Sebelumnya...
"Ya ampun deh... kejamnya, padahal seharusnya kamu senang, ada wanita cantik ingin bertemu dengan mu, tapi respon mu sedikit aneh." Ucapan Vina Langit sambil menggodanya, hingga seluruh anggota polisi menduga, bahwa memang benar, dia pacarnya.
"Siapa wanita ini?"
"Kenapa pula tertarik terhadap Sersan Fit Leona?..."
"Ada apa ini?..."
"Apa iya? Dia pacarnya."
"Cantik sekali wanita itu, dan lihatlah pakaiannya, dengan setelan baju kerja kantor, ditambah lagi warna hitam abu-abu, malah makin cocok, saat ia kenakan pakaiannya."
"Apalagi wajah cemberut itu loh... Sungguh manis sekali kayak madu deh."
"Sembarang... Kamu pikir gadis seimut dia adalah makanan apa?"
"Itu cuma perumpamaan, jangan masuk ke hati deh." Itulah obrolan singkat, Para anggota Polisi Metro, merupakan sebagian pria Polisi terhebat di Jakarta Pusat, dan mereka ini... Merasa ingin punya istri secantik Vina Langit, karena dia melebihi seorang Dewi Surga.
"Sungguh menjengkelkan... Kenapa aku bertemu dengan wanita busuk sepertimu?..." Ungkapan benci, yang begitu mendalam, hanya tidak dapat ditahan oleh Fit Leona, pada akhirnya ia teringat kata Ayahnya. "Hormatilah wanita Fit Leona, hormatilah..." Tentu di masa lalu, dan nasehat itu tidak akan pernah dilupakan.
"Eh... Kenapa kamu membenci padaku?... Aku kan tidak ada salah padamu." Balas Vina Langit dengan suara lembutnya, siapapun mendengarnya, itu akan sangat menggoda sekali.
"Sersan, dan gadis imut itu, tampaknya cocok sekali."
"Bukan Tampak cocok lagi, ini mah sangat cocok."
"Kurasa wajar... Sersan kita, mendapatkan kekasih secantik dia, adu... Aku bener-bener iri." Gosip lagi, sehingga mulut para Polisi bener-bener ember, walaupun tidak kedengaran suaranya. Sebab bisa gawat... Kalau Sersan Fit Leona mendengar gosip mereka.
"Tidak... Aku hanya asal bicara, apalagi teringat Ibuku yang selama ini menipu Ayahku, dan tidak akan pernah bisa aku maafkan, tapi mohon maaf Nona, kalau itu membuatmu terganggu dari ucapan ku." Balas Fit Leona sopan. Dia bener-bener berkata jujur, dan tidak ada satupun yang bohong dari perkataannya, lagian juga bablas aja ngomongnya.
"Ya sudah kita lupakan saja, maukah kamu makan denganku,..." Spontan kata itu langsung keluar dari mulut Vina Langit, dan semua orang berpikir, dia ini lagi menjual dirinya.
Makanya ada percakapan kecil, di antara anggota Polisi Metro, yang lagi ngumpul. Lebih tepatnya kepo bener deh.
"Sial... Apa mereka sudah menikah? Tapi aku nggak dapat undangan pernikahan mereka."
"Emangnya ente siapa? Hingga Sersan mau mengundangmu."
"Kenali... Aku salah satu Partner terbaiknya."
"Kalau kamu Partner, aku Ayahnya, sudah seharusnya mengundang aku."
"Yang bener... Masa semudah ini."
"Diamlah... Yang jelas pasti, percakapan mereka sangat erotis banget, sekaligus berbuka hal pribadi, di muka publik, tanpa ada rasa malu."
"Kamu benar banget kawan."
...
Hingga akhirnya Vina Langit menyadari, bahwa ucapannya sangat ingin kali dicium olehnya, dan ia pun mencoba mengelak, dan mau meluruskan apa yang dia katakan, tampaknya jauh lebih buruk dan semakin gugup dirinya. "Eh... Bukan aku yang dimakan,... Tapi aku mengajak kamu makan, tapi bukan aku yang dimakan, sialan... ngomong apa sih aku?..."
mendengar ucapan itu, Fit Leona ketawa, dan baru kali ini ada wanita yang bikin dia tersenyum. "Lucu sekali... Ada-ada aja. Seharusnya kamu berkata. 'Aku mengajak kamu ingin makan di tempat restoran, apakah kamu mau?'."
