Zergo merasakan ada yang salah dengan dirinya, sesuatu kini terasa panas membakar hatinya bahkan terasa membakar seluruh organ di dalam tubuhnya.
Apakah dia sedang cemburu? sepertinya memang begitu, melihat Milan bermesraan seperti itu dengan suaminya benar-benar membuat hatinya terbakar rasa cemburu kini, dan rasa ini benar-benar menyiksa jiwa seorang Zergo.
Lydia yang juga berada di sana dan saat ini pun sedang merasakan hal yang sama nampak menatap wajah Zergo dengan perasaan heran, sepertinya wanita itu dapat menebak bahwa Zergo pun sedang dalam keadaan cemburu.
''Kamu siapa? apa kamu selingannya Milan?'' tanya Lydia menatap Zergo dari ujung rambut sampai ujung kaki.
''Heuh ... Apa? ha ... ha ... ha ...! apa maksud pertanyaan kamu itu, hah ...? Seharusnya saya yang bertanya sama anda, sedang apa anda berduaan sama suami orang ? jangan-jangan kalian--'' jawab Zergo tidak meneruskan ucapannya.
Wajah Lydia memerah seketika, dia sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan yang menohok seperti itu, kedua tangannya bahkan di kepalkan kini menghampiri Zergo yang saat ini berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.
''Apa maksud kamu? hah ...?'' teriak Lydia berteriak kencang.
''Kenapa kamu tiba-tiba marah kayak gini? apa ada yang salah dengan pertanyaan aku?''
''Apa kamu nuduh aku selingkuh dengan suami Milan?''
''Apa kamu yakin itu hanya sebuah tuduhan?''
''Apa maksud kamu?''
''Akh, sudahlah. Aku lagi gak mood meladeni wanita gak jelas kayak kamu,'' jawab Zergo berjalan keluar dari dalam rumah.
Lydia benar-benar di buat kesal, selain kesal karena Caviar bermesraan dengan Istrinya di depan matanya dan tidak memikirkan perasaannya, dia pun semakin dibuat kesal dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal itu, dan Lydia pun sangat yakin bahwa, Milan memiliki hubungan khusus dengan laki-laki yang masih belum dia ketahui namanya tersebut.
'Kurang ajar, kenapa dia mesti balik lagi si? kenapa Milan gak mati aja sekalian,' ( Batin Lydia merasa kesal )
♥️♥️
Sementara itu di dalam kamar, Caviar yang belum sempat menyalurkan hasratnya kepada Lydia, kini hendak melampiaskannya kepada sang istri.
''Kemana aja kamu selama satu minggu ini? apa kamu tau aku sangat merindukanmu, sayang?'' tanya Caviar memeluk erat tubuh Milan sang istri.
'Dasar pembohong, bukannya kamu senang kalau kamu gak ada? kamu bisa bebas bermain dengan Lydia, dasar munafik,' ( Batin Milan )
''Ko diam aja? apa jangan-jangan kamu pergi sama laki-laki tadi?''
''Hah ... Apa? ha ... ha ... ha ... Justru dia yang udah nolongin aku. Beberapa hari yang lalu aku habis di rampok, mobil, bahkan ponsel aku raib di bawa perampok sialan itu,'' jawab Milan mengurai pelukan merasa risih sebenarnya.
''Hmm ... Apa kamu baik-baik saja? perampok itu gak ngelukai kamu 'kan?''
'Heuh, dasar sok perhatian, bukannya kamu senang kalau aku mati di tangan perampok itu?' ( Batin Milan )
''Nggak, ko. Aku gak terluka sama sekali, hanya saja, mobil kesayangan aku hilang entah kemana,'' jawab Milan dengan suara manja.
''Hmm ... Kalau itu, kamu gak usah khawatir, besok kita beli yang baru, kamu bebas milih mobil manapun yang kamu mau. Bahkan, jika kamu pengen mobil keluaran terbaru pun bakal aku beliin, gak usah sedih lagi ya, sayang.''
'Dasar so perhatian, aku muak mendengar semua yang kamu katakan, Caviar pengkhianatan,' ( Batin Milan )
Caviar mulai mendaratkan bibirnya di tengkuk Milan, menyisir setiap inci kulit mulusnya membuat hembusan napasnya terdengar menggebu di telinga Milan dan terdengar begitu memuakkan.
Perlahan, Caviar pun mulai turun menjamah gunungan kembar yang kini terlihat menggantung indah dan begitu menggoda menyilaukan mata.
Posisi mereka yang memang masih dalam keadaan berdiri membuat Caviar kini harus menundukkan kepalanya agar kepalanya bisa tepat berada di sana, di benda kenyal yang membuatnya merasa melayang dan terasa ingin terus menghisapnya tiada henti.
Sebenarnya, Milan merasa risi dengan apa yang sedang dilakukan oleh suaminya ini, hasr*tnya yang selama ini selalu membuatnya melayang setiap kali suaminya menjamah tubuhnya seolah hilang kini, hambar dan jengah, itulah yang dia rasakan saat suaminya mulai menghisap gunungan kembar miliknya tiada henti seperti bayi kecil yang benar-benar sedang kehausan.
''Cukup, aku mau mandi dulu,'' ucap Milan menepis wajah suaminya pelan.
''Kenapa, sayang. Apa kamu gak merindukan aku sama sekali?'' Caviar, melepaskan tautan bibirnya lalu mendongakkan kepalanya menatap wajah Milan.
''Hmm ... Bukan gitu, aku hanya gak enak aja, sudah dua hari ini aku gak mandi, aku mandi dulu ya.''
''Oke, aku tunggu di sini, sayang. Aku benar-benar merindukan goyangan maut kamu di atas ranjang.''
'Dasar pembohong, laki-laki munafik,' (Batin Milan)
Milan pun benar-benar melepaskan lingkaran tangannya yang semula dilingkarkan sempurna di pinggang suaminya, dia pun berjalan menuju kamar mandi dengan perasaan kesal.
Ingin rasanya dia berteriak memaki suaminya, ingin rasanya dia menghantam wajah suaminya itu dengan kepalan tangan yang saat ini mulai terasa gatal, ingin rasanya dia menendang suaminya dari rumah besar yang sebenarnya miliknya itu.
Akan tetapi, Milan menahan semua itu, menahannya sebisa mungkin, sampai tiba waktunya nanti, waktu dimana dia akan membuat laki-laki bernama Caviar Klan itu berlutut meminta mohon padanya untuk tidak di tinggalkan.
Waktu dimana dia akan melihat laki-laki bernama Caviar Klan yang telah lima tahun menikahinya itu tersungkur di dalam gumangan lumpur dan kekayaan yang dia punya hilang tidak berbekas, baru saat itulah, dia akan benar-benar menumpahkan kekecewaan yang selama ini dia dapatkan.
''Jangan lama-lama ya, sayang. Aku benar-benar sudah gak tahan,'' teriak Caviar, sesaat sebelum Milan membuka pintu kamar mandi.
''Hmm ...'' Milan hanya bergumam seraya menatap tajam wajah suaminya yang terlihat begitu menyebalkan.
'Aku benci kamu Caviar, aku benci,' ( Batin Milan ).
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
mandi nya yg lama, Mil ....
biarin aja itu Caviar cenat cenut minta jatah ....
jangan mau una inu sama dia ... jijay bajay banget bekas celup celup si Lidya .. 🤮
2023-02-21
1
Dara Muhtar
Tinggalkan Caviar Milan biar dia hidup melarat sama Lydia
2022-10-19
0
Widi Widurai
diam diam porotin aja smua harta dia. abis itu buang caviar
2022-10-01
1