Sialnya... Fit Leona tidak sanggup berkelahi lagi, sebab apa? Sebab kekurangan darah.
Habisnya salah sendiri sih... Ia terus bercerita tanpa memikirkan tubuhnya sendiri, lagian... Ngapain pula cerita? Tugasnya kan menghabisi Vina Langit, bukan untuk bercerita.
Sungguh bodoh sekali dia, membuat tubuhnya ambruk, sekaligus sangat letih, ingin sekali dia tidur karena ngantuk berat, hingga ia menutup matanya. Kalau tidak ditolong... Bisa mati loh.
Kenapa aku berkata begitu... Kondisi Fit Leona sangat lah parah, bahkan wajahnya pun semakin pucat, seolah-olah kekurangan darah dan gizi, dan seharusnya pembekuan darah pun berkerja, di dalam tubuhnya, supaya darahnya nggak keluar banyak.
Sayangnya... Lukanya cukup dalam, karena gigitan taring Naga Merah itu. Seakan pembekuan darah, malahan tidak berkerja dengan baik, untuk menghentikan ngalir darah, yang ada di tubuh Fit Leona itu sendiri, makanya gawat!...
Sedangkan Vina Langit, bangkit... Dengan penuh luka-luka, sekaligus susah payah untuk berjalan, seperti langkah tertatih-tatih, bahkan ia tidak nyangka akan menjadi seperti ini, padahal dulu... Ia mampu ngalahin mereka semua, untuk saat ini, tidak bisa ia lakukan. Sungguh menyedihkan sekali....
"Tidak ku sangka... Aku tersentuh oleh ceritanya." Ucapan Vina Langit, dan sekarang ia sudah berdiri, dan melakukan serangkaian tendangan pamungkas, dengan percikan api yang panas, untuk menghabisi nyawa Fit Leona, di hadapannya.
Saat melakukan itu, ada seorang berlari, untuk hentikan tendangan itu, seakan tidak rela, Fit Leona mampus. "Hentikan... Jangan sakiti temanku... Fit... Bangun... Wanita dungu itu mencoba membunuhmu..."
Hanya saja, Vina Langit tetap kekeh ingin menendangnya sampai mampus. "Terlambat... Kalian yang memulainya... Lagi pula... Kenapa kamu peduli dengan temanmu?!... Sekarang ini, ia menjadi pelayan mu bukan."
Mendengar hal itu, Dro Duke tidak senang. "Kalau begitu... Tendang aja aku... Akulah yang menyuruhnya... Dan akulah yang mengancam nyawa Ayahnya... Walaupun tidak berhasil menghabisi mu, aku tetap merawat Ayahnya. Tolong... Jangan dianggap serius, lepaskan dia... Kumohon...."
mendengar ucapan itu Vina Langit marah. "Aku tidak akan ampuni kalian berdua!..."
Vina Langit... Akhirnya melakukan tendangannya, sebelum tendangan itu terjadi, Fit Leona mendorong Dro Duke menjauh darinya.
Sehingga Dro Duke, terluka atas pendorong tersebut, rasa sakitnya sungguh luar biasa, bahkan jauh lebih sakit, setelah melihat Fit Leona kena tendang Vina Langit. "Tidak!... Fit!..."
Hanya saja, Fit Leona bicara enteng kepadanya, seakan tendangan itu, mampu ia tahan. "Tenanglah... Dro Duke, aku baik-baik saja... Ayo lanjut, tendang aku lagi, kamu ingin membunuh ku kan, cepat lakukan!... Biar semua orang tahu, wanita itu egois!..."
Membuat hati Vina Langit, tersentak, seakan ada jarum besar, tepat di hatinya. "Sialan... Kenapa aku di sini malah bersalah?..."
"Bersalah atau tidak, hal itu tidak penting, yang penting kamu merasa senang, berhasil membunuhku, iya kan. Tidak akan diampuni, tidak akan dimaafin, seperti diriku ini, kenapa bisa begitu?... Kita ini manusia, bukanlah Tuhan, yang gampang di ampuni, semua dosa umat hambanya, sekaligus memaafkan atas kesalahan dosa besar, yang bahkan... Tidak akan diampuni oleh manusia itu sendiri. Tapi Tuhan bisa!..." Tegasnya Fit Leona.
Membuat Vina Langit berpikir. "Sangat jarang ada lelaki seperti ini. Kenapa dia begitu bijaksana?..."
Pada akhirnya saling tatap muka, dengan tatapan kagumnya satu sama yang lain. Tapi ya gitu, mereka saat ini saling bermusuhan, dengan kebencian yang hebat.
Tanpa disadari, sirine mobil polisi, makin mendekat, seakan mau berkumpul ke mari.
"Ibu bos!... Polisi datang..." Sapaan akrab dari Alex Perkasa, dan tangannya sudah dibalut dengan baik.
"Biarkan mereka datang... Aku akan habisin mereka..." Tanggapan Vina Langit, yang tidak lepas pandangan dari muka Fit Leona.
Mendengar hal itu, ia tanpa sungkan hubungi para Mafia Mawar Naga Merah, untuk segera berkumpul tempat kejadian, tanpanya akan terjadi perang besar di sini.
"Adu adu adu... Jangan keras kepala Nona." Ris Hidayat muncul entah darimana? Tiba-tiba udah nongol aja itu anak, dengan jongkok santai, sambil membawa dua sekuriti dihadapannya.
"Kalau masih lanjut... Aku tidak sungkan untuk membunuh wanita ini di hadapan mu, gimana?... Mau nggak." Lanjutnya.
"Berani kau... Akan ku patah leher mu." Marahnya Vina Langit, karena merasa terancam.
"Bukan... Bukan begitu Nona... Hanya saja kalau lanjut, nyawa mereka berdua ada ditangan ku, bisa aja, mereka mati ditangan ku, kalau nggak lanjut, ya udah... Aku lepaskan, aku nggak maksud apa-apa loh." Santunnya Ris Hidayat.
"Alex!... Kenapa Sekuriti wanita itu, sama dia?!..." Tanya Vina Langit, yang begitu kesal.
Alex Perkasa pun tidak mampu menjawab... Ia pun tidak tahu, gimana ceritanya dua Sekuriti wanita itu, bersamanya.
Sehingga Vina Langit mengubah pertanyaannya. "Siapa membalut tanganmu?..."
Alex Perkasa malah makin nggak bisa menjawabnya, kalau sampai Ibu Bos Vina mengetahuinya, dia makin mampus.
"Nona Besar... Atau Ibu Bos... Akulah yang membalut ya,... Kenapa?... Nggak seneng..." Timpal Ris Hidayat, yang begitu santunnya.
"Sekalian minta maaf deh! Atas perilaku kurang enakan terhadap mu, yang membuat kamu semakin tidak nyaman." Lanjutnya.
"Kamu pikir setelah begini sudah selesai." Tegasnya Vina Langit.
"Tampaknya kagak sih." Santunnya Ris Hidayat, dan menyiapkan diri, untuk menekan kepala dua sekuriti wanita, dia sangat yakin negosiasi ya, gagal.
Membuat Vina Langit terkejut. "Sial...."
"Ibu bos aku..." Takutnya Alex Perkasa, untuk kali ini, ia mengecewakan kepadanya.
"Diam kau!... Jangan bicara lagi..." Perintah Vina Langit. Sekaligus para aparat kepolisian sudah ada di tempat kejadian, sedangkan para Mafia Mawar Naga Merah, belum ada di tempat.
"Aduh... Kebanyakan negosiasi deh, terkepung kita kan." Ungkapan Ris Hidayat, sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Salah satu Ketua Polisi, segera memberikan perintah. "Tangkap mereka!..."
Mendengar perintah itu, para Anggota Polisi Metro Kebun Jeruk, menangkap mereka satu persatu, tanpa di sisakan satupun.
Dro Duke pun berkata. "Tolong selamatkan temanku, ia terluka parah, kumohon...." Berharap pihak Polres Polisi Metro Kebun Jeruk, membantunya.
Anak orang kaya, seperti Dro Duke, sebaik ini, padahal setiap kisah, aku dengar, penjahatnya selalu aja orang kaya, yang berusaha menindas rakyat kecil, tapi untuk kali ini tidak, sungguh hebat.
"Emm... Kamu... Beraninya menyimpan senjata api, dari mana kamu dapatkan ini." Tanggapan dari Polisi menangkapnya, sekaligus menemukan senjata ada padanya.
"Salah kan dirimu sendiri... Membuat keamanan Kota ini lemah!.." bentak Dro Duke.
"Kau... Beraninya melawan..." Marahnya Polisi tersebut. Sambil memukul pakai pentungan stik yang dia pegang, membuat Fit Leona marah besar, tidak nyangka ada polisi yang berani melakukan itu kepada temannya.
Karena seingat Fit Leona... Polisi tidak berani melakukan kekerasan, setidaknya, beri hukuman push up, atau tidur di tanah, sambil mengucapkan lantang dengan Pancasila, lebih buruknya palingan di tahan, sesuai Undang-undang berlaku. "Selama aku pergi... Peraturan berbedanya, ingin rasanya bertindak tegas mereka, hanya saja aku bukan anggota polisi lagi." Pikirnya.
