sedu, ia tidak sanggup menjawab pertanyaan putrinya, dengan berat hati ia berkata."Lesti sayang... Anakmu sudah meninggal dunia, ia tidak lahir selamat... Maafkan Mama sayang...."

Ibu Sasa Sangkuriang tidak terima hal itu, bahwa anaknya meninggal dunia, makanya mendengar jawaban sang Nenek Sasa Sangkuriang, ia malah menangis, dan berharap Bapak Sasa Sangkuriang memeluknya dan memberikan perhatian lebih untuknya.

Tiba-tiba Pak Harto sebagai mandor, mengunjungi Rumah Sakit Sisi Maharaja, ingin bertemu keluarga besar Alim Muhammad, tapi Pak mandor itu, nggak sanggup mengunjungi, setelah sampai di pintu kamar pasien Rumah Sakit, dimana Ibu Sasa Sangkuriang terbaring lemas di sana.

Tapi informasi keadaan Alim sebagai supir truk tempat ia bekerja dengannya, harus segera disampaikan.

Tunggu dulu, bagaimana Pak Mandor tahu, kalau Ibu Sasa Sangkuriang, sudah berada di Rumah Sakit.

Begini ceritanya, Pak Mandor itu, mendengar kabar, Supir truknya mengalami kecelakaan, sehingga bahan baku bangunan, tumpah ke mana-mana, belum lagi mobil truknya terguling, tapi anehnya mayatnya tidak ditemukan.

Makanya Pak Mandor cepat-cepat ke rumah Alim Muhammad, mengenai kabar itu, menurut aku sih, seharusnya telpon aja, kenyataannya sih nggak bisa ditelepon, karena Keluarga Besar Alim Muhammad sangat miskin, tentu tidak punya hp, yang bisa dihubungi.

Tapi sayang sekali, Keluarga Besar Alim Muhammad, tidak ada di tempat, bahkan tetangganya kasih tahu, bahwa Keluarga Besar Alim, ada di Rumah Sakit, serta dikasih tahu alamat Rumah Sakitnya dimana.

Setelah tahu dimana Rumah Sakitnya, Pak Mandor bergegas menuju ke sana, hingga sampai di pintu Kamar Pasien saat ini.

"Assalamualaikum Bu... Izin masuk... Ada yang ingin saya sampaikan kepada Anda... Ini penting..." Ucapan Pak mandor, dengan ramah tamah, yang begitu sopan, sekaligus santun, membuat semua orang mendengar sapaannya.

"Wassalamu'alaikum... Silakan masuk Pak... Ada apa ini? Kok rasanya penting banget..." Balas sapaan sang nenek Sangkuriang, dan mengijinkan Pak mandor, masuk ruang kamar pasien.

"Begini Bu... Ini mengenai si Alim..." sang Pak Mandor membuka suaranya, dan menyampaikan apa yang harus disampaikan, kepada Keluarga Besar Alim Muhammad.

"Loh ada apa si Alim? Apakah dia melakukan kesalahan?" Balas sang Nenek Sasa Sangkuriang, ia sangat curiga, bahwa Alim, pasti melakukan kesalahan, sampai-sampai Pak Mandor datang repot-repot untuk kemari.

"Sejujurnya aku tidak tega Bu untuk menyampaikan ya..." Ucapan Pak Mandor, begitu ragu-ragu, apalagi melihat tubuh istri si Alim, lemas di kasur pasien.

"Sudah Pak katakan saja... Kok cemas gitu..." Ungkapan sang Nenek Sasa Sangkuriang, ia semakin yakin, si Alim Muhammad, telah melakukan kesalahan.

"Kumohon Ibu... Harus kuat hati... Atas apa? Yang aku sampaikan hari ini..." Mohon sang Pak Mandor, karena berita yang dia sampaikan sangat buruk.

Sang Nenek Sasa Sangkuriang, menghela nafas, ia pun berkata. "Baiklah... Tolong sampaikan... Apa yang Pak Mandor ingin sampaikan?"