"Iya... Itu yang aku maksud, bagaimana?... Kamu mau nggak." tanggapan Vina Langit, sekaligus membenarkan ucapan Fit Leona.
"Maaf... Tentu saja aku akan menolaknya, karena aku harus menyelesaikan kasus, dan itu, tidak boleh diganggu." balas Fit Leona.
"Kamu sungguh membuang-buang waktuku saja, pergilah... Aku tidak ingin berurusan denganmu." Lanjutnya, sebab ia, tidak boleh bersantai-santai, takutnya Ayahnya akan diusir di Rumah Sakit Harapan Cinta, bahkan... Mungkin... Ayahnya Fit, bisa saja lebih parah dari ini, dan itu sama sekali tidak berbakti kepada orang tua. Ia tidak ingin disebut,... Sebagai anak durhaka.
"Walaupun... Ada wanita cantik tulus, mengajakmu... kamu tetap ingin menolaknya." Ungkapan Vina Langit, bahkan dirinya, sangat kecewa. ''Kok ada... Lelaki ditolak ajakannya, kekurangannya... Apa coba?'' Itulah yang dia pikirkan.
Saat Fit Leona handak pergi, ia tidak sengaja mendengar sesuatu yang tidak boleh di dengar olehnya, dan segera membantahnya. "Lebih baik berurusan dengan wanita jelek, ketimbang dari wanita cantik seperti dirimu, yang justru harus ku hindari. Makanya itu... Aku tidak mau diajak oleh mu."
"Jangan sok suci deh, bukannya kamu datang tempat Cafe sambil melirik Wanita di mana-mana?" Perkataan Vina Langit yang tidak mau kalah.
Dan... Apakah kamu lupa? Aku di Cafe Itu posisinya sebagai Pelayan, dan... Secara pribadi, aku menjaga pandanganku, kalau itu saja dianggap salah, berarti itu emang benar, wanita zaman sekarang hanya mencari kesalahan, dan bukan ketulusan."
"Kamu..." Vina Langit ingin sekali membalas perkataannya, hanya saja masih dipotong, dan kalah cepat oleh Fit Leona.
"Kamu apa? Ingin disalahkan lagi, wanita banyak maunya,... Aku pergi!..."
Hal ini, membuat Vina Langit, tidak habis berpikir, bahkan terheran-heran, mengapa Vina, gaduh lagi sama Fit. "Sialan... Kenapa jadi seperti ini? Seharusnya nggak seperti ini, gimana ini?..."
"Baiklah... Aku mengerti... Tapi tolong jelaskan padaku, kenapa kamu memilih wanita jelek ketimbang wanita cantik, kalau kau tidak mau menjawab,... Aku akan terus mengganggumu." Ucapan Vina langit sambil menunjuk-nunjuk, tindakan itu, benar-benar tidak sopan, padahal cuma ini yang bisa ia pikirkan, agar Fit Leona tidak pergi darinya.
Dan itu emang berhasil, makanya Sersan Fit Leona, sangat marah, hingga ia berkata. "Jangan nunjuk-nunjuk!..."
"Ken... Kenapa nggak boleh Hah?!" balas Vina Langit gugup, tampaknya, ia berhasil membuat Sersan Fit Leona marah.
mendengar balasan itu, Fit Leona, gak bisa berkata apa-apa,... Bahkan dia tidak tahu harus menjawab apa? Hingga Vina Langit menjauhi kerumunan orang, dan segera membawa Fit Leona ke tempat restoran terdekat, agar pembicaraan ini tidak terlalu terbuka kali, apalagi sampai orang-orang di luar mendengar mereka. Sebab ia merasakan malu.
"Masuk ke Mobil ku sekarang juga."
"Beraninya menyuruhku... Aku Sersan di sini." Ungkapan Fit, yang tidak terima.
"Bodo amat,... Aku tidak peduli, atau... Kita harus berkelahi lagi, tidak masalah bagiku." Tanggapan Vina, Sambil menguarkan Bola Api Mawar di genggaman tangannya, seperti sihir munculnya, seakan tidak tahu di mana bola api itu keluar, apalagi itu sudah siap, untuk berkelahi selanjutnya.
hal ini membuat Fit Leona, harus berpikir dua kali. "Ya ampun cewek ini... Apa dia suka berkelahi?... Atau jangan-jangan dia seorang pria yang lagi menyamar wanita, menyebalkan banget."
"Wanita imut itu, miliki kekuatan Aura terkuat."
"Untung saja, kita tidak membuat dia marah." Pendapat Sekelompok anggota Polisi di sana, yang tidak jauh dari lokasi Vina dan Fit.
Dan menurut pendapat Fit Leona, wanita ini sangat menyeramkan, walau dia itu sangat imut, yang bahkan siap dimakan, oleh Iblis menakutkan, bagaikan neraka dalam jurang yang sangat dalam.
Ini membuat menjadi pertimbangan baginya, bisa-bisa kantor ini akan hancur, kalau sempat mereka berkelahi lagi, sama persis kejadian di kota Kebon Jeruk, dekat Kafe Mawar Naga Merah, hal itu tidak diinginkan olehnya.
"Baiklah wanita resek... Aku akan mengikuti kemauan mu, bawalah aku, terserah kau mau ke mana, dengan satu syarat, belikan aku pakaian yang terbaik di kota ini, paham tidak." Itulah permintaan Fit Leona.
"Dasar tidak tau malu, berani-beraninya kau minta denganku, dengan membelikan pakaian untukmu, aturannya seorang laki-laki, seperti dirimu, harus traktir ku, bukan aku yang harus traktir dirimu." Vina Langit tidak terima hal ini, Makanya dia berani berkata seperti itu.-
"Tidak mau, berarti, aku tidak akan ikut, itu aja intinya, kalau begini saja kau tidak bisa memenuhi, syarat ku, bagaimana orang mau bicara padamu?" Balas Fit Leona.
"Apakah kamu takut menghabiskan uangmu? Kalau begitu lupakan saja." Lanjutnya.
"Ada apa dengannya? Sudah dua kali ketemu, bawanya selalu debat mulu." Kata hati Vina, setelah itu ia berkata. "Baiklah aku setuju... Setelah ini tidak ada syarat lain, kalau tidak aku tidak segan akan memukulmu."
"Lu pikir aku ini laki macam apa?! Ayo,... Jangan pakai lama." Balas Fit Leona, dan segera masuk ke Mobil jenis tipe Mini Clubman, yang begitu cantik dengan warna merahnya.
Hanya saja kesal Vina Langit semakin memuncak, dan segera ia masuk ke mobilnya, dan menatap tajam ke arah Fit, tanpa buang waktu, ia menjalankan mesin mobilnya dan berangkat, dan segara menuju, Tokoh Pakaian terdekat, yang begitu tren fashion terbaru hari ini.
Setelah selesai berurusan belanja Pakaian, tanpa bicara, seakan mereka berdua sudah bisu, dan setelah itu rencana mereka berdua, saat ini, akan pergi Restoran terkenal, di Kalangan atas dan berkelas, yang bernama Restoran Sayap Naga Merah, bintang lima.
Salah satu aset milik Vina Langit, dan semua pelayan menghormatinya.
Itupun setelah sampai tujuan, dan segera memarkirkan mobilnya, di tambah, kesalnya Vina Langit belum hilang juga, dan terus aja cemberut entah sampai kapan, hingga pelayan kasir tahu hal itu.
Kok tahu, iya tahulah... Sebab... Vina Langit, dan Fit Leona, melangkah ke kasir, ke arahnya, dengan melihat gerak-gerik tubuh mereka, dari situlah dia tahu, dan pelayan Kasir pun bertanya. "Ada keperluan apa mereka ada disini? Jangan-jangan bikin keributan, bisa mampus aku.'' Itu pun ada di dalam hatinya.
"Mohon maaf ada perlu apa? Nona dan Tuan muda." Ucapan selamat datang, dari pelayan begitu anggun, dengan setelan staf karyawan profesional, dengan busana batik Jowo, untuk memperindah tampilannya, tentu dia itu wanita.
"Tentu saja, untuk makan, sebaiknya siapkan makanan untuk kami berdua, lu harus tau,... Wanita di samping ku lagi kesel, bawanya lapar mulu." Jawaban Fit Leona, sambil menunjukkan Vina Langit, dan itu benar, ia lagi kesal.
Saat ini Fit Leona, miliki tampilan jauh lebih keren, seperti geng anak motor, dengan muka culunnya, dan berlagak menjatuhkan harga diri Vina Langit saat itu juga, walaupun begitu, struktur tubuhnya, tidak mau kalah dengan, Sixpack, laki-laki tertampan dunia.
Karena jauh lebih gagah, dari pada mereka. Bahkan sebanding dengan mereka, siapa aku maksud, siapa lagi kalau bukan artis ternama.
"Jangan sembarang bicara, aku ke sini, dan mengajakmu ada sesuatu yang ingin aku bicarakan." Ungkapan Vina Langit serius.
"Kalau begitu, ayo... Jangan buang-buang waktu ku." Ucapan Fit Leona.
"Pria ini sungguh menjengkelkan. Elsa sabar-sabar, ini ujian." Tanggapan Vina Langit di dalam hati.
"Tuan dan nyonya, mari ikut saya, saya tunjukkan meja kalian." Ucapan Pelayan kasir tersebut, dengan melayani mereka berdua begitu tulus, tentu secara terhormat.
"Tidak perlu aku ingin pesan ruangan VVIP, terbaik Restoran ini." Ungkapan Vina, Sambil menunjukkan kartu bank Central Garuda, berwarna hitam gold, sekitar penarikan 100 juta, atau lebih, setiap tiga bulan sekali.
Kartu nasabah ini, sangat sulit didapatkan, di kalangan bawah, meskipun sanggup membeli kartunya, hanya saja pajaknya terlalu tinggi, itu akan menguras uang dompet mu.
...
Mungkin ada kesimpulan menarik ini, ehm!
Keamanan bank saat ini, berbeda dengan keamanan zaman dulu.
Dulu banyak oknum kotor, mencuri bank dari data identitas nasabah, dari situlah memalsukan identitas, dan mencuri uang para nasabah, dan sekarang... Hal itu tidak bisa dilakukan.
Kartu nasabah saat ini, begitu sangat khusus, ada simbol bintang setiap kartu, bintang-bintang ini tidak bisa dipalsukan, dan miliki angka dan abjad begitu rumit, Bank pun tidak miliki data ya, dan emang sengaja tidak punya, makanya para oknum begitu sulit, entah data apa di dalam simbol bintang itu, tanpa itu, oknum tersebut tidak bisa curi uang lagi.
Keamanan kartu nasabah jauh lebih mengerikan sekali, kalau para oknum kotor, sampai mengetahui angka dan abjad, mereka bisa aja mampus, karena kartu nasabah itu, akan beritahukan dimana para oknum itu berada, tentu yang sudah terbongkar kode rahasianya, apalagi para nasabah, belum ada penarikan,... Dan secara otomatis, dalam dua hari mereka harus mati.
Karena itu sangat rahasia, bahkan milik CEO Bank Central Garuda sendiri, haram mengetahuinya... Hal inilah masyarakat makin percaya keamanannya. Kejamnya Negara ini, sampai harus membunuh loh... Astaga... Siapa berani kalau begini ceritanya?... Sama aja cari mati cuy.
Belum sempat nikmati kekayaan ia curi, harus mendapatkan hukuman mati, sungguh nggak lucu.
Kalau ada aplikasi Bank di handphone, itu malahan jauh lebih aman, jadi tidak masalah.
Tapi masalahnya, Vina masih menggunakan kartu nasabah aja, kayak zaman dulu, katanya sih jauh lebih gampang.
Hanya saja, masa iya, Vina Langit membayar tempat aset miliknya.
Sehingga aku tidak tahu, bahwa pemikiran orang kaya begitu rumit, karena dana ia keluar kan saat ini, akan kembali ke dia lagi, ada-ada aja.
"Baik... Kami akan siapkan._" Ucapan Pelayan kasir, dan melakukan proses transaksinya.
Itupun menghabiskan 10juta, hanya untuk sewa ruangan, sebenarnya ruangan apa sih itu?... semahal itukah??? Itupun belum pengeluaran biaya makanan, ia makan nanti. Benar-benar gila!!!
"Bukannya tempat biasa sama aja, kenapa harus sewa ruang VVIP?" Ucapan Fit Leona, baginya ini terlalu boros.
Hingga pria gemuk datang menghampirinya, dan kelihatannya, dia cukup kaya, di tambah lagi, ada tiga gadis menemaninya.
"Boros katamu, apa kamu tidak tahu tempat apa ini, inilah adalah restoran termewah, bahkan pria miskin seperti mu seharusnya malu, bisa-bisanya seorang wanita membayar tempat makan mu." Ucapan pria gemuk tersebut. Tentu terhadap Fit Leona, sekaligus... Ia merasakan jijik terhadapnya.
Di dalam hati, Fit Leona. "Aku yakin orang ini cari masalah." Sambil memenggang jidatnya sendiri.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments