Cerita Rakyat

Ada seorang pemuda berumur 17 tahun, berbadan pendek, walaupun begitu, dirinya pernah dikejar seluruh wanita cantik, yang ingin jadi pacarnya, bahkan ingin menjadi istrinya, sungguh gila, apa karena tampan, atau pemuda ini seorang anak konglomerat, yang pasti dia ini, seorang anak-anak yang belum cukup umur untuk menikah. Tapi pesona itu, sungguh menakjubkan.

Tanpanya pernah berkata begini deh, yasudah pendapat aku sebaiknya tidak usah lama-lama, aku kasih tahu aja deh, pria pemuda tersebut, yang bernama Budi Sangkuriang, tapi tunggu... Kenapa namanya belakang Sangkuriang lagi, aku kok bingung, ada apa kata Sangkuriang ini, bukan apa-apa, aku sudah menemukan tiga nama yang sama, yang pertama Sasa Sangkuriang, yang kedua, Elsa Sangkuriang, yang terakhir Budi Sangkuriang.

Sangkuriang ini... Tanpanya nama yang misterius... Tapi terhubung apa sih? Apa kaitannya? Sekaligus bingung rasanya, hingga aku tahu, ketiga nama tersebut. Merupakan nama asli mereka bertiga.

Tapi sebenarnya... Nama itu dirahasiakan, bahkan di samarkan, salah satunya Elsa Sangkuriang, yang sebenarnya nama samaran ya, Vina Langit.

Sedangkan Budi Sangkuriang, nama samarannya adalah Aldo Barreto, sangat berbeda jauh dengan nama aslinya, tapi kenapa di tutupi.

Entahlah... Yang jelas pasti nama Sangkuriang, membuat aku teringat satu dongeng sebelum tidur, dan radar aneh sih ceritanya, karena cerita rakyat ini, malah terkenal di kalangan penduduk Kota Bandung. Atau orang Bandung, tidak tahu cerita rakyat ini, Nggak mungkin lah... karena cerita rakyat ini emang berasal dari sana, yaitu Kota Bandung, tapi... Yasudah lah.

Kita singkat aja ceritanya....

Awal cerita, ada seorang Dewa Dewi, dikutuk menjadi hewan, karena atas kesalahan mereka sendiri, hingga mereka berdua harus dihukum sang Raja Dewa.

Mungkin, aku sendiri tidak tahu pasti, apa sih kesalahan mereka? Tapi aku hanya yakin... Mereka berdua dikutuk menjadi hewan, sekaligus diturunkan ke bumi.

Yang satu dikutuk seekor Babi, yang ternyata sang Dewi, dan yang satu lagi seekor Anjing, tentu wujud itu ternyata sang Dewa.

Jujur aja, kehidupan hewan seperti mereka tentu damai-damai aja, hingga ada seorang Raja Sungging Perbangkara tengah pergi berburu. Di tengah hutan Sang Raja membuang air seni yang tertampung dalam daun caring (keladi hutan).

Selanjutnya seekor babi hutan betina bernama Celeng Wayung Hyang yang tengah bertapa sedang kehausan, ia kemudian tanpasengaja meminum air seni sang raja tadi. Wayung Hyang secara ajaib hamil dan melahirkan seorang bayi yang cantik, karena pada dasarnya ia adalah seorang dewi. Disini aja udah aneh, kok bisa dah, air seni dia minum, telah membuat dirinya hamil, tanpa hubungan satu malam pun.

Bayi perempuan itu dibawa ke keraton oleh ayahnya dan diberi nama Dayang Sumbi alias Rarasati. Itupun ditemukan nggak sengaja, di tengah hutan.

Karena kecantikan Dayang Sumbi, banyak para pangeran Ingin segera meminangnya, akan tetapi tidak ada satupun yang dia terima, dan ujung-ujungnya terjadi perang besar dimana-mana. Nama juga keturunan sang Dewi dari kahyangan, gimana tergila-gila tuh pangeran.

Karena takut bentrok terus-menerus, Dayang Sumbi memberanikan diri, untuk mengasingkan diri ke hutan lebat, itu pun atas izin Ayahanda Sungging Perbangkara, emang betul putrinya harus segera diasingkan, kalau tidak perang akan terus berlanjut, sekaligus mengatakan seluruh negeri atau kerajaan lain, bahwa Dayang Sumbi miliki penyakit aneh. Sungguh alasan tidak ada faedahnya, dan mereka semua malah percaya.

Dayang Sumbi sudah bertahun-tahun hidup dan tinggal di tengah hutan, sekaligus lama-kelamaan semakin bosan bahkan untuk hilangkan kebosanan pun, dia harus bertenun. Itupun masih radar males....

Pada akhirnya tidak sengaja menjatuhkan corak kain ia tenun. Membuat Dayang Sumbi Semakin malas, bahkan ia pun berteriak sekencang-kencangnya, berharap kebosanannya hilang. "Siapa pun yang mengambilkan corak yang terjatuh, bila laki-laki akan dijadikan suaminya, dan jika perempuan akan dijadikan saudarinya."

Ehh... malah seekor Anjing, yang bernama si Tomang mengambil kan untuknya, sedangkan perkataannya Dayang Sumbi tadi harus di tepati janjinya, karena si Tomang ini adalah Laki-laki, walaupun wujudnya Anjing.

Jadi Dayang Sumbi bersuami seekor Anjing, yang ternyata seorang Dewa terkutuk, di awal-awal cerita tadi. Bisa dikatakan begitu, maka-nya malah semakin aneh.

Sebab sang Ibu seekor Babi, Suaminya seekor Anjing, belum lagi bisa-bisanya hamil... Dan melahirkan seorang putra tampan, pemberani, dan cerdas yang sekarang diberi nama Sangkuriang.

Ini pun ceritanya masih lanjut, hanya gara-gara tidak dapat hasil pemburuan hewan yang dinginkan, oleh Sangkuriang, jadinya bapaknya dibunuh olehnya, Secara sembelihan, karena sudah kemakan emosi dan kesal.

"Kenapa pula kamu gonggong terus! Lari semua buruanku!" Begitulah kata Sangkuriang. Sejak ingin memanah atau menembak busur ia punya, si Tomang ini menggonggong nggak jelas, membuat kesempatan hewan buruannya larikan diri.

Padahal si Tomang tidak ingin menembakkan busur sang nenek Sangkuriang, yaitu Babi Celeng, sang Dewi yang sedang makan biji-bijian.

Lagian ini bukan salah Sangkuriang, mana tahu dia, bahwa si Tomang itu bapaknya, dan si Babi Celeng itu neneknya, karena sang Ibu tidak pernah cerita apa-apa, sekaligus tidak tahu seekor Babi Celeng itu neneknya Sangkuriang, mungkin malu kali, alamak... Kok bisa gitu.

Membuat sang Ibu yaitu Dayang Sumbi, marah besar terhadap putra sendiri, dan segera memukul kepalanya dengan menggunakan sendok sayur. Membuat Sangkuriang larikan diri, sekaligus belajar seni bela diri, dan berilmu Kanuragan yang begitu hebat, karena merantau sana-sini, itupun bertahun-tahun lamanya.

Sedangkan Dayang Sumbi, ingin sekali bertemu putranya, dan ternyata dikabulkan, dengan awet mudahnya sang Ibu. Nama juga keturunan sang Dewi, wajar lah, apapun doanya pasti dikabulkan.

Ini malah anak keparat Sangkuriang, malah jatuh cinta terhadap Ibunya sendiri, lebih lucunya Dayang Sumbi, malah jatuh cinta pada putranya, mereka berdua ini tidak sadar kalau mereka ini Ibu anak. Aku rasa doanya sudah dikabulkan ingin bertemu putranya, dengan cara nggak biasa.

Mereka hampir bercumbu satu malam, karena sang Ibu Dayang Sumbi, menemukan ada bekas luka di kepala Suaminya, itu artinya... ya ampun kiamat sudah, mereka sudah nikah dong. Gimana lagi mereka nggak sadar, bahwa mereka hubungan Ibu anak.

Maka obrolan pun terjadi, di antara mereka berdua.

"Ayang... Kok ada bekas luka di kepalamu."

"Oh ini,..." Sangkuriang pun meraba-raba kepalanya, sekaligus menyadarinya.

"Sejak kecil, aku dimarahi Mama... Hanya Gara-gara menyembelih Anjing kesayangannya, yang bernama si Tomang. Karena kemarahan itulah, aku dipukul sendok sayur di kepalaku, dan berdarah, hingga aku pun berpikiran, kalau Mama nggak sayang padaku lagi, maka-nya aku larikan diri. Sekarang kamu sudah mengetahuinya... Ayo kita mulai malam pertama kita dek...." Ucapan Sangkuriang yang nggak sabar, ingin bercumbuan Ibunya sendiri.

Hal itu kaget setengah mati, dan mencoba larikan diri, sambil berkata lah, Ibu Dayang Sumbi. "Sangkuriang... Ini Mama... Ini Mama sayang...."

"Tentu aku paham,... Kamu sebentar lagi... Menjadi Mama untuk anak-anak kita dek..." Balas Sangkuriang, dan terus menikmati keindahan tubuh Ibunya sendiri.

"Tolong berhenti! Tidak seharusnya kita melakukan ini!" Teriakkan Ibu Dayang Sumbi, karena ia tidak rela, harus di hamili anaknya sendiri, yaitu Sangkuriang, sebab hubungan mereka berdua, hubungan terlarang.

Tidak... Aku tidak akan berhenti, karena dirimu sangat cantik, maka dari itu, aku tidak akan nyia-nyiakan dirimu." Tolak Sangkuriang.

Itu... Ibu Dayang Sumbi, sudah mencoba melawan, memberontak, menendang, pada akhirnya tidak mampu sekaligus bercuma, sebab tenaga Sangkuriang putranya, lebih kuat pada dirinya, hingga Ibu Dayang Sumbi, berpikir dan mendapatkan Ide.

Idenya begini Ibu Dayang Sumbi meminta Mahar lagi, karena baginya belum cukup untuknya, tentu menggunakan rayuan mautnya, Kalau Sangkuriang tidak memenuhi Mahar yang dinginkan Ibu Dayang Sumbi, maka... Ia tidak ingin menjadi istrinya.

Mendengar hal itu, Sangkuriang akan memenuhi Mahar, yang dinginkan oleh Ibu Dayang Sumbi, walaupun mintanya aneh-aneh.

Kok Aneh... Yang gimana tidak aneh, kalau mintanya membuatkan perahu dan telaga (danau) dalam waktu semalam dengan membendung aliran Sungai Citarum. Itu cara bikinnya gampang apa?

Yang jelas gampang dong... Sangkuriang mau dilawan. Dia kan memiliki kemampuan Komunikasi makhluk halus, yang akan membantu mewujudkan mimpi Sangkuriang, kalau berhasil... Bisa dong menikahi Ibu Dayang Sumbi. Pemikiran Sangkuriang udah miring ini anak.

Sedangkan Ibu Dayang Sumbi, menginginkan Sangkuriang gagal dalam melakukan Mahar yang dia minta, agar pernikahan ini, tidak sah secara agama dan negara.

Tapi ya gitu, Sangkuriang sanggup membuat mahar indah, untuk Ibu Dayang Sumbi.

Hal ini membuat Ibu Dayang Sumbi, terkejut, bahkan melihat Perahu dan Danau, hampir setengah jadi dibuatnya.

Kamu tahu apa yang dipikirkan Ibu Dayang Sumbi, pemikirannya begini, Sangkuriang harus gagal, Mahar yang dia minta, karena baginya dosa, berhubung cinta kasih dengan anaknya sendiri.

Maka dari itu, supaya gagal, meminta Ayam jantannya, harus berkokok lantang di tengah malam begini, itu caranya bisa berkokok Ayam jantang gimana dah??? Kok bisa berkokok gitu.

Lupakan... Setelah itu memukul biji padi, seolah-olah hari sudah menjelang pagi.