"Ibu... Ku mohon kuat hati iya... Aku hanya sampaikan..." Perkataan si Pak Mandor terhenti, ia pun menghela nafas panjang, setelah itu, ia pun berkata. "Si Alim Muhammad... Mengalami kecelakaan... Kami pun sudah berusaha menemukan mayat si Alim ini, seharusnya tubuh mayatnya berada tempat kejadian perkara, Tapi kenyataannya... Tubuh mayat si Alim, seakan ditelan bumi, aku mohon Ibu kuat hati! Atas kabar berita si Alim."

"Tidak...!!! Suamiku! Suamiku!" Teriakkan histeris Ibu Sasa Sangkuriang, setelah mendengar kabar suaminya, ia berteriak kencang saat itu adalah: Lesti Purnama, Sekaligus sebagai Ibunya Sasa Sangkuriang, bahkan saat ini, ia semakin menderita dan semakin terpuruk, dan ia pun semakin tidak percaya, kecelakaan yang dialami suaminya, yang bernama Alim Muhammad itu.

Makanya... Ia menyakinkan pada dirinya, dengan berkata. "Mama...!!! Katakan padaku! Kalau semua aku dengar itu tidak benar! Mama...!!!"

Sang Nenek Sasa Sangkuriang pun, tidak bisa berkata apa-apa, seolah-olah dirinya patung nggak bisa bergerak, setelah mendengar keadaan menantunya mengalami kecelakaan.

Aku kasih tahu aja deh! Nama Nenek Sasa Sangkuriang ini, adalah Ibu Izul Sakti, udah itu saja.

Habis itu apa lagi ya? Oh ya, seluruh keluarga merasa mendapat nasib yang buruk, bahkan nasibnya bertubi-tubi ia terima.

Karena Lesti Purnama adalah wanita yang baik, dan telah jatuh cinta dengan seorang, yang bernama Alim Muhammad, meskipun pria ini berkerja serabutan, tapi Lesti tetap mencintainya.

Akan tetapi seorang Ayah Lesti. Tidak setuju atas pernikahan putrinya, karena ia takut putrinya tidak bahagia, pada akhirnya ketakutannya pun semakin memuncak, setelah melihat putrinya, kawin lari, atau disebut nikah siri kali ya.

Mendengar kabar itu, sang Ayah Lesti, kena serangan jantung, karena jantungnya nggak kuat, disebabkan telah dimakan usia, hingga membuat sang Ayah Lesti meninggal dunia.

Itu baru pertama loh, belum lagi, yang kedua, dimana saat kala itu, untuk pertama kalinya Lesti Purnama, melahirkan seorang anak kembar, sayang sekali anak satunya meninggal dunia, dan satu lagi selamat, makanya yang selamat itu, bernama Sasa Sangkuriang.

Yang ketiga, dulunya sang Ibu Lesti, sangat membenci anak menantu itu, kok berani menikah putrinya, tanpa restu dari seorang Ayah Lesti, yang bernama Pak Samuel itu.

Kenyataannya... Apa? Nasi menjadi bubur, sang Ibu Izul Sakti, mau menerima menantunya, dengan syarat membuat putrinya bahagia.

Yang keempat, datang lagi musibah, malah si Alim Muhammad meninggal dunia.

Apakah disebut ini karma, karma karena tidak dapat restu dari seorang Ayahnya Lesti, hingga musibah ini, ia dapat berulang kali, dan tidak menemukan bahagia yang ia cari, entahlah aku pusing memikirkannya.

Sudah lima tahun menjadi Janda, Ibu Lesti Purnama, terus menjalankan hidupnya sehari-hari, dengan alasan membesarkan Anak Perempuan satu-satunya, yang bernama Sasa Sangkuriang.

Sedangkan Ibu Izul Sakti, nggak tega, melihat putrinya menjadi Janda! Makanya dari itu, ia mencari pria terbaik yang bisa terima Lesti Purnama apa adanya.

Maka... Ketemu lah Pria itu, cukup mampang bisa dibilang, seperti nggak kaya, nggak juga miskin.

Meskipun demikian, Ibu Izul Sakti, sangat yakin pria yang ia pilih, bisa membahagiakan putrinya, walaupun hidup sederhana, nama pria itu bernama Pak Sanjaya.

