"Hei... Wanita dungu! Setelah banting aku! Lu pikir kamu bisa lolos!"
Padahal Elsa Sangkuriang, ingin mau pergi loh, ini kenapa balik lagi dah, sebaiknya pulang Elsa... Pulang!
"Siapa kamu sebut, wanita dungu hah! Kalau berani maju sini! Udah hebat di sini hah! Tunjukkan!"
Ya ampun... Malah emosi si Elsa Sangkuriang, udah... Balik lu, usah ladeni pria brengsek itu.
"Buset... Galak amat nih... Udah Dito... Ayo pulang... Mungkin bukan jodohmu kali."
Aku sependapat pemikiran Temannya Dito, wanita itu banyak... Udah... Pulang aja... Cari yang lain,... Bahkan seharusnya, carilah yang jauh lebih baik.
"Minggir kamu Fit! Usah pegang-pegang! Aku ingin sekali mukulin wanita sombong ini!"
Fit... Salah satu Sahabat Dito, malah menurutinya, sambil berkata.
"Mas bro mohon maaf... Itu cewek..."
"Sama aja!"
"Dro... Tolongin... Dito malah emosi..."
Fit malah minta tolong, salah satu sahabatnya, yaitu Dro Duke, merupakan Anak Saudagar Kaya, dan sekaligus ternama daerah tersebut. Dengan nama perusahaannya, Emas Permata Yang Indah, sebab... Berhasil membuat hiasan kalung dan cincin bagaikan malaikat, siapa pun wanita yang telah memakainya, kelihatan cantik dan mewah. Tidak disangka orang terkenal seperti dia, ada di sini.
"Santai Fit... Biar aku bantuin... Justru aku lebih mendukung Dito, sebab... Cewek dungu ini, emang pantes untuk dipukuli."
Ungkapnya Saudagar kaya tersebut. Sambil berjalan santai... Sekaligus menunjukkan bahwa dia yang berkuasa.
"Dro! Panggil bawahan mu! Dan habisin dia! Aku tidak peduli, dia itu wanita!"
Perintah Dito, yang begitu tegas, menunjukkan dialah bosnya. Tapi ya gitu, kenyataannya... Dro Duke, salah satu sahabatnya, gimana ya bisa dikatakan? Nggak ada angin, gak ada hujan, tiba-tiba mencekik leher Dito, tanpa ampun, membuat Dito hampir nggak bernafas.
Melihat hal itu, Fit malah berkata. "Mas bro... Ini teman kita... Jangan gitu. Dia bisa terbunuh loh."
"Biarin... Berani sekali ngatur gua, lu pikir enteh siapa?''
"Aduh... Kok begini sahabat gua... Tolonglah Dro, lepaskan dia, Dito... Sebaiknya kamu minta maaf deh... Ris... Jangan diam aja dong."
Ternyata masih ada satu lagi sahabatnya, yang bernama Ris Hidayat, hingga terjadi percakapan tersebut, pada akhirnya berujung rusuh. Tampaknya cuma satu orang yang normal disini, yaitu Fit.
Sedangkan yang bernama Ris Hidayat berkata. "Mohon maaf, aku tidak ingin ikut campur, atas perkelahian yang tidak jelas seperti ini. Sebaiknya kita pulang aja deh, aku nggak serela makan nih." Ia pun berjalan, dan menghampiri pintu masuk Kafe, yang dimana sahabat berada saat ini.
"Ahhhhhhh! Terserah lu pada dah!"
Fit semakin pusing, makanya berkata demikian, bahkan nggak mau tahu deh, entah apa yang terjadi berikutnya, bisa dibilang begitu.
"Sungguh lucu, perkelahian sahabat sendiri, sebaiknya pulang aja deh."
Elsa pun tersenyum, itu sudah cukup membuktikan, bahwa dia sangat terhibur, atas perilaku empat sahabat di depan pintu Kafe. Dan sekaligus, memutuskan untuk pulang saja.
"Hei!!! Wanita dungu! Emang sudah izinkan lu pergi! Urusan kita belum selesai! Gara-gara lu... Aku hampir saja, mau bunuh temanku sendiri!"
Ucapan Dro Duke, setelah melihat Gadis manis, yang berambut pendek, mau pergi, seakan masalahnya udah selesai, padahal belum loh....
Membuat Dito bernafas lega, karena Dro sudah melepaskan dia.
"Dito... Kamu baik-baik saja kan, mending kita pulang aja deh... Iya." Bujukan Fit, karena sangat khawatir.
"Tidak akan pernah! Sebelum wanita dungu itu, mampus!" Emosi Dito sangat memuncak, kalau nggak di salurkan, akan menjadi sakit hati, makanya ia berkata begitu.