Membuat Makhluk halus itu, terkejut, dan meninggalkan pekerjaan mereka, karena mereka sangat takut dengan sinar matahari, apalagi di pagi hari begini, padahal jujur aja, ini kan masih tengah malam.

Sekaligus membuat Sangkuriang marah besar. "Kembali! pekerjaan kalian belum selesai!"

Hal itu, bercuma, karena Makhluk halus itu, sudah ketakutan duluan, dan meninggalkan Sangkuriang sendiri.

Sebab Sangkuriang tidak terima, sekaligus gagal membuat kan Mahar untuk Ibu Dayang Sumbi, maka Perahu yang dia buat bersama Makhluk halus, ditendang sekuat tenaga, hingga membuat kapal itu, terbang, konon katanya, kapal perahu itu, akan berubah menjadi gunung, dan Danau setengah jadi itu, menjadi dikenal dengan sebutan Kota Bandung masa kini.

Terus bagaimana nasib Sangkuriang, oh... Dia, usah ditanyakan lagi, anak keparat itu, tetap mengejar mimpi untuk menikah Ibu Dayang Sumbi, meskipun Sangkuriang tahu, dia itu Ibunya, dan terus mengikuti nafsu di hatinya, sekaligus tidak peduli apa itu karma, hingga dia tersungkur jatuh ke dalam jurang yang begitu dalam, dan bisa dikatakan meninggal dunia di sana.

Itu adalah cerita dongeng, yang sering kakek ceritakan untukku.

Lebih lucu lagi, aku malah senang mendengar cerita tersebut, membuat aku tertidur terlelap karenanya.

Sebaiknya lanjut cerita deh. Dimana Budi Sangkuriang, sudah sampai tujuan, yang dimana wanita suci di dagang kan.

Tempat itu begitu gelap dan sepi, dan sangat misterius, tapi Budi Sangkuriang, atau alias Aldo Barreto, tidak miliki rasa takut sama sekali, karena sudah sering datang kemari.

Apa dia ini tipe orang yang suka wanita cantik, kurasa tidak, dia kemari hanya membeli wanita suci, sebanyak mungkin, sesuai kebutuhan Kakak perempuannya, kalau tidak dituruti dia akan dapat hukuman.

Tapi ada sedikit bermasalah, Sasa Sangkuriang membuat keributan di sana, karena dia tidak suka tempat ini, baginya tempat ini sangat seram.

Karena gesit, dan melawan terus, akhirnya tertembak di bagian belakang tubuh sasa, yang coba larikan diri dari sana.

Sebelum Sasa tidak kuat, ingin rasanya mau tidur cantik, hanya satu kalimat dia ucapkan. "Mama... Tolong aku... Aku diculik..."

Tanpanya Sasa Sangkuriang menyadari kalau dia lagi diculik, belum lagi dia sudah dengar, bahwa dia akan dijual, mendengar kabar itu, dia sangat tidak suka, dan alasan itulah dia melawan. Dan terus saja bentrok para penculik, pada akhirnya dia tertembak.

Tapi tiba-tiba...

"Ya ampun deh... Kakak... Kenapa pula kamu disini, dan juga kenapa bisa tertembak, apa kamu mengikuti ku, hei Kakak... Bangun..." Ucapan Aldo Barreto, yang sudah sampai di situ, dengan santainya dia gedong wanita itu, dan segera membawa Sasa ke mobil pribadinya.

Membuat para penjual marah besar terhadapnya. "Berhenti! Kita harus melakukan transaksi dulu, baru boleh membawanya!"

"Transaksi apaan? Dia ini Kakak ku... Tidak ada transaksi buat Kakak ku..." Balas Aldo Barreto, sangat polos, dan tidak peduli darah tertembak di tubuh Sasa terus mengalir, kalau tidak di tolongin Sasa Sangkuriang bisa mati, dari gendongannya.

Para penculik itu terus saja mencegahnya pergi. "Hei bocah kencur! kami ini, langganan Anda, jangan bawa barang wanita kami yang belum kamu bayar, berhenti dulu, ayo lakukan transaksi, kalau kamu suka wanita cantik itu."

