Foto pernikahan yang pecah

Rose bermaksud untuk pergi ke kamar, tapi langkahnya terhenti saat Grace sudah ada di hadapannya.

"Minggir...!"

Grace menyunggingkan senyum. "Kau kenapa, apakah kau cemburu? Kau tahu apa yang terjadi di restoran tadi, Andra memakan makanan yang kubawa bahkan dia terlihat bahagia!" Tuturnya berbohong.

Rose menggelengkan kepalanya. "Kau pikir aku bodoh, aku mengenal suamiku! Dia tidak akan mungkin makan makanan yang kau bawa karena kau orang asing baginya." Jawabnya dengan santai.

Grace mengepalkan tangannya dan menatap rose dengan tajam. "Terserah...! Kau mau percaya atau tidak, tapi satu hal yang pasti sebentar lagi kita akan menjadi saudara."

Grace setelah mengatakan itu pun pergi masuk ke kamarnya. Rose teramat kesal, ingin rasanya dia menjambak rambut wanita yang sok cantik itu.

"Dia benar-benar keterlaluan, tapi apakah benar Andra memakan makanan yang di bawanya sampai habis!" Batinnya sambil tertegun.

Rose tak ingin ambil pusing, Ia pun masuk ke dalam kamarnya dan alangkah terkejutnya melihat bingkai foto pernikahannya yang berukuran besar sudah jatuh di lantai dan pecah.

Rose menghampiri dengan hati yang berdebar-debar. Pecahan kaca nampak berserakan di lantai dan Ia berjalan dengan hati-hati.

"Kenapa dengan foto pernikahan ini? Tidak mungkin, fotonya jatuh sendiri!" Tanyanya yang heran.

Rose mengambil foto pernikahan yang di tutupi pecahan kaca. Ia mengambil dengan hati-hati, tapi sayang tangannya tertusuk beling dan berdarah.

"Aw...!"

Rose seketika terdiam, melihat darah di jari tangannya. Ia mulai teringat, akan film sinetron yang selalu di tonton nya. Jika foto pernikahan jatuh, itu pertanda sang suami sedang selingkuh.

"Tidak mungkin Andra selingkuh, dia lelaki yang setia. Apalagi sekarang aku sudah memberikan apa yang dia mau!" Tuturnya yang tak percaya akan mitos.

...

Di tempat lain...

Andra dan Ayu nampak sedang duduk santai di sofa sambil bermesraan. Mereka bercanda sambil menonton film Drakor romantis sebagai pemanasan.

"Udah ah, aku sudah gak tahan!" Ucap Ayu Shita yang sudah nampak lemas menahan nafsunya.

Andra tersenyum dan mencium keningnya. "Sebentar lagi, ini kan masih siang! Masa kita melakukan di siang bolong seperti ini." Jawabnya.

"Andra, ayolah...!"

"Sabar sayang, sebentar lagi juga malam!"

Ayu Shita nampak kesal dan memonyongkan bibirnya. "Kenapa sih harus malam?" Tanyanya ketus.

"Ya harus malam lah jadi malam pertama. Kalau siang, tidak ada yang menyebutkan siang pertama!" Jawabnya dengan santai.

Ayu berdengus kesal dan Ia bangkit dari duduknya. "Kalau begitu, aku tidak mau dekat dulu sama kamu!"

"Loh kok gitu?"

"Kamu tahu aku sangat menderita, setiap aku dekat dengan mu bagian bawahku terus bergedut dan itu membuatku lemas!" Jawabnya dengan nada di tekan.

Andra tersenyum melihat wanita yang ada di hadapannya terlihat sudah tidak tahan. Tak lama, handphone Andra berdering di meja. Ayu Shita yang melihat semua itu langsung berlari dan merampas handphonenya.

"Ayu, itu handphone ku!"

"Iya aku tahu, tapi aku tidak ingin kejadian dulu terulang lagi. Kita sudah pemanasan, tapi istri mu menelpon dan semuanya menjadi gagal." Jawabnya dengan kesal.

Ayu Shita menatap handphone Andra dan benar saja yang telpon itu adalah istrinya. Andra bangkit dan menghampiri.

"Kamu jangan seperti ini, aku tidak ingin Rose curiga!"

"Tapi...!" Ucap Ayu terhenti, saat jari telunjuk Andra mendarat di bibirnya.

"Sssttt, aku janji tidak akan gagal lagi!" Jawabnya sambil meraih handphone dan mengangkatnya.

"Halo sayang!"