"Brengsek! Padahal aku sudah ampuni hari ini... Ternyata nggak bisa. Nih..., malah anak ini cari lubang kubur sendiri." Bergumam hati kecilnya Elsa Sangkuriang, sekaligus kesal.
"Putriku... Kenapa nggak ada takutnya? Eh... lagi-lagi aku bicara nggak jelas. Emang dia Putriku ya, ahahahaha... Mungkin sudah kelamaan jomblo, hingga menjadi hantu. Dan sekarang... Malah berkhayal, kalau aku sudah punya anak perempuan sepertimu. " Tampaknya aku bicara sendiri lagi. Itu membuat diriku lucu, tapi lucu darimana? Ahahahaha.
Baiklah... Aku ingin melihat, seperti apa pertunjukannya? Pasti sangat menarik, sehingga aku nggak sabar lagi, untuk melihatnya.
"Hei Nona manis, tampaknya aku punya ide yang sangat bagus, itu pun kalau kamu setuju." Ujarnya Dro Duke saat ini, dengan senyum mesumnya.
"Ehm... Menarik... Emang punya ide apaan?" Balas Elsa, yang begitu cantik dan menawan, hingga dia bersilang kan tangannya.
"Aku berharap Nona manis, tidak boleh menolak..."
Dro Duke semakin mendekati Elsa Sangkuriang, sedangkan Elsa sendiri, tidak ada takut-takutnya.
"Kelamaan... Langsung katakan saja."
Respon Elsa, bahkan semakin jijik, sejak Dro Duke, malah mendekati dirinya. Tentu langkah... Demi langkah. Dengan respon tangan manis Dro Duke, menyentuh dagu Elsa Sangkuriang, sedangkan Elsa, tidak ada niat untuk melawan apalagi untuk menangkisnya, setelah di gitu ih sih.
"Gini saja, bagaimana kamu itu, tidur satu malam sama aku, sedangkan saat ini, sebaiknya lupakan saja."
"Eh... Buset... Gampang banget... Sayang sekali aku harus menolaknya, karena aku sudah merasa rugi disini."
"Hei Nona! Aku bicara baik-baik disini! Jangan coba cari gali kuburan mu sendiri."
"Ah... Gak mungkin lah... Justru akulah yang harus berkata begitu."
Mendengar perkataan Elsa, membuat Dro Duke, semakin jengkel, terhadap wanita dungu di di depannya.
"Sialan! Berani sekali menolak tidur dengan ku!"
"Iya-iya lah menolak, kamu itu bukan Suamiku, kenapa mesti patuh pada mu."
Mantap... Kali ini aku mendukung mu Elsa, ahhhhhhh... Andai kamu itu putriku, aku pasti merasakan senang dong.
"Oh... Begitu... Bagaimana kamu itu, jadi istriku, jangan khawatir aku akan membuat dirimu bahagia, sekaligus tidak kekurangan uang tentunya."
Dro Duke berpikir, ia hanya ingin menjadi permaisurinya, hingga memberikan tanda seperti itu.
"Aku... Jadi istrimu,... Ogah lah, lagian kamu itu bukan tipeku. Jadi pergi jauh-jauh sana, bau kencur tahu...."
Elsa ini, malah peragakan tutup hidung, itu sudah cukup buktikan, ada bau sampah kencur sekitar sini.
Sedangkan Dro Duke semakin emosi, dan berusaha memukul wanita di hadapannya, setelah diperlakukan seperti itu.
Membuat wanita tersebut tersungkur di mamar keramik yang begitu cantik, setelah Dro Duke menamparnya.
"Brengsek! Aku sudah berusaha bersikap lembut padamu... Dan begini kah perilaku padaku... Dasar wanita tidak tahu diri."
"Sialan... Dia berani menamparku!"
Emosi marahnya Elsa Sangkuriang... Itupun semakin memuncak, dan memanas, membuat para pelayan Kafe, dan para langganan, terkejut secara serentak, setelah melihat kejadian tersebut.
Bahkan salah satu pelayan Kafe, segera melaporkan kejadian ini, kepada manager Kafe, sebelum terjadi rusuh, itupun para pos penjaga Kafe, segera menghampiri tempat kejadian, karena mereka, sebagai sekuriti di sana. Sudah sewajarnya melaksanakan tugasnya. Tapi lebih mengejutkan lagi, sekuriti itu merupakan seorang wanita ter gagah, dan paling jelek. Sekaligus berwatak lembut dan juga berbadan gemuk, walaupun begitu, jangan salah, mereka hebat dalam memukul orang.
"Ada apa ini??? Kenapa pula kamu memukulnya???"
