Sementara itu jauh di kota sana, di sebuah kantor Agensi yang menaungi Milannita, Lydia sang Assisten nampak sedang kelabakan karena artis yang didampinginya sudah dua hari ini tidak ada kabar, bahkan ponselnya pun tidak aktif membuat Lydia merasa khawatir.
Hari ini seharusnya Milan syuting Iklan dan ada beberapa acara Televisi lainnya yang harus dia hadiri. Lydia nampak berjalan mondar-mandir dengan ponsel berada di dalam genggamannya.
Berkali-kali dia pun mencoba menghubungi nomor ponsel Milan namun, ponselnya masih saja dalam keadaan tidak aktif.
''Ya Tuhan si Milan kemana si? dia ko tiba-tiba ngilang gini? gak mungkin 'kan kalau dia ngilang gara-gara tau tentang hubungan aku sama Mas Caviar?'' gerutu Lydia menggigit ujung kuku jari jempolnya merasa cemas.
Tidak lama kemudian ponsel yang dia genggam pun tiba-tiba berdering membuat Lydia sontak mengangkat telpon tanpa menatap layarnya terlebih dahulu.
📞 ''Halo, Milan kamu dimana?'' tanya Lydia dengan nada suara khawatir.
📞 ''Halo, Lydia. Ini saya.''
📞 ''Mas Caviar?''
📞 ''Iya, ada apa? Apa istriku gak ada di sana?''
📞 ''Gak ada, Mas? apa dia masih di rumah? ada banyak jadwal yang harus dia hadiri hari ini, suruh dia ke sini sekarang juga.''
📞 ''Justru aku nelpon kamu karena mau nanyain dia.''
📞 ''Oh jadi gitu, Mas nelpon aku cuma mau nanyain dia? bukan nanyain aku, oke ...'' Lydia ketus.
📞 ''Bukan begitu, sayang. Masalahnya dari kemarin dia tidak pulang, Mas telpon juga nomor ponselnya gak aktif. Apa kamu benar-benar gak tau dia dimana?''
📞 ''Aku beneran gak tau dia ada dimana? apa jangan-jangan dia di culik, terus nanti di minta tebusan gitu?''
📞 ''Ha ... ha ... ha ... Jangan bercanda, sayang. Mana mungkin dia di culik, kamu ini ada-ada aja si.''
📞 ''Terus dia kemana? apa yang harus aku katakan sama stasiun Televisi, sama Produser Iklan juga. Kalau sampai dia menyalahi kontrak, kita harus bayar ganti rugi 10x lipat.''
📞 ''Kamu tenang, sayang. Kamu lupa aku siapa? aku adalah orang terkaya di negeri ini. Jangankan 10x lipat, 100x lipat pun aku sanggup bayar.''
📞 ''Ha ... ha ... ha ... Apa Mas mau bayar uang ganti rugi buat istri Mas tercinta itu, hah ...?''
📞 ''Kenapa, kamu cemburu?''
📞 ''Tentu aja, lagian kapan kamu akan ceraikan dia dan nikahi aku? aku sudah menunggu selama dua tahun bersembunyi di balik punggung istrimu itu supaya aku bisa selalu dekat dengan kamu, Mas.''
📞 ''Sabar, sayang. Sebentar lagi, aku hanya butuh dia sebentar lagi, setelah urusan aku selesai, aku janji akan segera menceraikan dia dan menikahi kamu, oke ...?''
📞 ''Baiklah, tapi ingat ya mas, aku gak mau menunggu lama lagi, dan kalau sampai kamu bohong, aku bakalan bongkar hubungan perselingkuhan kita ke awak media.'' Ancam Lydia penuh penekanan.
Caviar tidak menjawab dan langsung menutup telpon begitu saja, membuat Lydia merasa kesal.
''Dih, selalu seperti itu tiap kali aku minta dinikahi,'' gerutu Lydia menjatuhkan diri di atas kursi, lalu menyandarkan punggung dan kepalanya di sandaran kursi dengan kepala yang di angkat ke atas menatap langit-langit ruangan.
''Aku berharap kamu gak kembali lagi, Milan. Agar aku bisa memiliki suamimu seutuhnya,'' gumamnya lagi dengan tersenyum menyeringai.
♥️♥️
Sementara itu, Zergo nampak berjalan beriringan dengan Milan menuju perkebunan yang konon katanya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya, namun, nyatanya mereka sudah berjalan sekitar 30 menit tapi masih belum juga sampai, membuat Milan merasa kesal.
Belum lagi high heelsnya harus menginjak tanah merah dan membuat sepatu mahalnya itu benar-benar kotor penuh dengan tanah.
Entah sadar atau tidak, tangan kedua manusia yang berbeda profesi itu masih saja saling ditautkan kuat bahkan saling menggenggam satu sama lain, membuat Zergo tidak berhenti tersenyum karena tangan lembut dan lentik wanita yang sudah lama menjadi pujaan hatinya itu menggenggam telapak tangannya kuat.