"Mas, kamu dimana? Apakah kamu sudah makan?"

"Belum, aku belum sempat! Aku masih meeting dan membicarakan tentang dekor restoran terbaru!"

"Oh, tapi bukannya Grace membawa makanan!"

"Aku tidak memakannya, bahkan dia marah dan membanting rantang yang di bawanya karena Mama menyuruhnya untuk pulang!"

"Oh begitu, yah sudah kamu jangan lupa makan yah dan ingat pulangnya jangan terlalu malam!"

"Iya sayang, tapi aku tidak janji yah! Karena aku ingin menuntaskan pekerjaanku dulu, agar restoran itu bisa segera di buka!"

"Oke, tapi ingat harus pulang!" Jawabnya sambil menutup telponnya.

Andra pun terdiam dan Grace segera memeluknya dari belakang.

"Kamu sudah janji, aku tidak ingin kamu mengingkarinya!" Ancamnya.

"Iya, tapi setelah selesai aku harus pulang!"

Ayu Shita membalikkan tubuh Andra dan mereka saling berhadapan. Ia menatap wajahnya dan ada rasa tidak ingin jika lelaki itu pergi.

"Apakah kamu yakin, nanti malam akan pulang? Lalu bagaimana dengan diriku, apakah kamu tega meninggalkan aku sendiri?" Jawabnya dengan cemberut.

"Tega atau tidak, tapi aku tetap harus pulang. Mau gimana lagi, namanya hubungan tersembunyi!"

Ayu Shita membuang nafas dengan kasar, Ia langsung memeluk tubuh kekar lelaki yang ada di hadapannya.

"Andra, entah kenapa hatiku sudah jatuh untukmu! Aku tidak peduli, jika kamu adalah suami wanita lain."

"Iya, aku juga begitu! Waktu pertama kali bertemu, aku sudah kagum dan jatuh cinta padamu!"

Ayu Shita yang mendengar Jawaban seperti itu langsung tersenyum dan bahagia.

"Ya sudah, kalau begitu aku percaya! Aku rela, menjalani hubungan ini meskipun diam-diam!"

Akhirnya mereka terlihat akur kembali, Ayu Shita pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai dia keluar dengan hanya menggunakan sehelai handuk yang menutupi sebagian tubuhnya.

"Sayang, aku lapar...!"

"Iya, kita makan dulu, tapi tunggu buka dong handuknya aku ingin melihat tubuhmu yang sedang berdiri tanpa Bu*ana." Pintanya dengan tatapan mesum.

Ayu Shita seketika tersenyum dengan pipi terlihat merah, akhirnya Ia menghampiri Andra dan membuka handuk yang menutupi tubuhnya.

"Apakah ini sudah cukup?" Tanyanya sambil berdiri di hadapan Andra.

Andra tersenyum dan menatap wanita yang sedang berdiri di hadapannya tanpa Bu*ana. Ia mengelus rambut yang ada di bagian bawahnya.

"Bulunya masih belum panjang. Apakah kamu suka mencukurnya?" Tanyanya.

Ayu Shita yang merasakan elusan lembut dari tangan kekar itu nampak terangsang. Ia langsung menjatuhkan tubuhnya ke tubuh Andra.

"Kau terus menggodaku, aku benar-benar sudah tidak tahan!" Ucapnya dengan nafas yang terengah-engah.

Andra tersenyum dan Ia menempelkan bibirnya di bibir Ayu dan menciumnya dengan lembut. Ayu yang sudah terangsang, langsung melayaninya dengan lahap dan Ia sesekali menggigit lidah Andra yang menyusuri mulutnya.

"Aw sakit...!" Pekik Andra sambil melepaskan ciumannya.

"Lagian, kau terus menggodaku! Aku sudah tidak tahan!" Gerutunya kesal.

"Ya sudah, Ayo cepat pakai pakaian mu! Aku sudah lapar," titahnya.

Ayu Shita berdengus kesal dan bangkit dari tubuh Andra. Ia melangkah kan kakinya dengan lemas dan mengambil pakaian yang ada di lemari.

Ayu Shita mengenakan pakaiannya dan tak lupa Ia menyisir rambut sambil menambahkan riasan tipis di wajahnya.

"Ayo kita pergi!" Ajaknya ketus.

Andra bangkit dari duduknya. "Kok kamu ngambek sih!" Jawab Andra yang menatap Ayu Shita cemberut.

"Enggak!"

Andra meraih tangan Ayu Shita dan menggenggam nya dengan erat.

"Aku janji, malam ini kamu akan terpuaskan!"

Ayu Shita yang cemberut langsung tersenyum mendengar jawaban itu. Ia dengan bersemangat langsung menggandeng tangan Andra.

"Iya ayo kita makan! Kita kumpulkan dulu kekuatan untuk pertempuran malam ini!"

Andra tersenyum mendengar Ayu shita yang berkata seperti itu. Mereka akhirnya pergi dan mencari restoran yang tak jauh dari hotel.

*

*

*

Setelah sepuluh menit melajukan mobilnya. Andra memarkirkan mobil dan mereka pun turun dari mobil. Keduanya berjalan masuk ke dalam restoran sambil bergandengan tangan seperti sepasang pengantin baru.

Andra mencari tempat duduk dan ia menemukan tempat yang cocok yang sepi tanpa ada orang berlalu lalang yaitu di pojok restoran. Setelah mereka duduk, Andra memanggil pelayan dan memesan beberapa makanan yang mereka sukai.

Sambil menunggu pesanannya tiba, keduanya nampak berbincang kecil dan Andra terus menggenggam tangannya tanpa melepaskan sedari tadi.

"Andra..! Apakah mungkin suatu hari nanti kita akan bisa bersama menjadi suami istri yang sah?" Tanyanya dengan tatapan penuh harapan.

Andra yang mendengar pertanyaan tersebut seketika terdiam. Ia tidak yakin hubungannya akan melaju ke arah serius, karena dirinya punya Rose sebagai istri.

"Andra, jawab dong!" Rengeknya.

"Emm, aku tidak tahu!"

"Loh, kok jawabnya gitu?" Tanyanya dengan cemberut.

Andra yang melihat Ayu Shita ngambek, mencoba untuk merayu dan menenangkan.

"Aku juga belum tahu, tapi yang pasti kita jalani saja hubungan ini!" Jawabnya sambil tersenyum.

Ayu Shita hanya mengangguk kecil dan akhirnya pesanan mereka pun tiba. Pelayan itu langsung menata makanannya di meja sambil sesekali curi-curi pandang ke arah Ayu.

"Mas, fokus saja ke makanannya! Jangan fokus ke wajah saya!" Ucap Ayu ketus.

"Mm..maaf mbak! Habisnya wajah Mbak cantik banget dan setiap saya memandang terasa sejuk di mata." Tuturnya tanpa mempedulikan Andra.

Andra nampak kesal, mendengar wanita nya di goda di depan matanya.

"Hem...!" Ucapnya memberi isyarat.

Pelayan itu pun langsung menoleh dan menatap Andra dengan ketakutan.

"Maaf pak, saya khilaf! Anda beruntung mendapatkan istri seperti mbak ini!" Tuturnya memuji dan Ia pun segera pergi.

Ayu Shita nampak bahagia, melihat lelakinya cemburu dan menatapnya kesal. Ia hanya tersenyum dan segera menyantap makanan yang sudah ada di meja.

"Em, makanannya lezat banget!" Ucapnya sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Aku malas makan!"

Ayu Shita mengerutkan keningnya dan menatap heran. "Loh, katanya lapar!"

"Aku sudah kenyang, makan hati!" Ucapnya ketus.

Ayu Shita yang mendengar jawaban tersebut, seketika tertawa terbahak-bahak. Andra yang melihatnya nampak heran dan kesal.

"Kok malah ketawa?"

"Habis.. habisnya, pacarku lucu banget kalau cemburu!"

Andra semakin kesal dan Ayu Shita menghentikan tawanya. Ia menggenggam tangan Andra dan menatapnya penuh cinta.

"Kau tenang saja, hanya satu lelaki yang ada di hatiku yaitu dirimu!"

"Iya aku tahu, tapi kenapa kamu terlihat bahagia saat pelayan itu menggoda mu?" Tanyanya yang masih kesal.

Ayu tersenyum. "Itu karena aku ingin melihat kamu cemburu atau tidak. Kalau cemburu, itu artinya kau benar-benar mencintaiku." Jawabnya dengan meyakinkan.

Andra akhirnya tersenyum kembali dan mencium tangan Ayu dengan lembut.

"Lain kali, kau jangan seperti ini lagi! Sudah ku katakan, aku sangat mencintaimu dan aku tidak ingin kau dekat dengan lelaki lain. Hanya aku yang boleh menatap wajah mu dan hanya aku yang boleh gombal kepada mu!" Jawabnya yang terkesan posesif.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!