"Iya nih Bu... Aku dipukul, tolong berikan keadilan untukku, kalau tidak aku akan melaporkan kejadian ini ke pihak wajib."
Memohon Elsa Sangkuriang, seakan dirinya yang paling disakiti, agar wanita sekuriti di depannya, mau membantunya.
"Wajah sedih mu, tidak berarti bagiku, karena aku paling berkuasa di sini, jadi... Jangan main-main kamu!" Tegasnya Dro Duke. Aku yakin sekali... Dro Duke sudah mulai sombong. Bahkan wanita sekuriti di depannya hanya sebuah benda tidak berguna, sekaligus ia mampu membuat semua orang yang ada di sini, untuk menghormatinya.
Hal itu sama sekali, tidak menggapai ocehan Dro Duke, malahan sekuriti itu, membantu wanita manis di sana, hanya untuk berdiri, siapakah dia... Tentu aja Elsa lah.
"Nona baik-baik saja...."
Sekuriti wanita satu lagi, malah berkata, dan memberikan saran padanya. "Tuan... Sebaiknya kamu harus menghormati dia, kalau tidak, kamu akan mampus, sekaligus perusahaan bapakmu yang kamu miliki, bisa aja di buat bangkrut olehnya, aku saranin... Cepat-cepat minta maaf deh."
"Aku harus minta maaf! Emangnya seberapa hebatnya dia!" Balas Dro Duke, nggak terima.
Duk... Suara itu sungguh menyakitkan, karena si ayam kecilnya kena tendang cukup keras, membuat pria perkasa, seperti Dro Duke ini... Harus berlutut dihadapan Elsa, sebab... Elsa lah yang menendangnya, bagian itu. Bagian mananya... Eeh.... Itu....
Apa namanya... Aduh... Susah sebutannya, tapi ya gitu deh, aku ikutan ngilu walaupun sudah jadi hantu, bahkan seluruh Kafe malah ikutan ngilu semuanya, kok ada aliran listrik gitu ya, yang kena tendang bukan kita, yang ngilu malah kita, sungguh aneh hidup ini.
Bisa nggak... Usah tendang bagian itu, nyesek rasanya, walaupun bukan aku yang kena.
"Keparat... Berani kau... Menendang barang Pamungkas ku!" Teriakkan Dro Duke, semakin tidak senang.
"Bahkan lebih bagus... Barang Pamungkas mu tidak bisa memberikan keturunan." Sombongnya Elsa.
"Sudah cukup! Bawahanku paling hebat serang dia, siapa yang berani membunuhnya aku kasih gaji tinggi, sekaligus perlindungan kalian akan aku jamin!" Teriakkan Dro Duke, yang begitu membara.
Seluruh pengawal pribadi Dro Duke, muncul dimana-mana, ada bersembunyi tong sampah juga, bahkan di tempat terduga, misalnya di bawah mobil.
Aku berpikir. "Bisa nggak sembunyi ya normal dikit, seakan tidak ada tempat lain saja."
"Siap Tuan muda! Serang....!!!" Teriakkan semangat mereka. Mereka siapa? Pengawalnya.
"Ya ampun... Kalian berdua mundur deh, aku tidak ingin kalian celaka." perilaku Elsa tenang-tenang aja, malahan menyuruh para wanita sekuriti itu, untuk mundur.
"Nggak bisa Nona muda, ini sudah menjadi tanggung jawab kami, belum lagi, anda adalah Bos Mafia, yang sangat kami hormati." Menolaknya Wanita sekuriti itu, dan siap mengambil posisi kuda-kuda, yang begitu kuat.
"Itu betul Nona muda..." Timpal Wanita sekuriti, yang satunya lagi.
"Sial... Identitas ku sudah terbongkar, apa aku seterkenal itu? Hingga di ketahui oleh sekuriti biasa, seperti mereka." Elsa bergumam sendiri, seakan bersifat tidak terlalu waspada, dan menanggapi pengawal pribadi Dro Duke, biasa aja, walaupun pasukan legendaris sekali pun, yang datang.
Bos Mafia, dia bos Mafia... Sial... Apa aku nggak salah dengar ini, kurasakan tidak... Itu artinya... Salah satu bos Mafia, Empat gerbang, penjaga pelindung Utara, Mafia Mawar Naga Merah, di wilayah tersebut, daerah manakah itu? Daerah Kebun Jeruk lah, ini adalah hari sial, bagi Dro Duke.
Aku yang sekarang, menjadi hantu, sangat terkejut, mendapatkan informasi ini, Dro Duke... Berhenti....
"Habisin dia! Habisin...!!!"
Lupakan saja, dia telah termakan emosi.