''Duuuh ... Katanya gak jauh dari rumah kamu? bohong banget si,'' gerutu Milan dengan bibir yang dikerucutkan sedemikan rupa.
''Sebentar lagi kita sampai ko, tuh di depan,'' jawab Zergo menoleh menatap wajah Milan yang saat ini terlihat begitu masam.
''Kalau ini perkebunan punya siapa?'' Milan menatap sekeliling, tanah lapang yang dihiasi banyak tanaman buah-buahan.
''Ini punya orang.''
''Oh ...'' jawab Milan datar.
Tiba-tiba saja, high heels yang dikenakan oleh Milan amblas memasuki tanah merah yang basah membuat sepatunya itu masuk ke dalam tanah.
''Argh ... sepatu aku,'' ringis Milan menundukkan kepalanya.
''Astaga, Milan. Saya 'kan sudah bilang tadi, gak usah pake sepatu kayak gini, pake sandal jepit aja. Jadinya gini 'kan?'' ucap Zergo berjongkok menatap dan berusaha mengeluarkan sepatu mewah dan mahal itu dari dalam tanah.
''Ya aku gak biasa aja pake sandal jepit murah kayak gitu, lagian aku gak tau juga kalau tanahnya bakalan basah, becek kagak gini.''
''Dasar ngeyel, pengen rasanya saya jitak kepala kamu ini,'' Zergo tersenyum mengangkat kepalanya menatap wajah Milan.
''Ish ... Enak aja main jitak-jitak segala, emangnya kepala aku ini apaan.''
''Hmm ... Kayaknya kaki kamu meski dikeluarin dulu deh, gak bisa kalau kaki kamu ini masih ada di dalam sepatu.''
''Gak mau, nanti kaki aku kotor, kamu gak liat di sini tanah semua? becek lagi.''
''Nah 'kan ngeyel lagi, saya jitak beneran kamu.''
''Coba aja kalau berani, he ... he ... he ...''
''Milannita, artis ibu kota. Keluarin dulu kaki kamu ini, sepatunya gak bisa di tarik,'' Zergo dengan penuh penekanan, menatap sepatu yang semakin dalam memasuki tanah tersebut.
''Ish ... Ya udah iya-iya. Nih aku tarik,'' jawab Milan, mau tidak mau mengeluarkan kakinya dari dalam sepatu miliknya itu, dia berdiri dengan mengangkat satu kakinya kini.
Tidak membutuhkan waktu lama, sepatu itu pun akhirnya berhasil di angkat namun, hampir seluruh permukaan sepatu itu tertutup dengan tanah, dan pastinya sepatu mahal yang harganya selangit itu tidak dapat di pakai lagi.
''Tuh 'kan, sepatunya kotor? aduuuh ... gimana ini? aku gak mau jalan di tanah nyeker tanpa pakai alas kaki, ciuuuuuh ... Jijik ...,'' gerutu Milan mengernyitkan keningnya.
''Makannya jadi orang itu jangan ngeyel, jadi gini 'kan. Saya sudah bilang berkali-kali tapi, kamu gak denger.''
Milan terdiam tidak menjawab, wajahnya memerah karena yang dikatakan oleh pemuda bernama Zergo itu semuanya benar.
''Terus sekarang gimana? kita balik lagi aja,'' ucap Milan masih mengangkat satu kakinya.
''Hmm ... Tanggung kalau balik lagi, lihat tempatnya udah deket banget.''
''Terus ...?''
''Gini deh, kamu naik ke punggung saya.'' Zergo kembali berjongkok tepat di depan tubuh Milan.
''Apa ...? gak salah?''
''Itu juga kalau kamu mau, kalau nggak juga saya gak bakalan maksa, karena kamu emang keras kepala.''
Sejenak Milan menatap punggung yang sepertinya kokoh itu, lalu tidak lama kemudian dia pun naik ke atas punggung laki-laki yang memiliki senyuman manis dan wajah teduh itu, melingkarkan tangannya di leher Zergo, reflek Zergo pun meletakkan kedua tangannya di bawah pin*gul Milan, dan sedetik kemudian ...
''Siap ...?''
Milan menganggukkan kepalanya.
Zergo pun berdiri dan mulai berjalan pelan, menyusuri tanah merah dengan Milannita artis terkenal yang saat ini sedang dicari banyak orang di kota berada di atas punggungnya kini.
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
suami anak asisten biadap....
2024-01-31
0
Dara Muhtar
Dapat durian runtuh nihh si Zergo 🤣🤣
2022-10-19
0
Nurma sari Sari
kesenangan donk si zergo ngegendong artis idolanya, mudah2n si Milan aku sumpahin jatuh cinta sama si zergo...🤭
2022-10-03
1