"Berhenti kamu kata... Dia ini Kakak ku, jangan coba ngatur hidup ku." Tegasnya Aldo.

Aura kekuatan Aldo Barreto, sangat besar, membuat seseorang penculik berlangkah mundur.

Tapi ada satu penculik berani berkata. "Kalau emang dia itu Kakak perempuan mu, seharusnya ada informasi pada kita, bahwa dia tidak boleh di culik, apalagi di dagang kan begini, atau kamu hanya alasan membawa Wanita cantik, tanpa membayar, sungguh licik pemikiran mu!"

Aldo Barreto, sangat marah besar, sehingga menjatuhkan Sasa Sangkuriang, seolah barang yang tidak berguna, tapi Sasa Sangkuriang tidak bisa berteriak, atau kesakitan saat jatuh, karena tidak ada tenaga melakukan hal itu.

Sasa Sangkuriang hanya ingin tidur sebentar, sekaligus melihat pria tampan, yang berusaha melindunginya, pada akhirnya tutup mata, dia tidak tahu, apa yang terjadi selanjutnya saat itu.

Sasa Sangkuriang hanya berkata di dalam hatinya, sebelum dia tidur. "Abi... sebentar lagi aku akan bertemu denganmu di surga. Tunggu aku Abi...."

Sedangkan Aldo Barreto, melakukan serangkaian serangan kejut untuk mereka, membuat para penculik itu tidak sempat melawan.

Sambil berkata."Membayar untuk Kakak ku, kamu berani berkata begitu! Aku tidak terima! Karena Kakak ku orang paling hebat, dan sangat aku hormati!" dan tercipta perkelahian kecil di sana.

Kenapa Aldo tidak sadar, dia itu bukanlah Elsa Sangkuriang atau alias Vina Langit Kakaknya, melainkan Sasa Sangkuriang, seharusnya tinggalkan dia, karena dia bukan kakaknya.

Ya ampun sekarang aku mengerti, Sasa Sangkuriang, dan Vina Langit, memiliki wajah yang sama, bahkan sama-sama cantik, seakan itu... Pinang di belah dua, jangan-jangan Vina Langit dan Sasa Sangkuriang adalah Saudara kembar! Kok bisa! apa yang terjadi???

Entahlah... Yang aku tahu, para penculik menguarkan pistol, dan senapan mereka, untuk menembakkan peluru ke arah Aldo berada.

Ya gitu deh, Aldo Barreto usia muda 17 tahun, mampu hindari peluru begitu cepat, sekaligus merebut senjata mereka, dengan mematahkan tulang kaki dan tangan mereka.

Dan menggunakan serangan balik, senjata dia rebut, pada akhirnya saling menembak. Aksi itu bener-bener tragis, dan para penculik itu dikalahkan satu demi satu, gak ada pilihan lain, para penculik itu larikan diri, sedangkan Aldo Barreto, malah biarkan begitu saja,...

Karena Aldo Barreto, memikirkan Kakak yang paling dia sayang. "Kakak... Jangan khawatir... Adik akan menjagamu." Ia pun memeluknya begitu erat, dan matanya memancarkan balas dendam.

Aldo Barreto tidak tahu, Wanita ia peluk bukanlah Kakaknya. Sekali lagi bukanlah Kakaknya.

Bersambung....

