Sudah satu Minggu Milan berada di sana ,di rumah kecil dan sederhana namun, terasa nyaman dan membuat hati tenang. Rasanya Milan tidak ingin pergi dari rumah itu, dia ingin selalu berada di sana dan itu membuatnya benar-benar bingung.
Ada apa dengan rumah ini? kenapa hatinya merasa enggan untuk beranjak dari sana, kembali ke kota hanya akan memenjarakan jiwanya. Dia harus menghadiri berbagai acara Televisi, belum lagi mendengar pertanyaan wartawan yang pastinya sudah sibuk mencari keberadaannya selama seminggu ini.
Milan yang sudah berganti pakaian mengenakan dress yang dia pakai sewaktu pertama kali dirinya datang ke sana pun nampak duduk termenung di tepi ranjang. Kakinya bahkan terasa berat untuk sekedar melangkah keluar dari dalam kamar tersebut.
Tok ... tok ... tok ...
Suara ketukan di pintu pun terdengar diiringi dengan suara pemuda yang bernama Zergo memanggil namanya.
''Nona Milan? Apa kamu belum selesai ganti baju, kita harus berangkat sekarang, nanti kesiangan di jalan lho,'' teriak Zergo.
''Iya, masuk aja.'' Jawab Milan dengan suara malas.
Ceklek ....
Pintu pun di buka, Zergo yang sudah berpakaian rapi nampak masuk ke dalam kamar, lalu duduk tepat di samping Milan di tepi ranjang.
''Kenapa masih di sini? nanti kita kesiangan lho,'' tanya Zergo menetap wajah Milan yang kini terlihat muram.
''Hmm ... Kayaknya aku malas balik ke kota,'' jawab Milan menundukkan kepalanya.
''Lho kenapa?''
''Aku sudah nyaman berada di sini, di sisimu juga.''
''Tadi aku liat di Televisi, wartawan pada sibuk nyariin kamu lho. Artis terkenal bernama Milannita menghilang tanpa jejak, apa mungkin dia sudah mati di suatu tempat,'' ucap Zergo mengikuti gaya bicara host yang ada di televisi.
''Ish, mana ada kayak gitu. Ngarang ...'' jawab Milan tersenyum ringan.
''Makanya kamu harus semangat dong. Para penggemar kamu sedang menunggu kedatangan kamu, Milan. Apa kamu juga sudah lupa sama dendam kamu?'' tanya Zergo memberi semangat.
Milan seketika mengangkat kepalanya, menatap wajah Zergo yang saat ini sedang menatap dirinya tulus, kini, pemuda itu bahkan meraih pergelangan tangannya lalu menggenggam jemarinya erat, membuat Milan seketika tersenyum, dekapan hangat telapak tangan laki-laki itu benar-benar membuatnya merasa tenang.
''Oke ... Mari kita pulang. Aku gak usah merasa takut lagi, karena ada kamu, Zergo.'' Jawab Milan membalas genggaman tangan Zergo.
''Nah, gitu dong. Lagian kamu bisa kembali ke sini kapanpun, rumah ini akan selalu terbuka buat kamu, Milan.''
''Tapi perkebunan buah kamu gimana? apa gak apa-apa ditinggal kayak gini?''
''Gak usah khawatir, aku sudah sewa pekerjaan yang akan mengelola perkebunan itu,'' jawab Zergo tersenyum manis.
''Baiklah, kita pulang sekarang,'' Milan bangkit dengan wajah yang sudah kembali ceria, dekapan tangan Zergo benar-benar membangkitkan semangatnya untuk membalas semua sakit hati yang telah dia terima.
'Aku pulang, suamiku, lihat saja. Aku akan membuat kamu membayar penghinaan yang telah kamu berikan padaku,' ( Batin Milannita )
♥️♥️
Sementara itu, Lydia benar-benar senang sekarang, sudah selama satu minggu ini dia tinggal di rumah besar dan mewah milik Caviar, dirinya bahkan sudah seperti nyonya rumah karena pemilik asli rumah tersebut masih belum juga kembali.
Saat ini dirinya nampak sedang duduk di atas pangkuan Caviar dengan menggenggam secangkir anggur dan tersenyum begitu manisnya, menatap wajah laki-laki yang sebenarnya masih menjadi suami orang.
''Sayang, apa tidak sebaiknya kamu gugat cerai aja istri kamu itu? lagian dia gak pulang-pulang 'kan?'' pinta Lydia mengusap wajah Caviar lembut.
''Gak bisa begitu dong, sayang. Kamu tau, perusahaan aku masih membutuhkan nama dia, berkat menikah sama dia, perusahaan aku jadi semakin berkembang, banyak investor yang tertarik berinvestasi di perusahaan karena melihat dia. Kamu tau, Milannita itu terkenal sampai keluar negeri, bahkan hanya dengan menyebut namanya aja mereka langsung menghormatiku,'' jawab Caviar, balik mengelus wajah cantik Lydia.
''Hmm ... Tapi sampai kapan aku seperti ini? jadi gundik simpanan kamu terus, aku ingin adi istri sah mu sayang.''
''Sabar dong, gak akan lama lagi, aku janji aku akan segera menikahi kamu dan menceraikan istriku, sayangku ...'' Jawan Caviar seraya mengecup mesra bibir ranum Lydia, melu*atnya lembut dengan tangan yang mulai turun mengusap setiap jengkal tubuh se*si wanita yang menjadi selingkuhannya itu.
Seketika, ciu*an panas pun terjadi, begitu panas hingga Lydia merubah posisi duduknya kini. Tangan laki-laki yang masih berstatus sebagai suami dari wanita bernama Milannita itu pun mulai nakal dan meremas benda kenyal yang menggantung indah tepat di depan dada bidangnya kini.
Tanpa mereka sadari bahwa, sepasang mata sedang menatap kebersamaan keduanya dengan tatapan tajam, matanya nampak memerah dengan bibir yang digigit keras menahan rasa geram.
Ya ... Dia adalah Milan. Dia sudah sampai di rumahnya beberapa saat yang lalu. Sungguh pemandangan indah yang benar-benar membuat dadanya terasa sesak dengan tubuh yang seketika gemetar.
Zergo yang memang berada di sana pun segera memeluk tubuh langsing seorang Milannita, menenggelamkan kepalanya di dada bidang Zergo agar wanita itu tidak melihat lebih jauh apa yang sedang dilakukan oleh kedua orang yang tidak punya hati itu.
''Jangan melihat mereka, itu hanya akan membuat hatimu terasa sakit. Kamu harus kuat, tahan emosimu dan jangan khawatir, karena aku akan selalu ada di sini, Milan.'' Ucap Zergo mendekap erat tubuh Milan yang kini terdengar sedikit terisak.
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sulati Cus
tenang milan ada bank zergo
2023-09-16
0
Elok Pratiwi
salah baca cerita ... judul cerita nya bikin penasaran n baru baca cerita nya sudah tidak tertarik utk melanjutkan membaca cerita nya ...
2022-12-18
1
Dara Muhtar
Pembalasan segera di mulai ayo Milan balaskan sakit hati kamu
2022-10-19
0