Tok ... Tok ... Tok ....
"Nona Milan, apakah anda ada di dalam? sedang apa anda di dalam sana?'' teriak Wartawan tersebut mengetuk pintu kaca jendela mobil.
Untungnya, kaca mobil tersebut terbuat dari kaca tebal yang tidak tembus pandang, jadi, meskipun orang di luar sana mengintip dari balik jendela kaca, tetap saja, dia tidak akan bisa melihat apa yang sedang dilakukan oleh Milan di dalam mobil.
Akan tetapi, kedatangan Wartawan yang secara tiba-tiba di saat mereka berdua sedang berpelukan, tentu saja membuat Milan dan juga Zergo terkejut bukan kepalang, keduanya nampak membulatkan bola matanya menatap Wartawan yang saat ini masih saja mencoba mengintip dari balik kaca jendela mobil di luar sana.
''Siapa dia? apa dia wartawan yang tadi itu?'' tanya Zergo menutup wajah dengan telapak tangannya.
''Kayaknya si gitu, aku benar-benar gak nyangka kalau dia sampe nekat ngikuti kita ke sini, astaga ...'' jawab Milan kesal.
''Gimana ini? apa kita kabur aja atau gimana?''
''Hmm ... Kayaknya emang gak ada pilihan lain selain kabur deh, daripada dia ngeliat kita berdua di sini.''
''Tapi dia udah liat 'kan? orang dari tadi dia ngintip di luar terus.''
''Zeze, kaca mobil ini tebal dan gak tembus pandang juga, jadi, dia gak bakalan bisa liat apa yang kita lakuin di sini, kamu tenang aja, ya.''
''Serius?''
Milan menganggukkan kepalanya.
''Heuh ... Syukurlah, saya kira orang itu liat kita lagi pelukan tadi,'' jawab Zergo bernapas lega.
''Jadi, mendingan sekarang kamu buruan tancap gas sebelum dia panggil lebih banyak wartawan lagi ke sini'' pinta Milan, menatap ke arah luar dimana wartawan itu berada sekarang.
Tidak menunggu lama lagi, akhirnya, Zergo pun mulai menyalakan mobil, dan seketika, mobil itu pun berjalan pelan dan melaju kencang di jalanan, meninggalkan wartawan tadi yang saat ini masih berdiri mematung menatap mobil yang tiba-tiba melesat membuatnya langsung kehilangan jejak dalam sekejap mata.
❤️❤️
Di kantor Agensi.
''Ikh, si Milan kemana si? katanya suruh datang cepet, ini udah nunggu setengah jam dia belum nongol juga,'' gerutu Lydia berjalan mondar-mandir di dalam ruangan yang memang khusus di sediakan untuk artis papan atas bernama Milannita.
Dia pun menatap jas hitam mahal dan mewah yang tadi di pesan oleh Milan, keningnya nampak dikerutkan dengan perasaan heran dan tatapan tajam.
''Sebenarnya, buat siapa jas ini? gak mungkin kalau ini buat Mas Caviar, hmm ... Apa buat laki-laki itu ya?'' gumamnya penuh tanda tanya.
Tidak lama kemudian, pintu ruangan pun di buka tanpa di ketuk terlebih dahulu, Milan beserta Zergo masuk ke dalam ruangan secara beriringan.
''Kamu bawa apa yang aku pesan, Lydia?'' tanya Milan langsung ke intinya.
''Iya, aku bawa. Ini ...'' jawab Lyidia menyerahkan jas tersebut.
''Oke, makasih,'' Milan datar, dengan tanpa menoleh ke arah Lydia, wanita yang sebenarnya sangat dia benci sekarang, namun, apalah daya dia harus menyembunyikan rapat-rapat apa yang saat ini ada di dalam hatinya, sekaligus menyembunyikan apa yang telah dia ketahui.
''Zeze, coba pakai ini,'' ramah Milan menyerahkan jas tersebut.
''Hmm ... Seriusan saya harus pakai ini?''
''Iya, buruan pake, sebentar lagi aku ada syuting Live di salah satu stasiun Televisi, jadi aku gak mau kalau kita sampai terlambat datang ke sana.''
''Baiklah, saya ke toilet dulu ya.''
Milan menganggukkan kepalanya seraya tersenyum, menatap Zergo yang perlahan keluar dari dalam ruangan.
Kini, tinggalah Milan dan Lyda yang berada di dalam sana. Ingin rasanya Milan menampar wajah Lydia, ingin rasanya dia menjambak rambut panjang wanita yang telah merebut suaminya, dan ingin rasanya dia berteriak kencang memaki dan menghina Lydia karena telah menjadi wanita rendahan yang tidak punya harga diri karena telah tidur dengan laki-laki yang telah beristri.
Akan tetapi, apalah daya. Demi harga dirinya, demi dendam yang kini telah terukir dalam dihatinya dan meninggalkan jejak yang begitu menyakitkan, Milan berusaha menahan semua keinginan itu, keinginan yang pasti akan dilakukan oleh setiap istri apabila dia bertemu dengan wanita yang menjadi selingkuhan suaminya.
''Hmmm ....''
Milan pun mendengus kesal, mencoba mengontrol emosi yang sebenarnya hendak meledk setiap kali dia melihat wajah wanita bernama Lydia tersebut.
''Kamu dari mana tadi? aku liat di Televisi kamu lagi jalan sama dia, siapa namanya?'' tanya Lydia memecah keheningan sekaligus membuyarkan lamunan Milan.
''Zergo, nama dia Zergo, Lydia,'' jawab Milan datar.
''Oh Zergo, nama yang unik juga. Baru kali ini aku denger nama yang aneh kayak gitu,'' jawab Lydia sedikit terkekeh.
''Hmm ... Dasar kamu ini. Daripada kamu ngetawain nama orang kaya gitu, mendingan kamu perbaiki riasan make-up aku, tadi aku keringetan di jalan. Dasar wartawan kepo, di saat aku jalan sama suami aku aja gak pernah di kejar, eh ... Sekarang giliran aku jalan bareng bodyguard aku, langsung main kejar-kejaran udah kayak maling yang ketahuan,'' ucap Milan, duduk di depan meja kaca rias.
''Hmm ... Udah gak aneh lagi 'kan? artis terkenal kayak kamu emang udah biasa di kejar wartawan,'' jawab Lydia meraih kursi lalu duduk tepat di depan Milan hendak memperbaiki riasan wajah artis yang dilayaninya.
''Apa kamu punya pacar, Lydia? aku perhatikan, selama bekerja sama aku, tidak pernah sekalipun kamu memperkenalkan pacar kamu sama aku?'' tanya Milan sengaja dan wajah Lydia memerah seketika.
''Heuh, apa ...? pacar? aku gak punya pacar, mana ada laki-laki yang mau pacaran sama wanita sibuk kaya aku, waktu aku cuma untuk melayani semua kebutuhan kamu, Milan.'' Jawab Lydia seraya memperbaiki riasan wajah Milan.
'Dasar munafik,' (Batin Milan)
''Hmm ... Jangan ngerendah gitu dong, aku dengar kamu lagi deket sama pengusaha kaya raya?''
Lydia seketika terkejut lalu menghentikan gerakan tangannya.
''Apa? kata siapa? gosip itu,'' jawab Lydia mencoba menyembunyikan rasa gugupnya.
'Apa maksud kamu, Milan?' ( Batin Lydia)
''Kamu serius? apa mau aku cariin jodoh biar kamu gak jadi jones lagi,'' ledek Milan tersenyum menyeringai.
''Gak usah, aku lebih nyaman sendirian.''
''Hmm ... Apa jangan-jangan, selama ini kamu pacaran sama laki-laki yang sudah beristri? jangan sampai ya, kamu gak boleh jadi pelakor, emangnya diluar sana gak ada lagi laki-laki singel apa.''
Lydia seketika mengepalkan kedua tangannya merasa geram dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Milannita.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
ulat bulu kepanasan...😉
2024-01-31
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Lidya siniiiih ... Neng Gemoy kipasin biar gak gosong saking kepanasan ....
🤣🤣🤣
2023-02-22
1
Dara Muhtar
Urus dulu harta kamu Milan baru ceraikan Caviar
2022-10-19
0