"Meskipun aku sudah melakukan tendangan,... Ternyata kamu masih bertahan." Timpal Vina Langit, dengan napas tertatih-tatih, ia merasakan tubuhnya merasa lelah.
"Bukan tubuhku yang kuat,... Yang ada tenaga mu lemah, dasar wanita." Balas Fit Leona, ia pun ambruk lagi. Begitu juga Vina Langit, seakan ambruk itu bersamaan.
"Fit!..."
"Ibu bos!..."
Panggilan Dro Duke, dan juga Alex Perkasa, tidak ku sangka... Teriakkan panggilan itu bersamaan. Tanpa sungkan, Alex Perkasa menggotong Ibu Bosnya, tapi sayang Polisi sudah mengepung ya, itu berarti tidak bisa lari lagi.
Bahkan sadar... Ibu bos, dan Fit Leona nggak tidur, apalagi untuk pingsan, hanya saja tenaganya tidak cukup untuk bangkit. Sekaligus darah Fit Leona terhenti, itupun mengunakan Aura terkuatnya.
Setelah itu... "Diam lah..." Teriakkan polisi, yang mukul Dro Duke, sekali lagi ingin memukulnya.
Saat memukul, ia malah menghentikan pukulan, karena ada teriakkan padanya. "Polisi dungu!... Hentikan itu!... Kamu tidak bisa hidup, kalau kamu terus memukulnya."
Membuat polisi itu kesal. "Siapa engkau?... Berani sekali hentikan aku!... Orang zaman sekarang, sudah berani melawannya." Ucapannya, sambil menghampiri Ris Hidayat berada, ia pun ingin sekali memukulnya.
"Aku bukan siapa-siapa? Aku orang biasa, berusaha mencoba menolong mu." Balas Ris Hidayat, santun, karena polisi di hadapannya sangat lemah, sebab ia kuat karena ada atasannya. Siapa lagi kalau bukan Ketua Polisi Metro Kebun Jeruk itu, sampai sekarang pun, entah siapa namanya?...
"Dasar kurang ajar, pahami posisi mu sekarang!..." Kata Polisi pemukul itu, sambil melakukan pemukulan terhadap Ris Hidayat, tapi anehnya saat dipukul, Pentungan Stik Polisi patah. "Tidak... Tidak... Justru sebaliknya, kamu sadar diri dimana posisi kamu sekarang." Balas Ris Hidayat, sambil bersilang tangan di dada, sambil muka Sombongnya.
Entah kenapa? Polisi pemukul itu, melayang kebalik, seolah-olah sampah harus buang pada tempatnya. "Kenapa ada Polisi bau kencur gini, buang aja deh." Ucapan Ris Hidayat, sambil membuang Polisi Pemukul itu, ke tempat tong sampah terdekat, sumpah Polisi itu tidak miliki harga dirinya, sebagai Polisi.
"Sungguh aneh... Polisi pak Heru, terlempar, padahal lelaki itu tidak sentuh sama sekali... Dia diam di tempat sambil menguap." Pendapat salah satu lelaki Polisi tangguh.
"Dia mengunakan kemampuan Aura terkuat." Ungkapan Ketua Polisi itu, menyadarinya.
Mendengar hal itu, Ris Hidayat menghilang dan nongol begitu saja, membuat Ketua Polisi itu, terkejut dibelakang tubuhnya, hingga dia menjauh. "Astagfirullah... Siapa dia?" Bergumam Ketua Polisi itu.
"Aura terkuat... Tampaknya kamu sudah pernah melihat kemampuan ini." Tanggapan Ris Hidayat, sambil senyuman gilanya itu.
"Apakah kamu memiliki kemampuan ini?" Tanya Ris Hidayat lagi, sambil wajahnya mendekat, dengan wajah Ketua Polisi.
"Tidak... Aku tidak miliknya." Jawab Ketua Polisi itu, dengan wajah tenggangnya. Sehingga Para Polisi Metro Kebun Jeruk, menghentikan aktivitas mereka, untuk menangkap orang lagi rusuh di Kota ini, bahkan ada rasa takut di antara mereka.
"Jadi yang hadir di sini, tidak miliki kemampuan sepesial, sungguh di sayangkan... Padahal aku ingin main-main lagi." Kecewanya Ris Hidayat saat ini, ia pun menghilang dan nongol lagi, di hadapan Dro Duke berada.
"Hei temanku, minta uang jajan dong." Keinginan Ris Hidayat, sambil mengulurkan tangannya, mana tahu uang jajan dikasih.
"Saat seperti ini, kamu minta uang jajan!... Apa yang kamu pikirkan." Marahnya Dro Duke kepada Ris Hidayat dihadapannya.
