''Hey ... Sedang apa anda di tengah jalan?'' tanya pria tersebut.
Sontak Milan pun mengangkat kepalanya, menghentikan suara tangis yang semula menggelegar memecah keheningan, akan tetapi wajah artis yang terkenal dengan kecantikannya itu masih terlihat muram dengan suara Isak yang sedikit terdengar.
Awalnya, pemuda yang memakai kaos oblong dengan celana jeans yang terdapat robekan di lutut itu hendak memarahi wanita yang saat ini menghalangi jalannya, namun, seketika dia mengurungkan niatnya saat dia melihat wajah dari wanita tersebut.
''Milannita ...? kamu Milannita artis terkenal itu 'kan? yang suka saya lihat di Televisi itu?'' teriak pemuda bernama Zergo tertawa senang merasa tidak percaya.
''Akhirnya ada yang kenal aku juga, aku pikir kamu bakal kayak perampok tadi, hiks hiks hiks ...''
''Tapi kamu beneran Milannita itu 'kan?''
''Iya ...''
''Ya Tuhan ... Mimpi apa aku semalam ...? Saya beneran ketemu artis idola saya ... ha ... ha ... ha ...''
''Ketawanya nanti lagi, bantuin saya dulu, saya dirampok, uang, ATM, ponsel dan semua barang berharga saya yang lainnya udah hilang di bawa rampok tadi, gimana ini. Hiks hiks hiks ...'' Milan kembali menangis sesenggukan.
''Jadi beneran kamu di rampok?''
Milan menganggukkan kepalanya.
''Emang tuh ya, perampok kurang ajar, gak tau apa kalau dia itu artis terkenal. Ya udah, saya bakal bantu kamu.''
''Bantuin apa?''
''Nanti saya bakalan antar kamu pulang, tapi saya harus ke pasar dulu. Kamu lihat, saya harus antar buah-buahan itu ke pasar.''
''Kamu penjual buah?''
''Bukan, saya agen buah-buahan, saya punya perkebunan di sana, dan hasil kebunnya saya kirim ke pedagang di pasar.''
''Oh begitu? Tunggu ... Jadi saya harus ikut kamu ke pasar dulu gitu?''
''Tentu saja. Apa kamu mau saya tinggal di sini?''
Milan menggelengkan kepalanya.
''Ya udah, sekarang kamu berdiri dulu. Masa artis cantik kayak kamu duduk di aspal kayak gitu?'' pinta Zergo mengulurkan satu tangannya.
Milan menatap tangan lebar laki-laki yang belum diketahui namanya itu, meski ragu pada awalnya, tapi akhirnya, dia pun menerima uluran tangan Zergo, menggenggam erat dan berdiri seketika itu juga dengan bantuan tangan kokoh yang terasa hangat di telapak tangannya.
''Makasih ...'' ucap Milan sesaat setelah dia berdiri tegak.
''Sama-sama ... Hmm ... Ternyata kamu lebih cantik dari yang saya kira, selama ini saya hanya bisa melihat kamu dari Televisi, dan sekarang, melihat wajah kamu langsung seperti ini benar-benar membuat saya merasa tidak percaya,'' ucap Zergo, menatap lekat wajah Milan membuat wanita itu salah tingkah dan merasa tidak nyaman.
''Udah jangan ngomong aja, cepat antar saya pulang.''
''Oh iya, tunggu, saya bukakan dulu pintu mobilnya.''
Zergo berjalan ke arah mobil, lalu membuka pintu mobil pick up berwarna putih yang terisi penuh dengan berbagai macam buah-buahan yang terlihat masih segar di belakangnya.
Ceklek ...
Pintu mobil pun di buka, Milan menatap ke dalam mobil dan mengerutkan keningnya seketika. Matanya nampak menatap kursi mobil yang terlihat usang bahkan sudah terdapat robekan di tengah-tengahnya.
'Beneran aku harus duduk di sana? ya ampun, aku bisa gatal-gatal nanti ...' ( Batin Milan merasa jijik )
''Kenapa diam aja, Nona Milannita? buruan naik, saya harus segera pergi ke pasar,'' pinta Zergo menatap heran wajah Milan.
Sepertinya, Zergo mengerti bahwa Atris idolanya itu merasa tidak nyaman dengan keadaan kursi mobil miliknya, dia pun mengelap kursi mobil tersebut menggunakan handuk kecil yang semula melingkar di lehernya.
''Nah, udah bersih? kamu bisa duduk sekarang. Maaf keadaan mobil saya memang begini,'' ucap Zergo.
Mau tidak mau, Milan pun masuk ke dalam mobil dengan bibir yang dikerucutkan sedemikan rupa, dan kening yang dikerutkan, merasa enggan masuk ke dalam sana sebenarnya.
Setelah Milan masuk dan duduk di kursi penumpang, Zergo pun masuk ke dalam mobil dan duduk di depan kemudi, bersiap untuk menyetir.
''Pasarnya deket ko, gak bakalan lama. Setelah selesai mengantar buah-buahan ini, saya janji akan mengantarkan kamu pulang, Nona Milannita,'' ucap Zergo mulai menyalakan mobil.
''Milan ... panggil saya Milan saja.'' Pinta Milan datar, dan duduk tegang merasa tidak nyaman.
''Oh ... Oke ... Nama saya Zergo.''
''Gak nanya ...''
''Hmm ...'' Zergo hanya tersenyum.
Mobil pun akhirnya berjalan menyusuri jalanan yang sepi dan tidak ada pengendara satu pun. Sepanjang jalan kedua orang itu hanya terdiam, Milan benar-benar merasa tidak nyaman berada di mobil itu.
Dia yang biasanya naik mobil mewah dan ber'AC, kini duduk di sana benar-benar membuatnya merasa tidak nyaman dan tentu saja ini adalah pengalaman pertama baginya, naik mobil pick up bersama orang yang tidak di kenal.
Sedangkan Zergo, laki-laki berkulit sawo matang dengan wajah berkarisma dan tampan itu, nampak grogi dan salah tingkah, terasa mimpi baginya wanita yang selama ini dia idolakan berada di dalam mobilnya kini, sungguh sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan selama ini dan tentu saja pengalaman yang tidak akan pernah dia lupakan.
''Hmm ... Sebentar lagi kita sampai,'' ujar Zergo memecah keheningan.
Milan hanya terdiam.
Ckiiit ...
Mobil pun diparkir di jalanan pasar, pasar tradisional yang saat ini tidak terlalu padat dengan pengunjung, hanya ada beberapa pedagang yang sedang membereskan dagangnya dan beberapa pembeli yang hendak meninggalkan pasar.
Milan nampak menatap sekeliling dengan perasaan jijik, jalanan becek, toko-toko yang berjejer, bahkan melihat pedagang yang terlihat kusam membuatnya enggan untuk turun dari dalam mobil.
''Kamu tunggu di sini ya, saya gak akan lama ko, saya hanya akan mengangkut buah-buahan itu ke toko yang di sana.''
Milan hanya mengangguk datar.
Zergo pun keluar dari dalam mobil, meninggalkan Milan yang saat ini sedang merasa kepanasan sebenarnya, dan merasa sesak berada di mobil itu.
Milan pun menoleh ke arah belakang, menatap Zergo yang saat ini mulai menurunkan buah-buahan yang memang diletakkan di sebuah keranjang besar.
''Apa dia seorang bos buah? atau agen buah ...'' gumam Milan bicara sendiri.
Satu jam kemudian.
''Duh ... Lama banget si? katanya cuma bentaran doang,'' gerutu Milan.
Lama berada di dalam mobil membuat Milan benar-benar merasa sesak dan kepanasan, dadanya bahkan terlihat naik turun merasakan sesak.
Akhirnya, Milan pun memutuskan untuk keluar dari dalam mobil, melupakan statusnya sebagai Artis terkenal dan dikenal banyak orang.
Ceklek ...
Pintu mobil pun di buka, Milan dengan sepatu high heelsnya keluar dari dalam mobil, dan seketika menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di pasar itu.
''Haaah ... Bukannya itu artis yang suka ada di Televisi ya ...?'' teriak salah satu pedagang yang sedang berdiri di depan tokonya.
Seketika, suasana pasar pun terdengar riuh dan mengerumuni Milan yang saat ini berdiri dengan kebingungan.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
apa mau pulang ke rmh suaminya lagi..wah...
2024-01-31
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
yg penting sekarang mah ada yg bisa nganter pulang, atuh Mil ..
kalo soal gatal2 krn duduk di kursi rongsokan, ntar sampe rumah tinggal mandi kembang 7 rupa..
2023-02-21
1
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
iyyaaaah ... harusnya artis cantik itu duduk di taman bunga .. 🌹🍀⚘️🌼🌿🌵🌻🌺🥀🍁
2023-02-21
1