Episodes
1 Terpuruknya Suatu Keluarga
2 Penculikan
3 Bos Mafia
4 Cerita Rakyat
5 Fit Leona Menguarkan Kemampuannya
6 Mau Curhat Atau Mau Berkelahi Sih
7 Ayahku Paling Hebat
8 Sersan Ada Di Sini
9 Fit Leona Hentikan Perang Besar
10 Rahasia Besar Apakah Itu
11 Diam-diam Jangan Sampai Ketahuan
12 Anak Indigo
13 Mistis, Apakah Bisa Dipercaya?
14 Mencari Fit Leona
15 Kok Debat Terus Sih!
16 Bertemu Bos Mafia Lainnya
17 Kayak Orang Pacaran Tapi Bukan Pacaran
18 Negosiasi
19 Gawat
20 Kacau Sudah
21 Dasar Gila
22 Pemicu Perang, astaga!!!
23 Fit Leona Ingin Berduel Ketua Organisasi Pahlawan Cahaya
24 Keberangkatan Fit Leona Ke Arena Duel
25 Pahlawan Legendaris
26 Aneh, Hantu Bisa Lempar Orang
27 Dokter Hebat Muncul
28 Polisi Kebanggaan Masyarakat
29 Konflik Antara Polisi
30 Perkataan Elsa Membuat Orang Patuh
31 Ketakutan Karyawan Don
32 Kerinduan
33 Keajaiban Jamu Herbal Stamina Dewa
34 Kebodohan Warga Desa Untuk Menantang Polisi
35 Pak Kades Malu Terhadap Warganya Sendiri
36 Tika Masih Benci
37 Penderita Sasa selama ini
38 Inilah Keadaan Keluarga Sasa
39 Amarah Sang Nenek
40 Lanjut Acara Duel Fit Leona
41 Duel Sih, Tapi....
42 Duel Sudah Dimulai
43 Jangan Remehkan Fit Leona
44 Ris Hidayat Seorang Kades
45 Kemunculan Orang Yang Tak Terduga
46 Enzo Si Pitung
47 Aura Tempur Tipe Medis
48 Ayah Dan Anak Bermusuhan
49 Ris Membenci Ayahnya
50 Samson Ingin membunuh Putranya
51 Perebutan Kamar
52 Jangan Terlalu Percaya
53 Elsa Bersila Lidah, Membuat Sanjaya Tidak Berkutik
54 Elsa Marah Karena Sahabatnya Terbunuh
55 Pengobatan Gratis
56 Tipuan Hahaha....
57 Kota Perahu
58 Pekerjaan Itu Penuh Resiko
59 Tantangan
60 Yusuf dan Elsa bermusuhan
61 Operasi Pengobatan Berhasil
62 Masa Lalu
63 Balas Dendam
64 Batu Mustika Merah
65 Keluarga Harmonis
66 Tidak Senang Tika Di Meja Makan
67 Lesti Bersedih
68 Niat Menindas Ternyata Tertindas
69 Hampir ketahuan
70 Hampir Saja Terjadi Tempuran
71 Arti Dunia Kejam
72 Kehidupan Ini Begitu Menakutkan
73 Joshua Sangat Peduli Terhadap Kakaknya
74 Barang Jaminan
75 Pohon Adam
76 Perkelahian
77 Bermasalah
78 Tempuran Yang Begitu Dahsyat
79 Bibi Hera Si Tolol
80 Rencana Menjenguk
81 Berangkat Kepulauan Seribu
82 Hanya Obrolan
83 Elsa Untuk Cari Duit Malah Pintar
84 Nenek Nelpon
85 Informasi Tentang Perang
86 Jenderal Polisi Efendi
87 Persiapan
88 Reuni
89 Jadi Ada Harapan Untuk Bisa Pergi
90 Ada Rencana Pembunuh
91 Fendi orang yang ditakuti Istana Negara
92 Mabuk Laut
93 Perang Sudah Dimulai
94 Aksi Yang Keren
95 Perjuangan
96 Inilah Di sebut Medan Perang
97 Angin Ternado
98 Mengabaikan Nasehat Kakaknya
99 Ini Namanya Perang, Yang Tadi Nggak
100 Kabar Bagus
101 Caca Handoko Sedang Hamil
102 Hal heboh
103 Waktunya Menulis Berita
104 Berangkat Sekolah
105 Tunangan
106 Reuni Orang Tua
107 Bank CGI
108 Pelaku Penyebar Isu
109 Berita Paling Hot
110 Wah... Parah cuy
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Terpuruknya Suatu Keluarga
2
Penculikan
3
Bos Mafia
4
Cerita Rakyat
5
Fit Leona Menguarkan Kemampuannya
6
Mau Curhat Atau Mau Berkelahi Sih
7
Ayahku Paling Hebat
8
Sersan Ada Di Sini
9
Fit Leona Hentikan Perang Besar
10
Rahasia Besar Apakah Itu
11
Diam-diam Jangan Sampai Ketahuan
12
Anak Indigo
13
Mistis, Apakah Bisa Dipercaya?
14
Mencari Fit Leona
15
Kok Debat Terus Sih!
16
Bertemu Bos Mafia Lainnya
17
Kayak Orang Pacaran Tapi Bukan Pacaran
18
Negosiasi
19
Gawat
20
Kacau Sudah
21
Dasar Gila
22
Pemicu Perang, astaga!!!
23
Fit Leona Ingin Berduel Ketua Organisasi Pahlawan Cahaya
24
Keberangkatan Fit Leona Ke Arena Duel
25
Pahlawan Legendaris
26
Aneh, Hantu Bisa Lempar Orang
27
Dokter Hebat Muncul
28
Polisi Kebanggaan Masyarakat
29
Konflik Antara Polisi
30
Perkataan Elsa Membuat Orang Patuh
31
Ketakutan Karyawan Don
32
Kerinduan
33
Keajaiban Jamu Herbal Stamina Dewa
34
Kebodohan Warga Desa Untuk Menantang Polisi
35
Pak Kades Malu Terhadap Warganya Sendiri
36
Tika Masih Benci
37
Penderita Sasa selama ini
38
Inilah Keadaan Keluarga Sasa
39
Amarah Sang Nenek
40
Lanjut Acara Duel Fit Leona
41
Duel Sih, Tapi....
42
Duel Sudah Dimulai
43
Jangan Remehkan Fit Leona
44
Ris Hidayat Seorang Kades
45
Kemunculan Orang Yang Tak Terduga
46
Enzo Si Pitung
47
Aura Tempur Tipe Medis
48
Ayah Dan Anak Bermusuhan
49
Ris Membenci Ayahnya
50
Samson Ingin membunuh Putranya
51
Perebutan Kamar
52
Jangan Terlalu Percaya
53
Elsa Bersila Lidah, Membuat Sanjaya Tidak Berkutik
54
Elsa Marah Karena Sahabatnya Terbunuh
55
Pengobatan Gratis
56
Tipuan Hahaha....
57
Kota Perahu
58
Pekerjaan Itu Penuh Resiko
59
Tantangan
60
Yusuf dan Elsa bermusuhan
61
Operasi Pengobatan Berhasil
62
Masa Lalu
63
Balas Dendam
64
Batu Mustika Merah
65
Keluarga Harmonis
66
Tidak Senang Tika Di Meja Makan
67
Lesti Bersedih
68
Niat Menindas Ternyata Tertindas
69
Hampir ketahuan
70
Hampir Saja Terjadi Tempuran
71
Arti Dunia Kejam
72
Kehidupan Ini Begitu Menakutkan
73
Joshua Sangat Peduli Terhadap Kakaknya
74
Barang Jaminan
75
Pohon Adam
76
Perkelahian
77
Bermasalah
78
Tempuran Yang Begitu Dahsyat
79
Bibi Hera Si Tolol
80
Rencana Menjenguk
81
Berangkat Kepulauan Seribu
82
Hanya Obrolan
83
Elsa Untuk Cari Duit Malah Pintar
84
Nenek Nelpon
85
Informasi Tentang Perang
86
Jenderal Polisi Efendi
87
Persiapan
88
Reuni
89
Jadi Ada Harapan Untuk Bisa Pergi
90
Ada Rencana Pembunuh
91
Fendi orang yang ditakuti Istana Negara
92
Mabuk Laut
93
Perang Sudah Dimulai
94
Aksi Yang Keren
95
Perjuangan
96
Inilah Di sebut Medan Perang
97
Angin Ternado
98
Mengabaikan Nasehat Kakaknya
99
Ini Namanya Perang, Yang Tadi Nggak
100
Kabar Bagus
101
Caca Handoko Sedang Hamil
102
Hal heboh
103
Waktunya Menulis Berita
104
Berangkat Sekolah
105
Tunangan
106
Reuni Orang Tua
107
Bank CGI
108
Pelaku Penyebar Isu
109
Berita Paling Hot
110
Wah... Parah cuy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!