Perlahan Zergo tiba-tiba mengurai pelukan, kembali mengintip dari balik cerah pintu yang sedikit terbuka. Di dalam sana, sepasang manusia yang tidak memiliki hubungan apa-apa, sedang melakukan hubungan terlarang yang seharusnya hanya dilakukan oleh sepasang suami-istri yang telah terikat oleh tali pernikahan.
''Ponsel kamu mana?'' pinta Zergo setengah berbisik membuat Milan merasa heran.
''Ponsel buat apa?''
''Buat rekam mereka.''
''Ponsel aku gak ada, 'kan udah di bawa perampok waktu itu.''
''Oalah, ya udah pake ponsel aku aja,'' jawab Zergo mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku celana jeans yang dikenakannya.
Perlahan tapi pasti, Zergo benar-benar merekam apa yang sedang mereka lakukan di dalam sana dan Milan hanya terdiam lemas, menyandarkan punggung serta kepalanya di tembok dengan memejamkan mata menahan rasa getir di hatinya.
Beberapa saat kemudian, Zergo pun menyudahi rekamannya dan kembali memasukkan ponsel tersebut ke dalam saku celananya.
''Ini bisa kamu pakai sebagai alat bukti jika suatu saat nanti kamu akan menceraikan dia.''
''Mana aku lihat.''
''Jangan, melihatnya hanya akan membuat hatimu semakin merasa sakit, Nona Milan. Aku akan menjaga barang bukti ini dengan baik.''
''Lalu, apa yang akan kita lakukan sekarang? apa aku harus menerobos masuk ke dalam sana?'' lirih Milan dengan suara berat.
''Hmm ... Gimana kalau kita keluar dulu? Kita tekan bel rumah supaya mereka berdua terkejut, ya, tentu saja kita pura-pura gak tau kalau mereka sedang melakukan hal memalukan seperti itu. Apa kamu sanggup melakukannya?''
Milan mengangguk kepalanya.
''Milan, kamu harus kuat. Ingat, ada aku yang akan selalu menemani kamu di sini. Tunjukan kalau kamu baik-baik saja dan tidak tau sama sekali tentang hubungan mereka, oke?''
Milan kembali menganggukkan kepalanya dengan mata yang memerah dan bahkan buliran beningnya pun perlahan berjatuhan membasahi wajah cantiknya.
Perlahan, Zergo pun mengusap wajah cantik seorang Milannita, membersihkan sisa air mata yang kini berjatuhan dengan begitu derasnya.
''Sudah, jangan nangis kayak gini. Laki-laki brengsek kayak dia gak pantas ditangisi,'' ucap Zergo menatap lekat wajah Milan yang saat ini terlihat begitu muram.
''Kita keluar sekarang?'' pinta Zergo lagi dan langsung di jawab dengan anggukan oleh Milannita.
♥️♥️
Ting-tong ....
Suara bel pun terdengar berkali-kali, begitu nyaring membuat Caviar dan Lydia yang sudah dalam keadaan setengah polos terkejut kini dan merapihkan pakaian yang dikenakannya.
''Siapa si, ganggu aja?'' tanya Lydia merapikan tali yang melingkar di pundaknya yang semula sudah turun tidak beraturan.
''Aku juga gak tau, sayang. Padahal aku sama sekali gak punya janji sama siapa pun,'' jawab Caviar, yang juga menaikan celana jeans-nya yang sudah turun hingga sesuatu yang tersembunyi di dalamnya benar-benar terekspos sempurna.
Dengan tergesa-gesa, mereka pun merapikan pakaian yang mereka kenakan saat keduanya mendengar suara pintu rumah yang tiba-tiba saja di buka dengan sedikit bertenaga.
Mereka berdua yang memang sedang berada di ruangan yang biasa digunakan untuk bersantai, menanti dengan berdebar siapa yang akan muncul dari balik pintu yang ada di ruang tamu.
Deg ....
Deg ....
Deg ....
Lydia benar-benar merasa ketakutan, pirasatnya mengatakan bahwa yang datang adalah Milannita, pemilik sah dari rumah dimana saat ini dia berada dan tentu saja istri sah dari laki-laki yang tadi dia panggil dengan sebutan, sayang.
''Sayang ... Aku pulang ...'' teriak Milan sengaja menaikan suaranya memanggil sang suami.
'Milannita'? ( Batin Lydia terkejut membulatkan bola matanya )
Sama seperti Lydia, Caviar pun merasa terkejut menatap sang istri yang kini mulai memasuki ruangan dimana mereka berdua berada. Sampai akhirnya, Milan pun benar-benar memasuki ruangan tersebut dan tersenyum dengan begitu lebarnya dengan wajah yang berpura-pura ceria, berjalan mendekat ke arah mereka bersama Zergo yang mengikuti dari arah belakang.
''Mi-milan ...'' terbata-bata Lydia memanggil nama istri dari laki-laki yang baru saja bercinta dengannya.
''Halo, Lydia? lagi apa kamu di sini?'' tanya Milan mengerutkan kening, berpura-pura.
''Eu ... Anu, Mil. Aku ke sini tentu saja buat nyari kamu. Lagian kemana kamu selama seminggu ini? apa kamu tau, banyak wartawan yang nyariin kamu,'' jawab Lydia tersenyum yang dipaksakan dan tentu saja gugup.
''Siapa dia? apa selama ini kamu pergi dengan dia?'' tanya Caviar sang suami menatap ke arah Zergo.
''Sayang apa kabar? aku kangen banget sama kamu? apa selama seminggu ini kamu gak nyariin aku? hmm ... Suamiku,'' Milan tidak menjawab pertanyaan suaminya, dia memeluk Caviar kini dan sengaja melakukannya agar Lydia merasa cemburu.
''Kata siapa aku gak nyariin kamu? aku bahkan membayar uang ganti sama produser Televisi dan yang lainnya, karena kontrak yang udah kamu tanda tangani di batalkan gitu aja, sayang,'' jawab Caviar, balas memeluk tubuh istrinya.
Lydia benar-benar terbakar api cemburu, kedua tangannya di kepalkan kini dengan wajah gang terlihat geram, menyaksikan Caviar bermesraan bahkan berpelukan dengan istrinya membuat hatinya benar-benar terasa panas membara.
Tentu saja, hal itu membuat Milan merasa puas, dia yang melirik ke arah Lydia dengan sengaja tersenyum menyeringai membuat Lydia semakin mengepalkan kedua tangannya, dan disaksikan sendiri oleh Zergo, wanita yang menjadi selingkuhan dari suami Milan itu terlihat begitu cemburu.
''Hmm ... sayang, aku kangen banget sama kamu, apa kamu gak kangen sama aku?'' tanya Milan mengurai pelukan.
Dia pun meletakkan tangannya di kedua sisi rahang Caviar dan mendaratkan ciu*an di bibir suaminya itu, tentu saja, dia sengaja melakukannya hanya ingin melihat Lydia semakin cemburu dan merasakan sakit yang baru saja di dapatkan tadi.
'Rasakan kamu Lydia? Bukankah rasanya sakit? itulah yang aku rasakan, ini masih belum seberapa dibandingkan dengan rasa sakit yang aku terima,' ( Batin Milan merasa puas )
Caviar pun menerima begitu saja ciu*an yang dilayangkan oleh istrinya, mengabaikan perasaan Lydia yang saat ini menatap mereka berdua dengan tatapan tajam dan mata memerah.
''Hmm ... Aku lelah sekali, sayang. Nanti akan aku ceritakan apa yang udah terjadi dan mengapa aku menghilang selama satu Minggu ini, sekarang, bantu aku menggosok punggungku, aku kangen sekali mandi bareng kamu, sayang.'' Lirih Milan manja, sesaat setelah dirinya melepaskan tautan bibirnya.
''Hmm ... Baiklah.''
''Tapi, gendong. Kakiku lelah ...'' pinta Milan dengan sengaja seraya melirik ke arah Lydia yang kini sudah terlihat berkaca-kaca.
Caviar pun mengikuti keinginan istrinya itu, dia menggendong tubuh langsing istrinya dan membawanya ke dalam kamar yang terletak di lantai dua.
Ternyata, bukan hanya Lydia yang merasakan api cemburu di dalam hatinya. Zergo yang juga berada di sana pun nampak merasakan hal yang sama, dia sama sekali tidak menyangka kalau rasanya akan sesakit dan sepanas ini, melihat dan menyaksikan wanita yang selama ini dia puja bermesraan dengan laki-laki lain yang merupakan suaminya sendiri.
'Apa aku cemburu?' ( Batin Zergo, bertanya pada diri sendiri )
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
zergo itu msh istri orang...☺
2024-01-31
0
Arie Chrisdiana
sebenarnya sih td ndak usah bunyikan bel rmh langsung masuk aja mau lihat bgmn ekspresi kedua jalang itu
2023-10-12
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
uhuk ... Milan dan Zergo nonton live show 21+++ ...
2023-02-21
1