Ibu Lesti Purnama pun, justru menerimanya, itu pun kalau sudah dibujuk berulang kali oleh Mamanya, hingga ia mau, untuk menikah dengannya, walaupun... Ada paksaan sih bisa dibilang, dan harus... Mencintai seorang pria, yang tidak pernah ia cintai.

Emang butuh waktu, lama-kelamaan ia harus belajar untuk mencintai, karena Pak Sanjaya ini, orangnya Sholeh loh, shalat pun tidak pernah ia tinggalkan, bahkan tiap malam terus berdoa, belum lagi, lu harus tahu ya... Setiap laki-laki dunia ini... Nggak bisa lepas untuk merokok kan... Padahal kita tahu rokok itu bahaya... Dia... Sanjaya... Nggak pernah merokok, walaupun dalam Rumah atau diluar Rumah... Mantap kali pria ini deh.

Tapi ya gitu... Sasa Sangkuriang, tidak terima ia sebagai Ayahnya.

Ia sering panggil Paman... Kadang kala di panggil Pa de... Ia tidak pernah, sekalipun panggil Ayah, karena apa ya? Mungkin ada sebuah tuduhan, yang belum tentu benar sih... Apa itu? Beritanya begini... Ibunya Sasa Sangkuriang, sering disebut, sebagai Siluman, yang mencari tumbal, hanya demi kecantikan, sudah banyak memakan korban, katanya... Itu berarti... Beritanya belum tentu benar... Informasi dari mana tuh... Kok bisa ada rumor begitu... Itupun masih misteri yang belum dipecahkan sih.

Makanya setiap kali datang ke Kampus, Sasa Sangkuriang, sering di ejek, dan disebutkan sebagai Putri Siluman, karena ia lahir, dari Ibu anak siluman....

Salah satu contohnya, Tika Putri, bersama teman-temannya, berusaha merunduk Sasa Sangkuriang, biar mampus, dan cepat-cepat deh keluar dari Kampus.

Sebab... Tika Putri ini takut, Ayahnya yang bernama Pak Sanjaya, akan menjadi tumbal kecantikan Ibu Lesti Purnama, yang tampaknya selalu awet muda loh... Itu berarti... Tika Putri, merupakan saudara tiri Sasa Sangkuriang deh.

Kok bisa begitu... Padahal sebagai saudara akur dong, ini malah sebaliknya.

Mungkin sebab ini juga, Sasa Sangkuriang, tidak terima Pak Sanjaya sebagai Ayahnya.

Setiap kali pergi ke Kampus, ada aja, mau merunduk Sasa Sangkuriang, padahal ingin cepat-cepat selesaikan studinya, dan keluar dari Kampus secepatnya ia bisa loh.

Tapi ya gitu, harus menyesuaikan semester, yang ia kejar.

Oh... Begitu..., keadaan Keluarga Besar Pak Sanjaya, sekarang ini, tampaknya tidak tahan lama deh, keluarga ini.

"Alhamdulillah... Nyampai juga ke Kampus... Mudah-mudahan Tika tidak cari masalah denganku..."Gumam Sasa Sangkuriang, sambil memarkirkan Sepeda kesayangannya.

Setelah itu, segera masuk kelas cepat-cepat, jangan sampai... Ia bertemu Tika Putri, dengan teman-teman terbaiknya. Yaitu Inu dan juga Sari, bisa bahaya jumpa sama mereka.

Ini... Bukankah seharusnya... Melaporkan Civitas Universitas, atau BPM kali...

Emang tahu istilah Civitas Universitas atau BPM? Jujur aja aku nggak tahu, karena kerjaan aku hanya serabutan, hanya saja aku pernah dengar, salah satunya BPM, singkatan dari Badan Perwakilan Mahasiswa, tugasnya persis OSIS SMA, sedangkan Civitas Universitas, terdiri dari seorang staf Dosen, Pengurus Administrasi, Satpam mungkin, apalagi Clear servis, nggak tahu deh, tanya saja Mba Google, google tahu banyak.

Makanya itu... Kok aneh... Kenapa nggak dilaporkan? Agar masalah clear....

Nggak bisa cuy,... Kalau dilaporkan, yang ada ia harus ribut dengan Ayah angkatnya, karena Ayah angkat ini, malah peduli Putri kandungnya, ketimbang anak tirinya.

Belum lagi, Ibu Sasa Sangkuriang, harus bisa mencintai, dan menyayangi, Suami barunya, kalau sampai ada keributan, keluarga besar ini, bisa hancur kapan saja.

Karena pernikahan yang mereka laksanakan, bukan berdasarkan cinta dan kasih sayang.

Dan sekaligus berusaha, move on almarhum suaminya, dan berikan kesempatan kepada pria lain, untuk masuk kehidupannya.

Ya... Sangat berat cuy, karena sampai sekarang, Lesti Purnama masih ada rasa pada almarhum suaminya, hebatnya... Cintanya itu... Sangat besar. Apakah ini namanya cinta sejati? Mungkin begitu.

Buktinya Sasa Sangkuriang, hasil cinta mereka berdua, kalau bukan cinta, Sasa gak akan lahir, emang ada sih hamil diluar nikah, tapi soal, perlecehan anak gadis, sangat jarang ada kabar mereka hamil, karena hukum Indonesia sangat ketat, karena ketatnya itu, banyak anak Gadis, harus kehilangan nyawa, hanya karena ingin menghapus bukti.

Makanya aku berkata. "Sasa Sangkuriang, kamu sungguh derita ya... Belum apa-apa langsung bertemu Tika Putri, di pintu gerbang Kampus, bersama dua temannya itu."

Padahal, berharap... Tidak bertemu saudara tirinya.

"Hai Kak Tika, apa kabar?" Sapaan Sasa Sangkuriang, merasa ketakutan di hatinya, baginya... Ini hari sial.

"Berani sekali, kamu! Manggil aku Kakak! Emang kita akrab hah!" Marahnya Tika Putri, marahnya pun nggak jelas.

"Oh maaf... Aku pergi dulu..." Balas Sasa Sangkuriang, ia sebenarnya ingin melarikan diri, dari saudara tirinya.

"Esst! Kapan aku menyuruh kamu pergi!" Inu...! Sari...! Tangkap dia!" Perintah Tika Putri, dengan penuh emosional dan tegas, bisa dikatakan, wanita ini serem kayak hantu.

Sejujurnya Inu dan Sari, tidak ingin menuruti kemauan Tika Putri, tapi kok harus mau, karena kemauan itu, mereka berdua menangkap Sasa Sangkuriang, tanpa bersuara.

"Apa-apaan ini! Lepaskan aku! Aku harus masuk kelas!" Teriakkan histeris Sasa Sangkuriang, membuat penjaga keamanan, atau bisa dikatakan Satpam, mendengar keributan nggak jauh dari sana, tentu berlari dan menghampiri mereka.

Dengan tegas, Satpam berkata. "Ada apa ribut-ribut! Tolong cerita! Mungkin bapak bisa selesaikan masalah kalian!"

"Adu... Ini kenapa orang ikut campur dah..." Bergumam Tika Putri, nggak nyangka... Teriakkan si Sasa, membuat Satpam datang kemari.

"Aduh... Pak Satpam... Kami nggak ribut kok... Hanya saja Sasa ini, nggak mau belajar kelompok sama kami Pak... Jadi kami paksa deh..." Ucapan Halus, seorang gadis begitu manis, yang bernama Tika Putri, dengan rambut panjang, berwarna emas permata, dengan pakaian anak gaul, seperti anak zaman sekarang.

"Kalau nggak mau, jangan dipaksa, lepaskan dia, kasihan..." Jawab si Satpam itu, yang berani dan begitu kekar, seakan atlet terkenal, padahal cuma seorang Satpam.

"Tapi pak!" Nolaknya Tika Putri, ia tak ingin mangsanya lari.

"Tapi apa?" Satpam pun semakin tegas, membuat Tika Putri, nggak berarti baginya, padahal dia ini Gadis manis loh.

"Pak Satpam,... Atau aku panggil Paman Doli Andika, seharusnya tidak ikut campur...." Ucapan Pemuda Kaya, menghampiri mereka.