"Tidak ada... Pikiran aku kosong dari tadi..." Balas Ris Hidayat sambil wajahnya santun.
"Kenapa aku punya teman seperti mu..." Kesalnya Dro Duke saat ini.
"Karena aku tampan." Jawab Ris Hidayat, untuk bangga kah diri.
"Menjawab pula kau!..." Dro Duke, makin kesal setengah mati.
"Aku akan berikan uang jajan, setelah kamu bantu aku gotong Fit Leona, ke Rumah Sakit." Tawaran Dro Duke.
"Terus sedangkan Dito..." Tanya Ris Hidayat.
"Emang kamu mau gotong ya." Jawab Dro Duke.
"Nggaklah... Lagian... Dia biang keroknya." Tanggapan Ris Hidayat.
Mendengar Kata nama Fit Leona, rasanya Ketua Polisi itu, mengenalnya, tapi dimana? Sampai-sampai berpikir keras.
Pada akhirnya dia tahu... Fit Leona merupakan, Sersan Polisi yang sangat hebat, belum lagi, kepintaran dan kebijakan ya, mengambil keputusan begitu gagah perkasa, sebab... Tidak ada tidak mungkin yang bisa diselesaikan oleh seorang Sersan, mengenai kasus apapun.
Entah kenapa? Tiba-tiba menghilang, dan tidak ada kabarnya, banyak orang bilang ia memundurkan diri, emang betul ia mundur, tapi itu aneh, orang sehebat dia, tidak miliki musuh, kok bisa milih mundur, kalau ada pun, mereka sangat takut padanya.
Sehingga Ketua Polisi itu, bertanya. "Bisa kah aku bertemu Fit Leona yang kalian maksud."
"Mau apa pak, bapak ingin menangkapnya, tidak akan kubiarkan temanku tertangkap."Balas Dro Duke.
"Pak David, mereka ini tukang rusuh, kenapa pula baik pada mereka? Apa kata masyarakat nanti." Pendapat salah satu anggotanya secara berbisik.
"Ada nama Sersan di sini, aku sangat penasaran, siapa dia? Mana tahu kalau dia Sersan hilang itu."
Membuat anggota polisi tanya itu, malahan terdiam, saat mendengar Ketua Polisi mengatakan, ada Sersan di sini, tentu secara berbisik.
"Tampaknya ada orang mengenal aku... Padahal aku tidak terlalu mengenal mereka." Ucapan hati Fit Leona saat ini, cuma ia yang bisa dengar katanya sendiri.
"Kenapa kalian diam saja saat aku terlempar? Mana harga diri sebagai Polisi, ini penghinaan ku tahu! Pak ketua kita hukum dia." Tegasnya Polisi pemukul tadi, tampaknya dia miliki banyak nyawa, hingga bisa ngomong begitu.
Membuat Ketua Polisi, tarik napas panjang, setelah itu memberikan perintah yang begitu jelas. "Lumpuhkan Polisi Heru, aku malu punya anggota seperti dia."
"Siap Pak!... Akan ku laksanakan." Ucapan salah satu Anggota Polisi, dan segera melumpuhkan ya.
"Tunggu dulu... Emangnya aku salah apa? Tolong hentikan Pak ketua!..." Teriakkan Polisi Heru itu, tidak terima ia dilumpuhkan, tapi ini perintah, tentu hal itu tidak bisa ia tolak.
Cara melumpuhkan, pertama-tama harus dikunci gerakannya, setelah itu, memukul kan bagian leher, tapi dengan titik tertentu, hingga membuat Pak Polisi Heru pingsan, begini lah cara melumpuhkan ya.
"Siap Pak!... Udah di laksanakan."
Ketua David mengangguk kan kepalanya, menandakan tugasnya bagus sesuai perintah.
Sehingga ada laporan yang mengejutkan. "Siap Pak!... Ingin lapor!..."
"Katakan!..." Balas Pak Polisi David, sebagai ketua tersebut.
"Lapor!... Ada segerombolan Mobil Sedan Corolla DX datang kemari, dilihat baik-baik tampaknya bermaksud jahat!... Pak!..." Itulah laporan, salah satu anggota Polisi Metro Kebun Jeruk.
Apa!... Kalau begitu bersiap-siaplah kalian!.." Tanggapan Pak Polisi David, memberikan perintah.
Seluruh Anggota Polisi Metro Kebun Jeruk, menjawab dengan tegas. "Siap Pak!... Laksanakan!" Dan segera mengambil posisi mereka, dengan siaga.
Sial... Mobil Sedan Corolla DX itu, milik Mafia Mawar Naga Merah, tebakan aku emang bener, tampaknya perang besar akan terjadi di sini.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments