Milan tersenyum menyeringai, matanya nampak menatap wajah Caviar sang suami yang kini sedang meneguk habis satu gelas anggur sekaligus, sampai gelas kaca tersebut kosong tak bersisa.
Glegek ... Glegek ... Glegek ....
Suara anggur yang melintasi tenggorokan Caviar bahkan terdengar nyaring seolah benar-benar menikmati segelas anggur yang sebenarnya sudah dia campur dengan obat tidur.
''Waaaah ... Anggur ini benar-benar manis, apa karena kamu yang bawain, sayang.'' Ucap Caviar sesaat setelah dia meneguk anggur tersebut.
''Hmmm ... Mungkin karena tangan istrimu yang sempurna ini begitu lihai dalam menyenangkan suaminya,'' lirih Milan dengan nada suara manja.
''Baiklah, aku benar-benar udah gak sabar. Aku sudah menahannya selama beberapa hari ini, ha*rat di dalam jiwaku benar-benar menggelora, sayang.''
Seketika, Caviar meletakkan gelas kaca tersebut, tangannya beralih meraih tubuh sang istri yang terlihat begitu menggoda masih berbalut kimono handuk berwarna putih, dengan belahan dada yang sedikit terbuka.
Milan pun hanya bisa pasrah saat tubuhnya di bawa di dalam gendongan suaminya itu yang perlahan mulai masuk ke dalam kamar, berjalan mendekati ranjang dan setelah itu ....
Bruk ....
Tubuh kekar Caviar ambruk di atas ranjang, begitupun dengan tubuhnya yang saat ini masih berada di dalam gendongannya yang ikut terhempas dan berada tepat di bawah tubuh kokoh Caviar yang kini sudah tertidur lelap.
Setelah merasa yakin bahwa suaminya itu sudah benar-benar terlelap, Milan segera menepis tubuh Caviar kasar hingga tersungkur di atas kasur.
''Tidur yang nyenyak, sayang. Jangan pernah berharap kamu bakal mendapatkan goyangan maut yang biasa kamu terima dariku dulu. Cuih ... Aku gak Sudi melakukannya,'' lirih Milan menatap lekat wajah Caviar, laki-laki yang dahulu pernah dia cintai namun, berakhir membencinya sekarang.
Seketika, Milan segera melucuti pakaian milik Caviar, dari mulai kemeja berwarna putih yang dia kenakan, sampai celana hitam yang masih melingkar, bahkan Milan dengan sengaja membuka segitiga yang masih menutup senjata pusaka milik suaminya itu, hingga tubuh Caviar benar-benar polos seolah benar-benar habis bercinta.
''Andai saja kamu tidak mengkhianati aku, mungkin aku masih bisa memenuhi kewajiban aku sebagai seorang istri, tapi sekarang, aku sama sekali tak Sudi, melihatmu polos seperti ini pun sama sekali gak membangunkan gairah dalam diriku yang selama ini selalu tergiur dengan tubuh gagah mu ini,'' gumam Milan, menatap dari ujung kaki hingga ujung rambut tubuh Caviar dan perasaannya benar-benar hambar.
Setelah itu, dia pun menutup tubuh suaminya itu memakai selimut tebal dengan sedikit dihentakan, seolah merasa jijik dengan apa yang saat ini dilihatnya sekarang.
''Tidur yang nyenyak suamiku, tidur sampai pagi,'' gumamnya lagi sebelum akhirnya dia turun dari atas ranjang dan keluar dari dalam kamar.
♥️
Milan menatap sekeliling rumahnya, mencari sosok Zergo laki-laki yang akan menjadi bodyguardnya sekarang. Dia pun menyisir setiap sudut ruangan di dalam rumahnya namun, Zergo sama sekali tidak ada di dalam sana.
Akhirnya, dia pun memutuskan untuk keluar dari dalam rumah dan berharap laki-laki bernama Zergo tersebut ada di luar sana.
Ceklek ....
Pintu rumah pun di buka, Milan menyipitkan matanya mencari Zergo ditengah gelapnya malam yang kini semakin larut. Sampai akhirnya, dia pun tersenyum seketika, saat laki-laki yang dia cari berada di sana, duduk di tengah kegelapan di kursi taman.
Dengan masih mengenakan handuk kimono, Milan berjalan mendekat lalu duduk tepat di samping Zergo.
''Ngelamunin apa?'' tanya Milan sesaat setelah dia duduk dan Zergo seketika menoleh menatap wajah Milan.
''Udah ...?'' tanya Zergo datar memalingkan wajahnya.
''Udah apa?''
''Udah di gosokin punggungnya?''
''Apaan ... Nggak, siapa bilang aku mau di gosokin punggung sama dia, gak Sudi.''
''Heuh ... Bohong banget.''
''Hmm ... Jangan bilang kalau kamu cemburu?'' Milan menatap wajah Zergo yang saat ini terlihat begitu muram.
''Apa ...? ha ... ha ... ha ...! Nggak, siapa bilang saya cemburu? kalian suami-istri, apapun yang kalian berdua lakukan itu hak kalian,'' jawab Zergo merasa gugup sebenarnya.
''Bohong ... Dari mata kamu, terlihat jelas kalau kamu cemburu, Zergo.''
''Nggak, punya hak apa saya cemburu? Saya lelah, saya ingin beristirahat, tapi saya gak tau harus beristirahat dimana.''
''Hmm ... Kamu bisa tinggal di paviliun, dibelakang ada bangunan kosong yang jarang digunakan, udah lama kosong. Kamu bisa tinggal di sana.''
''Boleh juga, saya benar-benar lelah.''
''Ya udah, aku antar kamu ke sana,'' jawab Milan berdiri lalu berjalan dan diikuti oleh Zergo dari belakangnya.
Mata Zergo nampak menatap tubuh Milan yang masih mengenakan kimono dan seketika, otak me*umnya membayangkan sesuatu yang tersembunyi di dalam sana.
'Astaga, kenapa otak saya jadi mesuum kayak gini, ya Tuhan lindungilah hamba mu ini,' ( Batin Zergo )
Akhirnya, mereka pun sampai di depan paviliun, bangunan kecil yang terpisah dari rumah besar dan terletak di bagian paling belakang rumah tersebut.
Ceklek ....
Milan pun membuka pintu paviliun tersebut dan mempersilahkan Zergo masuk ke dalamnya.
''Kamu boleh tinggal di sini,'' ucap Milan menatap sekeliling ruangan yang terlihat bersih meski selalu dibiarkan kosong.
''Hmm ... Suami kamu gimana? apa dia akan mengijinkan saya tinggal di sini?'' tanya Zergo menatap sekeliling ruangan yang terlihat lengkap dengan perabotan.
''Dia jarang ke sini, lagian suami sialan aku itu selalu sibuk sama urusan pekerjaan dan tentu saja sibuk sama selingkuhannya itu, jadi, dia gak akan ada waktu buat datang ke sini.''
''Apa kamu baik-baik aja?''
''Siapa? aku ...?''
Zergo menganggukkan kepalanya.
''Aku baik-baik aja, sepertinya hatiku sudah mulai terbiasa dengan keadaan seperti ini, bahkan rasa cintaku sama suamiku seolah hilang sekarang, yang ada aku sangat membenci dia.''
''Syukurlah kalau kamu baik-baik aja, saya hanya khawatir kamu akan sangat terluka setelah melihat kejadian tadi,'' jawab Zergo berdiri tidak jauh dari tempat Milan berdiri sekarang.
''Kamu khawatir sama aku?''
''Kenapa? apa gak boleh saya khawatir sama kamu? apa kamu lupa, saya salah satu penggemar berat kamu, saya akan terluka jika melihat kamu terluka, dan saya pun akan merasakan sakit jika hatimu tersakiti,'' jawab Zergo menatap lekat wajah Milan seolah tanpa berkedip.
''Kamu yakin, merasa khawatir hanya karena kamu penggemar berat aku? gak ada yang lainnya?'' tanya Milan berjalan mendekati Zergo.
''Hmm ... Apa maksud kamu? uhuk ...'' Zergo salah tingkah seketika.
Perlahan, Milan pun semakin mendekati laki-laki yang sudah selama beberapa hari ini selalu menemaninya, memberinya kenyamanan dan tentu saja selalu senantiasa memberinya kekuatan, kuat dalam menghadapi perselingkuhan suaminya dan kuat dalam menjalani misinya dalam membalaskan dendam kepada dua orang yang telah mengkhianatinya itu.
Entah apa yang merasuki jiwa seorang Milannita, tiba-tiba saja dia meletakan kedua telapak tangannya di kedua sisi rahang Zergo lalu mendaratkan bibirnya di bibir laki-laki tersebut.
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ah Milaaaaannn ... sebetulnya gak suka siiiy Milan ciuman sama Zergo... tp ok lah ..
cukup itu aja ya Mil, jangan diterusin ..
kamu gak sama dgn pengkhianat2 itu ...
una inu nya nnti aja kalo udah halal ...
2023-02-22
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
langsung mati rasa ya Mil, secara liat langsung pengkhianatan itu di depan mata .. 🤮
2023-02-22
0
Tutik Yunia
jadinya sama-sama selingkuh
2022-12-12
0