"Si anak sombong... Ingin menjadi Ksatria, aku sudah muak dengan sifat sombong itu, apa kamu sudah hebat di sini..." Balas si Satpam itu, karena dia sangat kesal, dengan anak playboy seperti dia.

"Aku anggap saja, itu pujian Paman Doli... Hei Nona manis, apa ada masalah." Ungkapan si Pemuda Kaya, dengan stelan Jaket Hoodie sweater paling keren, setiap rajutan nya, seakan dari seniman hebat. Pria ini bernama Danu Arjuna sok tampan.

"Pak Satpam ini... Mengganggu aktivitas belajar kelompok kami, jadi tolonglah..." Rengekan Tika Putri sok imut. Aku merasa jijik deh.

"Hei Nona! Jangan kamu karang yang terjadi di sini... Kamu tahu akibatnya telah berbohong disini!" Marahnya Pak Satpam itu.

"Paman Doli... Kecilkan suaramu... Sangat tidak pantas berteriak-teriak di depan wanita... Belum lagi wanita ini begitu manis, bagaimana aku tak tahan ingin menggodanya, karena bagiku... Bunga Mawar... Tidak secantik dirinya..." Ungkapan Danu Arjuna, sambil merayu wanita di depannya, dia sangat tidak tahan, maka... Dengan cepat, ia menggenggam tangan, dan siap menciuminya.

"Dasar Playboy! Sungguh Playboy!" Marahnya di hati kecil Pak Satpam, hingga cuma dia yang bisa mendengar kata-katanya sendiri, sedangkan Tika Putri, malah malu-malu kayak Kucing, seperti... Meo... Meo... Meo....

Setelah mencium, Danu Arjuna melepaskan genggamannya, seraya berkata."Jadi... Paman Doli... Tolong lepaskan mereka...."

"Baiklah... Aku akan melepaskan mereka, setelah mereka lepaskan Siswi yang tidak mau belajar kelompok sama mereka... Paham anak muda..." Balas Si Satpam itu, karena dia sangat kasihan, terhadap Sasa Sangkuriang, yang diperlakukan tidak enak hati buat Sasa sendiri.

"Ya ampun... Paman Doli... Siswi mana... Bukankah di hadapanmu Siswi semua, bahkan bulan pun sangat malu, karena Nona ini terlalu manis, iya kan Nona..." Ungkapan Danu Arjuna, bahkan setiap kata, ada aja gombalan ya.

"Dasar sontoloyo! Ini pagi! Mana ada bulan di pagi buta begini! Aku tidak peduli ya, tunggu sebentar... Namamu siapa neng!" Kesalnya si Satpam itu, sambil bertanya pada Sasa Sangkuriang.

"Namaku Sasa Sangkuriang, Paman..." Jawab si Sasa.

"Iya itu dia, Sasa! Tolong lepaskan dia, baru aku lepaskan mereka, cepat! Sebelum aku berubah pikiran!" Perintah si Satpam, sambil mengancam.

"Paman Doli..." ungkapan Danu Arjuna, nggak bisa dilanjutkan, setelah melihat marahnya Satpam itu.

"Kamu ingin mengatakan apa? Anak Pemuda sialan!" Ungkapan balasan begitu marah, dari si Pak Satpam ini.

"Itu... Nggak jadi Pak... Nggak jadi..." Takutnya si Danu Arjuna tersebut.

Sehingga Sasa Sangkuriang, berlalu pergi, setelah dilepaskan mereka, sekaligus mereka para Siswa-siswi di sana, beranjak masuk kelas.

Sedangkan si Satpam, kembali ketempat ya, sebagai pos penjaga.

"Sial! Kali ini kamu lolos! Tapi tidak untuk hari lain!' Ungkapan Tika Putri, dalam hati, tampaknya dia sangat dendam.

Bersambung....

Episodes
1 Terpuruknya Suatu Keluarga
2 Penculikan
3 Bos Mafia
4 Cerita Rakyat
5 Fit Leona Menguarkan Kemampuannya
6 Mau Curhat Atau Mau Berkelahi Sih
7 Ayahku Paling Hebat
8 Sersan Ada Di Sini
9 Fit Leona Hentikan Perang Besar
10 Rahasia Besar Apakah Itu
11 Diam-diam Jangan Sampai Ketahuan
12 Anak Indigo
13 Mistis, Apakah Bisa Dipercaya?
14 Mencari Fit Leona
15 Kok Debat Terus Sih!
16 Bertemu Bos Mafia Lainnya
17 Kayak Orang Pacaran Tapi Bukan Pacaran
18 Negosiasi
19 Gawat
20 Kacau Sudah
21 Dasar Gila
22 Pemicu Perang, astaga!!!
23 Fit Leona Ingin Berduel Ketua Organisasi Pahlawan Cahaya
24 Keberangkatan Fit Leona Ke Arena Duel
25 Pahlawan Legendaris
26 Aneh, Hantu Bisa Lempar Orang
27 Dokter Hebat Muncul
28 Polisi Kebanggaan Masyarakat
29 Konflik Antara Polisi
30 Perkataan Elsa Membuat Orang Patuh
31 Ketakutan Karyawan Don
32 Kerinduan
33 Keajaiban Jamu Herbal Stamina Dewa
34 Kebodohan Warga Desa Untuk Menantang Polisi
35 Pak Kades Malu Terhadap Warganya Sendiri
36 Tika Masih Benci
37 Penderita Sasa selama ini
38 Inilah Keadaan Keluarga Sasa
39 Amarah Sang Nenek
40 Lanjut Acara Duel Fit Leona
41 Duel Sih, Tapi....
42 Duel Sudah Dimulai
43 Jangan Remehkan Fit Leona
44 Ris Hidayat Seorang Kades
45 Kemunculan Orang Yang Tak Terduga
46 Enzo Si Pitung
47 Aura Tempur Tipe Medis
48 Ayah Dan Anak Bermusuhan
49 Ris Membenci Ayahnya
50 Samson Ingin membunuh Putranya
51 Perebutan Kamar
52 Jangan Terlalu Percaya
53 Elsa Bersila Lidah, Membuat Sanjaya Tidak Berkutik
54 Elsa Marah Karena Sahabatnya Terbunuh
55 Pengobatan Gratis
56 Tipuan Hahaha....
57 Kota Perahu
58 Pekerjaan Itu Penuh Resiko
59 Tantangan
60 Yusuf dan Elsa bermusuhan
61 Operasi Pengobatan Berhasil
62 Masa Lalu
63 Balas Dendam
64 Batu Mustika Merah
65 Keluarga Harmonis
66 Tidak Senang Tika Di Meja Makan
67 Lesti Bersedih
68 Niat Menindas Ternyata Tertindas
69 Hampir ketahuan
70 Hampir Saja Terjadi Tempuran
71 Arti Dunia Kejam
72 Kehidupan Ini Begitu Menakutkan
73 Joshua Sangat Peduli Terhadap Kakaknya
74 Barang Jaminan
75 Pohon Adam
76 Perkelahian
77 Bermasalah
78 Tempuran Yang Begitu Dahsyat
79 Bibi Hera Si Tolol
80 Rencana Menjenguk
81 Berangkat Kepulauan Seribu
82 Hanya Obrolan
83 Elsa Untuk Cari Duit Malah Pintar
84 Nenek Nelpon
85 Informasi Tentang Perang
86 Jenderal Polisi Efendi
87 Persiapan
88 Reuni
89 Jadi Ada Harapan Untuk Bisa Pergi
90 Ada Rencana Pembunuh
91 Fendi orang yang ditakuti Istana Negara
92 Mabuk Laut
93 Perang Sudah Dimulai
94 Aksi Yang Keren
95 Perjuangan
96 Inilah Di sebut Medan Perang
97 Angin Ternado
98 Mengabaikan Nasehat Kakaknya
99 Ini Namanya Perang, Yang Tadi Nggak
100 Kabar Bagus
101 Caca Handoko Sedang Hamil
102 Hal heboh
103 Waktunya Menulis Berita
104 Berangkat Sekolah
105 Tunangan
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Terpuruknya Suatu Keluarga
2
Penculikan
3
Bos Mafia
4
Cerita Rakyat
5
Fit Leona Menguarkan Kemampuannya
6
Mau Curhat Atau Mau Berkelahi Sih
7
Ayahku Paling Hebat
8
Sersan Ada Di Sini
9
Fit Leona Hentikan Perang Besar
10
Rahasia Besar Apakah Itu
11
Diam-diam Jangan Sampai Ketahuan
12
Anak Indigo
13
Mistis, Apakah Bisa Dipercaya?
14
Mencari Fit Leona
15
Kok Debat Terus Sih!
16
Bertemu Bos Mafia Lainnya
17
Kayak Orang Pacaran Tapi Bukan Pacaran
18
Negosiasi
19
Gawat
20
Kacau Sudah
21
Dasar Gila
22
Pemicu Perang, astaga!!!
23
Fit Leona Ingin Berduel Ketua Organisasi Pahlawan Cahaya
24
Keberangkatan Fit Leona Ke Arena Duel
25
Pahlawan Legendaris
26
Aneh, Hantu Bisa Lempar Orang
27
Dokter Hebat Muncul
28
Polisi Kebanggaan Masyarakat
29
Konflik Antara Polisi
30
Perkataan Elsa Membuat Orang Patuh
31
Ketakutan Karyawan Don
32
Kerinduan
33
Keajaiban Jamu Herbal Stamina Dewa
34
Kebodohan Warga Desa Untuk Menantang Polisi
35
Pak Kades Malu Terhadap Warganya Sendiri
36
Tika Masih Benci
37
Penderita Sasa selama ini
38
Inilah Keadaan Keluarga Sasa
39
Amarah Sang Nenek
40
Lanjut Acara Duel Fit Leona
41
Duel Sih, Tapi....
42
Duel Sudah Dimulai
43
Jangan Remehkan Fit Leona
44
Ris Hidayat Seorang Kades
45
Kemunculan Orang Yang Tak Terduga
46
Enzo Si Pitung
47
Aura Tempur Tipe Medis
48
Ayah Dan Anak Bermusuhan
49
Ris Membenci Ayahnya
50
Samson Ingin membunuh Putranya
51
Perebutan Kamar
52
Jangan Terlalu Percaya
53
Elsa Bersila Lidah, Membuat Sanjaya Tidak Berkutik
54
Elsa Marah Karena Sahabatnya Terbunuh
55
Pengobatan Gratis
56
Tipuan Hahaha....
57
Kota Perahu
58
Pekerjaan Itu Penuh Resiko
59
Tantangan
60
Yusuf dan Elsa bermusuhan
61
Operasi Pengobatan Berhasil
62
Masa Lalu
63
Balas Dendam
64
Batu Mustika Merah
65
Keluarga Harmonis
66
Tidak Senang Tika Di Meja Makan
67
Lesti Bersedih
68
Niat Menindas Ternyata Tertindas
69
Hampir ketahuan
70
Hampir Saja Terjadi Tempuran
71
Arti Dunia Kejam
72
Kehidupan Ini Begitu Menakutkan
73
Joshua Sangat Peduli Terhadap Kakaknya
74
Barang Jaminan
75
Pohon Adam
76
Perkelahian
77
Bermasalah
78
Tempuran Yang Begitu Dahsyat
79
Bibi Hera Si Tolol
80
Rencana Menjenguk
81
Berangkat Kepulauan Seribu
82
Hanya Obrolan
83
Elsa Untuk Cari Duit Malah Pintar
84
Nenek Nelpon
85
Informasi Tentang Perang
86
Jenderal Polisi Efendi
87
Persiapan
88
Reuni
89
Jadi Ada Harapan Untuk Bisa Pergi
90
Ada Rencana Pembunuh
91
Fendi orang yang ditakuti Istana Negara
92
Mabuk Laut
93
Perang Sudah Dimulai
94
Aksi Yang Keren
95
Perjuangan
96
Inilah Di sebut Medan Perang
97
Angin Ternado
98
Mengabaikan Nasehat Kakaknya
99
Ini Namanya Perang, Yang Tadi Nggak
100
Kabar Bagus
101
Caca Handoko Sedang Hamil
102
Hal heboh
103
Waktunya Menulis Berita
104
Berangkat Sekolah
105
Tunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!