"Ayolah... Maju sini... Tanganku terasa gatal. Karena sudah lama nggak mukul orang, seperti sekencur dan sebau sampah kalian." Ucapan Elsa.
"Wanita dungu,... Kamu akan menyesali ini!" Balas salah satu pengawal pribadi Dro Duke, yang ingin menyerang, dengan tinju andalannya, bahkan salah satu dari mereka, ada menggunakan pisau, cukup untuk membunuh wanita dungu, di depannya.
Hal itu, tidak membuat khawatir dimata Elsa, seperti yang aku katakan, Elsa biasa saja tuh.
"Esst... Bukan aku yang sesali ini, melainkan kalian." Tanggapan Elsa. Untuk membalas menyerang, itu artinya... Perkelahian tidak bisa di hindari lagi, membuat semua pengunjung... Segera lari, karena mereka tidak ingin terlibat, atas perkelahian terjadi saat ini.
Bahkan manager Kafe, langsung keluar, sekaligus mengenali Elsa, karena dia adalah, salah satu bawahan Ibu Bos Elsa di sini, sebab..., merupakan daerah Kebon jeruk miliknya, jadi... Jangan main-main di sini.
"Pak gimana nih?" Tanya Pelayan Kafe, kepada manager Kafe.
"Biarkan saja... Ibu bos tidak selemah itu." Jawab Manager Kafe tersebut, yang bernama... Alex Perkasa. Dia tahu betul, sifat Ibu Bosnya.
Jumlah pengawalnya banyak, kira-kira 50 orang lah, tebakan aku. tapi entahlah... Jumlah mereka semakin berkurang, awalnya 50 orang, sekarang 30, itu pun dikurangi lagi, menjadi 25 orang.
Ternyata Elsa Sangkuriang ini, beneran hebatnya, sehingga pengawal pribadi Dro Duke, yang ingin maju, malah sekarang ragu-ragu, dan semakin takut, karena wanita selembut Elsa ini, ternyata dapat melukai kaki orang, hingga tidak dapat bisa berdiri dan juga... Untuk jalan pun susah.
Sebab... Serangannya, selalu mentargetkan kakinya.
Serang demi serangan pun, tetap dilancarkan dengan tendangan keras sekaligus hebat, seakan menampilkan pertunjukan tarian balet yang indah, Elsa begitu lihai mengunakan kakinya, bahkan serangan tusuk pisau pun, dapat dijepit dengan mudah, membuat sang pelaku pegang pisau, teriakkan kesakitan, hingga bergetar dimana-mana. Setelah itu, meninju wajahnya biar mampus. Dan akhirnya sang pelaku pingsan.
Dan itupun, terulang lagi dan lagi. bahkan orang yang tidak ada niat untuk menyerangnya malah diemban juga, pada akhirnya terkapar. Sungguh kasihan.
Ris Hidayat malah takjub melihat pertunjukan keren di depannya, hingga ia bersiul dan berkata. "Keren...."
"Apanya keren? Sebaiknya kita kabur..." Fit... Merasa ketakutan di dalam hatinya, dikarenakan anak perempuan, yang bernama Elsa itu, berkelahi hingga berdarah-darah, ia sangat khawatir, setelah berhasil kalahkan Pengawal pribadi Dro Duke, selanjutnya mereka, aku yakin, Elsa tidak akan beri ampun pada mereka.
Justru sebaliknya, si Dito, semakin geram, melihat pengawal pribadi Dro Duke, tidak mampu menghabisi wanita dungu.
"Dasar orang-orang tidak berguna, bercuma... Dro Duke membayar kalian."
"Hebatnya...." Timpalnya Ris Hidayat, sekaligus maju, dan menyerang wanita dungu, yang lagi asik bermain para pengawal, menyadari hal itu, Elsa menahan serangan Ris Hidayat, sebab melakukan tendangan padanya.
Elsa berhasil menahan serangan, membuat Ris berlangkah mundur. "Keren... Keren... Keren sekali."
Tanpanya pria yang bernama Ris Hidayat, merupakan ahli seni bela diri.
"Alex... Bantuin!" Teriakkan Elsa Sangkuriang, karena mendapatkan lawan yang tangguh.
"Ibu bos... Gua lagi bantu kok..." Balas santun dari Alex.
"Bantu apa lu?"
"Bantu doa... Ibu bos!"
"Kampret lu Alex! Besok-besok ku potong anu mu nya!"
"Jangan Ibu Bos... Iya deh aku bantuin..."
Alex pun melangkah, dan sudah berdiri sebelah kiri Elsa, sedangkan Wanita sekuriti pun, dari tadi tidak bisa bantu apa-apa, karena lincahnya Elsa tapi syukurlah, mereka tidak diincar para pengawal.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments