Zergo mengusap punggung tangan Milan lembut, tangan lentik nan halus juga putih mulus itu nampak ditautkan kuat di pergelangan tangannya, mereka berdua kini berjalan ke arah parkiran dimana mobil mereka berada.
Para Wartawan pun nampak masih mengejar mereka dari arah belakang dengan lampu Blitz yang berasal dari kamera mereka pun masih saling bersautan menyilaukan mata.
Zergo yang masih belum terbiasa dengan keadaan seperti ini masih merasa risi dengan apa yang ada di hadapannya saat ini, dirinya yang baru pertama kali di sorot kamera terlihat begitu gugup dengan wajah yang sedikit pucat.
Berbeda dengan Milan, dia yang setiap hari berhadapan dengan Wartawan bahkan setiap hari di sorot kamera pun nampak memasang wajah ceria, karena dirinya tidak ingin bersikap ketus yang akan merusak nama baiknya dan tentu saja akan berakibat tidak baik akan karirnya di dunia keartisan.
Meski sebenarnya, hatinya pun merasa risi namun, sebisa mungkin artis berusia 32 tahun itu menyembunyikan rasa ketidaksukaannya demi nama baiknya dan demi karirnya di dunia keartisan. Sampai akhirnya, mereka pun sampai di depan mobil.
Ceklek ....
Zergo dengan tergesa-gesa segera membuka pintu mobil dan melindungi kepala Milan dengan telapak tangan agar tidak terbentur atap mobil saat wanita itu masuk ke dalam sana.
Blug ....
Pintu mobil pun kembali di tutup rapat dan Zergo segera berlari ke arah sampai dan diapun masuk ke dalamnya.
''Nona Milan, jawab pertanyaan kami, Nona. Siapakah sebenarnya laki-laki yang bersama anda ini? apakah dia teman dekat anda? lalu bagaimana dengan Tuan Caviar suami anda? apakah anda selingkuh?'' teriak salah satu Wartawan berdiri tepat di samping mobil dan mengetuk pintu kaca mobil.
''Ya Tuhan, mereka ini tidak menyerah juga ya,'' gumam Zergo, mulai menyalakan mobil.
''Udah biasa, Zeze. Kamu lupa aku ini siapa? MILANNITA ... Artis papan atas,'' jawab Milan mengabaikan pertanyaan wartawan di luar sana.
''Iya-iya ... Jadi gini rasanya jadi bodyguard Artis, benar-benar luar binasah, eh ... luar biasa maksudnya, uhuk ...'' jawab Zergo tersenyum.
''Ish, kamu bisa bercanda juga ternyata, aku pikir kamu selalu formal, kalau ngomong aja gak bisa santai, pasti pake bahasa formal, hi ... hi ... hi ...'' celetuk Milan diiringi suara kekehan.
''Saya memang kayak gini, Nona Milan. Selain karena saya lahir dan tumbuh besar kampung, kedua orang tua saya selalu mengajarkan tata bahasa yang baik dan benar,'' jawab Zergo mulai melaju pelan meninggalkan area parkiran.
''Nona Milan, jawab dulu pertanyaan kami, Nona.'' Teriak Wartawan di luar sana mencoba mengejar mobil yang berjalan pelan.
Akhirnya, Milan pun membuka kaca mobil dan tersenyum menatap ke arah Wartawan seraya melambaikan tangannya.
''Nanti saya jelaskan ya, teman-teman, sekarang saya buru-buru. Makasih semuanya,'' ucap Milan ramah dan tersenyum manis.
Setelah itu, dia pun kembali menutup kaca jendela mobil, seiringan dengan laju mobil yang mulai berjalan cepat benar-benar meninggalkan area parkiran.
''Heuh, akhirnya,'' gerutu Milan duduk bersandar di sandarkan kursi mobil.
''Apa kamu selalu kayak gini tiap kali keluar?''
Milan menganggukkan kepalanya.
''Dikejar-kejar Wartawan?''
Milan kembali menganggukkan kepalanya seraya memejamkan mata.
''Astaga, saya kira jadi artis itu enak, ternyata kayak gini.''
''Kata siapa gak enak? enak ko. Bisa punya banyak uang, dikenal banyak orang pula, cuma ya gitu, kita gak bisa bebas kemanapun kita pergi karena pasti di kejar wartawan, belum lagi di kejar mereka yang jadi Fans kita, beuh ... rasanya sesuatu banget deh pokoknya,'' jawab Milan membuka mata seraya tersenyum manis.
''Hmm ... Jadi gitu? tapi sayangnya saya gak suka kalau harus jadi artis. Selain kita merasa terpenjara nantinya, kita pun harus selalu terlihat ceria dan ramah di depan semua orang, meskipun hati kita sebenarnya sedang tidak baik-baik aja.''
Milan terdiam, tatapannya kini mengarah ke arah samping menatap pemandangan diluar sana yang seolah bergerak mengikuti laju mobil yang mulai melesat di jalanan.
Ya ....
Hatinya memang sedang tidak baik-baik saja, begitu banyak luka yang saat ini sedang dia sembunyikan.
Ya ....
Jiwanya pun memang sedang merasa terguncang, andai saja tidak ada Zergo di sisinya saat ini, mungkin saja dia sudah diambang kegilaan karena harus menelan pil pahit biduk rumah tangga yang sudah dia jalani bersama Caviar sang suami.
Berkat dia, laki-laki yang memiliki senyuman manis, laki-laki yang selalu berbicara formal dan laki-laki yang akan dia jadikan alat untuk membalaskan dendamnya akan pengkhianatan yang telah dia terima, berkat laki-laki bermana Zergo ini, hari-harinya tidak akan merasa kesepian lagi, dan tentu saja dia akan membantunya dalam membalaskan dendam.
''O iya, aku sampai lupa, tadi kita sampai gak jadi beli pakaian buat kamu lho, heuh ... Gara-gara Wartawan tadi, lagian darimana mereka tau kalau aku akan ke sana?'' gerutu Milan merasa kesal.
''Udah gak usah dipikirin, kita masih bisa beli kalan-kapan lagi, lagian aku lebih suka tampil apa adanya kayak gini,'' jawab Zergo tanpa menoleh, matanya lurus menatap ke depan dengan bibir yang tersenyum manis.
''Gak bisa, aku gak mau penampilan kamu sampai biasa aja, pokoknya kamu harus luar biasa, tunggu aku mikir dulu, darimana aku bisa dapat setelan jas mahal tanpa harus repot-repot ke mall?'' jawab Milan seraya berfikir.
Zergo hanya terdiam dengan bibir yang masih tersenyum.
''O iya, aku tau dimana kita bisa dapetin stelan jas tanpa harus pergi ke mall.'' Ucap Milan lagi lalu menelpon seseorang.
Tut ... Tut ... Tut ....
Suara telpon yang belum di angkat.
📞 ''Halo, Lydia. Bawakan aku jas hitam yang bagus dan mahal.'' Milan sesaat setelah Lydia mengangkat telpon.
📞 ''Jas? buat siapa?''
📞 ''Udah jangan banyak tanya, pokoknya aku ingin kamu sampai di Agensi setengah jam dari sekarang, oke ...?''
📞 ''Siapa sayang?'' Tiba-tiba terdengar suara yang sangat dia kenal di dalam telpon, suaranya terdengar sayup-sayup begitu kecil, meskipun begitu, Milan masih bisa mengenali kalau suara tersebut adalah suara Caviar suaminya sendiri.
📞 ''Aku ralat, pokoknya sekarang juga kamu harus bawain jas itu ke kantor Agensi, kalau nggak, aku bakalan pecat kamu sekarang juga, MENGERTI ...?'' teriak Milan merasa kesal membuat Zergo merasa heran lalu menoleh menatap wajah Milan yang kini terlihat masam.
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
pecat aja...deh...tu si rubah..
2024-01-31
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ow ow kamu ketahuan lagi sama selingkuhan ... 😅😅
ternyata Caviar dan Lidya itu kepedean ya, mainnya gak hati2 ...
tunggu aja pembalasan Milan yg sangat menyakitkan ..
2023-02-22
1
Dara Muhtar
Kan ketahuan lagi Lydia sama Caviar
2022-10-19
0